Prinsip – prinsip Polisi Masyarakat
21
g Personalisasi: pendekatan polri yang lebih mengutamakan hubungan pribadi
langsung daripada hubungan formalbirokrasi yang umumnya lebih kaku, demi
menciptakan tata
hubungan yang
erat dengan
warga masyarakatkomunitas;
h Desentralisasi: penerapan polmas masyarakat adanya desentralisasi
kewenangan kepada anggota polisi di tingkat lokal untuk menegakkan hukum dan memecahkan masalah;
i Otomisasi: pemberian kewenangan atau keluasaan kepada kesatuan
kewilayahan untuk mengelola Polmas di wilayahnya; j
Proaktif: segala bentuk kegiatan pemberian layanan polisi kepada masyarakat atas inisiatif polisi dengan atau tanpa ada laporanpermintaan bantuan dari
masyarakat berkaitan dengan penyelenggaraan keamanan, ketertiban dan pengakan hukum;
k Orientasi Pada Pemecahan Masalah: polisi bersama-sama dengan warga
masyarakatkomunitas melakukan identifikasi dan menganalisa masalah, menetapkan prioritas dan respons terhadap sumberakar masalah;
l Orientasi Pada Pelayanan: bahwa pelaksanaan tugas Polmas lebih
mengutamakan pelayanan polisi kepada masyarakat berdasarkan pemahaman bahwa pelayanan adalah hak masyarakat yang harus diilaksanakan oleh
anggota polisi sebagai kewajibannya
21
.
21
Sutanto dkk. Op.cit. Hlm 42
22
Menurut Trojanowicz dan Bucqueroux komponen-komponen Polmas adalah :
22
1 Filosofi
Filosofi didasarkan pada keyakinan bahwa tantangan-tantangan masa kini kontemporer yang dihadapi menuntut polisi untuk memberikan
pelayanan secra penuh-proaktif meupun reaktif-dengan cara melibatkan masyarakat secara langsung sebagai mitra dalam proses identifikasi,
memnentukan skala prioritas, dan memecahkan masalah, termasuk isu-isu kejahatan, ketakutan akan adanya kejahatan, perdagangan narkoba, dari
berbagai masalah yang dihadapi warga setempat. Polmas adalah sebuah filosofi way of thingking dari organisasi dari setiap polisi, sekaligus
strategi organisasi kepolisian the way to carry out the philosophy.
2 Personalisasi
Polisi dituntut untuk menempatkan satu atau lebih anggota pada setiap lingkungan warga komunitas sesuai kebutuhan. Penempatan atau
penugasan anggota polisi akan menghilangkan rasa asing dan lebih mendekatkan warga yang dilayaninya. Hubungan antara warga dan
petugas Polmas akan sedemikian dekat, saling mengenal, dan sangat akrab. Prinsip ini menggambarkan komitmen Polmas untuk memberikan
personalisasi pelayanan kepolisian kepada warga. Intensitas dan jenis pelayanan ditentukan oleh kebutuhan dan keadaan nyata warga. Polisi
harus memperlakukan warga sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
22
Ronny Lihawa dkk, Wajah Pemolisian Masyarakat, Kompolnas, Jakarta, 2009. Hlm 51
23
3 Permanensi
Permanensi adalah penempatan anggota polisi sebagai petugas Polmas secara tetap dan dalam waktu yang cukup lama di suatu komunitas atau
wilayah tertentu. Dengan demikian mereka memiliki waktu dan kesmpatan yang cukup untuk secara berkelanjutan membangun kepercayaan sebagai
prasyarat terjalinnya kemitraan dengan warga
23
. Dalam Polmas, komunikasi secara berkelanjutan dalam waktu yang lama
akan meningkatkan saling percaya antara warga dengan polisi. Penempatan secara permanen untuk jangka waktu yang lama di suatu
daerah sangat menentukan keberhasilan seorang petugas polmas dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
4 Pemolisian
Petugas polmas tetap melakukan dan memfokuskan kegiatannya pada penegakan hukum, menerima laporan kejadian, menjawab panggilan baik
langsung maupun melalui telepon dari masyarakat dengan mendatangi TKP, dan melakukan penangkapan seperti halnya anggota polisi biasa.
Selain itu, mereka juga harus mengedepankan upaya kemitraan dan kegiatan pemecahan masalah secara proaktifpreventif.
5 Patroli
Salah satu kegiatan utama petugas polmas adalah patroli dialogis dilingkungan mereka. patroli jauh lebih baik jika dilakukan dengan
23
Ibid. Hlm 51
24
berjalan kaki, bersepeda, motor, atau bahan kuda untuk daerah tertentu. Tujuannya adalah untuk membebaskan para petugas dari kungkungan
mobil patroli yang bergerak cepat, sehingga memungkinkan terciptanya kontak langsung yang lebih luas dengan lingkunagn sekitar
24
.
6 Lokasi
Daerah tugas kepolisian seluas apapun dibagi ke dalam daerah-daerah yang lebih kecil dengan batas yang jelas dan merupakan yuridiksi petugas
polmas. Petugas polisi seringkali melibatkan penydik polmas menganut kebijakan desentralisasi, sehingga para petugas p
olmas merasa “memiliki daerah lingk
ungan sendiri”.Dengan demikian polmas melibatkan struktur yang memungkinkan petugas polisi berada di tengah-tengah masyarakat.
7 Proaktif
Sebagai bagian dari pemberian jasa pelayanan polisi secara penuh, polmas menyeimbangkan antara reaksi cepat terhadap kejadian kejahatan dan
situasi darurat dengan upaya proaktif dalam bentuh pemecahan masalah, atau mencegah agar situasi tidak menjadi semakin buruk sehingga
meredam potensi terjadinya tindak kejahatan.
8 Kemitraan
Komponen ini mendukung pengembangan kemitraan yang sejajar antara polisi dengan berbagai kelompok yang ada untuk bekerjasama dan
membangun konsensus dalam memecahkan suatu masalah. Polmas mendorong kemitraan baru antara masyarakat dengan polisi didasarkan
24
Ibid. Hlm 52
25
pada prinsip saling menghargai, sopan-santun, persamaan, ketulusan, kesetaraan dan memberi dukungan yang saling menguntungkan. Sebelum
kemitraan dapat dicapai, terlebih dahulu perlu dibangun saling percaya trust antara warga dengan polisi.
25
9 Pemecahan Masalah
Polmas mendefinisikan kembali misi polisi agar lebih terarah pada pembangunan masyarakat dan pemecahan masalah. Pemecahan masalah
adalah suatu proses untuk mengidentifikasi dan menetapkan, melalui kerjasama, masalah warga secara spesifik beserta faktor-faktor
penyebabnya. Dengan demikian, kesuksesan atau kegagalan dapat dilihat dari hasil-hasil kualitatif, yakni jumlah kasus yang ditangani. Kedua
ukuran tersebut sama-sama diperlukan, namun penekanannya lebih pada hasil kualitatif daripada kuantitatif.
Dasar Hukum Polmas : a
UUD 1945 Pasal 27 menjelaskan bahwa :
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.” Kemudian ada perubahan kedua UUD 19945 Bab XII Pasal 30 dijelaskan
pula : 1
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha keamanan negara
25
Ibid. Hlm 52
26
2 Usaha keamanan negara dilaksanakan melalui sistem keamanan rakyat
semesta oleh Kepolisian Negara Republik indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
b TAP MPR
1 TAP MPR No. VI2000, Memisahkan Lembaga TNI dan Lembaga polri
2 TAP MPR No. VIIMPR2000, Memisahkan peran pertahanan Keamanan :
keamanan menjadi Peran Tentara Nasional Indonesia c
KUHAP Dalam UU No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara pidana pada pasal 108
dijelaskan sebagai berikut : 1
Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk
mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyidik lisan maupun tulisan.
2 Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan
tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum terhadap jiwa, terhadap hak milik, wajib seketika itu juga melaporkan hal
tersebut kepada penyelidik atau penyidik. 3
Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak
pidana wajib serta melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik.
26
26
Sutanto, Op.cit, hlm 117
27
Selanjutnya pada Pasal 111 ayat 1 dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, berkaitan dengean partisipasi dengan partisipasi masyarakat dalam
menjaga keamanan dan ketertiban dinyatakan sebagai berikut : “Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang yang
mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang bukti
kepada penyelidik atau penyidik”.
d UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri
Pertimbangan huruf c menyatakan : “Pemeliharaan kemanan dalam negri dilakukan oleh polri selaku alat negara
yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. : Pasal 14 ayat 1 huruf c, dinyatakan sebagai berikut :
“Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, kepolisian negar
a Republik Indonesia bertugas : “Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaan hukum masyarakat serta
ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang- undangan.
”
e UU otonomi daerah
Dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah pada bagian kelima mengenai kewajiban kepala daerah, pasal 43 hutuf d dan f
dijelaskan bahwa :
28
“Kepala daerah mempunyai kewajiban huruf d menegakan seluruh peraturan perundang-undangan dan huruf f memelihara ketentraman dan
ketertiban masyarakat.” f
Skep Kapolri 1.
Skep Kapolri No. Pol : Skep737X2005 Dalam kebijakan dan Strategi kapolri Tentang penerapan model polmas
Dalam Penyelanggaraan tugas sesuai Skep Kapolri No.Pol : Skep737X2005 tanggal 13 Oktober 2005 bidang operasional, kebijakan
yang diganti meliputi : 1.1
Penerapan Polas sebagai suatu strategi diimplementasiakan hanya pada tataran lokal di mana model perpolisian
dioperasionalkan. 1.2
Penerapan Polmas sebagai suatu falsafah diimplementasiakan dalam pelaksanaan tugas masing-masing satuan fungsi
operasional polri termasuk tampilan setiap personel Polri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
2. Skep kapolri No. Pol : Skep 431VII2006
Skep kapolri No. Pol : Skep431VIII2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang Pedoman Pembinaan Personel pengembangan Fungsi polmas ini
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembinaan karier pengembang fungsi Polmas, sehingga dapat terwujud suatu keseragaman
dalam penyelenggaraan pembinaan karier di serluruh jajaran Polri secara konsisten dan berkesinambungan.
29
Tujuan pembinaan personil pengemban fungsi Polmas adalah mempersiapkan dan mengembangkan kemampuan personel polri,
sehigga mampu secara optimal mengemban tugas yang dibebankan kepadanya, terutama sebagai alat negara penegak hukum, peingdung,
pengayom, dan pelayan masyarakat serta menjadi kekuatan inti dalam Polmas di wilayah atau kawasannya.
Pembinaan ini mempunyai sasaran, yaitu : 1
Terwujudnya pengemban fungsi polmas yang memiliki kemauan dan kemampuan tugas yang didasarimental
kepribadian baik, disiplin dan bertaqwa kepada Tuhan YME. 2
Terwujudnya personel pengemban fungsi Polmas yang jujur, bertindak adil, dapat memberikan rasa aman serta mampu
mewujudkan kepastian hukum dalam masyarakat di lingkungannya.
3. Skep Kapolri No. Pol. : Skep433VII2006
Skep kapolri No. Pol. : Skep433VII2006 tanggal 1 Jui 2006 tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Polmas. Sebagai pedoman
umum dan peraturan dalam operasionalisasi polmas bagi : 1
Para pejabat Polri, Pemerintah daerahdesa, tokoh-tokoh masyarakat dalam proses pelaksanaan Polmas,
2 Petugas Polmas
3 Anggota forum kemitraan polisi-masyarakat.
30