1. Pengaruh likuiditas tahap persetujuan terhadap pendapatan asli
daerah tahap perencanaan
Pemberlakuan undang-undang mengenai otonomi daerah tentunya memiliki maksud yaitu agar terciptanya suatu kemandirian daerah. Kemandiriian daerah
yang dimaksud adalah seberapa besar tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam hal mendanai segala aktivitas di daerah otonom. Haryanto 2007
menyatakan bahwa filosofi otonomi daerah adalah mewujudkan kemandirian daerah di segala segi kehidupan yang diukur melalui pendapatan asli daerah
PAD. Harapannya adalah adanya otonomi daerah mampu melaksanakan semua urusan pemerintahan dan pembangunan dengan bertumpu pada pendapatan asli
daerah PAD masing-masing daerah. Namun pada kenyataannya bukan semakin mandiri pemerintah daerah melainkan semakin bergantung dengan pemerintah
pusat. Dimana pada setiap tahunnya pemerintah daerah menerima dana bantuan dari pemerintah pusat.
Dana perimbangan adalah salah satu penerimaanpendapatan transfer dari pemerintah pusat yang sangat diandalkan oleh pemerintah daerah. Tujuan
diberikannya dana perimbangan adalah untuk pemerataan keuangan daerah guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Adanya dana perimbangan
membantu keuangan pemerintah daerah dalam melaksanakan aktivitas rumah tangganya. Dimana pemerintah daerah yang masih belum dapat mengoptimalkan
potensi yang ada di daerahnya maka dalam melaksanakan aktivitas rumah tangganya sangat mengandalkan dana perimbangan yang diberikan pemerintah
pusat dan dapat mempergunakannya secara efektif dan efisien.
Hadi 2010 menyatakan kaitan logis likuiditas dan kemandirian daerah adalah terletak pada keadaan posisi kewajiban yang dimiliki pemerintah daerah
untuk membiayai semua urusan pemerintahan dan pembangunan pada suatu daerah. Indikator pendapatan asli daerah PAD menggunakan pengukuran rasio
kemandirian. Rasio ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Dimana untuk mengetahui tingkat kemandirian daerah dapat
dilihat dengan perbandingan pendapatan asli daerah PAD yang dimiliki oleh pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat atau daerah dan pinjaman.
Sumber dana eksternal yang dimaksud selain dana alokasi umum DAU adalah unsur pinjaman yang harus turut diperhitungkan selain utang
perhitungan fihak ketiga PFK dan utang pajak pusat sebab kedua jenis utang tersebut tidak
dimaksudkan untuk menambah sumber pendanaan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka secara logika terdapat hubungan likuiditas dan
kemandirian daerah, yakni semakin tinggi likuiditas berarti menaikkan tingkat kemandirian daerah sehingga semakin kecil unsur utang dan tidak terbebaninya
daerah dengan sumber dana eksternal dari pinjaman atau utang. H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah PAD
2. Pengaruh pendapatan asli daerah tahap perencanaan terhadap belanja