Penutur dan Mitra Tutur

2.2.5.1 Penutur dan Mitra Tutur

Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu di dalam proses komunikasi Leech dalam Rustono 1999:27. Mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam kawan penutur di dalam penuturan. Di dalam peristiwa tutur, peran penutur dan mitra tutur dilakukan silih berganti. Leech dalam Rustono, 1999:27-29 memaparkan aspek-aspek yang terkait dengan komponen penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial, ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat keakraban. a Usia Tuturan penutur yang berusia muda memiliki peluang berbeda dari tuturan kaum tua. Maksud tuturan penutur yang lebih tua lebih variatif daripada maksud tuturan penutur yang berusia muda. Daya tangkap penutur berusia muda juga berbeda dengan daya tangkap penutur berusia tua. b Latar Belakang Sosial Ekonomi Aspek sosial ekonomi juga banyak memberikan warna di dalam variasi maksud tuturan. Dengan taraf sosial ekonomi rendah bisa jadi tuturan lebih dekat dengan maksud makna secara eksplisit dinyatakan. Maksud tuturan berbeda dari makna tersuratnya sangat mungkin diekspresi oleh mereka yang berada pada taraf sosial ekonomi tinggi. c Jenis Kelamin Jenis kelamin juga menjadi aspek perbedaan di dalam hal pengungkapan maksud tuturan. Dasar pemikirannya adalah kenyataan bahwa kaum wanita banyak lebih tidak langsung di dalam menyampaikan suatu maksud daripada kaum laki-laki. d Tingkat Pendidikan Variasi tingkat pendidikan menyebabkan maksud tuturannya pun variatif. Siswa sekolah dasar cenderung mengungkapkan maksud seperti makna tersurat tuturannya. Siswa SLTP dan SLTA dapat mengungkapkan dan menangkap maksud yang berbeda dari makna eksplisit tuturan. Para sarjana dan cendikiawan amat mahir menyatakan maksud tertentu dengan tuturan yang berbeda-beda. e Tingkat Keakraban Keakraban adalah aspek pembeda lain berkenaan dengan penutur dan mitra tutur di dalam mengekspresikan maksud tuturan. Keakraban dapat menjadi sebab bagi pengungkapan maksud tuturan yang berbeda dari makna eksplisit tuturan.

2.2.5.2 Konteks Tuturan