Riwayat Kontak Status Gizi Status Imunisasi BCG

29 3. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah hunian dalam satu kamar tidak boleh lebih dari 3 orang. 4. Menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan di sekitar rumah. 5. Lantai disemen atau dipasang tegel atau keramik. 6. Bila batuk, mulut ditutup dengan sapu tangan. 7. Tidak meludah di sembarang tempat. 8. Menghindari polusi udara dalam rumah, seperti asap dapur dan asap rokok.

2.2.5 Riwayat Kontak

Menurut John Biddulph dan John Stace 1999:230, seorang anak yang menderita TB paru biasanya tidak menginfeksi anak lainnya. Hal ini karena basil TB biasanya tidak dapat keluar dari tubuh anak. Berbeda dengan seorang dewasa yang menderita TB paru. Penderita TB paru dewasa dapat menjadi berbahaya dan mudah menginfeksi anak-anak dengan membatukkan keluar sebagian lesi dalam paru-parunya. Hasil penelitian Tri Suwantatik 2001 dan Anita Setyawati 2006 menunjukkan bahwa riwayat kontak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian TB paru pada anak. Oleh karena itu, bila seseorang anak didiagnosis menderita TB paru harus dicari sumbernya dari sekeliling anak sendiri. Apabila telah diketahui atau ditemukan, sumber tersebut harus berobat dengan benar karena walau anak diobati jika sekelilingnya masih tetap ada sumber infeksi akan terjadi reinfeksi lagi pada anak sehingga pengobatan sukar dicapai.

2.2.6 Status Gizi

30 Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang akan berpengaruh terhadap kekuatan, daya tahan, dan respon imunologis terhadap penyakit dan keracunan. Status gizi didapat seseorang dari nutrien yang diberikan kepadanya. Status gizi sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, jika status gizi kurang atau buruk maka daya tahan tubuh akan lemah sehingga rentan terinfeksi penyakit Juli Soemirat, 2000: 68. Penyakit TB paru lebih sering menyerang anak yang kurang gizi karena penyakit TB paru dapat menyebabkan keadaan gizi anak memburuk. Infeksi TB paru menyebabkan kehilangan berat badan dan badan menjadi sangat kurus. Kekurangan makanan akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Dengan status gizi yang baik, maka akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit TB paru sehingga dapat membantu proses penyembuhan penyakit TB paru Misnadiarly, 2006:79.

2.2.7 Status Imunisasi BCG

Pemberian BCG dapat mengurangi morbiditas sampai 74 . Pemberian BCG dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil TB yang virulen. Imunitas timbul 6-8 minggu setelah pemberian BCG, tetapi imunisasi yang terjadi tidaklah lengkap sehingga masih mungkin terjadi infeksi meskipun biasanya tidak progresif dan menimbulkan komplikasi yang berat Ngastiyah, 1997:49. Menurut John Biddulph dan John Stace 1999:242, BCG tidak memberikan kekebalan sempurna pada anak terhadap TB paru, tetapi kekebalan 31 ini sangat berguna karena anak tidak mudah lagi terserang TB paru dibandingkan anak yang tidak mendapatkan imunisasi BCG. Hasil penelitian Anita Setyawati 2006 menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status imunisasi BCG dengan kejadian TB paru pada anak. Pemberian BCG dapat meningkatkan pertahanan tubuh terhadap TB paru samapai 80. Apabila pemberian BCG diberikan dengan baik pada anak, maka TB paru dapat dicegah John Crofton, 1999:14-15.

2.2.8 Daya Tahan Tubuh Anak