Penjarangan pada beberapa jenis tanaman hutan
168 Penanaman
jati dengan
sistem penjarangan
yang dilakukan
penjarangan I dan II sekaligus merupakan panen antara, atau panen yang dilakukan sebelum panen terakhir. Hal ini dapat terjadi pada jati,
karena pertumbuhannya yang cepat sehingga proses penjarangan dapat dimanfaatkan untuk meraih pemasukan. Penjarangan seperti ini
disebut sebagai penjarangan sistematis. Penjarangan yang dapat dilakukan untuk jati adalah membuang tegakan
yang mutunya kurang baik. Hal ini dimaksudkan, pohon yang dimatikan adalah pohon yang cacat atau sakit, pohon yang bentuk dan kualitasnya
kurang baik dan pohon kerdil. Contoh cacat pada pohon jati adalah bengkok, pangkal batang berlubang, luka terbakar, luka tebangan,
benjol, beralur atau bergerigi. Cara penjarangan hutan jati:
a Pada hutan jati monokultur seumur, penjarangan dilakukan setiap 3
- 5 tahun sampai pohon berumur 15 tahun. Penjarangan harus dilakukan lebih sering jika pohon yang ditebang di setiap kegiatan
penjarangan jumlahnya sedikit. b
Setelah berumur lebih dari 15 tahun, penjarangan dilakukan setiap 5 - 10 tahun.
c Pohon yang dijarangi ditebang adalah pohon yang memiliki ciri:
terserang penyakit, bentuk batangnya cacat atau tumbuh abnormal, pertumbuhannya lambat atau tertekan, dan pohon yang bernilai
rendah. d
Jumlah pohon yang ditinggalkan setelah penjarangan dapat didasarkan pada ukuran tinggi pohon yang dipengaruhi oleh umur
dan kesuburan tanah bonita seperti tercantum pada Tabel 17. e
Jika ditemukan jati dengan bentuk batang tidak bagus pada lahan yang kosong, maka pohon tersebut tidak perlu dijarangi agar pohon
169 jati tersebar merata. Pohon tersebut dapat juga ditebang kemudian
terubusannya dipelihara, Dengan cara ini menurut pengalaman petani di Gunungkidul dapat dihasilkan batang baru yang lebih lurus.
Tabel 17. Ketentuan pohon tertinggal pada penjarangan Jati Tinggi pohon
meter Jumlah pohon
tertinggal ha Umur
tahun Jarak tanam
meter 11,0-13,0
1.300-1.500 5-11
2,5-3 13,5-15,5
1.000-1.100 7-17
3 15,5-17,0
800-850 10-21
3,5 17,5-21,0
500-550 15-34
4-4,5
Keterangan = tergantung kondisi kesuburan tanah Sumber : Modifikasi table penjarangan Perum perhutani 2001
Hasil Penelitian
Pada Farmer
Demontration Trials FDT Kebun jati yang
tidak dijarangi
akan mengalamipeningkatan
keliling lilit
batang sebesar 9 Kebun jati yang dijarangi
dengan intensitas
40 akanmengalami peningkatan keliling lilit
batang sebesar 11. 2
Sengon Penjarangan dilakukan untuk memberikan
ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman
sengon berumur 2 dan 4 tahun. Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 , maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar,
sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya Gambar 78. Penjarangan Jati
Sumber : Google.com
170 dan penjarangan kedua sebesar 40 dari pohon yang ada 400
pohonha dan sisanya 600 pohon sengon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan
menebang pohon-
pohon Sengon atau Albizia menurut
sistem untu
walang gigi belakang yaitu: dengan menebang selang satu
pohon pada tiap barisan dan lajur
penanaman. Sesuai
dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan
yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman.
3 Suren
Penjarangan pada Suren ditujukan untuk mendapatkan pertumbuhan
optimal pada diameter batang, maka penjarangan dapat dilakukan apabila
tajuk pohon telah saling menekan, dengan membuang pohon yang
tertekan pertumbuhannya,
tajuk pohon batang yang bengkok dan
pohon terserang hamapenyakit dan dilakukan secara bertahap dengan intensitas penjarangan 25-30.
Gambar 79. Penjarangan Sengon
Sumber : Google.com
Gambar 80. Penjarangan Suren
Sumber: http:forestryinformation.files.
wordpress.com201106suren1.jpg
171 Penjarangan dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih
baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang tertekan terserang hama dan
penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan bergantung pada kerapatan
tegakan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan dari pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.
4 Pulai
Penjarangan dilakukan dengan tujuan
untuk menciptakan
ruang tumbuh yang optimal, sehingga pertumbuhan pohon-
pohon yang ditinggalkan dapat tumbuh secara optimal dengan
kualitas dan kuantitas produksi kayu yang dihasilkan selama
daur meningkat. Penjarangan dilakukan dengan membuang pohon-pohon yang tertekan,
jelek, terserang hama dan penyakit, atau batangnya bengkok, cabang banyak dan lain-lain yang mengganggu pohon di suatu tempat.
Penjarangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 5 tahun dan penjarangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 8 tahun.
5 Rasamala
Pohon Rasamala digunakan untuk reboisasi terutama di Jawa Barat danJawa Tengah. Biasanya ditanam pada jarak rapat, karena pohon
mudacenderung bercabang jika mendapat banyak sinar matahari. jarak tanam yangdigunakan biasa adalah 1 m x 3 m dan pada lereng curam
Gambar 81. Penjarangan Pulai
Sumber : Google.com
172 1 m x 2,5 m. Penanaman sering
dikombinasikan dengan petai cina Penjarangan tegakan dilakukan
setiap 5 tahun sekali dan rotasi tegakan sekitar 60-80 tahun.
6 Mindi
Penjarangan tegakan
Mindi dimaksudkan
untuk memberi
ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tegakan berikutnya sehingga
kualitas tegakan
dan volume
tegakan menjadi lebih meningkat. Pohon yang tertekan dan terserang hama maupun penyakit, batang
pokok bengkon, menggarpu termasuk pohon yang harus dimatikan pada
penjarangan. Waktu
penjarangan tegakan tergantung pada kerapatan tegakan kesuburan
tanah dan sifat pertumbuhan dari tegakan, tepatnya setelah tajuk
saling bersentuhan. Penjarangan tegakan pinus dapat
menggunakan berbagai
metode penjarangan sesuai dengan tujuan
penanaman, sistem penanaman, umur tegakan dan kondisi hutan.
Gambar 82. Penjarangan Rasamala
Gambar 83. Penjarangan Pinus
173