Bukit Barisan dan menjadi “source sediment” baru di bagian barat cekungan. Fasa tektonik kompresi ini sangat penting di dalam industri perminyakan,
karena struktur-struktur yang terbentuk pada perioda ini banyak menghasilkan struktur-struktur cebakan minyak bumi. Cebakan-cebakan yang terbentuk
bukan hanya terbatas pada sedimen-sedimen berumur Miosen Tengah dan Akhir, tetapi juga memperbesar cebakan-cebakan terdahulu Pre-Early
Miocene.
2.3 Stratigrafi Regional
Pada dasarnya stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan terdiri dari satu siklus
besar sedimentasi megacycle yang dimulai dari fase transgresi pada awal siklus dan fase regresi pada akhir siklusnya. Awalnya siklus ini dimulai dengan siklus
non-marine, yaitu proses diendapkannya Formasi Lahat pada Oligosen Awal dan setelah itu diikuti oleh Formasi Talangakar yang diendapkan diatasnya secara
tidak selaras. Fase transgresi ini terus berlangsung hingga Miosen Awal, dan berkembang Formasi Baturaja yang terdiri dari batuan karbonat yang diendapkan
pada lingkungan back reef, fore reef dan intertidal. Sedangkan untuk fase transgresi maksimum diendapkan Formasi Gumai bagian bawah yang terdiri dari
shale laut dalam secara selaras di atas Formasi Batu Raja. Fase regresi terjadi pada saat diendapkannya Formasi Gumai bagian atas dan diikuti oleh
pengendapan Formasi Air Benakat secara selaras yang didominasi oleh litologi batupasir pada lingkungan pantai dan delta. Pada Pliosen Awal, laut menjadi
semakin dangkal karena terdapat dataran delta dan non-marine yang terdiri dari
perselingan batupasir dan claystone dengan sisipan batubara. Pada saat Pliosen Awal menjadi waktu pembentukan dari Formasi Muara Enim yang berlangsung
sampai Pliosen Akhir yang terdapat pengendapan batuan konglomerat, batuapung dan lapisan batupasir tuffa. Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan diawali dengan
siklus pengendapan darat, kemudian berangsur menjadi pengendapan laut, dan kembali kepada pengendapan darat. Adapun stratigrafi regional Cekungan
Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Stratigrafi regional cekungan Sumatera Selatan Ryacudu, 2005
Susunan stratigrafi daerah penelitian dari batuan yang tua ke batuan yang lebih muda
keseluruhan formasi yang terendapkan pada cekugan Sumatera Selatan tidak hanya formasi yang ditembus oleh sumur-sumur pemboran.
dapat diuraikan, sebagai berikut Koesoemadinata, 1978:
1. Batuan dasar Basement
Batuan Pra-Tersier atau basement terdiri dari kompleks batuan Paleozoikum dan batuan Mesozoikum, batuan metamorf, batuan beku, dan batuan karbonat.
Batuan Paleozoikum akhir dan batuan Mesozoikum tersingkap dengan baik di Bukit Barisan, Pegunungan Tigapuluh dan Pegunungan Duabelas berupa
batuan karbonat berumur permian, granit dan filit. Batuan dasar yang tersingkap di Pegunungan Tigapuluh terdiri dari filit yang terlipat kuat
berwarna kecoklatan berumur permian. Lebih ke arah utara tersingkap granit yang telah mengalami pelapukan kuat. Warna pelapukan adalah merah dengan
butir-butir kuarsa terlepas akibat pelapukan tersebut. Kontak antara granit dan filit tidak teramati karena selain kontak tersebut tertutupi pelapukan yang kuat,
daerah ini juga tertutup hutan yang lebat. Umur granit adalah Jura. Hal ini berarti granit mengintrusi batuan filit.
2. Formasi Lahat LAF
Formasi Lahat diperkirakan berumur paleosen hingga oligosen awal Sardjito dkk, 1991. Formasi ini merupakan batuan sedimen pertama yang diendapkan
pada Cekungan Sumatera Selatan. Pembentukannya hanya terdapat pada bagian terdalam dari cekungan dan diendapkan secara tidak selaras.
Pengendapannya terdapat dalam lingkungan darataluvial-fluvial sampai dengan lacustrine. Fasies batupasir terdapat di bagian bawah, terdiri dari