Pengukuran ROM TUGAS KELOMPOK V

TUGAS KELOMPOK V 17, 18, 19 17. Tes dan Pengukuran Integritas dan mobilitas sendi Sumber : Joint Range of Motion and Muscle Length Testing oleh Nency Berryman Reese, PhD, PT dan William D. Bandy, PhD, PT, SCS, ATC Gerakan yang terjadi pada persendian tubuh manusia dapat terjadi pada permukaan sendi arthrokinematik dan pada tulang osteokinematik. Gerakan arthrokinematik dapat berupa slideglide geser, spin angular dan roll berputar. Dalam tubuh manusia, ketiga jenis gerakan arthrokinematik tersebut terjadi secara bersamaan dan menghasilkan suatu kombinasi gerak yang mempengaruhi gerakan osteokinematik

17.1 Pengukuran ROM

Pengukuran ROM : Serangkaian gerakan yang terjadi pada persendian dari awal sampai akhir gerakan. Prosedur Pengukuran ROM Sebelum melakukan pengukuran ROM seorang fisioterapis harus mengetahui beberapa hal penting pada setiap sendi dan gerakan, antara lain : 1. Rekomendasi posisi pengukuran 2. Posisi alternatif 3. Stabilisasi yang dibutuhkan 4. Struktur dan fungsi sendi 5. End feel normal 6. Anatomi tulang 7. Kesesuaian instrumen Selain mengetahui hal-hal di atas, fisioterapis juga harus terampil melakukan beberapa hal antara lain : 1. Posisi dan stabilisasi dengan tepat 2. Menggerakkan bagian tubuh dengan ROM yang tepat 3. Menentukan akhir ROM end feel 4. Palpasi pada bagian tulang secara tepat 5. Menyesuaikan instrumen pengukuran dengan tepat 6. Membaca instrumen pengukuran 7. Mencatat hasil pengukuran dengan tepat Range Of Motion ROM 1. Neck a. Fleksi neck = 0 - 45° goniometer pada acromial b. Extensi neck = 0 - 45° c. Lateral Flexi = 0 - 45° goniometer pada C7 d. Rotasi neck = 0 - 60° goniometer pada fontanela ubun-ubun

2. Shoulder

a. Fleksi = 0 – 90° murni – 0 – 180° full ROM gonio pada acromion b. Ekstensi = 0 – 60° c. Abduksi = 0 – 90° murni – 0 – 180° full ROM gonio pada ant sendi bahu d. Endorotasi = 0 – 70° e. Exorotasi = 0 – 90 o goniorheter pada epicondylus lateralis

3. Elbow

a. Fleksi = 0° – 135 160° goinometer pada epicondylus lateralis b. Ekstensi = 0 – 60°

4. Forearm

a. Supinasi = 0° – 90° goiniometer pada ujung jari-jari tangan b. Pronasi = 0° – 90°

5. Wrist

a. Dorsofleksi = 0 – 70° goinometer pada epicondylus ulnar b. Palmar fleksi = 0 – 80° c. Defisiasi ulnar = 0 – 30° d. Defisiasi radial = 0 – 20° goiniometer pada MCP 3

6. Thumb

a. Fleksi MCP = 0 – 90° b. Fleksi IP = 0 – 12° c. Ekst MCP = 0° – 20 30° d. Abd jari = 0 – 20° e. Add jari = 0 – 20° Gonio sisi latmadial sendi thumb

7. Hip

a. Fleksi = 0 – 120° Goniometer pada SIAS b. Ekstensi = 0 – 30° c. Abduksi = 0 – 45° Goniometer pada SIAS d. Adduksi = 0 – 25 o e. Endorotasi = 0 – 20° Goniometer pada calcaneus f. Exorotasi = 0 – 45°

8. Knee

a. Fleksi = 0 – 135° Goniometer pada epicondilus lateralis b. Ekstensi = 0 – 135°

9. Ankle

a. Dorso fleksi = 0 – 20° Goniometer pada calcaneus latteral b. Plantar flek = 0 – 50° c. Eversi = 0 – 15° Goniometer pada daerah plantar d. Inversi = 0 - 30°

10. Toes

a. Fleksi MCP = 0 – 30° b. Fleksi IP = 0 – 50 90° c. Ekst MCP = 0 – 80° d. Ekst IP = 0 - 80°

17.2 End feel a. Physiological Endfeel