Bahan Organik dan N-total

kesuburan. Hal ini disebabkan karena nilai KTK yang sangat rendah. Meskipun kejenuhan basa tinggi, basa-basa dalam tanah sesungguhnya sangat rendah.

4.2 Karakteristik Kimia Tanah Setelah Percobaan

Setelah tanaman pada petak-petak percobaan dipanen atau dipangkas pada umur 12 MST, biomassa yang dihasilkannya dibenamkan ke dalam tanah. Selanjutnya tanah yang sudah diperkaya ini diambil contohnya pada umur 18 MST, kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Kimia Tanah Sesudah Percobaan Sampel Kontrol 1 2 3 4 5 6 pH 6,36 6,36 6,33 6,30 6,58 6,48 6,37 C-organik 0,07a 0,07a 0,10ab 0,13abc 0,07a 0,17bc 0,20c N-total 0,006bc 0,003a 0,004ab 0,006abc 0,004ab 0,008c 0,005ab CN ratio 11,67 23,33 25,00 21,67 17,50 21,25 40,00 KTKme100gr 0,96 2,88 2,88 3,13 3,13 3,13 3,13 K me100gr 0,11 0,09 0,10 0,10 0,10 0,11 0,09 Na me100gr 0,61c 0,19ab 0,13a 0,16ab 0,17ab 0,20ab 0,36b Ca me100gr 0,05a 0,06a 0,06a 0,06a 0,05a 0,13b 0,07a Mg me100gr 0,04ab 0,04a 0,04a 0,05ab 0,04ab 0,07c 0,05b KB 84,48 12,98 12,00 11,65 11,65 16,05 18,45 Fe ppm 23,5bc 22,8abc 23,9bc 18,6ab 25,3c 16,9a 21,9abc Mn ppm 13,6a 13,0a 12,6a 14,2ab 13,2a 18,9c 16,0b Cu ppm 0,8 0,8 0,7 0,7 0,7 0,8 0,7 Zn ppm 0,5a 0,4a 0,5a 0,5a 0,6ab 0,8c 0,7bc EC µScm 31,92b 18,68a 16,51a 17,39a 18,68a 21,49a 22,36a Keterangan : Setiap angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata. berbeda sangat nyata 1= koro benguk, 2= rumput gajah, 3= rumput gajah dan flemingia, 4= rumput gajah dan kaliandra, 5= koro benguk dan flemingia, 6= koro benguk dan kaliandra

4.2.1 Bahan Organik dan N-total

Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian berada dalam proses pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya, bahan itu berubah terus dan tidak mantap dan selalu harus diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang Soepardi, 1983. Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 4 pemberian biomassa berpengaruh sangat nyata pada peningkatan kadar C-organik. Pada perlakuan koro benguk dan kaliandra terjadi peningkatan dari 0,01 menjadi 0,20 , sedangkan perlakuan lain mengakibatkan peningkatan kadar C-organik berkisar antara 0,07 - 0,17 . Peningkatan kadar C-organik mampu memperbaiki sifat kimia tanah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3, di mana sebagian besar kandungan unsur hara mengalami peningkatan menjadi lebih baik setelah pemberian biomassa. Bahan organik merupakan sumber N yang utama di dalam tanah. Nilai N- total pada tanah awal adalah 0,001 . Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 13 pemberian biomassa berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan nilai N-total. Nilai N-total yang dihasilkan setelah proses penanaman sekitar 0,003 – 0,008 . Walaupun nilai N mengalami peningkatan setelah pemberian biomassa, nilai N masih tergolong sangat rendah. Nilai CN dari tanaman, humus ataupun tanah memberikan gambaran tentang mudah tidaknya bahan tersebut dilapuk atau tingkat kematangan dari bahan organik tersebut. Pada tanah awal nisbah CN adalah 10. Hal ini sejalan dengan Leiwakabessy et al. 2003 yang menyatakan bahwa tanah-tanah dengan bahan organik rendah stabil umumnya mempunyai harga CN sekitar 10. Dari keseluruhan perlakuan tanaman-tanaman, empat perlakuan memiliki nilai CN yang berada pada rentang 20 – 30. Pada rentang nilai ini mikroorganisme dapat bekerja dengan baik untuk mendekomposisikan bahan organik, sedangkan pada dua kombinasi lain yaitu pada perlakuan 4 rumput gajah dan kaliandra dan 6 koro benguk dan kaliandra nilai CN berturut-turut adalah 17,50 dan 40,00. Pada perlakuan 4 bahan organik sudah berada dalam keadaan matang, sehingga tidak berlangsung lagi proses dekomposisi, sedangkan pada perlakuan 6 diduga karena bahan organik memiliki kadar N yang rendah. Unsur N dibutuhkan mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik. Nilai CN lebih dari 30 berarti bahan organik yang didekomposisi masih belum dapat didekomposisi dengan baik.

4.2.2 Derajat Kemasaman Tanah pH dan Daya Hantar Listrik EC

Dokumen yang terkait

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

0 2 1

Reklamasi Lahan Bekas Tambang Pasir Besi Melalui Teknik Ameliorasi In Situ Bahan Organik

0 8 10

Pengaruh abu terbang dan bahan humat terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Paraserienthes falcataria) dan sifat-sifat kimia tanah di lahan bekas tambang batubara

2 11 95

Reklamasi lahan bekas tambang pasir besi dengan aplikasi bahan organik in situ serta penambahan bahan humat dan kapur pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea l), studi kasus PT. Aneka Tambang, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

1 10 132

Pengaruh pemberian bahan organik in situ terhadap beberapa sifat kimia tanah di lahan bekas tambang pasir besi di Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah

0 3 78

REKLAMASI LAHAN-LAHAN BEKAS TAMBANG: Beberapa Permasalahan Terkait Sifat-sifat Tanah dan Solusinya

0 2 8

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat Pemberian Beberapa Bahan Organik dan Waktu Inkubasi

0 2 68

MANAJEMEN BAHAN ORGANIK UNTUK REKLAMASI LAHAN: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN POHON DI LAHAN TIMBUNAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PT BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk.

0 0 12

RENCANA REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG PASIR DAN BATU DI DESA NGLUMUT, KECAMATAN SRUMBUNG, KABUPATEN MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH

0 0 6

BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH LAHAN PERKEBUNAN CAMPURAN BEKAS LAHAN PERSAWAHAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI

0 0 8