Metode Penelitian Pelaksanaan Penelitian

18 hari sebanyak 3x sehari pada waktu pagi sampai sore hari. Sedangkan aplikasi pupuk cair Plant Catalyst diberikan setelah bibit berumur satu minggu di media tanam dengan konsentrasi 2 gram L air. Interval aplikasi pupuk cair yaitu seminggu sekali hingga waktu panen. Pengendalian hama dan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma dan membunuh hama yang ada pada lingkungan sekitar. 3.4.6 Pemanenan Pemanenan selada dilakukan satu kali pada umur tanaman 70 HST hari setelah tanam dengan mencabut seluruh bagian tanaman beserta akarnya dengan menggunakan tangan.

3.5 Variabel Pengamatan

1. Tinggi Tanaman Data penelitian untuk tinggi tanaman diukur pada saat tanaman berumur 70 HST. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan per tanaman dengan menggunakan penggaris dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi. 2. Jumlah Daun Jumlah daun dihitung pada saat panen, yaitu 70 HST. Pengamatan dilakukan dengan menghitung daun yang telah membuka penuh. 19 3. Panjang Akar Pengukuran panjang akar dilakukan saat panen, pengukuran dilakukan dari pangkal akar hingga akar terpanjang. 4. Bobot Segar Tanaman g Bobot segar tanaman terdiri dari akar, batang dan daun. Akar, batang dan daun dibersihkan sebelum ditimbang menggunakan timbangan analitik. Penghitungan hanya satu kali pada saat panen umur 70 HST. 5. Bobot Kering Berangkasan g Bobot kering berangkasan diperoleh dari tanaman selada yang telah ditimbang, selanjutnya dikeringkan selama 72 jam pada oven listrik dengan suhu 60 o C kemudian ditimbang kembali menggunakan timbangan analitik. 6. Tingkat Kecerahan Warna Daun Nilai tingkat kecerahan warna daun diperoleh dengan menyesuaikan warna daun pada kertas The New Munsell Student Color Set.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk cair Plant Catalyst menghasilkan pertumbuhan selada yang lebih baik pada teknik budidaya hidroponik terlihat pada variabel pengamatan tinggi tanaman 4,13, panjang akar 6,81, dan bobot segar tanaman 11,12, tetapi tidak berbeda pada bobot kering tanaman. 2. Peningkatan konsentrasi nitrogen yang diberikan cenderung diikuti dengan peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman, panjang akar, dan bobot segar tanaman yang masih linier. 3. Respons tanaman terhadap konsentrasi nitrogen pada pemberian pupuk cair Plant Catalyst sudah kuadratik, sedangkan tanpa pemberian pupuk cair Plant Catalyst respons tanaman terhadap konsentrasi nitrogen masih linier.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian serupa di rumah kaca yang lebih memenuhi standar, memanipulasi iklim mikro dengan memberi pengkabutan secara berkala agar suhu tidak terlalu panas. 34 PUSTAKA ACUAN Agung, T. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N, Pertumbuhan, dan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan dan Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains 6 2: 70-74. Centranusa Insan Cemerlang. 2001. Pupuk Pelengkap Cair Plant Catalyst 2006. Jakarta. 78 hlm. Dwidjoseputro, D. 1994. Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 232 hlm. East West Seed Indonesia. 2006. Deskripsi beberapa varietas selada. PT. East West Seed Indonesia. Purwakarta. Fatma, Dora. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim Brassica juncea L.. Jurnal Agronobis 1 1: 89-98. Fitter, A. H., and R. K. M. Hay. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Alih Bahasa Oleh Sri Andani dan E. D. Purbayanti. Gadjah Mada University Press. 421 hlm. Hakim, N. Nyak Pa, M. Y. Diha, M. A. Lubis, A. M. Nugroho, S. G. Saul, M. R. Hong, G. B. dan Bailey, H. H. 2002. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung. 488 hlm. Harlina. 2003. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan Inovasi Budidaya Sayuran berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 2: 131-147. Haryanto. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. 126 hlm. Ismail. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas MIPA Biologi Universitas Negeri Makassar. Makassar. 114 hlm. Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hlm.