108
109
Sebelum  hasil  perhitungan  tersebut  dimasukan  ke  dalam  rumus persamaan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan sebagai berikut :
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
Berdasarkan perhitungan nilai kuadrat dan perkalian antara variabel X1, X2 dan Y diatas, maka dapat diketahui :
Σ X
1
= 72,21 Σ X
2
= 43.401 Σ Y = 283
Σ X
1
X
2
= 211.386,46 Σ X
1
Y = 1.357,69 Σ X
2
Y = 858.383
110 Σ X
1 2
= 349,0007 Σ X
2 2
= 140.543.797 Σ Y
2
= 5.723 Nilai
–  nilai  diatas  akan  digunakan  untuk  mencari  nilai  a,  b1  dan  b2. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
  Nilai  a,  b1  dan  b2  dicari  dengan  menggunakan  rumus  persamaan  metode kuadrat terkecil adalah sebagai berikut :
111
Dari  hasil  perhitungan  secara  manual,  maka  diperoleh  persamaan  liner berganda sebagai berikut:
  Sedangkan  dengan  menggunakan  software  SPSS  16  for  windows,  diperoleh hasil analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
Tabel 4.5 Koefisien Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
60.655 15.865
3.823 .002
Perputaran Persediaan  -11.391 3.598
-.684  -3.166 .008
AKOP .005
.001 .891  4.126
.001 a. Dependent Variable: ROA
112
Berdasarkan  output  di  atas,  diperoleh  nilai  a  sebesar  60,655,  nilai  b
1
sebesar  -11,391  dan  b
2
sebesar  0,005.  Dengan  demikian  maka  dapat  dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Nilai a b
1
dan b
2
dalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a = 60,655 artinya : jika tidak ada Perputaran Persediaan dan Arus Kas Arus
Kas Operasi, maka Profitabilitas ROA akan bernilai 60,655
b
1
= -11,391 artinya  : jika Perputaran Persediaan meningkat sebesar 1 sementara Arus Kas Arus Kas Operasi konstan, maka
akan diikuti dengan peningkatan Profitabilitas ROA sebesar -11,391 .
b
2
= 0,005 artinya : jika Arus Kas Arus Kas Operasi meningkat sebesar 1
sementara Perputaran Persediaan konstan, maka akan diikuti dengan peningkatan Profitabilitas ROA sebesar
0,005 .
2. Analisis Koefisien Korelasi Pearson
Analisis  koefisien  korelasi  pearson  digunakan  untuk  mengukur  ada  atau tidaknya  hubungan  linier  antara  perputaran  persediaan  X
1
,  arus  kas  X
2
dan profitabilitas  Y  serta  mempunyai  tujuan  untuk  meyakinkan  bahwa  pada
kenyataannya  terdapat  pengaruh  perputaran  persediaan  dan  arus  kas  terhadap
113
profitabilitas.  Dan  untuk  mencari  koefisien  korelasi  tersebut  adalah  sebagai berikut:
  Analisis korelasi Pearson secara manual a.  Menghitung  koefisien  korelasi  antara  Perputaran  Persediaan  X1  terhadap
Profitabilitas ROA Y
b.  Menghitung  koefisien  korelasi  antara  Arus  Kas  Arus  Kas  Operasi  X2 terhadap Profitabilitas ROA Y
114
c.  Menghitung  koefisien  korelasi  antara  Perputaran  Persediaan  X1  terhadap Arus Kas Arus Kas Operasi X2
  Dengan menggunakan software SPSS 16 for windows, diperoleh hasil analisis korelasi Pearson sebagai berikut:
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi
Pearson Perputaran Persediaan, Arus Kas dan Profitabilitas Pada PT. Kimia Farma Persero, Tbk Plant Bandung Periode
Tahun 1997-2011
Correlations
Perputaran Persediaan
AKOP ROA
Perputaran Persediaan Pearson Correlation
1 .540
-.203 Sig. 2-tailed
.038 .468
N 15
15 15
AKOP Pearson Correlation
.540 1
.522 Sig. 2-tailed
.038 .046
N 15
15 15
ROA Pearson Correlation
-.203 .522
1
115
Sig. 2-tailed .468
.046 N
15 15
15 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Setelah  koefisien  korelasi  antara  X1  Perputaran  Persediaan  dan  Y Profitabilitas,  X2  Arus  Kas  dan  Y  Profitabilitas,  serta  X1  Perputaran
Persediaan
dan
X2 Arus Kas telah diketahui, maka setelah itu dapat menghitung korelasi r dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Korelasi  secara  parsial  antara  X1  Perputaran  Perediaan  dengan  Y
Profitabilitas ROA
Untuk menghitung korelasi secara parsial antara X1  Perputaran Perediaan dengan  Y  Profitabilitas  ROA,  apabila  X2  Arus  Kas  Arus  Kas  Operasi
dianggap konstan, ada dua cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil korelasi pearson tersebut yaitu:
  Cara pertama perhitungan secara manual, yaitu:
116   Cara kedua perhitungan dengan menggunakan software SPSS 16 for windows
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi
Pearson Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada PT. Kimia Farma Persero, Tbk Plant Bandung Periode
Tahun 1997-2011
Correlations
Control Variables Perputaran_Pers
ediaan ROA
AKOP Perputaran_Persediaan
Correlation 1.000
-.675 Significance 2-tailed
. .008
df 12
ROA Correlation
-.675 1.000
Significance 2-tailed .008
. df
12
Hasil  perhitungan  dengan  cara  manual  dan  SPSS  16  for  windows menghasilkan nilai r  yang sama  yaitu  -0,675. Nilai r tersebut  menyatakan  bahwa
hubungan  antara  variabel  X1  Perputaran  Persediaan  dan  Y  Profitabilitas bersifat  negatif.  Nilai  korelasi  negatif  menunjukkan  hubungan  bahwa  antara
Perputaran  Persediaan  dengan  Profitabilitas  ROA  terbalik,  maksudnya  jika semakin  rendah  Perputaran  Persediaan,  maka  Profitabilitas  ROA  yang  akan
dihasilkan  akan  semakin  tinggi.  Hubungan  antara  variabel  X1  Perputaran Persediaan terhadap Y Profitabilitas dikatakan kuat karena nilai korelasi sebesar
-0,675 berada pada interval 0,60 – 0,799 yang dapat dilihat pada tabel interpretasi.
117
b. Korelasi secara parsial antara X2 Arus Kas Arus Kas Operasi dengan Y
Profitabilitas ROA
Untuk menghitung korelasi secara parsial antara X2 Arus Kas dengan Y Profitabilitas,  apabila  X1  Perputaran  Persediaan  dianggap  konstan,  ada  dua
cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil korelasi pearson tersebut yaitu:   Cara pertama perhitungan secara manual, yaitu:
  Cara kedua perhitungan dengan menggunakan software SPSS 16 for windows adalah sebagai berikut: