1.5 Kerangka pemikiran
Store Image yang baik berusaha ditampilkan perusahaan untuk menjaring
konsumen agar melakukan pembelian. Perubahan pola dalam berbelanja masyarakat dari cara tradisional ke modern dimana sebagian konsumen akhir
tidak semata-mata untuk membeli barang dan jasa saja melainkan menginginkan semuanya serba praktis dengan fasilitas fisik yang menarik, produk yang lengkap,
promosi yang ditawarkan tepat sasaran, pelayanan yang baik, dan lokasi yang strategis.
Perusahaan kemudian berupaya menciptakan suatu keunggulan. Keunggulan tersebut adalah melalui store image yang baik dibenak konsumen. Diharapkan
dengan adanya keunggulan tersebut proses keputusan pembelian konsumen akan selalu tercipta dan melalui proses keputusan pembelian konsumen akan
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimana dalam jangka panjang berarti berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan.
Suatu store image disusun oleh banyak factor yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Kondisi lingkungan toko baik fisik maupun non fisik serta lokasi yang tepat menimbulkan pengaruh terhadap konsumen dalam menentukan pilihannya
untuk berbelanja. Jika Lingkungan toko yang diperlihatkan oleh eksterior, general interior, store lay out dan interior display semakin baik dan sesuai dengan harapan
konsumen, ditambah juga dengan pemilihan lokasi yang tepat cenderung akan membuat konsumen semakin tertarik dan pada gilirannya akan menimbulkan
keinginan mereka untuk berbelanja. Sebaliknya jika lingkungan dan lokasi toko
yang kurang baik cenderung mematikan minat beli mereka untuk berbelanja pada toko tertentu. Gambar kerangka pemikiran seperti terlihat berikut ini.
Suasana Toko
XI
Lokasi X2
Dependent Variable
Minat Beli Y
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
1.6 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesisnya sebagai berikut: Diduga store atmosphere dan lokasi berpengaruh positif terhadap minat
beli konsumen di Supermarket Gelael Bandar Lampung.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Retailing
Kegiatan pemasaran meliputi kegiatan pertukaran yang pada umumnya proses pertukaran tersebut melibatkan lembaga-lembaga pemasaran seperti produsen,
distributor, wholeseler, dan retailer sebelumnya sampai kepada konsumen akhir.Kegiatan mengecer retailing merupakan aktivitas yang paling akhir dalam
proses aliran barang dan produsen ke konsumen. Keberhasilan produsen akan ditentukan pula oleh keberhasilan bisnis eceran sebagai akhir kegiatan distribusi
barang ataupun jasa. Seorang pengecer dapat lebih maju usahanya apabila seorang pengecer tersebut dapat bekerja secara.lebih baik dibandingkan dengan
pesaingnya dalam melayani konsumen. Sebagian besar para produsen atau para pelaku pemasaran.dalam rangka menjual
produk dagangannya selalu berusaha untuk mencapai tempat yang paling dekat dengan konsumen, salah satunya adalah melalui retailer penjual eceran yang
memang mempunyai hubungan yang dekat dengan konsumen akhir. Menurut Kotler 2006:215 usaha eceranretailing adalah semua aktivitas yang
dilakukan untuk menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir bagi penggunaan pribadi dan bukan untuk bisnis. Mursid 2003:93 menjelaskan
pengecer atau toko pengecer sebagai sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk