Pembuatan Kelanting Pembuatan adonan dan kelanting

Pemarutan atau penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan dan menekan singkong pada corong pemarut sehingga masuk pada pemarut berputar. Singkong yang telah halus ditampung di kantung karung plastik untuk selanjutnya dilakukan pemerasan. Singkong yang telah diperas hanya memiliki rendemen sekitar 60 dari berat awal bahan, jadi dari 10 kg singkong yang dihaluskan hanya didapat 6 kg singkong setelah pemerasan. Setelah diperas adonan singkong diayak menggunakan pengayak dan diberi bumbu yang terdiri dari bawang putih 200 g, garam 100 g, siklamat 5 g, dan penyedap rasa 30 g. Selanjutnya adonan yang telah dibumbui dikukus selama 45 menit atau sampai matang. Pengukusan dilakukan dengan menempatkan rak yang berisi tempat-tempat adonan diatas air dalam wajan yang mendidih.

b. Pembuatan Kelanting

Adonan yang telah matang selanjutnya didinginkan kurang lebih selama 30 menit. Adonan didinginkan memiliki tujuan mengurangi kelengketan antar serat- serat pati yang tergelatinisasi. Bila adonan digiling pada keadaan panas akan menyebabkan pilinan bentuk akan saling merekat sehingga akan sulit dipisahkan untuk membentuk menjadi kelanting. Namun Pendinginan juga tidak boleh sampai terlalu dingin karena akan menyebabkan kelanting sulit untuk dicetak. Setelah dingin adonan digiling dan dicetak.Pencetakan terbagai menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah tahap pencetakan adonan menggunakan mesin penggiling untuk membentuk lempengan-lempengan adonan. Kedua adalah pemisahan dan pemiwilan membentuk lingkaran-lingkaran kelanting. Pembuatan lempengan ini dilakukan dengan memasukkan adonan yang sudah dingin ke dalam mesin pencetak, dari mesin tersebut adonan keluar dalam bentuk seperti mie, selanjutnya dipotong-potong menggunakan gunting kurang-lebih sepanjang 15 cm. Pemiwilan bentuk dilakukan secara manual dengan cara memisahkan tiap bulir lalu menyambungkan antara ujung yang satu dengan yang lain sehingga membentuk kelanting. Setelah adonan dibentuk menjadi lingkaran selanjutnya dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari dengan menggunakan para-para. Penjemuran dilakukan satu hari bila sinar matahari terik. Kelanting mentah yang sudah kering memiliki ciri-ciri warna kekuningan dan tekstur yang keras. Kelanting yang sudah kering di bagi menjadi tiga bagian untuk selanjutnya digoreng dengan masing- masing minyak yang berbeda. Penggorengan kelanting dilakukan dengan cara memasukkan kelanting mentah kering ke dalam minyak goreng panas T = 160 -180 C. Kelanting dengan varietas Kasesat, pertama digoreng dengan menggunakan minyak Bulan Sabit, waktu penggorengan kelanting berkisar ± 1 menit, penggorengan kedua dilanjutkan dengan menggunakan minyak Madinah dengan waktu penggorengan yang sama dan yang terakhir kelanting digoreng dengan menggunakan minyak Sania. Minyak yang digunakan untuk menggoreng hanya digunakan sekali pakai saja. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk varietas singkong Thailand dan Manalagi dan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Kelanting yang sudah digoreng selanjutnya dimasukkan dalam plastik PP dan dilakukan pengamatan. Diagram alir pembuatan kelanting dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 4. Prosedur pembuatan Kelanting E. Pengamatan Pengamatan terhadap kelanting terdiri dari kandungan minyak AOAC,1990, dan uji organoleptik yang meliputi warna, kerenyahan, rasa, dan penerimaan keseluruhan Soekarto, 1985. 10 kg Singkong Dihaluskan Diperas Diayak Dikukus T=80 , t=45 menit Didingin anginkan Penggiling cetakan Pendingin anginkan Pembentukan lingkaran Penjemuran Penggorengan dengan minyak Bulan sabit S1, Madinah S2 dan Sania S3. T= 160-180 C , t= 1 menit, Pengemasan Kelanting Bawang putih 200 g, garam 100 g, siklamat 5 g, penyedap rasa 30 g, terigu 250 g Dihaluskan Air dan sebagian pati Pati Air

1. Kandungan Minyak