Metode Kerja Praktek Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Setlement RTGS bagi manajemen Bank Indonesia BI Kantor Cabang Bandung. 3. Bagi Pihak Lainnya Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi perbankan mengenai Sistem Real Time Gross Setlement RTGS.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan ini, penulis berusaha memperoleh data yang sesuai dengan judul yang dipilih atau data harus terkumpul secara lengkap. Maka dari itu penulis pada saat melakukan Kerja Praktek menggunakan metode semi block release. Metode semi block release yaitu pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan tidak dalam waktu satu periode penuh. Agar dapat tersusunnya laporan kerja praktek ini tentunya memerlukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan library research Penelitian Kepustakaan library research yaitu merupakan suau kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku- buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa Penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan- catatan pribadi yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan. 2. Riset Lapangan Field Research Riset Lapangan Field Research yaitu merupakan penelitian yang dilakukan Penulis dengan cara terjun langsung pada objek penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan metode pengambilan data yang tersedia dilapangan yaitu: a. Pengamatan Observation Penulis melakukan pengamatan secara langsung, mempelajari, dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap kegiatan – kegiatan mengenai masalah yang akan Penulis bahas. b. Wawancara Interview Penulis melakukan kegiatan pengumpulan data dengan cara tanya – jawab sepihak dengan para pegawai atau petugas yang bertanggungjawab dengan perusahaan tersebut dan dikerjakan dengan sistematik dengan berlandaskan kepada tujuan penelitian.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek ini, Penulis melakukan penelitian di Bank Indonesia Kantor Cabang Bandung yang berlokasi di Jl. Braga No.108 Bandung 40111, Telepon 022 21130-31, Fax 022 211591. Sedangkan waktu kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 06 Juli 2010 sampai dengan 26 Juli 2010. Kegiatan kerja praktek dilaksanakan sesuai dengan keputusan dari Bank Indonesia, dan waktunya pun disesuaikan dengan Bank Indonesia. Tabel 1.1 Jadwal Aktivitas Kerja Praktek No Hari Waktu Keterangan 1 Senin 07.30-16.30 Masuk Kerja Praktek 2 Selasa 07.30-16.30 Masuk Kerja Praktek 3 Rabu 07.30-16.30 Masuk Kerja Praktek 4 Kamis 07.30-16.30 Masuk Kerja Praktek 5 Jumat 07.30-16.30 Masuk Kerja Praktek 6 Sabtu - Libur 7 Minggu - Libur Tabel 1.2 Jadwal Aktivitas Kantor No Hari Waktu Keterangan 1 Senin 07.15-17.00 Masuk Kerja 2 Selasa 07.15-17.00 Masuk Kerja 3 Rabu 07.15-17.00 Masuk Kerja 4 Kamis 07.15-17.00 Masuk Kerja 5 Jumat 07.15-17.00 Masuk Kerja 6 Sabtu - Libur 7 Minggu - Libur Tabel 1.3 Estimasi Kegiatan No. Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Kegiatan minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Memperoleh surat ijin Kerja Praktek dari kampus 2 mencari tempat untuk melaksanakan Kerja Praktek 3 Mengajukan surat permohonan Kerja Praktek ke perusahaan 4 Menentukan tempat Kerja Praktek 5 Meminta surat pengantar kepada perusahaan 6 Melaksanakan Kerja Paktek di perusahaan 7 Pengambilan dan pengumpulan data dari perusahaan 8 Menyiapkan laporan Kerja Praktek 9 Bimbingan di perusahaan 10 Penyusunan laporan Kerja Praktek 11 Bimbingan di kampus 12 Penyempurnaan laporan Kerja Praktek 13 Penggandaan laporan Kerja Praktek 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia BI

Adanya kesulitan keuangan di Hindia Belanda memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran di Hindia Belanda. Hal itu di Kerajaan Belanda menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda. Tepatnya menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C. T. Elout ke Hindia Belanda, pada saat upacara penyerahan kembali Hindia Belanda dari Inggris pada 1816. Demikian halnya di Batavia, Hindia Belanda, muncul desakan kuat dari kalangan pengusaha agar segera didirikan lembaga bank guna memenuhi kepentingan bisnis mereka. Terutama untuk fasilitas pendanaan dan perdagangan luar negeri. Sebagai tindak lanjut dari gagasan 1816, pada 29 Desember 1826 Raja Willem I mengirimkan Surat Kuasa No. 85 kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda untuk segera merundingkan dengan Pemerintah Hindia Belanda tentang pembentukan suatu bank di Jawa berdasarkan Oktroi, yaitu pemberian wewenang dan hak tunggal dari Pemerintah dengan jangka waktu. Surat kuasa Raja Willem tersebut berdasarkan laporan rahasia Menteri Kelautan dan Tanah Jajahan yang diberi tugas olehnya untuk mengajukan konsep suatu Oktroi dan ketentuan-ketentuan bagi suatu bank yang akan didirikan di Jawa. Maka dalam surat kuasa tersebut Raja Willem menguasakan kepada Menteri Kelautan dan Tanah Jajahan untuk menyampaikan Surat Kuasa tersebut kepada Komisaris Jenderal serta mengikut-sertakan Nederlandsche Handelmaatschappij NHM dalam pendirian De Javasche Bank DJB. Maka pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Dalam Undang-Undang UU No. 11 tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya. Pada tanggal 31 Desember 1968, pemerintah mengeluarkan Undang- Undang UU No. 13 tahun 1968 yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Melalui Undang-Undang UU No. 231999 tanggal 17 Mei 1999, Bank Indonesia BI memperoleh status sebagai bank sentral yang independen. Dengan demikian, BI merupakan lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah danatau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Ini merupakan babak baru dalam

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto

11 127 55

Merger Bank Umum Dalam Rangka Implementasi Single Presence Policy (Spp) Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/16/Pbi/2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia

3 74 189

Analisis Kualitas Real Time Video Streaming Terhadap Bandwidth Jaringan Yang Tersedia

3 66 54

Rtc (Real Time Clock) Ds1307 Sebagai Pengatur Waktu Pada Sistem Traffic Light Adaptif

10 128 80

Analisis Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan: Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 75 108

ELAKSANAAN ADMINISTRASI REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) PADA PT. BANK JATIM CABANG JEMBER

0 21 15

PENERAPAN SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT (BI-RTGS) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG DENPASAR.

0 2 18

PENERAPAN SISTEM BANK INDONESIA - REAL TIME GROSS SETTLEMENT (BI-RTGS) PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR PUSAT.

1 1 28

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot - Analisis Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto

0 3 7