SEMANTIK Analisis Teks Media

18 Merupakan isi berita secara keseluruhan. Secara hipotetik, isi berita terdiri dari dua kategori. Pertama , situasi yakni proses atau jalannya peristiwa. Situasi terdiri dari episode dan latar yang merupakan pendukung episode. Latar memberi konteks agar suatu peristiwa lebih jelas. Latar terkadang tidak berhubungan langsung dengan kejadian yang diberitakan. Kedua , komentar pihak-pihak terkait yang ditampilkan dalam teks. Secara hipotetik, komentar dibagi menjadi dua. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh yang dikutip wartawan. Kedua, kesimpulan yang diambil wartawan dari komentar berbagai tokoh. Menurut Van Dijk, arti penting dari skematika adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. Eriyanto, 2001: 234

c. SEMANTIK

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal local meaning , yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar posisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang eksplisit ataupun implisit. Makna yang sengaja disembunyikan dan bagaimana orang menulisberbicara mengenai hal itu, dengan kata lain, semantik tidak hanya 19 mndefinisikan bagaimana yang penting dari struktur wacana tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Semantik dapat dilihat dari elemen latar, detil, maksud, praanggapan dan nominalisasi. Semantik merupakan makna yang ingin ditekankan dalam teks berita, yang terdiri dari latar, detail, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi arti yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar pada umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Latar dapat menjadi alasan pembenaran gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Eriyanto, 2001: 235 Kedua , detail. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan secara terbuka, tetapi dari detail bagian mana yang dikembangkan dan mana yang diberitakan dengan detail yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan media. Eriyanto, 2001: 238 Ketiga adalah mengenai maksud. Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detail. Elemen maksud melihat informasi yang menggunakan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan 20 akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator. Dalam konteks media, elemen maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menunjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain. Eriyanto, 2001: 240-241 Keempat , praanggapan. Elemen wacana praanggapan presupposition merupakan pernyataan yang digunakan unntu mendukung makna suatu teks. Kalau latar belakang berarti upaya untuk mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Eriyanto, 2001: 256 Kelima , nominalisasi. Elemen wacana nominalisasi adalah elemen dengan mengubah kata kerja menjadi kata benda nominal. Kaitannya dengan makna yang ditimbulkan, nominalisasi berhubungan dengan dua hal. Pertama, nominalisasi menimbulkan efek generalisasi. Kedua, nominalisasi adalah strategi untuk menghilangkan subyek atau pelaku. Kata kerja selalu membutuhkan subyek, sedangkan nominal tidak membutuhkan subyek sebagai pelaku.

d. SINTAKSIS