F = 2346041 Dari perhitungantersebutdidapatnilai F sebesar 2.346.041 lumen.
Alternatif I Jenislampu yang digunakanadalah UAE Essential 18 Watt ,
dengannominal luminous flux = 1100 lumen. Makajumlah bola lampu = ≈ 2133 bola lampu. Alternatif II denganmengunakanjenislampu LED
GRN250S840 WB GC ACW SIvdengannominal luminous flux = 25000 lumen. Makajumlah
bola lampu
= ≈
110 lampu.
Desainlantaiproduksialternatif II dapatdilihatpadaGambar 6.1.
6.4. AnalisisPerhitunganJumlahdanPemilihanJenisLampu
di StasiunPemotongandanPembentukan
Alternatif III dalam perhitungan jumlah dan pemilihan jenis lampu adalah memfokuskan pengukuran pada area yang memerlukan pencahayaan yang lebih.Area yang
dievaluasi tingkat pencahayaannya adalah stasiun pembentukan dan stasiun pemotongan karena stasiun ini membutuhkan cahaya yang fokus pada bidang kerja. Pada Alternatif III
lampu aktual yang digunakan oleh perusahaan tidak diganti, rancangan alternatif III hanya menambahkan lampu tambahan yang berada di atas bidang kerja operator. Hal ini
dimaksudkan agar cahaya yang datang lebih terfokus pada bidang kerja
Universitas Sumatera Utara
F = 188521 Dari perhitungantersebutdidapatnilai F sebesar188521 lumen.
Jenislampu yang
digunakanadalahLED GRN250S840
WB GC
ACW SIvdengannominal luminous flux = 25000 lumen. Makajumlah bola lampu =
≈ 8lampu. Padastasiunpembentukannilai yang didapatadalah
F = 102639,3 Dari perhitungantersebutdidapatnilai F sebesar102639,3 lumen.
Jenislampu yang
digunakanadalahLED GRN250S840
WB GC
ACW SIvdengannominal luminous flux = 25000 lumen. Makajumlah bola lampu =
≈ 5 buahlampu.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Hasil pengolahan data dan analisis pembahasan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kuat pencahayaan rata-rata di lantai produksi PT Intan Nasional Iron adalah 16,39 Lux,
hal ini belum memenuhi standar yang direkomendasian kepmenkes Nomor 1405MENKESSKXI2002 sebesar 200 Lux. Jumlah cahaya flux luminous yang
diperlukan pada lantai produksi adalah 2.346.041 lumen, stasiun pemotongan 102639,3 lumen dan stasiun pembentukan 188521 lumen .
2. Dilakukan 3 alternatif dalam perancangan iluminansi di lantai produksi yaitu
penambahan jumlah lampu dengan jenis lampu yang sama dan penggantian jenis lampu dengan flux luminous yang lebih tinggi, dan perancangan iluminansi di stasiun
pemotongan dan stasiun pembentukan. a.
Alternatif I untuk lampu UAE Essential 18 Watt dengan nominal luminous flux = 1100 lumen membutuhkan 2133 buah bola lampu.
b. Alternatif II untuk lampu LED GRN250S840 WB GC ACW SIv dengan nominal
luminous flux = 25000 lumen membutuhkan 110 buah lampu. c.
Alternatif III menggunakan lampu LED GRN250S840 WB GC ACW SIv pada stasiun pembentukan dan pemotongan dengan nominal luminous flux = 25000
lumen sebanyak 13 buah lampu. 3.
Hasil perancangan pencahayaan usulan terpilih untuk lantai produksi adalah alternatif III karena perusahaan hanya menambahkan 13 buah lampu dan tidak perlu melakukan
Universitas Sumatera Utara
pergantian terhadap lampu yang sudah ada. Lampu LED GRN250S840 WB GC ACW SIv di gantung setinggi 5 meter dari bidang kerja. Penyusunan lampu secara general
dinilai tidak efektif karena banyak area kosong yang mendapatkan pencahayaan yang tidak sesuai. Penyusunan lampu secara terfokus dan sesuai kebutuhan juga lebih efisien
di lantai produksi.
7.2. Saran