signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode STAD, 3 Terdapat kontribusi positif yang signifikan interaksi social
terhadap motivasi belajar biologi setelah diberi metode STAD, 4 Kemampuan awal mempunyai kontribusi yang lebih dominant dibandingkan interaksi sosial
setelah diberi STAD. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Rohma Waseso 2008
dengan judul Peningkatan Penguasaan Ejaan dalam pembelajaran penyuntingan melalui penerapan pendekatan kooperatif structural pada siswa kelas VIII SMP 16
Surakarta. Dengan kesimpulan keaktifan dalam bertanya meningkat dengan diterapkannya pendekatan kooperatif pada siswa kelas VIII SMP 16 Surakarta.
Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya model cooperative learning menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan
hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan
sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa daam kehidupannya di masyarakat .
C. Kerangka Berfikir
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Senden masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara
konvensional sehingga ssiwa pasif dan hanya menerima apa yang diberikan guru. Pembelajaran berpusat pada guru, siswa hanya sebagai obyek belajar sehingga
aktivitas siswa dalam pembelajaran berkurang. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri Senden adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif memiliki
beberapa keuntungan yaitu dapat meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, menghilangkan sikap egois, membangun persahabatan dan belajar
mengenai sikap, keterampilan, serta perilaku sosial. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia membaca permulaan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri Senden dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh alur kerangka berfikir yang tertera pada gambar 1.
Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis serta kerangka berfikir dan kondisi obyektif di lapangan, maka perlu dilakukan perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan
dirumuskan sebagai berikut: Jika model pembelajaran kooperatif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia membaca permulaan maka proses pembelajaran dan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Senden tahun pelajaran 20092010
akan meningkat. Kondisi
awal
Tindakan Pembelajaran secara
konvensional berpusat pada guru
siswa pasif
Penerapan model pembelajaran
kooperatif Kemampuan membaca permulaan
siswa kelas I SDN Senden rendah
Siklus I KD :
membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal
yang tepat Model : kooperatif metode STAD
Siswa : merangkai dan membaca huruf menjadi suku kata
Siklus II KD:
membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal
yang tepat Model: kooperatif
metode struktural dengan teknik
mencari pasangan Siswa : merangkai dan membaca
suku kata menjadi kata Siklus III
KD: membaca nyaring suku
kata dan kata dengan lafal yang tepat
Model: kooperatif metode
struktural dengan teknik mencari pasangan
Siswa : merangkai dan membaca kata
menjadi kalimat
sederhana Kondisi
akhir Kemampuan
membaca permulaan siswa kelas I SDN
Senden meningkat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian