Sumbar Data METODOLOGI PENELITIAN

referent , dan interpretan interpretant . Hubungan ketiganya tidak berhenti hanya pada satu makna saja, tetapi pemaknaan dapat berkembang atau berkelanjutan. Perkembangan makna ini disebut sebagai proses semiosis. Setelah pemaknaan pertama, terjadi pemaknaan yang kedua yang berkembang dari interpretan pertama yang merupakan konsep yang berpotensi menjadi tanda baru pada pemaknaan yang kedua yang merujuk pada acuan baru dan diteruskan juga dengan interpretan baru, demikian seterusnya pemaknaan terjadi.

D. Sumbar Data

Informasi dalam penelitian ini digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang dimanfaatkan dal;am penelitian semiotika komunikasi ini adalah : a. Dokumenter, yakni suatu kegiatan penelitian komunikasi dengan penelitian bukan di lapangan sosial, akan tetapi dalam bentuk benda artefak produk budaya atau yang telah didokumentasikan dalam bentuk teks media massa, seperti dalam bentuk buku, bentuk film, sinetron, telenovela, pertunjukan wayang, pertunjukan tari-tarian, drama, seni, atau bentuk dokumentasi yang lain Andrik Purwasito, 2002 : 257 . Dalam penelitian semiotika komunikasi ini , benda fisik artefak Masjid Agung Surakarta yang diteliti dengan pertimbangan bahwa susunan konstruksi bangunan Masjid Agung Surakarta merupakan arti penting dari sebuah wujud suatu bangunan. Adapun pertimbangan mihrab mimbar, dan gapura masjid merupakan komponen bangunan yang melekat inheren dalam setiap pendirian bangunan masjid. Kedua komponen bangunan tersebut merupakan ciri yang membedakan antara bangunan masjid dengan bangunan lain. Sumber data ini merupakan objek pemikiran teoretis dan secara sistematis dianalisis dengan ancangan semiotika komunikasi pragmatisme Peirce. Konsep pokok pemikiran Peirce ini bersandar pada tanda sign sebagai kategori induk yang mencakup berbagai macam tanda. Setiap jenis tanda merupakan satu kelas yang mempunyai kekhasan dalam hal fungsinya untuk menghubungkan tanda dengan yang ditandakan. b. Teks, dalam bentuk arsip, naskah, literature, buku, majalah, koran, situs internet ataupun dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi pustaka dari sumber data yang tersebut di atas.

BAB IV SAJIAN DATA DAN ANALISIS SEMIOTIK

A. Deskripsi Masjid Agung Surakarta

1. Sejarah Masjid Agung Surakarta Pada abad XVIII banyak peristiwa penting terjadi di Jawa, misalnya ; peperangan , pendirian karaton-karaton baru, pembagian kerajaan Mataram, konsolidasi posisi VOC. Di antara beberapa peristiwa penting tersebut adalah yang berkaitan dengan pendirian Karaton Surakarta Hadiningrat, dengan ditandai perpindahan raja Sri Susuhunan Pakubuwana II dari Karaton Kartasura ke Surakarta Ngurah Anom dkk, 1986 : 3 . Pada waktu perpindahan karaton tersebut, desa Sala dipilih sebagai lokasi pendirian Karaton Surakarta, oleh tim yang ditugaskan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II. Tim ini beranggotakan Kyai Kalifah Buyut , Penghulu Pakih Ibrahim, Tumenggung Tirtawiguno, Mayor Van Hogendorp, Tumengung Honggowongso, Kiai Ngabei Yosodipuro dan Patih Adipati Pringgoloyo. Secara resmi Karaton Surakarta berdiri pada hari Rabu Pahing, 17 bulan Sura atau Muharram tahun Je 1670 27 Februari 1745 Masehi dengan sangkalan , Saraning Rasa Tunggal, yang berarti tahun 1670. Desa sala tersebut akhirnya diganti namanya menjadi Surakarta Hadiningrat Moh. Oemar dkk, 1994 : 93 . Sebagai peristiwa sejarah yang penting, perpindahan kerajaan tersebut mempunyai makna 45