Pengertian Grant Sultan KEBERADAAN GRANT SULTAN SAAT INI

e. Percut. f. Daerah yang langsung diperintah oleh Sultan Kota Matsum, Glugur, P. Brayan dll

B. Pengertian Grant Sultan

Grant Sultan berasal dari kata grant yang berarti diperuntukkan perizinan hak tanah bagi pembangunan rumah.24 Grant sultan diberikan kepada hamba sahaya raja-raja pribumi terkait dengan hak —hak pribumi atas pertanahan. Dasa utama hak atas tanah ini adalah tanah itu milik seluruh suku dan pada prakteknya penduduk sebuah desa.25 Secara pengertian, Grant Sultan adalah hak milik untuk mengusahakan tanah yang diberikan oleh sultan kepada para kaula swaparaja.26 Sendangkan menurut Abdul Rahim Lubis, Grant sultan adalah bukti hak atas tanah yang dilaksanakan kepada kaula swaparaja yang diterbitkan oleh Sultan yang ada diwilayah sumatera timur termasuk Sultan Deli yang diberikan kepada kaulanya. Umumnya untuk tanah kebun dan ladang.27 Grant sultan merupakan hak yang dapat dikonversikan menjadi hak milik, hak guna usaha atau hak guna bangunan, sesuai dengan subjek hak dan peruntukannya.28 Sehingga grant Sultan dapat disimpulkan sebagaisurat keterangan tentang hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai oleh warga pribumi 24Gerard Jansen, Hak-Hak Grant di Deli, Oostkust Van Sumatra: Oostkiust Van Sumatra-Instittuut, 1925, hal. 3 25Ibid, hal. 34 26H. Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria Pertanahan Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Pustaka, 2004 hal.129 27Wawancara dengan Abdul Rahim Lubis, Kepala sesksi hak tanah dan pendaftaran tanah di kabupaten asahan sekaligus staf pengajar pada program Mkn di USU. 28Ibid,hal.130 atas izin, pemberian, maupun pengakuan sultan terhadap hak-hak atas tanah yang diberikan kepda kaulanya. Pada tahun 1889 oleh gubernamen Belanda telah ditetapkan satu contoh akta yang kemudian disebut Grant. Kemudian pada tahun 1890, dikeluarkan surat keterangan oleh Sultan tentang pemberian sebidang tanah yang disebut sebagai kurnia, yang artinya sultan menyerahkan sebidang tanah kepada kaulanya sebagai suatu hadiah pemberian kepada kaulanya.29 Jadi Grant Sultan, sebagai bukti kepemilikan, yaitu bukti-bukti hak-hak atas tanah. Pada masa kesultanan, grant diperlukan terutama dalam hal peralihan hak atas tanah. Awal mulanya bukti hak atas tanah tidak terlalu dipermasalahkan, disebabkan tanah yang tersedia masih sangat luas, dikarenakan jumlah penduduk masih sangat sedikit, sehingga orang tidak terlalu mempermasalahkan bukti hak- hak atas tanah seiring dengan bertambahnya penduduk maka tanah grant sultan banyak dipermasalahkan terutama bagi perusahaan perkebunan asing di daerah Swapraja, maka kebutuhan akan lahan baik untuk perkebunan maupun permukiman penduduk semakin bertambah, karena dirasa perlu untuk menetapkan bentuk hak-hak atas tanah, jika terjadi peralihan hak atas tanah. Pembagian golongan penduduk yang termasuk kaula Swapraja maupun yang termasuk kaula Gubemenen Belanda, agar dapat dengan jelas dibedakan yang termasuk kaula Sultan Deli adalah: 1. Pribumi Deli sendiri 2. Pribumi dari Swapraja lain di Sumatera Timur yang tinggal di Deli 29Tengku Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Deoloe, hal. 45 3. Keturunan dari imigrasi yang sudah tercampur dengan pribumi itu sedemikian rupa sehingga mereka dianggap sudah berbaur ke dalamnya.30 Sedangkan yang termasuk kaula Gubermenem Belanda adalah : 1. Golongan Eropa 2. Golongan Timur Asing 3. Pribumi bukan kaula raja Sultan31 Grant Sultan pada dasarnya diterbitkan untuk 4 empat golongan, yaitu:32 1. Putra Deli 2. Bangsa Minangkabau 3. Bangsa Jawa 4. Bangsa Mandailing Tidak ada klasifikasi tertentu terkait dengan untuk siapa grant sultan ini diberikan karena grant sultan diterbitkan bagi penduduka pribumi sebagai bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang telah dikuasai masyarakat tersebut. Adapun tujuan dari diterbitkannya grant sultan adalah sebagai bukti kepemilikan tanah bagi masyarakat pribumi. Luas wilayah grant sultan adalah sekitar wilayah pinggir kota medan di luar wilayah yang telah diperjanjikan antara pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Deli.33 Sebagai lampiran dari bagian ini diikutkan satu contoh Grant Sultan sebagai berikut: 30Dikutip dari Tesis Aprilliyani, Op.cit. hal.80 31Ibid, hal.259 32Hasil wawancara dengan Barun 33Hasil wawancara dengan barun SRIPADOEKA TOENKAO SULTAN DELI GERAN, JAITOE MENENTOEKAN HAK KEBOEN NOMBER 125 1. Bahwa kita Sripadoeka Toenkoe Sultan Maamoen Alrasjid Perkasa Alamsjah jang bertachta kerajaan didalam negeri Deli serta daerah djadjahan rantau ketaaloekkannja telah member perizinan kepada ini kepada seorang Islam bernama Oedjoeng bangsa Melajoe Deli jang mempoenjai hak satoe keboen dikampong Gloegoer, terhak itoe dengan sebab dibelinya kepada SImpit yang bertanggal kepada 13 hari boelan Januari Tahoen 1897. Maka peringgan itoe keboen berikoet sebagaimana jang diterangkan dibawah ini : Peringgan sebelah Selatan Keboen Ahmad. pandjangnja Selatan Oetara sebelah Barat 78.60 meter; Peringgan Sebelah Oetara keboen Hadji Ismail, pandjangnya Selatan Oetara sebelah Timoer 83.50 meter; Peringgan sebelah Barat seongei Deli, pandjangnja Barat Tiomer sebelah Selatan 110.30 meter; Peringgan sebelah Timoer pasar besar, pandjangnja Barat Timoer sebelah Oetara 121.30 meter; 2. Maka adapoen kita member izin ini kepada jang empenja hak misti menoeroet perintah dari pada kita atau wakil kita, 3. Siapa jang menerima ini soerat mendjadi keterangan dan hak kepadanja. Selama beloem teroebah ganti peratoeran dari pada kita terletaknja keboen itoe dengan peroesahaannja. Dan kalau nanti terpatoet membajar hasil kemoedian hari atas kadar jang ditentoekan masa itoe maka berlakoelah atoeran itoe sepanjangnja. Dan manakala hak ini maoe dipindahkan dengan sebab djoeal atau gadai dan lain- lain tiada boleh kalau beloem lebih dahoeloe menerangkan kepada kita atau wakil kita. Demikianlah baroe sah tiap-tiap kali berpindah hak itoe. 4. Sjahdan jang poenja hak ini soedah mengakoe mengerjakan tanah itoe dengan bersih selamanja, lagi bertanam pokok-pokok boeah-boehan. Serta tambahan poela kalau jang poenja hak kemana-mana wadjib baginja meninggalkan gantinja akan memliharakan haknja itoe. Manakala hak itoe tertinggal seberapa tanah kosong anam boelan atau satoe tahoen, atau tiada menoeroet sebagaimana kenjataan perizinan ini, maka kita memindahkan hak seberapa tanah kosong itoe kepada barang siapa jang boleh meneria pengakoean ini. Dan kerab kali mereka itoe jang mempoenjai hak melanggar atoeran ini maka mereka itoe dapat hoekoeman dari pada kita. Didalam halat perwatasan jang terseboet ditinggalkan lima depa dari djalan besar. Maka itoe tanah selama beloem digoenakan negeri boleh djoega jang empoenja hak didalam perwatasannja bertanam pohon-pohon, tetapi manakala ada pergoenannja maka termilik koeasa negeri djoe dengan tiada mengganti keroegian kepada jang empoenja oesaha adanja. Termaktoeb di Medan, pada 30 hari boelan Juli 1923. Perlu dibuat catetan, bahwa syarat-syarat dibawah ini selalu dicantumkan dalam Grant Sultan: 1. Tahan yang bersangkutan harus dikerjakan, jika tidak, haknya dicabut. 2. Kadang-kadang ditentukan, bahwa sipemegang hak harus membuat rumah. 3. Tanah tak boleh diserahkan lepaskan atau dibebani tanpa izin Sultan. Izin yang dimaksud misalnya dituangkan dalam suatu formula sebagai berikut :34 ―Adalah dari tanah yang tersebut disebelah kanan ini terang dari pada kita Padoeka Sri Tengkoe Besar Negeri Deli berpindah hak kepada‖ seorang bangsa Melajoe N ama …………………………… dengan sebab djoeal dengan …………………….. ………………Pada……………………hari boelan……………………………..tahoen………………… Tanda tangan memindahkan hak …………………… Kita yang membenarkan pindahan ini Padoeka Sri Tengkoe Besar Negeri Deli, Tanda tangan saksi-saksi _________________________ _________________________ _________________________ 34Ibid.hal 62

C. Kedudukan Tanah Grant Sultan dalam Hukum Tanah Indonesia