Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase data karakteristik responden di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi Medan n=74
Karakteristik Frekuensi
Persentase Umur
6 7
8 9
10 11
12
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Cedera
Tidak ada Ada
Lamadurasi penggunaan 5
– 10 menit 11
– 15 menit 16
– 20 menit 21
– 25 menit 26
– 30 menit 30 menit
Cara membawa tas punggung Satu bahu
Dua bahu 3
11 9
24 11
11
5 37
37
74
27 18
7 7
8 7
6 68
4.1 14.9
12.2 32.4
14.9 14.9
6.8 50.0
50.0
100
36.5 24.3
9.5 9.5
10.8 9.5
8.1 91.9
5.1.2 Berat Tas Punggung
Berdasarkan berat tas punggungyang dibawa oleh siswai ke sekolah, 81,1 membawa tas dengan berat tas ≥10 BB mereka. Berat tas punggung
dapat dilihat pada tabel 5.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase Berat Tas Punggung anak di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi n = 74
Karakteristik responden Berat Tas
10 BB f ≥10 BB f
Usia 6
7 8
9
10 11
12 4
1 6
3 3
11 9
20 10
5 2
Jenis kelamin Perempuan
Laki-laki 9
5 28
32 Lama membawa tas
5-10 menit 11-15 menit
16-20 menit 21-25 menit
26-30 menit
30 menit 7
1 3
2 21
17 5
4 6
7
5.1.2 Keluhan Muskuloskeletal Pada Anak Pengguna Tas Punggung
Dari hasil
penelitian dapat
dilihat gambaran
keluhan muskuloskeletal pada anak pengguna tas punggung di SD Islam Terpadu
Nurul ‘Azizi, dalam kategori rendah 56 responden 74.7, dan kategori sangat tinggi 0 responden, beserta karakteristik responden atau lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase skor keluhan muskuloskeletal anak pengguna tas punggung n = 74
Karakteristik Frekuensi f
Persentase Tidak Ada
Rendah Sedang
Tinggi Sangat tinggi
4 52
16 2
5.4 70.3
21.6 2.7
Total 74
100
5.2 Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa keluhan
muskuloskeletal yang dialami oleh anak pengguna tas punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi adalah keluhan muskuloskeletal rendah 70,3 responden.
Dari penelitian responden yang membawa tas dengan berat beban ≥10 BB
sebanyak 81,1 mengalami keluhan muskuloskeletal rendah. Berat ini sudah melebihi batas berat yang direkomendasikan dimana berat beban tas punggung
sekolah yang seharusnya adalah 10 BB pengguna, didasarkan pada fakta bahwa hal itu dapat mempengaruhi postur tulang belakang, bentuk kaki dan gaya
berjalan mereka Katarzyna, et al., 2015. Hasil penelitian serupa yang dikemukakan oleh Shamsoddini, Hollisaz dan
Hafezi 2010 menunjukkan bahwa pada siswa yang membawa tas punggung sebagian besar mengeluhkan sakit di muskuloskeletal mereka tepatnya pada bahu.
Siswa yang membawa tas punggung dengan berat 10 BB mereka lebih besar
Universitas Sumatera Utara
resikonya untuk mengalami sakit pada muskuloskeletal. Berat beban yang diangkat tubuh secara berlebihan dapat menimbulkan cedera pada otot dan tulang
hal itu karena beban berat yang dipikul dapat mengurangi ketebalan dari interverbal disc atau elemen yang berada diantara tulang belakang. Sebuah ransel
berat akan menyebabkan sikap tubuh condong kedepan karena menahan beban dipunggungnya American Chiropratic AssociationACA.
Menurut analisis data yang telah dilakukan, jumlah responden perempuan 50 dan laki
– laki 50. Keluhan muskuloskeletal pada perempuan lebih tinggi 2,7 daripada laki
– laki. Dan responden laki – laki lebih banyak membawa tas punggung dengan berat ≥10 BB yaitu sebanyak 32 responden dan
responden perempuan 28 responden. Sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Ardiono dan Yuantari 2014 yang menyatakan bahwa
perempuan lebih sering melaporkan adanya keluhan muskuloskeletal. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rai dan Argawal 2009 di kota
Lucknow, mengemukakan bahwa siswa perempuan lebih sering mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan dengan pria.
Hal ini sesuai dengan konsep bahwa jenis kelamin berperan dalam menyebabkan keluhan muskuloskeletal secara fisiologis karena secara fisiologis,
kemampuan wanita memang lebih rendah daripada pria. Astrand Rodhal 1996, dalam Tarwaka, 2015 menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua
pertiga 23 dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian Betti’e, et al 1989 dalam Tarwaka,
2015 menunjukkan rerata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60 dari
Universitas Sumatera Utara
kekuatan otot pria, khususnya otot lengan, punggung dan kaki. Menurut peneliti, keluhan muskuloskeletal yang lebih tinggi pada responden perempuan tidak
mempengaruhi hasil akhir pada penelitian ini dikarenakan jumlah responden perempuan dan laki
– laki yang sama. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 75 dari 28
responden dengan durasi penggunaan selama 5 – 10 menit membawa tas
punggung dengan berat ≥10 BB. Dan dalam sehari responden dengan durasi ini sudah mengalami keluhan muskuloskeletal dan responden yang membawa tas
punggung 30 menit dalam satu hari sebanyak 9,5 responden. Sesuai dengan Tarwaka 2015, keluhan muskuloskeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi
otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Hal ini senada dengan pernyataan Haselgrove
2008, bahwa anak yang membawa tas punggung selama 5 – 10 menit dalam satu
hari sudah mengeluhkan nyeri punggung. Dan hal serupa juga diungkapkan oleh Alaa’ Osaid 2012 bahwa lama pemakaian tas 5 – 30 menit dari rumah menuju
sekolah setiap hari dengan berat rata – rata 5,267 kg mengalami nyeri bahu, nyeri
punggung bawah dan nyeri pada leher. Lamadurasi penggunaan sudah melebihi batas jika 30 menit dalam satu hari.
Berdasarkan karakteristik umur responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,5 n= 47 responden berusia 6
– 9 tahun membawa tas punggung dengan berat ≥10 BB dan sebanyak 4 8,5 responden membawa tas
punggung dengan berat 10 BB. Sedangkan 62,9 n = 27 responden berusia 10
– 12 tahun membawa tas punggung dengan berat ≥ 10 BB dan sebanyak 10
Universitas Sumatera Utara
37,1 responden membawa tas dengan berat 10 BB. Sistem muskuloskeletal anak usia sekolah terus mengalami osteofikasi dan belum matang. Sehingga jika
terpapar tekanan yang melebihi batas kompensasi tubuh mereka atau mengalami tekanan dalam waktu yang lama, maka akan mudah mengalami cedera. Dan
keluhan muskuloskeletal akan semakin buruk dan menyebabkan kerusakan sistem muskuloskeletal pada usia setengah baya, karena kekuatan dan ketahanan otot
mulai menurun sehingga risiko terjadinya keluhan otot meningkat, terutama untuk otot leher dan bahu, bahkan ada beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa umur
merupakan penyebab utama terjadinya keluhan otot Tarwaka, 2015. Penelitian yang dilakukan oleh Sya’ bani. P 2012, bahwa semakin
bertambah usia, keluhan nyeri punggung semakin berkurang yaitu sebesar 7,4 dari kategorik usia 10
– 11 ke kategori usia 12 – 13 tahun. Hasil penelitian sebelumnya oleh Murphy et al 2005 memberikan hasil yang sangat berbeda
dimana prevalensi nyeri punggung semakin meningkat seiring denganan pertambahan usia dengan hasil yang didapatkan prevalensi nyeri punggung pada
anak usia 11 – 12,75 tahun sebesar 22 sedangkan anak usia ≥ 12 tahun sebesar
32. Menurut peneliti berbedanya hasil penelitian dengan teori dan penelitian yang sudah ada, dikarenakan walaupun responden dengan usia yang lebih rendah
6 – 9 tahun lebih banyak, tetapi lamadurasi sistem muskuloskeletal usia 6 – 9
tahun sebanyak 36,2 dari total responden dengan usia tersebut hanya 5 – 10
menit dalam satu hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN