Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KONSEP SUMBER ENERGI GERAK MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL)
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH
ROHANI
NIM: 809018300617
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014


ABSTRAK
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak
melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian
Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan CTL di kelas I MI.
Muhammadiyah 02 Kukusan Depok. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing
terdiri atas Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Indikator
keberhasilan penelitian yaitu apabila seluruh siswa telah mencapai KKM. Hasil
penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa dalam penggunaan
pendekatan CTL siswa mampu meningkatan hasil belajar IPA pada materi sumber
energi gerak di kelas I. Berdasarkan hasil observasi siswa sangat senang ketika
mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL, siswa menjadi
lebih aktif. Hasil perhitungan pada siklus I siswa yang memenuhi KKM sebesar
58,06% dan pada siklus II sebesar 90,32%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sumber
energi gerak di kelas I MI Muhammadiyah 02 Kukusan Depok.
Kata kunci :
Hasil Belajar IPA, Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).


i

ABSTRACT
The Improvement of Student Learning outcomes in the Concept of motion
Energy Source Approuch through CTL approach (Contextual Teaching and
Learning) in first grade MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok.
The aim of this research is to know the student learning outcomes in the concept
of motion energy source through CTL approach in class I MI Muhammadiyah 2
Kukusan Depok . The method used in this study using Classroom Action Research
( CAR), which consists of two cycles. Each of them consist of: Planning, Doing,
Observation, and Reflexion. The indicator of research success is when all of
students have reached KKM. Results in the first cycle and second cycle states that
the use of CTL approach.students can improve learning outcomes in the concept
of motion energy source. Base on observation result. Students are very happy to
follow IPA.lesson by using CTL,they are active and creative. The calculation in
the first cycle of students who fulfill the KKM was 58,06 % and the second cycle
of 90,32 %. And finally it can be give the conclution that CTL can improve IPA
on division in second grade at MI Muhammadiyah 02 Kukusan Depok.
Keywords:

Science Learning Results, Approach CTL (Contextual Teaching and Learnin ).

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Sumber Energi Gerak Melalui Pendekatan CTL ” dapat penulis selesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan sahabatnya.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Bapak Fauzan, MA., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan bimbingan dan

masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang selama ini memberikan ilmu dan membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Suami Agus Listyanto dan ananda Arin Yulistiana yang selalu memberikan
dukungan serta perhatian , sehingga proses perkuliahan ini berjalan dengan
baik.
6. Teman-teman PGMI Dual Mode System (khususnya kelas M) yang telah
membantu dan memberikan saran dan juga masukan bagi penulis.
7. Bapak Sahabudin, S.Pd.I selaku kepala MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok
yang telah memberikan dukungan dan bantuan.
iii

8. Guru-guru MI. Muhammadiyah 2 Kukusan Depok yang telah memberikan
dukungan dalam proses penelitian yang dilakukan disekolah tersebut.
Semoga jasa dan semua kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT, dan akhir kata penulis berharap, semoga dari
hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi yag membaca pada
umumnya.


Jakarta,
Penulis

Rohani

iv

2013

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH
ABSTRAK ................................................................................................... …

i

KATA PENGANTAR ................................................................................. …

iii


DAFTAR ISI ................................................................................................ …

v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ …

viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ …

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... …

x

BAB I PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C.

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................... 6
1. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar ........................................................ 6
a. Pengertian Belajar ............................................................................... 6
b. Ciri-ciri belajar ................................................................................... 8
c. Tujuan Belajar .................................................................................... 9
d. Prinsip-prinsip Belajar ........................................................................ 10
e. Aktivitas –Aktivitas Belajar…………………………………………. 11

f. Cara Belajar yang Efektif …………………………………………… 12
g. Hasil Belajar .............................................................................. 13
h. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 14
v

2. Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ………………….................. 16
a. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ........................................... 16
3. Pendekatan Kontekstual ……………………………………………………..... 17
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ………………………………………... 17
b. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual ………………………….. 18
c. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL ……………………………... 19
d. Definisi CTL ……………………………………………………………….. 19
e. Komponen-Komponen CTL .................................................................. 19
f. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional ………………………. 21
g. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL ……………………………………… 22
B. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 23
C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 28

B.

Metode Penelitian ................................................................................... 28

C.

Subjek Penelitian .................................................................................... 32

D.

Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 32

E.

Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................. 32


F.

Hasil Intervensi yang Diharapkan .......................................................... 35

G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 35
H.

Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

I.

Instumen Pengumpulan Data .................................................................. 36

J.

Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ....................................... 37

K

Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................. 38

vi

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A.

Deskripsi dan Analisis Data ..................................................................... 39

B.

Pembahasan ............................................................................................. 56

BAB V PENUTUP
A.

Simpulan .................................................................................................. 59

B.

Saran ......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data …………………… 35
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ………………………………… 42
Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Siklus I ……………………………………... 44
Tabel 4.3 Aktivitas Siswa Guru I ………………………………………. 45
Tabel 4.4 Aktivitas Pembelajaran Siklus I ……………………………... 46
Tabel 4.5 Hasil belajar siswa siklus II………………………………….. 50
Tabel 4.6 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II…… 52
Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Siklus II …………………………………….. 52
Tabel 4.8 Aktivitas Guru Siklus II ……………………………………... 54
Tabel 4.9 Aktivitas Pembelajaran Siklus II …………………………….. 55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Model Siklus PTK

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Keadaan Siswa ………………………………………………… 61

Lampiran 2

Struktur Organisasi ……………………………………………. 62

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………….. 63

Lampiran 4

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I ……………….. 71

Lampiran 5

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I …………………………. 72

Lampiran 6

Kunci jawaban ……………………………………………….. 72

Lampiran 7

Lembar Pengamatan/ Observasi ………………………………. 74

Lampiran 8

Analisis Nilai Soal Evaluasi Siklus I ………………………… 76

Lampiran 9

Lembar Observasi Aktivitas Siswa …………………………… 78

Lampiran 10

Lembar observasi aktivitas guru I ……………………………. 79

Lampiran 11

Lembar kegiatan siswa siklus I ……………………………… 80

Lampiran 12

Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ………………… 81

Lampiran 13

Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siklus II ………………… 90

Lampiran 14

Instrumen hasil belajar siklus II ……………………………… 91

Lampiran 15

Kunci jawaban ………………………………………………..

92

Lampiran 16

Lembar Pengamatan / Observasi ……………………………..

93

Lampiran 17

Analisi Nilai Soal Evaluasi Siklus II …………………………. 95

Lampiran 18

Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II …………

Lampiran 19

Lembar observasi aktivitas siswa siklus II …………………… 99

Lampiran 20

Lembar observasi aktivitas guru siklus II ……………………. 100

Lampiran 21

Lembar kegiatan siswa siklus II……………………………… 102

Lampiran 22

Materi pembelajaran siklus II ……………………………….... 103

Lampiran 23

Dokumentasi kegiatan siklus II ………………………………. 105
x

97

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, karena melalui pendidikan manusia mendapatkan berbagai
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pendidikan merupakan hubungan antara
peserta didik dan pendidik yang saling berinteraksi dalam dunia pendidikan.
Proses pendidikan itu terjadi dilingkungan keluarga, sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.
Pendidikan khususnya pendidikan formal adalah suatu pendidikan yang
dilakukan di sekolah. Di dalam lingkungan sekolah mutu atau kualitas guru,
kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas, dan biaya akan berpengaruh pada
proses pendidikan di lingkungan sekolah.
Sebagai pendidik tentunya kita harus memahami kemampuan siswa dalam
menerima ataupun menyerap pelajaran sangat beragam. Tentunya hal ini menjadi
tugas guru untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh karena
itu guru harus introspeksi diri untuk mencari kekurangan dan kesalahan yang
terjadi. Dalam dunia pendidikan, pendidikan mempunyai tujuan yaitu sesuatu
yang harus didapat atau diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran melalui pengajaran, bimbingan atau latihan-latihan. Pada proses
pendidikan di sekolah ada unsur pendidik, peserta didik, metode, media dan
bahan ajar dan sebagainya. Oleh karena itu di dalam menyampaikan materi
pembelajaran harus menggunakan metode atau strategi yang dapat menarik minat
siswa, dan dapat diserap dan di terima dengan baik oleh siswa.
Dengan demikian guru harus mencari metode atau cara yang sesuai
dengan materi pelajaran , salah satunya dengan pendekatan yang efektif agar
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, agar
efektif pendidik hendaknya menggunakan pendekatan CTL.Selama ini dalam

1

2

proses pembelajaran selalu menggunakan ceramah saja, sehingga peserta didik
tidak mendapatkan pengalaman langsung dari proses pembelajaran.
Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar
kegiatan pendidikan

sebagai salah satu pusat

merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang

membelajarkan siswa berbagai macam mata pelajaran , salah satu mata pelajaran
yang diajarkan yang memegang peranan cukup penting dalam kehidupan
manusia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada pembelajaran IPA sangat
berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan
konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait
dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan
perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan
minat siswa, kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pemahaman
tentang alam semesta. Ilmu Pengetahuan Alam khususnya kelas I sangat disukai
siswa. Menurut pendapat Supriyadi Ilmu Pengetahuan Alam yang dipelajari di
Sekolah Dasar

adalah

“Suatu objek atau bidang studi yang membahas

kenyataan, fakta-fakta, dan teori-teori untuk menggambarkan tentang kerja dari
alam dan merupakan kreasi dari pemikiran manusia dalam mengemukakan ideidenya ataupun konsep-konsep secara bebas”.1 Maka tidak dapat dipungkiri
bahwa pelajaran IPA merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia.
Pemecahan masalah adalah sebagai salah satu hal yang penting yang perlu
dimiliki siswa. Pembelajaran hendaknya dimulai dengan pengenalan atau
pengajuan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah
kontekstual, maka peserta didik secara bertahap mendapat bimbingan untuk
menguasai pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil rata-rata nilai rapot semester ganjil pada mata pelajaran
IPA di kelas I rata-rata 64,35 menunjukkan siswa belum mencapai KKM, yaitu
65. Rendahnya hasil belajar tersebut terlihat berdasarkan hasil wawancara tidak
1

Supriyadi, dkk., Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 9 Universitas
Negeri Jakarta, (Jakarta: UNJ 2012), h. 201.

3

terstruktur, bahwa siswa kelas satu diperoleh data sebagian siswa tidak tertarik
belajar IPA. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami manfaat belajar IPA.
Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak
dikarenakan pada proses pembelajaran masih menggunakan sistem konvensional,
guru masih mendominasi dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya sebagai
penerima pengetahuan yang pasif, siswa hanya mendengarkan ,mencatat dan
mengulangnya, yang pada akhirnya siswa menjadi bosan dan kurang tertarik.
Untuk menggali kemampuan siswa yang kreatif dan berkembang perlu
diterapkan pembelajaran yang bermakna, yang nantinya akan membawa siswa
pada pengalaman belajar yang mengesankan, yang diperoleh siswa apabila
proses pembelajaran yang didapat siswa dari pemahaman dan penemuannya
sendiri, yaitu proses yang melibatkan siswa sepenuhnya.
Terkait untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I, maka penulis
berupaya menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai salah satu
alternatif pembelajaran yang bermakna, yang bermuara pada pembelajaran yang
aktif, kreatif dan menyenangkan. Berikut ini pembelajaran IPA menurut Isriani
dan Dewi Puspitasari:
Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari sering dijumpai anak yang telah
belajar IPA sangat hafal dan faham dari definisi konsep yang telah
dipelajarinya. Akan tetapi masih jarang yang mampu menerapkan
pengetahuannya itu dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan
karena hanya mampu menghapal konsep IPA tanpa memahaminya dengan
benar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja, tapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di MI/SD menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.2
Berkaitan dengan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan,
maka guru dapat menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Pendekatan CTL merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran dengan
2

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta,
Familia, 2012), h.150

4

konsep pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Berikut ini
pembelajaran kontekstual menurut Isriani dan Dewi Puspitasari. “Pembelajaran
Kontekstual atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari”.3 Pembelajaran dimulai dari yang nyata sehingga
siswa dapat terlibat langsung . Dalam proses tersebut, guru hanya berperan
sebagai fasilitator bagi siswa.
Untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi di MI. Muhammadiyah
2 Kukusan Depok, yaitu pada mata pelajaran IPA dan adanya penelitian terlebih
dahulu mengenai pendekatan kontekstual pada materi sumber energi gerak.tertarik
untuk mengatasi permaslahan tersebut menggunakan pendekatan kontekstual.
Dari uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penlitian dengan judul
skripsi” Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak
melalui Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)” ( Penelitian

Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok). Dengan menggunakan
pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MI.
Muhammadiyah 2 Kukusan Depok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana cara meningkatkan keaktifka siswa pada
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pada
materi sumber energi gerak”.

3

Isriani Hardini, Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta,
Familia,2012) h.62

5

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Peningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual pada
konsep sumber energi gerak.

D. Manfaat hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1) Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan
program pengajaran IPA di sekolah.
2) Bagi guru mata pelajaran
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru mata pelajaran IPA, dalam merumuskan
pendekatan pembelajaran yang baik untuk siswa, sehingga guru mengetahui
cara meningkatkan hasil belajar IPA.
3) Bagi siswa
Untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada pelajaran IPA
4) Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk diadakan
penelitian yang lebih lanjut.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar
Belajar merupakan proses manusia mendapatkan berbagai pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk membuat perubahan dalam diri
seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan masyarakat untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan tersebut tentu akan
menjadikan seseorang menjadi lebih baik. Belajar tidak hanya untuk mendapatkan
pengetahuan saja, tetapi belajar juga sebagai proses membentuk mental pada diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas ini
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Ini menandakan bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan dalam diri seseorang, ia menyadari bahwa pengetahuan yang ia
dapatkan bertambah, misalnya dari tidak bisa menulis menjadi pandai menulis.
Lain halnya dengan perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk, tidak
termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang tersebut tidak
menyadari akan perubahan itu.
Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, hampir seluruh
dari kehidupan manusia akan mengalami proses belajar, berarti setiap manusia
akan selalu belajar. Karena manusia dalam kehidupannya akan mengalami
masalah, untuk mengatasi nya manusia membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dibutuhkan proses
belajar.
6

7

Untuk mendapatkan pemahaman tentang pengertian belajar, berikut akan penulis
kemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli. Menurut Sudjana, yang
dikutif Asep Jihad “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman,
sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan
aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”.1 Belajar pada dasarnya adalah
suatu proses kegiatan seseorag dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya,
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, perubahan pengetahuan maupun
sikap.
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, “Belajar adalah aktivitas individu
dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, menyangkut aspek kognitif
(intelektual), efektif (sikap, keyakinan, kebiasaan), kognitif (motif, minat, citacita) dan psikomotor (ketrampilan) melalui interaksi dengan lingkungan”.2
Pengertian belajar juga dijelaskan oleh Amin Budiamin dan Setiawati:
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan nampak dalam penguasaan
pola-pola respon baru terhadap lingkungan, yang berupa ketrampilanketrampilan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalamn apresiasi dan
sebagainya.3
Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat dapat disimpulkan
bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah
sebagai akibat pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
1

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), h. 2
2

Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta didik dan Klien, (Kizi Broder’s, 2008), h. 91.
3

Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling, Program Peningkatan Kualifikasi
Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, ( Jakarta: DirJen Departemen
Agama RI, 2009), h. 110.

8

b. Ciri-ciri belajar
Ciri-ciri belajar merupakan tanda-tanda adanya proses belajar. Adanya
tanda-tanda proses belajar dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah
melalui proses belajar. Belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar, setiap manusia yang belajar akan
mengalami perubahan yang terjadi dalam dirinya, ia menyadari bahwa
pengetahuannya, kecakapannya, dan kebiasaannya bertambah.; 2) Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional. Perubaha yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung terus menerus dan akan berguna dalam kehdupannya. Misalnya
seoran anak yang belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak
bisa menulis menjadi dapat menulis; 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif
dan aktif. Perubahan-perubaha itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu
sendiri; 4) Perubaha dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang
tejadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan
dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.4
c. Tujuan belajar
Proses belajar terjadi secara internal dan bersipat pribadi dalam setiap
individu atau dalam diri peserta didik. Proses belajar tersebut mengarah pada
tercapainya tujuan. Tujuan belajar di sekolah ditunjukkan untuk mencapai: a)

4

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 15-16.

9

Untuk mendapatkan pengetahuan; b) Penanaman konsep; dan c) Pembentukan
sikap.
a) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Jenis interaksi atau cara
yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah
(presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan demikian, siswa akan
diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan
mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka
memperkaya pengetahuannya.
b) Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu
ketrampilan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmani
adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan
menitikberatkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang
yang sedang belajar. Ketrampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan
dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung
pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan
dan ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu masalah atau konsep.
c) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus
lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan kecakapan.5
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat disusun oleh calon guru atau pembimbing
dengan prinsip yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda ,
dan oleh setiap siswa secara individu. Prinsip-prinsip tersebut, sebagai berikut:
5

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta,
Familia, 2012), cet.1. h. 5-6

10

a) Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisifasi aktif, meningkatkan
dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
3. Belajar

perlu

lingkungan

yang

menantang

dimana

anak

dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
4. Belajar Perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b) Sesuai hakekat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembagannya;
2 Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
3. Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulasi yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.
c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian

yang

sederhana,

sehingga

siswa

mudah

menangkap

pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
d) Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang;

11

2.

Repetisi,

dalam

proses

belajar

perlu

ulangan

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

berkali-kali

agar

6

e. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Dalam belajar seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu
situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka
belajar. Situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa
yang dilakukan kemudian. Berikut ini dibahas bebrapa aktivitas belajar, sebagai
berikut:
1) Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di
sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
2) Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas
memandang berhubungan erat dengan mata. Tanpa mata tidak mungkin terjadi
aktivitas memandang dapat dilakukan.
3) Meraba, membau, dan mencicipi/ mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat
dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4) Menulis dan mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat yang
dapat menunjang tujuan belajar.
5) Membaca
Membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di
sekolah.
6

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, ( Jakarta: PT Asdi Mahasatya,
2010), h. 27-28.

12

6) Membuat ikhtisar atau ringkasan da menggarisbawahi.
7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan.
8) Menyusun paper atau kertas kerja.
9) Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Perbuatan mengingat jelas sekali
terlihat ketika seseorang sedang mengahafal bahan pelajaran.
10) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh
penemuan baru.
11) Latihan atau praktek
Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Dengan banyak latihan
kesan-kesan yang diterima lebih fungsional.7
f. Cara Belajar yang Efektif
1. Perlunya Bimbingan
Dalam hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tidak efesien. Kita dapat
membantu siswa dengan member petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara
belajar yang efisien. Disamping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara
belajar, baik pula siswa diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar.
2. Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan
beberapa hal: a) Kondisi internal; b) Kondisi eksternal; c) Strategi belajar.

7

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), h.38-45

13

3. Metode Belajar
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,
kecakapan dan ketrampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Uraian ini
membahas kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar.
a) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
b) Membaca dan membuat catatan
c) Mengulangi bahan pelajaran
d) Konsentrasi
e) Mengerjakan tugas.8
g. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai-nilai yang didapat setelah melalui tahapan proses
pembelajaran yang dimiliki seseorang. Dan dalam hasil belajar tersebut seseorang
bukan hanya memperoleh pengetahuan, tapi juga pembiasaan-pembiasaan yang
diterapkan dalam kehidupan. Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil belajar dapat
didefinisikan oleh para ahli, diantaranya adalah:
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris “Hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.9 Pengertian yang senada
tentang hasil belajar dikemukakan oleh Nana Sudjana. Menurut Nana Sudjana
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

8

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010), h.73
9

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), cet. 2, h. 14.

14

menerima pengalaman belajarnya.”.10 Dengan demikian hasil belajar siswa dapat
dilihat setelah siswa melakukan proses pembelajaran. Seorang guru dapat
mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran melalui hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui kemampuan peserta didik setelah
melakukan proses pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan kemampuan
yang didapat siswa dalam proses belajar yang dilakukan sehingga mendapatkan
pengetahuan yang maksimal.
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa
(internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zikri Neni Iska, yaitu:
Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti fisik
yang sehat, memiliki motivasi atau minat yang kuat untuk belajar, kebiasaan
belajar yang baik, sikap yang positif terhadap materi pelajaran, kecerdasan dan
tidak mudah frustasi dlam menghadapi kegagalan. Faktor eksternal, yang
mendukung keberhasilan belajar, dianataranya adalah lingkungan keluarga
yang harmonis, perhatian orang tua, failitas belajar yang memadai, iklim
kehidupan sekolah yang kondusif.11
Penjelasan yang lebih rinci mengenai faktor-faktor

yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa dikemukakan oleh Alisuf Sabri. Menurut Alisuf
Sabri “ Faktor-faktor yang berasala dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari
faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor –faktor yang berasal

10

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
karya, 2010), h. 22.
11

Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta didik dan Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 91.

15

dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologi dan faktor
psikologis pada diri siswa”.12
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: factor
lingkungan alam/non social dan faktor lingkungan social. Yang termasuk factor
lingkungan alam seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu ( pagi, siang,
malam), letak gedung sekolah dan sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan
social baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
b. Faktor-faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta strategi
belajar mengajarnya yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa.
c. Faktor-faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi internal siswa ada dua macam, yaitu kondisi fisiologi siswa
dan psikologi siswa. Faktor kondisi fisiologi terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan
pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah factor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir, dan
kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa13

12

Alisuf Sabri, Psiologi Pendidikan berdasarkan kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman
ilmu Jaya, 2010), cet. 4, h. 59-60.
13

Alisup Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, ( Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cet. 4, h. 59-60

16

2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD/MI
a. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD/MI
Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan
siswa untuk memahami hakekat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap
ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat untuk
mengembangkan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif”.14
Sedangkan pengertian menurut Supriyadi dkk,IPA adalah suatu objek atau
bidang studi yang membahas kenyataan, fakta-fakta, dan teori-teori untuk
menggambarkan tentang kerja dari alam dan merupakan kreasi dari pemikiran
manusia dalam mengemukakan ide-idenya ataupun konsep-konsep secara bebas.
Dengan belajar sains, anak belajar pula untuk memecahkan masalah kehidupan.15
Berdasarkan teori-teori diatas mengenai IPA dapat disimpulkan, bahwa
IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan
makhluk hidup dan alam semesta dimana perlu dilakukan suatu

eksperimen

dalam rangka penguatan secara konseptual.
b. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengtahuan Alam (IPA) SD/MI
Setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, hal
ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan di lingkungan masyarakat seperti
pendidikan IPA.
Isriani Hardini dan Dewi Puspita sari menjelaskan bahwa tujuan Meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan pemahaman
tentang berbagai macam gejala alam, mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Saling temas, melakukan inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bertindak, bersikap ilmiah serta
berkomunikasi, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya
alam, meningkatka kesadaran untuk menghargai alam, meningkatkan
14

I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk
Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), h. 27.
15

Supriyadi dkk, op. cit.., h. 200-201.

17

pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.16
Sedangkan menurut I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda “tujuan
pendidikan sains mencakup lima dimensi, yaitu: Pengetahuan dan pemahaman,
penggalian dan penemuan, imaginasi dan kretivitas, sikap dan nilai serta
penerapan17

Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Karakter pada anak usia SD/MI yang masih senang bermain khususnya
pada siswa kelas satu masih banyak belajar yang di selingi dengan bermain,
karena pada usia ini anak lebih cepat bosan. Dalam buku Teori Belajar dan
Pembelajaran Evelin Siregar dan Hartini Nara mengatakan:
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah, siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.18
Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi
sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya di lingkungan
masyarakat.

16

Isriani Hardini dan Dewi Puspita sari, Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep,
dan Implementasi, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet. 1, h. 151.
17

I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk
Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), h. 28.
18

Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 117

18

Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi dalam bukunya
mengatakan “Pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran
yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkrit melalui pelibatan
aktivitas belajar mencoba melakukan dan mengalami sendiri (learning by
doing)”.19 Dengan demikian pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk,
akan tetapi yang terpenting adalah proses. Oleh karena itu tugas guru adalah
mensiasati strategi pembelajaran bagaimana yang dipandang lebih efektif dalam
membimbing kegiatan belajar siswa agar dapat menemukan apa yang menjadi
harapannya.

b. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual
CTL (Contextual

Teaching

and

Learning)

adalah

suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam dirinya. Dari konsep tersebut
ada tiga hal yang perlu diketahui.
Pertama, proses pembelajaran yang melibatkan siswa agar mendapat
pengalaman secara langsung. Siswa tidak hanya menerima pelajaran yang
diberikan oleh guru, tetapi mencari dan menemukan sendiri dalam pembelajaran.
Kedua, pada proses pembelajaran siswa

dapat menghubungkan materi

yang dipelajari dengan kehidupan nyata, dan dapat merekam dalam memori dan
dapat diingat selamanya.
Ketiga, pada proses pembelajaran siswa bukan hanya memahami materi,
tetapi dapat mencerminkan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.20
19

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. 1, h. 280.
20

Supriyadi dkk, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, (Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, 2012), h. 94.

19

c. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL
Latar belakang dari segi filosofis, Piaget berpendapat: “bahwa sejak kecil
setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema
yang terbentuk karena pengalaman. Sedangkan dilihat dari latar belakang
psikologis bahwa belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti
emosi, minat, motivasi, dan kemampuan”.21
Dengan pendekatan kontekstual, para peserta didik akan mampu
menemukan makna dari setiap pengetahuan yang mereka peroleh, karena
pendekatan kontekstual mengarahkan siswa untuk belajar mandiri.

d. Definisi CTL (Contextual Teaching and Learning)
Seperti yang dikutif oleh Masitoh dan Laksmi “kontekstual adalah
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa
menggunakan pemahaman dan kemampuan akademisnya dalam berbagai konteks
dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif
ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama”.22
e. Komponen-komponen CTL
1) Kontruktivisme
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkonstruksi pengetahuanya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2) Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran CTL inkuiri. Artinya, proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan penelusuran melalui proses berpikir secara
sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses
21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), Ed.1 Cet. ke 6. h. 256-259.
22

Masitoh, op. cit., h. 288.

20

perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus
dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan sisw
dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
3) Bertanya
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab
melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan
siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan
dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat
dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan
minatnya.
5) Pemodelan (Modling)
Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian refleksi, pengalaman
belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada
akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment)
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian
ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau

21

tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh positif
terhadap perkembangan intelektual maupun mental siswa.23

f. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan

aktif

dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali
sendiri materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa
ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi
secara pasif.
2) Pembelajaran CTL siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja
kelompok, diskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan pembelajaran
konvensional siswa lebih banyak belajar secara individu dengan menerima,
mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan
pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4)

Kemampuan

didasarkan

atas

pengalaman,

sedangkan

pembelajaran

konvensional kemampuan diperoleh melaui latihan-latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri,
sedangkan pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atau angka.
6) Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, sedangkan
pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh
faktor dari luar dirinya
7) Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan
pengalaman yang dialaminya, sedangkan pembelajaran konvensional hal ini
tidak mungkin terjadi

23

Supriyadi, op. cit., h. 96-98.

22

8) Pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan
mengembagkan
pembelajaran

pembelajaran
konvensional

mereka

guru

adalah

masing-masing,
penentu

sedangkan

jalannya

proses

pembelajaran.
9) Pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks
dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan pembelajaran
konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.
10) Maka tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa,
maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara,
misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,
observasi, wawancara, dan lain-lain, sedangkan pembelajaran konvensional
keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.24

h. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi pelajar

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh penggunaan metode CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak dan energi

1 21 183

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS I.A SDN 9 KABAWO MATERI AJAR SUMBER ENERGI GERAK

0 0 5