Hubungan antara power otot tungkai dengan ketepatan menembak bola

11 menendang yang dilakukan secara berkali-kali tidak berpengaruh pada kelelahan otot, diartikan ketidak mampuan meneruskan kegiatan pada intensitas yang sama Joseph, 2008.

6. Hubungan antara power otot tungkai dengan ketepatan menembak bola

ke gawang Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara power otot tungkai dengan ketepatan menembak bola ke gawang dengan nilai p= 0,001 p0,05. Hasil penelitian juga diketahui bahwa nilai koefisien korerasi sebesar 0,780 artinya tanda positif menunjukkan arah hubungan. Semakin kuat power otot tungkai semakin besar ketepatan menembak bola ke gawang. Rinaldy 2007 menyatakan otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan Adenosin Triphosphate ATP sebagai sumber energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan-gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4 – 6 mm kg berat badan. ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik, sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan pembentukan ATP kembali resintesis ATP. Penampilan kekuatan dan kecepatan terutama didukung oleh kontraksi dari serabut otot cepat dan penyediaan energi melalui proses anaerobik. Kapasitas kerja yang cepat dan kuat. Dengan demikian kecepatan dan kekuatan yang merupakan unsur utama dari daya ledak. Selain tergantung dari besarnya jumlah serabut otot cepat, unjuk kerja juga tergantung pada system penyediaan energi anaerobic Lactici Acid System. Karena PC merupakan senyawa yang mengandung bersifat dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka sistem ini di sebut juga sistem fosfagen. Reaksi pemecahan ATP-PC berlangsung secara cepat dan terjadi di dalam sel. Pada saat ATP digunakan, maka PC akan segera terurai dan membebaskan energi, sehingga terjadi resintesis ATP. ATP dipecah pada saat kontraksi otot berlangsung, kemudian dibentuk kembali dari Adenosin Diphosphate dan Piruvat ADP + pi oleh adanya energi yang berasal dari simpanan PC. Selain sistem 12 ATP-PC yang digunakan dalam unjuk kerja daya ledak, system lain yang digunakan adalah sistem glikolisis anaerobic. Sistem glikolisis anaerobic sangat rumit jika dibandingkan dengan sistem ATP-PC. Proses glikolisis anaerobic memerlukan 12 macam reaksi yang berlangsung secara berurutan, sehingga pembentukan energi berlangsung lebih lambat. Proses pembentukan energi glikolisis anaerobic terjadi setelah cadangan ATP yang telah dipakai selama 3-8 detik habis dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh system phosphagen. ATP dapat dibentuk kembali melalui pemecahan glikogen tanpa oksigen dengan sistem glikolisis asam laktat. Ciri dari proses glikolisis anaerobic adalah terbentuknya asam laktat, tidak membutuhkan oksigen; hanya menggunakan karbohidrat; dan memberikan energi untuk resitensis beberapa molekul ATP. Para atlet termasuk pemain bola memerlukan kecepatan, pertama-tama akan menggunakan sistem ATP-PC dan kemudian sistem glikolisis anaerobic. Sistem glikolisis anaerobic sangat penting dalam olahraga karena dapat memberikan atau menyediakan kembali resintesis ATP dengan cepat.

7. Hubungan kecepatan lari dengan ketepatan menembak bola

Dokumen yang terkait

An Analysis On Primary School Students’ Ability To Use Personal Pronouns. A Case Study On The Sixth Year Students Of Sdn No. 101878 Tg. Morawa.

6 42 55

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN KETEPATAN MENEMBAK BOLA Association Between Power Limb Muscles And Speed Running To Accuracy of Shooting Ball to Goal of primary school students at Gawanan, Karanganyar 2015.

0 2 18

PENDAHULUAN Association Between Power Limb Muscles And Speed Running To Accuracy of Shooting Ball to Goal of primary school students at Gawanan, Karanganyar 2015.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SD NEGERI DANASRI KIDUL

0 4 60

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI, POWER TUNGKAI, DAN DAYA TAHAN KECEPATAN DENGAN KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER.

2 8 93

PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI (LEG EXTENTION) DAN KORDINASI MATA-KAKI (WALL BALL PASS) TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN SHOOTING ATLET SEPAK BOLA BELITUNG.

0 1 47

KONTRIBUSI KECEPATAN LARI, POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN FLEKSIBILITAS TOGOK DENGAN LOMPAT JANGKIT PADA MAHASISWA PUTRA JPOK UNS.

0 0 16

Pengaruh metode latihan interval anaerob dan power otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan lari Agus Subardan TESIS

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS SISWA SEKOLAH BULUTANGKIS MATARAM RAYA SLEMAN.

8 44 105

HUBUNGAN KECEPATAN LARI CEPAT(SPRINT), POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA N 2 WONOGIRI TAHUN 2015.

0 2 123