berbicara atau bertanya tentang masalah yang dianggap perlu dari isi kitab yang dibacakan tadi. Bila terjadi perbedaan pemahaman, baru beliau meluruskannya.
Meskipun diskusi mereka baru berkisar pada masalah pemahaman isi kitab itu dan bukan mendiskusikan teori yang dibawakannya, hasil yang diperoleh sangat baik kalau
yang dimaksud ngaji adalah memahami isi kitab.
104
Suatu diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila dilakukan dengan persiapan beserta bahan-bahannya yang cukup jelas, dengan pembicaraan yang berlangsung
secara rasional, tidak didasarkan atas luapan emosi, dan lebih mementingkan pada kesimpulan rasional daripada kepentingan egoistis pribadi peserta. Diskusi ini bila
dia ahka u tuk tidak e ga il suatu kesi pula aka dise ut dialog aitu sekeda
memberitahukan tentang suatu masalah yang telah lama dirasakan sebagai suatu permasalahan. Dalam dialog tidak ada yang menang atau yang kalah, masing-masing
tetap berada pada pendiriannya, setuju tentang adanya perbedaan.
105
Cara yang lain adalah yang pertama dengan pendekatan tugas aktif kepada peserta PKU, contoh refresentatifnya adalah peserta PKU mengambil kursus sebelum
meng-immersi dirinya dalam bahasa sasaran, yaitu disini peserta PKU sasarannya pada bahasa Arab, mendengarkan kaset, dan catat kata-kata yang perlu diingat. Kedua,
realisasi bahasa sebagai sarana komunikasi dan interaksi, contoh refresentatifnya adalah jangan ragu berbicara, gunakan banyak kata, serta berkomunikasilah selalu kalau ada
kesempatan, dan hafalkan. Ketiga, manajemen tuntutan afektif, contoh refresentatifnya adalah cari kesempatan berbicara, tertawalah atas kesalahan sendiri.
106
G. Orientasi dan Fungsi MUI 1. Orientasi MUI
104
Ibid., h. 266.
105
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 75.
106
Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Bandung: Angkasa, 1993, h. 145.
Majelis Ulama Indonesia mempunyai sembilan orientasi perkhidmatan,
yaitu:
a. D niyyah keagamaan. b. Irsy diyyah memberi arahan.
c. Ij biyyah responsif. d. Hurriyyah independen.
e. Ukhuwah persaudaraan. f. Ta’awuniyyah tolong menolong.
g. Syūriyyah permusyawaratan. h. Tasamuh toleransi dan moderat.
i. Qudwah kepeloporan dan keteladanan.
107
2. Fungsi MUI
Majelis Ulama Indonesia mempunyai fungsi utama, yaitu: a. Sebagai pewaris tugas para nabi Warras ۬atu al- nbiy ’.
b. Sebagai pemberi fatwa Mufti c. Sebagai pembimbing dan pelayan umat Ri’ yat wa kh dim al-ummah.
d. Sebagai gerakan
-Ta jd d
e. Sebagai penegak ’ mar Ma’ruf Nah Munkar.
108
Lebih terinci disebutkan bahwa fungsi MUI antara lain sebagai berikut: 1. Memberikan fatwa-fatwa dan nasehat kepada pemerintah dan juga kepada
umat Islam yang berkaitan dengan permasalahan agama. 2. Memperkuat persaudaraan Islam dan mempertinggi keharmonisan hubungan
antar agama dalam rangka menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. 3. Menjadi delegasi umat Islam dalam forum-forum antar agama.
4. Menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah dan bertindak sebagai juru bicara dan penyampai ide-ide dan saran dalam menciptakan pembangunan
masyarakat.
107
Dewan Pimpinan MUI Sumatera Utara, Profil MUI: Pusat Sumatera Utara Medan: Sekretariat MUI Provinsi Sumatera Utara, 2006, h. 11-13.
108
Profil Majelis Ulama Indonesia Kota Medan Medan: MUI Kota Medan, 2011, h. 9- 11.
Malik Fajar mengemukakan fungsi ulama dilihat dari segi pendidikan ada dua: Pertama, mempersiapkan sarana dan melaksanakan pendidikan dan
pengkaderan dalam bidang ilmu pengetahuan dan keulamaan. Kedua, mempersiapkan sarana dan melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam
bidang keilmuan dan keulamaan.
109
Sebagai penutup, Ain Najaf dalam Qiy dah al-‘Ulam ’ wa al-Ummah
menyebutkan enam tugas ulama, yaitu: a. Tugas intelektual al-‘amal al-fikr , ia harus mengembangkan berbagai
pemikiran sebagai rujukan umat. b. Tugas bimbingan keagamaan: ia harus menjadi rujukan marja’ dalam
menjelaskan halal dan haram. c. Tugas komunikasi dengan umat al-
l bil ummah: ia harus dekat dengan umat yang dibimbingnya.
d. Tugas menegakkan sy ’ar Islam a harus memel hara, melestar kan, dan menegakkan berbagai manifestasi ajaran Islam.
e. Tugas mempertahankan hak-hak umat: ia harus tampil membela kepentingan umat, bila hak-hak mereka dirampas.
f. Tugas berjuang melawan musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin.
110
H. Kajian Terdahulu