Senyawa antara besi Fe dengan karbon C sebagai unsur struktur tersendiri dinamakan sementit. Rumusan Fe
3
C menyatakan bahwa senantiasa ada tiga atom besi yang membentuk ikatan dengan satu atom karbon C . Ikatan ini menjadi sebuah molekul yang
dikenal sebagai besi karbon. Peningkatan kandungan karbon akan berakibat membesar pula kadar sementit. Sementit didalam baja mempunyai sifat yang paling keras .
3. Perlit. Campuran antara ferrit dan sementit dengan kandungan karbon C seluruhnya
sebesar 0,8 disebut perlit. Di dalam Struktur perlit, semua kristal ferrit disusupi serpihan sementit halus. Serpihan sementit ini menempati lapisan tipis yang saling berdampingan,
sehingga nampak kilapan mirip induk mutiara. Hal inilah yang menyebabkan dinamakan perlit.
2.1.3. Pengaruh Unsur Campuran
Pengaruh unsur campuran sulit diketahui secara tepat untuk tiap unsur campuran karena pengaruhnya tergantung pada jumlah campuran yang digunakan dalam baja.
a. Pengaruh Unsur Campuran Terhadap Perlakuan Panas
Baja karbon mempunyai kecepatan pendinginan kritis yang tinggi,artinya pendingin harus secara drastis jika ingin menghasilkan struktur lapisan martensit. Pendinginan
yang drastis menyebabkan terjadi destorsi atau pecahan-pecahan pada baja, apabila dikurangi kecepatan kritis dengan membuat austenit berubah maka struktur martensit
dapat dihasilkan dengan jalan pendinginan kritis tetap dikurangi maka dapat digunakan pendinginan udara.
b. Pengaruh Unsur Campuran Terhadap Sifat-sifat Baja
Sifat baja pada saat digunakan tergantung pada dasarnya reaksi terhadap perlakuan panas dang pengaruh yang akan diuraikan, yaitu syarat-syarat yang berhubungan
langsung dengan kondisi pemakaiannya. Pengaruh akan diperoleh sebagai hasil dari pengerjaan panas yang sesuai.
2.1.4. Pengaruh Perlakuan Panas Pada Baja
Struktur yang telah dijelaskan mengandung karbon yang terdifusi selama waktu yang cukup lama, membentuk fase yang berada dalam keseimbangan. Meskipun kekuatan yang ada
dapat dilipat gandakan dalam jangkauan kadar karbon pada kondisi ekuilibrium atau stabil ini, perubahan drastis dalam sifat dapat dicapai melalui perlakuan panas yang menghambat atau
mempercepat terjadinya keseimbangan tersebut. Miasalnya larutan pada γ dicelupkan ke
dalam air untuk mencegah difusi atom karbon, sisa karbon merangkap dalam struktur kisi,
menimbulkan regangan kisi setempat yang menghambat pergerakan dislokasi. Akibatnya struktur menjadi keras dan sangat kuat tetapi rapuh. Dengan mikroskop optik tampak jaringan
tampak jaringan jarum yang berbeda sekali dengan perlit. Kekerasan struktur autenit yang dicelupkan tadi sebanding dengan regangan kisi.
Makin rendah kadar karbon, makin kecil regangan. Kekerasan maksimum dicapai jika kadar karbon berkisar antara 0,6-0,8. Baja yang menghasilkan efek pengerasan yang memadai
disebut baja karbon menengah atau baja karbon kontruksi. Baja dengan kadar di atas 0,8 mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih baik setelah perlakuan panas, tetapi memiliki
kelebihan kelebihan semetit. Menghasilkan ketahanan terhadap kehausan dan baja karbon tinggi sering digunakan untuk membuat perkakas pembentuk.
Ada dua cara untuk mengatasi kerapuhan baja martensit celup guna mendapatkan kombinasi kekerasan dan ketangguhan secara menyeluruh. Pertama,martensit yang telah
terbentuk ditemper. Temper merupakan proses perlakuan panas terkendali yang memungkinkan sebagai dari karbon yang terperangkap meninggalkan lokasi interstisial antar
atom besi dan bila mungkin dari partikel semetit. Kedua, dengan mendinginkan besi- γ dari
suhu austenit sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur antara ini mempunyai sifat mirip dengan martensit temper dan disebut bainit Alexander,1991.
2.1.5. Perlakuan Panas Heat Treatment