2. Reportase penyelidikan
investigative reporting
Reportase ini menekankan pada usaha membongkar atau menyelidiki suatu fakta. Data untuk reportase ini diperoleh melalui sebuah
penyelidikan yang teliti, mendalam dan detail. 3.
Reportase analisis
interpretative reporting
Reportase jenis ini lebih menekankan pada analisa dan penafsiran suatu kasus. Biasanya yang disajikan adalah sebuah isu yang sedang terjadi dan
bersifat kontroversial di tengah masyarakat. 4.
Reportase Partisipasi
Participle reporting
Reportase jenis ini mampu memberi gambaran secara utuh dan jelas karena reporter harus terlibat langsung pada obyek reportase.
f. Teknik Penulisan Naskah Berita Televisi
Stasiun televisi CNN menyatakan bahwa naskah berita itu harus “
To be understood by the truck driver while not insulting the proffesor’s intelligence
” yang artinya berita itu harus dimengerti oleh sopir truk namun tanpa harus
merendahkan kecerdasan sang profesor
25
. Dalam menulis naskah berita televisi, reporter berpedoman pada rumus 5W + 1H dan
Easy Listening Formula.
Formula untuk menuju
easy listening
tersebut bermacam-macam, namun yang paling mudah diingat dan diaplikasikan adalah
Five Star Approach to News Writing
dengan akronim ABC-SS oleh Soren H. Munhof
26
, yaitu : ·
Accuracy
: Menulis berita harus tepat. ·
Brevity
: Menulis berita harus singkat.
25
Morrisan Op. Cit. hlm. 77
26
Iskandar Muda Op. Cit. hlm. 48
·
Clarity
: Menulis berita harus jelas. ·
Simplicity
: Menulis berita harus sederhana ·
Sincerity
:Menulis berita harus dapat dipercaya, sopan, dan tidak munafik. Struktur penulisan naskah berita televisi pada umumnya dapat
digolongkan pada tiga hal, yaitu struktur berbentuk piramida, kronologi dan bentuk piramida terbalik. Tetapi yang paling sering dipakai dalam menyajikan
berita yang bersifat langsung adalah struktur piramida terbalik seperti berikut ini
27
:
What is the news When, Who, What Set the scene Why, Where
Detail How, Why Context of the
Background Why
Minor Detail Why
Struktur piramida terbalik dimulai dengan menampilkan informasi- informasi penting diawal naskah kemudian informasi-informasi lain menyusul
setelahnya. Urutan penulisan struktur piramida terbalik adalah :
What is the news
topik berita,
Set the scene
pemaparan masalah,
Detail
rincian,
context of the background
latar belakang permasalahan, dan
Minor Detail
bagian yang lebih
27
Ibid. hlm. 58
rinci. Sebuah
lead
berita berisikan masalah inti dari keseluruhan naskah berita. Penempatannya berada di awal dimaksudkan untuk menarik perhatian dan
mempermudah penonton mengetahui topik atau permasalahan dari berita tersebut. Selain itu jika terjadi pemotongan karena durasi tidak memungkinkan,
lead
berita berfungsi juga untuk menyampaikan isi berita meski tak mencakup keseluruhan
berita tersebut. Dalam struktur piramida terbalik tersebut tentunya terdiri dari susunan
kalimat. Kalimat yang ditulis oleh reporter dalam sebuah naskah berita televisi harus
28
: ·
Maksimal terdiri dari 20 kata. ·
Satu kalimat satu gagasanpemikiran. ·
Menghindari anak kalimat. ·
Ubah gaya bahasa birokrat dan militeristik menjadi ungkapan lugas dan mudah dimengerti masyarakat.
Dalam sebuah naskah berita televisi juga terdapat beberapa istilah seperti berikut : ·
VTRVCR : Video Tape Recorder Video Cassette Recorder
· VTR VCR Start
: pita video dijalankan atau diputar ·
Sound Up : suara dimunculkan
· VTW
: Video Type Writer, alat untuk membuat teks ·
Chargen CG : Character Generator sama dengan VTW
· SI : Super Imposed, pemunculan visual yang
menumpuk atau melapis pada visual sebelumnya.
28
Morissan. Op. Cit. hlm. 90
· Sound Bite
: cuplikan suara pembicara narasumber ·
VO Voice Over : pengisian suara narasi pada video
· Cue
: tanda,petunjuk,saat ·
SOT : Sound On Tape. Suara yang terekam di pita
video ·
NATSOT : Natural SOT, original soundatom sound ·
ENG : Electronic News Gathering, liputan berita elektronik
· Duration
: masa siar ·
TXN : pemancaran
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI
A.
Sejarah Berdirinya TVRI
Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta.
Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada
tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari
Nippon Electronica Corporation
NEC Jepang. Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal
17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik- detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan
penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan
Television Organizing Committee
ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi berdirinya Televisi Republik Indonesia TVRI.
Melalui Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada
tahun 1968 dilantik Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI
Jakarta 1962, TVRI Yogyakarta 1965, TVRI Medan 1970, TVRI Ujung Pandang 1972, TVRI Banda Aceh 1973, TVRI Palembang 1974, TVRI
Denpasar 1978, TVRI Surabaya 1978, TVRI Manado 1978, TVRI Bandung 1987, TVRI Samarinda 1993, TVRI Ambon 1993, TVRI Semarang 1996,
dan TVRI Padang 1997, selanjutnya dengan adanya pemekaran wilayah di beberapa propinsi di In donesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di Indonesia
mencapai 27 buah yakni : 1.
TVRI Nanggroe Aceh Darussalam 2.
TVRI Sumatera Utara 3.
TVRI Sumatera Barat 4.
TVRI Sumatera Selatan 5.
TVRI Riau 6.
TVRI Benkulu 7.
TVRI Jambi 8.
TVRI Lampung 9.
TVRI Jawa Barat 10.
TVRI Jawa Tengah 11.
TVRI Jawa Timur 12.
TVRI D.I. Yogyakarta
13. TVRI Sulawesi Selatan
14. TVRI Sulawesi Utara
15. TVRI Sulawesi Tengah
16. TVRI Sulawesi Tenggara
17. TVRI Kalimantan Timur
18. TVRI Kalimantan Barat
19. TVRI Kalimantan Tengah
20. TVRI Kalimantan Selatan
21. TVRI Bali
22. TVRI Maluku
23. TVRI NTT
24. TVRI Papua
25. TVRI NTB
26. TVRI Gorontalo
27. TVRI DKI
B. Perkembangan Status TVRI