Sejarah Puri Mengwi HASIL DAN PEMBAHASAN

15 Blambangan di Jawa Timur. Di atas puing kehancurannya tersebut, Puri Agung Mengwi mulai dibangun kembali pasca gempa bumi sepulang Gusti Ketut Agung yang merupakan putra mahkota yang baru pulang dari tempat pengasingan yaitu di Puri Abiansemal. Sampai saat ini Puri Ageng Mengwi telah menjadi pusaka budaya seperti keberadaan puri di Bali pada umumnya hingga menjadi spirit kekerabatan dengan basis akar sejarah. Selain mengunjungi Puri Ageng Mengwi, para pengunjung juga bisa mengunjungi pasar Mengwi, hingga Pura Taman Ayun, maupun Museum Yadnya yang jaraknya sangat dekat dengan Puri Ageng Mengwi.

4.3 Elemen – elemen Utama Kota Kerajaan Mengwi dan Lokasinya

Pada bagian berikut ini akan menjelaskan tentang elemen-elemen Kota Kerajaan Mengwi beserta beberapa peninggalan, yaitu: 1 Pempatan Agung Mengwi Pempatan Agung Mengwi menjadi titik nol dari Puri Agung Mengwi. Gambar 28. Pempatan Agung Mengwi Sumber: dokumentasi pribadi 2 Taman Ayun Taman Ayun dibangun oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Ngurah Made Agung pada tahun 1634 yang dipergunakan untuk kalangan keluarga kerajaan Mengwi. Pada abad ke-17, kerajaan Mengwi adalah salah satu kerajaan di antara 8 kerajaan lain di Bali, yaitu Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Bangli, Jembrana, dan Badung. Namun dalam perkembangannya, kerajaan Mengwi ditaklukkan oleh kerajaan Badung. Pada masa itu, taman ini sering digunakan sebagai tempat pertunjukkan 16 kesenian dan kebudayaan serta sering dipergunakan juga sebagai tempat menyabung ayam tajen. Taman Ayun dengan penataan pertamanan tradisional Bali yang dikelilingi dengan sungai buatan, juga ditanami dengan berbagai jenis tanaman langka khas Bali. Taman Ayun juga merupakan satu kesatuan pura yang penataannya menyatu dengan lingkungan taman dan kolam di sekitarnya. Pura Taman Ayun pada tahun 2002 diajukan oleh PEMDA Bali kepada UNESCO agar dapat menjadi sebagai salah satu warisan budaya. Pembugaran pertama sendiri terjadi pada tahun 1937, pembugaran kedua terjadi pada tahun 1949 yang berpusat pada pembenahan Kori Agung, Candi Bentar, dan wantilan dalam skala yang cukup besar. Tahun 1972 dan 1976 terjadi pula renovasi pada Pura Taman Ayun. Gambar 29. Taman Ayun Sumber: dokumentasi pribadi Pura Taman Ayun menggunakan konsep bangunan Bali yang menggunakan peninggian bangunan, pada sisi luar bangunan peletakan bangunan lebih rendah dan pada bangunan yang letaknya semakin menuju kedalam atau menuju inti bangunan maka semakin tinggi pula peletakannya. Pembagian daerah bangunan pada Pura Taman Ayun dibagi menjadi tiga bagian yaitu jaba sisi Nista Mandala, jaba tengah Madya Mandala, dan jeroan Utama Mandala. Bangunan ini dapat dikaitkan dengan symbol tiga kosmik dunia, dimana bagian luar bangunan merupakan tempat bagi manusia, bagian tengah m erupakan tempat bagi atma Jiwa, dan bagian utama bangunan merupakan tempat dimana Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya berada.