PENGUKURAN JITTER PADA ELEMEN ELEMEN SD
Tugas Akhir - 2007
PENGUKURAN JITTER PADA ELEMEN - ELEMEN SDH
Sigit Sugiarto¹, A. Hambali², Teha Tearalangi³
¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
Abstrak
Sistem SDH merupakan suatu sistem transmisi digital yang muncul setelah sistem PDH. Sistem
SDH dapat memperbaiki kapasitas dan fleksibilitas sistem PDH. Terminal multiplexer, add drop
multiplexer,digital cross connect dan regenerator adalah Elemen elemen SDH. Setiap elemen
mempunyai fungsi yang penting bagi kelancaran system SDH. Kinerja masing masing elemen
SDH berpengaruh pada kelayakan sistem SDH. Banyak parameter yang dapat menghambat
kinerja dari jaringan SDH. Salah satu yang menjadi penghambat kinerja dari elemen SDH adalah
Jitter.Jitter dapat di timbulkan oleh Multiplexer maupun Regenerator pada elemen SDH. Dengan
adanya jitter akan menurunkan kualitas sistem transmisi digital dengan merusak kemampuan
penerima untuk menentukan bit decision yang benar. Untuk mengetahui kemampuan Elemen
SDH dari pengaruh jitter maka dilakukan simulasi dengan memberikan inputan berupa jitter
dengan amplitudo jitter yang bervariasi dengan batas maksimal amplitudo jitter sebesar 20 Unit
Interval. Parameter yang disimulasikan yaitu Bit Rate, BER, Bentuk Pulsa dan sensitivitas. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa BER yang dihasilkan pada elemen SDH kecepatan maksimal
622 Mbps adalah 10-4 dan toleransi bit rate sebesar 17 ppm dengan metode yang digunakan
adalah proses justifikasi dan pembufferan slip. Sedangkan pulsa 1 mengalami penurunan
sebesar 0,3065 Volt dan pulsa 0 mengalami penurunan sebesar 0,0145 Volt.Pengukuran
dilakukan di laboratorium Risti pada bulan agustus 2007.
Kata Kunci : -
Abstract
SDH system is a digital transmission system, that appear after PDH system. SDH system can solve
capacity and fleksibility problem from PDH system. The Element in SDH system are Terminal
multiplexer, add drop multiplexer,digital cross connect and regenerator. The each element have
important function to support the performance of SDH system. The performance effect of each
element SDH to suport eligibled SDH system. There are more of to obstacle SDH Network
performance. One of to obstacle SDH Network performance is jitter. Jitter can be tunned up by
multiplexer or regenerator on SDH elements. This jitter wills decrease the quality of digital
transmission system with damaged accepting ability for decide the true bit decision. For knowing
SDH element ability with jitter influences, so we can make simulation by giving jitter as input
with various jitter amplitudes but the jitter amplitude maximum are 20 Interval Unit. Bit rate,
BER , pulse form and sensitivity as parameter simulated. The experiment result shows BER which
is produced by SDH elements maximum speed 622 Mbps are 10-4 and bit rate tolerance are 17
ppm with the method which is used is a justification process and slip buffer. More over 1 pulse
decrease 0,306 volts and 0 pulse decrease 0,0145 volts.Measurement the device in Transmission
Laboratory of PT TELKOM Research and Technology Division at August 2007.
Keywords : -
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. SISTEM TRANSMISI SDH
2.1.1. Konsep Dasar
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan kebutuhan untuk mengatur
jaringan yang seefisien mungkin, maka muncul teknologi transport seperti teknologi
transmisi PDH (Pleisochronous Digital Hierarchy). Namun sistem PDH tersebut
memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari PDH adalah :
1. Topologi PDH yang tidak fleksibel mengakibatkan penggunaan perangkat
digital rendah menjadi kurang efektif dan pengoptimalan routing tidak dapat
dicapai.
2. Tidak ada spesifikasi internasional tentang interface optik yang standar.
3. Tidak tersedianya bit overhead pada struktur framenya untuk keperluan
manajemen sistem secara sentralisasi.
Kemudian dengan ditemukannya sistem SDH (Synchronous Digital
Hierarchy) maka dapat mengatasi kelemahan yang ada pada sistem PDH tersebut.
Adapun kelebihan dari sistem SDH adalah :
1. Proses multiplexing pada SDH lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
sistem PDH. Pada SDH juga terdapat software yang dapat secara langsung
melakukan proses demultiplexing terhadap sinyal kecepatan tinggi menjadi
sinyal tributari dengan kecepatan rendah.
2. Pada SDH terdapat spesifikasi optik dan elektrik standar sehingga perangkat
yang berasal dari pabrik yang berbeda dapat bekerja secara kompatibel satu
sama lain.
3. Jaringan SDH sangat kompatibel dengan jaringan yang sudah ada (PDH).
Selain itu jaringan SDH juga memiliki kemudahan dalam instalasi pada
jaringan yang sudah tersedia.
4. Pada teknologi SDH dimungkinkan terdapat potensi jenis layanan yang
variatif untuk masa sekarang dan yang akan datang serta terdapat fasilitas
pengaturan jaringan yang mudah.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
6
5. SDH memiliki kanal tansmisi yang besar, selain itu juga memiliki sistem
proteksi yang lebih baik dari PDH.
Sistem SDH merupakan teknologi yang paling mendekati pada apa yang
dibutuhkan pelanggan di masa mendatang. Pada SDH dapat dilakukan pengontrolan
manajemen jaringan melalui software secara fleksibel, yaitu pada perangkat SDH
seperti Mux (Multiplexer), ADM (Add Drop Multiplexer) dan DXC (Digital Cross
Connect). Dari kelebihan SDH tersebut diharapkan dapat tercapai tujuan dari para
pengelola jaringan telekomunikasi (operator) untuk meningkatkan fleksibilitas
jaringan telekomunikasi dan dapat memperkecil biaya pengoperasian jaringan
dengan cara mengurangi pengoperasian oleh manusia.
2.1.2. Kecepatan SDH
Dalam rekomendasi ITU-T G .707,708,709 ditetapkan bit rate dasar sebesar
155,52 Mbps. Untuk kecepatan yang lebih tinggi maka kecepatannya merupakan
kelipatan dari kecepatan dasar yaitu 155,52 Mbps x N yang dapat diartikan sebagai
STM-N (Synchronous Transfer Modul - N). Sampai saat ini nilai N yang telah
dipergunakan adalah N = 1, 4, 16 dan 64 sehingga didapat untuk :
Tabel 2.1. Bit Rate SDH
STM-1
155,52 Mbps
63xE1 atau 3xE3
STM-4
622,08 Mbps
252xE1 atau 12xE3
STM-16
2488,32 Mbps
1008xE1 atau 48xE3
STM-64
9953,28 Mbps
4032xE1 atau 192xE3
Oleh sebab itu, teknologi transmisi SDH dapat digunakan untuk
menggantikan atau sebagai pendukung teknologi transmisi sistem PDH yang masih
beroperasi.
2.1.3. Struktur Frame STM – 1 (155,52 Mbps)
Struktur frame STM–1 pada SDH terdiri dari frame berukuran 9 baris dan
270 kolom, tiap kolomnya memiliki lebar 1 byte dan memiliki periode 125µs dengan
setiap byte mewakili satu kapasitas transmisi sebesar 64 Kbps. Pada 9 byte pertama
digunakan untuk overhead dan pointer, sedangkan 261 byte digunakan untuk
payload . Frame STM–1 ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
7
9 x N Kolom (Byte)
3
261 x N Kolom (Byte)
RSOH
Arah Transmisi
AU PTR
STM-N Payload
9
5
9 Baris
MSOH
125 s
270 x N Kolom
Gambar 2.1. Struktur Frame SDH
1. SOH (Section Overhead)
SOH yaitu bit tambahan untuk memastikan bahwa informasi payload dapat
ditransmisikan secara normal dan fleksibel dan digunakan untuk proses
manajemen operasi dan pemeliharaan jaringan. SOH pada frame SDH terletak
pada baris ke 1 sampai baris ke 3 dan baris ke 5 sampai baris ke 9. SOH terbagi
menjadi 2 yaitu :
a. RSOH (Regenerator Section Overhead)
Bagian ini berukuran 3 x 9 terletak pada baris ke 1 sampai baris ke 3 dan
terdiri dari byte overhead yang digunakan untuk pengendalian pengiriman
informasi (payload) dari satu pengirim ke penerima.
b. MSOH (Multiplexer Section Overhead)
Bagian ini berukuran 5 x 9 byte, terletak pada baris ke 5 sampai baris ke 9.
dan terdiri dari byte overhead yang berfungsi untuk keperluan error checking
dan melakukan maintenance terhadap jalur-jalur komunikasi. MSOH akan
berjalan melewati regenerator dan berakhir pada perangkat terminal.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
8
2. Information Payload
Information Payload digunakan untuk menyimpan berbagai informasi dalam
frame SDH. Secara horisontal, kolom 10 x N sampai 270 x N dan secara vertikal
baris ke 1 sampai baris ke-9 merupakan lokasi Informasi Payload pada frame
SDH. POH merupakan bagian dari payload yang berfungsi untuk monitoring,
manajemen dan kontrol jalur performansi.
3. AU (Administrative Unit) / Pointer
Bagian ini berukuran 1 x 9 byte terdiri dari byte yang berfungsi untuk mengatur
peletakan container yang berisi informasi ke dalam frame STM-1 dan untuk
menunjukkan dimana byte pertama dan Information Payload dalam STM-N
sehingga penguraian informasi dapat dilakukan dengan baik pada penerimaan
akhir.
2.2.
ELEMEN – ELEMEN SDH
2.2.1. Terminal Multiplexer
Terminal Multiplexer berfungsi untuk memultipleks sinyal-sinyal
tributary (sinyal masukan) ke dalam sinyal aggregate.
Gambar 2.2 Terminal Multiplexer
2.2.2. Add Drop Multiplexer (ADM)
ADM adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks sinyal sinyal
PDH atau SDH dan juga mempunyai kemampuan untuk drop insert sinyal
tributary.ITU-T tclah mendefinisikan bahwa sinyal tributary PDH / VC dalam suatu
ADM dapat didrop dari jalur Utama dan dikeluarkan sebagai aggregate.
ADM mempunyai dua buah aggregate yaitu aggregate arah ke kiri yang biasa
disebut dengan WEST aggregate dan aggregate arah ke kanan yang biasa disebut
dengan EAST aggregate. Dengan demikian, apabila satu ADM dan ADM yang lain
dihubungkan maka akan membentuk topologi ring.Kelebihan lainnya,ADM dapat
berfungsi sebagai regenerator,jika tributary tidak digunakan
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
9
Aggregate
West
East
Drop
Insert
Tributary
Gambar 2.3 Add Drop Multiplexer
2.2.3. DXC ( Digital Cross Connect )
DXC adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks tributary dan
sebagai switching berbagai macam level sinyal antara STM.
Gambar 2.4 DXC
2.2.4. Regenerator
Fungsi perangkat ini adalah menguatkan dan meregenerasi sinyal yang datang.
Apabila tidak ada sinyal tributary yang di drop maupun di insert maka perangkat Add
Drop Multiplexer dapat berfungsi sebagai regenerator dengan cara menghubungkan
agregate ke agregate lainnya.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
2.3
10
Jitter
2.3.1
Definisi Jitter
Jitter adalah kesalahan kecepatan fasa yang disebabkan oleh perubahan sesaat
yang tidak kumulatif dari suatu significant instant sinyal digital terhadap posisi
idealnya. Atau dengan kata lain Jitter adalah pergeseran sumbu nol pada suatu sinyal
(digital) dari waktu yang diharapkan.
Gambar 2.5 Jitter
2.3.2
Jitter yang dianalisa
Jitter yang dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Jitter Tolerance
Jitter Tolerance digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perangkat ADM dan DXC yang dites dapat mentolerir jitter yang datang pada
bagian inputnya.
2. Jitter Generation
Jitter generation atau sering juga disebut dengan jitter product didefinisikan
sebagai nilai atau besar jitter yang dibangkitkan oleh peralatan yang dites itu
sendiri ketika sinyal yang tanpa jitter menjadi inputnya.
3. Jitter Transfer
Jitter transfer digunakan untuk menganalisa berapa besar amplitudo jitter
yang ditransmisikan ke output ketika gelombang sinus modulasi jitter (sine
wave phase modulation) dipakai untuk mengukur sinyal input perangkat yang
dites.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
11
Jenis Jitter
1. Jitter adalah pergeseran sumbu nol pada suatu sinyal (digital) dari waktu
yang diharapkan.
2. Wander adalah Kesalahan fasa yang diakibatkan oleh efek dari siklus variasi
suhu pada kabel.
2.3.3 Satuan Jitter
Karena jitter adalah variasi fasa dan nilainya adalah sebuah evaluasi
parameter untuk kualitas transmisi sinyal digital maka unit-unit berikut harus
ditetapkan untuk semua kode transmisi.
Karena alasan ini “Unit Interval ( UI ) digunakan sebagai satuan untuk
amplitudo jitter dan 1 UI ditetapkan sebagai 1 cycle of the clock.
2.3.4 Efek Jitter
Dengan adanya Jitter pada sistem transmisi SDH akan menimbulkan
beberapa gangguan yaitu:
1. Jitter akan menimbulkan dua efek dalam transmisi suatu aliran pulsa digital
yaitu:
Pada proses regenerasi,keputusan (bit decision) dapat bergeser dari pusat
mata sinyal, sehingga diperlukan margin terhadap derau.
Pada output demultiplekser asinkron (atau pada input sentral digital) , jitter
dapat menimbulkan slip karena overflow pada penyimpanan elastic, yang
dapat menyebabkan hilangnya penyesuai frame dalam sinyal tributary.
2. Jitter menyebabkan sampel analog yang dikodekan dispasikan secara tidak
beraturan, sehingga menimbulkan distorsi pada sinyal pita dasar yang di filter ini
terjadi pada pengkodean sinyal analog secara digital.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB V Kesimpulan Dan Saran
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa yang telah dilaksanakan,dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Penyebab utama jitter adalah tidak sinkronnya clock yang merupakan akibat
tidak stabilnya catuan dan berubahnya fasa dari suatu sinyal saat melewati
rangkaian LC.
2.
Jitter yang diperbolehkan masuk ke dalam jaringan tanpa menimbulkan
gangguan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a. Kesanggupan dari perangkat untuk mengambil clock secara akurat dari
sinyal data yang terjitter.
b. Kesanggupan komponen lain untuk mengakomodasi laju data input yang
bervariasi secara dinamis.
3.
Jitter kurang berpengaruh terhadap parameter sensitivitas. Didapatkan nilai
sensitivitas terkecil sebesar
4.
-38,2 dbm pada port STM-4.
Bentuk pulsa yang dihasilkan menyebabkan penurunan nilai tegangan,
dimana pulsa “1” mengalami penurunan sebesar 0,3065 Volt sedangkan pulsa
“0” mengalami penurunan sebesar 0,0145 Volt dalam periode pengukuran
selama 24 jam.
5.
Besarnya bit rate dapat mempengaruhi besarnya kapasitas buffer yang
dibutuhkan. Pada pengukuran port E1 memiliki toleransi sebesar 17 ppm dan
yang paling kecil adalah port STM-1 sebesar 8 ppm.
6.
Penurunan kualitas terjadi ketika suatu perangkat diberi masukan berupa
jitter. Ketika nilai jitter tersebut diperbesar maka akan didapat batas nilai
jitter dimana hasil pengukuran telah outspek dari STEL. Dari hasil
pengukuran nilai jitter tersebut sama dengan jitter tolerance yaitu sebesar
±11 UI.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Elemen – Elemen SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB V Kesimpulan Dan Saran
5.2
50
SARAN
Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik diharapkan ke
depannya :
1. Sebaiknya Grade dari STEL yang ditetapkan harus lebih tinggi lagi yaitu
mendekati hasil ukur agar perangkat yang diukur memang benar – benar
teruji kehandalannya.
2. Pengukuran semua parameter uji pada perangkat sebaiknya dilakukan
berulang kali untuk mendapatkan hasil yang akurat (minimal 10 kali).
3. Sebaiknya pengukuran juga dilakukan pada perangkat yang telah terpasang
dan dilakukan secara berkala.
4. Sebaiknya pengukuran juga dilakukan pada perangkat yang berbeda vendor
agar dapat dilakukan pembanding.
5. Pengukuran dan analisa pengaruh jitter dilakukan pada semua Elemen SDH
yaitu Multiplexer,ADM,DXC dan Regenerator.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Elemen – Elemen SDH
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
DAFTAR PUSTAKA
1. Freemen, R , Telecommunication Transmission Handbook, John Willey and Sons;
New York ,1991.
2. Istikhori,Eris,Evaluasi Fleksibilitas Perangkat ADM600 (1651SM) Pada Sistem
Komunikasi Serat Optik Northern Ring Route Ring I, STT Telkom, 2001.
3. Bahtiar, Analisis Performansi Jitter Pada Sistem Transmisi SDH, STT Telkom, 1996.
4. Jonathan, Gideon, Diktat Kuliah Rekayasa Transmisi Radio,STT Telkom, 2004.
5. PT. TELKOM INDONESIA, DIV RisTI ,SPESIFIKASI TELEKOMUNIKASI,1997.
6. Setiawan,F.W, Evaluasi Perangkat Mux SDH STM-16 Melalui Pengukuran,STT
Telkom, 2004.
7 Sitohang, Marlinda, Pengukuran Jitter pada SDH,STT Telkom, 2001.
8. Xiaomin, Zhou, SDH Optical Transmission System,Beijing, 1999.
9. Takasaki, Yoshitaka, Digital Trasmission Design and Jitter Analysis , London , 2003.
10. R.Trischita, Patrick and Eve L. Varma, Jitter in Digital Transmission Systems,
London, 2004.
51
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
PENGUKURAN JITTER PADA ELEMEN - ELEMEN SDH
Sigit Sugiarto¹, A. Hambali², Teha Tearalangi³
¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
Abstrak
Sistem SDH merupakan suatu sistem transmisi digital yang muncul setelah sistem PDH. Sistem
SDH dapat memperbaiki kapasitas dan fleksibilitas sistem PDH. Terminal multiplexer, add drop
multiplexer,digital cross connect dan regenerator adalah Elemen elemen SDH. Setiap elemen
mempunyai fungsi yang penting bagi kelancaran system SDH. Kinerja masing masing elemen
SDH berpengaruh pada kelayakan sistem SDH. Banyak parameter yang dapat menghambat
kinerja dari jaringan SDH. Salah satu yang menjadi penghambat kinerja dari elemen SDH adalah
Jitter.Jitter dapat di timbulkan oleh Multiplexer maupun Regenerator pada elemen SDH. Dengan
adanya jitter akan menurunkan kualitas sistem transmisi digital dengan merusak kemampuan
penerima untuk menentukan bit decision yang benar. Untuk mengetahui kemampuan Elemen
SDH dari pengaruh jitter maka dilakukan simulasi dengan memberikan inputan berupa jitter
dengan amplitudo jitter yang bervariasi dengan batas maksimal amplitudo jitter sebesar 20 Unit
Interval. Parameter yang disimulasikan yaitu Bit Rate, BER, Bentuk Pulsa dan sensitivitas. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa BER yang dihasilkan pada elemen SDH kecepatan maksimal
622 Mbps adalah 10-4 dan toleransi bit rate sebesar 17 ppm dengan metode yang digunakan
adalah proses justifikasi dan pembufferan slip. Sedangkan pulsa 1 mengalami penurunan
sebesar 0,3065 Volt dan pulsa 0 mengalami penurunan sebesar 0,0145 Volt.Pengukuran
dilakukan di laboratorium Risti pada bulan agustus 2007.
Kata Kunci : -
Abstract
SDH system is a digital transmission system, that appear after PDH system. SDH system can solve
capacity and fleksibility problem from PDH system. The Element in SDH system are Terminal
multiplexer, add drop multiplexer,digital cross connect and regenerator. The each element have
important function to support the performance of SDH system. The performance effect of each
element SDH to suport eligibled SDH system. There are more of to obstacle SDH Network
performance. One of to obstacle SDH Network performance is jitter. Jitter can be tunned up by
multiplexer or regenerator on SDH elements. This jitter wills decrease the quality of digital
transmission system with damaged accepting ability for decide the true bit decision. For knowing
SDH element ability with jitter influences, so we can make simulation by giving jitter as input
with various jitter amplitudes but the jitter amplitude maximum are 20 Interval Unit. Bit rate,
BER , pulse form and sensitivity as parameter simulated. The experiment result shows BER which
is produced by SDH elements maximum speed 622 Mbps are 10-4 and bit rate tolerance are 17
ppm with the method which is used is a justification process and slip buffer. More over 1 pulse
decrease 0,306 volts and 0 pulse decrease 0,0145 volts.Measurement the device in Transmission
Laboratory of PT TELKOM Research and Technology Division at August 2007.
Keywords : -
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. SISTEM TRANSMISI SDH
2.1.1. Konsep Dasar
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan kebutuhan untuk mengatur
jaringan yang seefisien mungkin, maka muncul teknologi transport seperti teknologi
transmisi PDH (Pleisochronous Digital Hierarchy). Namun sistem PDH tersebut
memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari PDH adalah :
1. Topologi PDH yang tidak fleksibel mengakibatkan penggunaan perangkat
digital rendah menjadi kurang efektif dan pengoptimalan routing tidak dapat
dicapai.
2. Tidak ada spesifikasi internasional tentang interface optik yang standar.
3. Tidak tersedianya bit overhead pada struktur framenya untuk keperluan
manajemen sistem secara sentralisasi.
Kemudian dengan ditemukannya sistem SDH (Synchronous Digital
Hierarchy) maka dapat mengatasi kelemahan yang ada pada sistem PDH tersebut.
Adapun kelebihan dari sistem SDH adalah :
1. Proses multiplexing pada SDH lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
sistem PDH. Pada SDH juga terdapat software yang dapat secara langsung
melakukan proses demultiplexing terhadap sinyal kecepatan tinggi menjadi
sinyal tributari dengan kecepatan rendah.
2. Pada SDH terdapat spesifikasi optik dan elektrik standar sehingga perangkat
yang berasal dari pabrik yang berbeda dapat bekerja secara kompatibel satu
sama lain.
3. Jaringan SDH sangat kompatibel dengan jaringan yang sudah ada (PDH).
Selain itu jaringan SDH juga memiliki kemudahan dalam instalasi pada
jaringan yang sudah tersedia.
4. Pada teknologi SDH dimungkinkan terdapat potensi jenis layanan yang
variatif untuk masa sekarang dan yang akan datang serta terdapat fasilitas
pengaturan jaringan yang mudah.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
6
5. SDH memiliki kanal tansmisi yang besar, selain itu juga memiliki sistem
proteksi yang lebih baik dari PDH.
Sistem SDH merupakan teknologi yang paling mendekati pada apa yang
dibutuhkan pelanggan di masa mendatang. Pada SDH dapat dilakukan pengontrolan
manajemen jaringan melalui software secara fleksibel, yaitu pada perangkat SDH
seperti Mux (Multiplexer), ADM (Add Drop Multiplexer) dan DXC (Digital Cross
Connect). Dari kelebihan SDH tersebut diharapkan dapat tercapai tujuan dari para
pengelola jaringan telekomunikasi (operator) untuk meningkatkan fleksibilitas
jaringan telekomunikasi dan dapat memperkecil biaya pengoperasian jaringan
dengan cara mengurangi pengoperasian oleh manusia.
2.1.2. Kecepatan SDH
Dalam rekomendasi ITU-T G .707,708,709 ditetapkan bit rate dasar sebesar
155,52 Mbps. Untuk kecepatan yang lebih tinggi maka kecepatannya merupakan
kelipatan dari kecepatan dasar yaitu 155,52 Mbps x N yang dapat diartikan sebagai
STM-N (Synchronous Transfer Modul - N). Sampai saat ini nilai N yang telah
dipergunakan adalah N = 1, 4, 16 dan 64 sehingga didapat untuk :
Tabel 2.1. Bit Rate SDH
STM-1
155,52 Mbps
63xE1 atau 3xE3
STM-4
622,08 Mbps
252xE1 atau 12xE3
STM-16
2488,32 Mbps
1008xE1 atau 48xE3
STM-64
9953,28 Mbps
4032xE1 atau 192xE3
Oleh sebab itu, teknologi transmisi SDH dapat digunakan untuk
menggantikan atau sebagai pendukung teknologi transmisi sistem PDH yang masih
beroperasi.
2.1.3. Struktur Frame STM – 1 (155,52 Mbps)
Struktur frame STM–1 pada SDH terdiri dari frame berukuran 9 baris dan
270 kolom, tiap kolomnya memiliki lebar 1 byte dan memiliki periode 125µs dengan
setiap byte mewakili satu kapasitas transmisi sebesar 64 Kbps. Pada 9 byte pertama
digunakan untuk overhead dan pointer, sedangkan 261 byte digunakan untuk
payload . Frame STM–1 ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
7
9 x N Kolom (Byte)
3
261 x N Kolom (Byte)
RSOH
Arah Transmisi
AU PTR
STM-N Payload
9
5
9 Baris
MSOH
125 s
270 x N Kolom
Gambar 2.1. Struktur Frame SDH
1. SOH (Section Overhead)
SOH yaitu bit tambahan untuk memastikan bahwa informasi payload dapat
ditransmisikan secara normal dan fleksibel dan digunakan untuk proses
manajemen operasi dan pemeliharaan jaringan. SOH pada frame SDH terletak
pada baris ke 1 sampai baris ke 3 dan baris ke 5 sampai baris ke 9. SOH terbagi
menjadi 2 yaitu :
a. RSOH (Regenerator Section Overhead)
Bagian ini berukuran 3 x 9 terletak pada baris ke 1 sampai baris ke 3 dan
terdiri dari byte overhead yang digunakan untuk pengendalian pengiriman
informasi (payload) dari satu pengirim ke penerima.
b. MSOH (Multiplexer Section Overhead)
Bagian ini berukuran 5 x 9 byte, terletak pada baris ke 5 sampai baris ke 9.
dan terdiri dari byte overhead yang berfungsi untuk keperluan error checking
dan melakukan maintenance terhadap jalur-jalur komunikasi. MSOH akan
berjalan melewati regenerator dan berakhir pada perangkat terminal.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
8
2. Information Payload
Information Payload digunakan untuk menyimpan berbagai informasi dalam
frame SDH. Secara horisontal, kolom 10 x N sampai 270 x N dan secara vertikal
baris ke 1 sampai baris ke-9 merupakan lokasi Informasi Payload pada frame
SDH. POH merupakan bagian dari payload yang berfungsi untuk monitoring,
manajemen dan kontrol jalur performansi.
3. AU (Administrative Unit) / Pointer
Bagian ini berukuran 1 x 9 byte terdiri dari byte yang berfungsi untuk mengatur
peletakan container yang berisi informasi ke dalam frame STM-1 dan untuk
menunjukkan dimana byte pertama dan Information Payload dalam STM-N
sehingga penguraian informasi dapat dilakukan dengan baik pada penerimaan
akhir.
2.2.
ELEMEN – ELEMEN SDH
2.2.1. Terminal Multiplexer
Terminal Multiplexer berfungsi untuk memultipleks sinyal-sinyal
tributary (sinyal masukan) ke dalam sinyal aggregate.
Gambar 2.2 Terminal Multiplexer
2.2.2. Add Drop Multiplexer (ADM)
ADM adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks sinyal sinyal
PDH atau SDH dan juga mempunyai kemampuan untuk drop insert sinyal
tributary.ITU-T tclah mendefinisikan bahwa sinyal tributary PDH / VC dalam suatu
ADM dapat didrop dari jalur Utama dan dikeluarkan sebagai aggregate.
ADM mempunyai dua buah aggregate yaitu aggregate arah ke kiri yang biasa
disebut dengan WEST aggregate dan aggregate arah ke kanan yang biasa disebut
dengan EAST aggregate. Dengan demikian, apabila satu ADM dan ADM yang lain
dihubungkan maka akan membentuk topologi ring.Kelebihan lainnya,ADM dapat
berfungsi sebagai regenerator,jika tributary tidak digunakan
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
9
Aggregate
West
East
Drop
Insert
Tributary
Gambar 2.3 Add Drop Multiplexer
2.2.3. DXC ( Digital Cross Connect )
DXC adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks tributary dan
sebagai switching berbagai macam level sinyal antara STM.
Gambar 2.4 DXC
2.2.4. Regenerator
Fungsi perangkat ini adalah menguatkan dan meregenerasi sinyal yang datang.
Apabila tidak ada sinyal tributary yang di drop maupun di insert maka perangkat Add
Drop Multiplexer dapat berfungsi sebagai regenerator dengan cara menghubungkan
agregate ke agregate lainnya.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
2.3
10
Jitter
2.3.1
Definisi Jitter
Jitter adalah kesalahan kecepatan fasa yang disebabkan oleh perubahan sesaat
yang tidak kumulatif dari suatu significant instant sinyal digital terhadap posisi
idealnya. Atau dengan kata lain Jitter adalah pergeseran sumbu nol pada suatu sinyal
(digital) dari waktu yang diharapkan.
Gambar 2.5 Jitter
2.3.2
Jitter yang dianalisa
Jitter yang dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Jitter Tolerance
Jitter Tolerance digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perangkat ADM dan DXC yang dites dapat mentolerir jitter yang datang pada
bagian inputnya.
2. Jitter Generation
Jitter generation atau sering juga disebut dengan jitter product didefinisikan
sebagai nilai atau besar jitter yang dibangkitkan oleh peralatan yang dites itu
sendiri ketika sinyal yang tanpa jitter menjadi inputnya.
3. Jitter Transfer
Jitter transfer digunakan untuk menganalisa berapa besar amplitudo jitter
yang ditransmisikan ke output ketika gelombang sinus modulasi jitter (sine
wave phase modulation) dipakai untuk mengukur sinyal input perangkat yang
dites.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB II Landasan Teori
11
Jenis Jitter
1. Jitter adalah pergeseran sumbu nol pada suatu sinyal (digital) dari waktu
yang diharapkan.
2. Wander adalah Kesalahan fasa yang diakibatkan oleh efek dari siklus variasi
suhu pada kabel.
2.3.3 Satuan Jitter
Karena jitter adalah variasi fasa dan nilainya adalah sebuah evaluasi
parameter untuk kualitas transmisi sinyal digital maka unit-unit berikut harus
ditetapkan untuk semua kode transmisi.
Karena alasan ini “Unit Interval ( UI ) digunakan sebagai satuan untuk
amplitudo jitter dan 1 UI ditetapkan sebagai 1 cycle of the clock.
2.3.4 Efek Jitter
Dengan adanya Jitter pada sistem transmisi SDH akan menimbulkan
beberapa gangguan yaitu:
1. Jitter akan menimbulkan dua efek dalam transmisi suatu aliran pulsa digital
yaitu:
Pada proses regenerasi,keputusan (bit decision) dapat bergeser dari pusat
mata sinyal, sehingga diperlukan margin terhadap derau.
Pada output demultiplekser asinkron (atau pada input sentral digital) , jitter
dapat menimbulkan slip karena overflow pada penyimpanan elastic, yang
dapat menyebabkan hilangnya penyesuai frame dalam sinyal tributary.
2. Jitter menyebabkan sampel analog yang dikodekan dispasikan secara tidak
beraturan, sehingga menimbulkan distorsi pada sinyal pita dasar yang di filter ini
terjadi pada pengkodean sinyal analog secara digital.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Element – Element SDH
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB V Kesimpulan Dan Saran
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa yang telah dilaksanakan,dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Penyebab utama jitter adalah tidak sinkronnya clock yang merupakan akibat
tidak stabilnya catuan dan berubahnya fasa dari suatu sinyal saat melewati
rangkaian LC.
2.
Jitter yang diperbolehkan masuk ke dalam jaringan tanpa menimbulkan
gangguan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a. Kesanggupan dari perangkat untuk mengambil clock secara akurat dari
sinyal data yang terjitter.
b. Kesanggupan komponen lain untuk mengakomodasi laju data input yang
bervariasi secara dinamis.
3.
Jitter kurang berpengaruh terhadap parameter sensitivitas. Didapatkan nilai
sensitivitas terkecil sebesar
4.
-38,2 dbm pada port STM-4.
Bentuk pulsa yang dihasilkan menyebabkan penurunan nilai tegangan,
dimana pulsa “1” mengalami penurunan sebesar 0,3065 Volt sedangkan pulsa
“0” mengalami penurunan sebesar 0,0145 Volt dalam periode pengukuran
selama 24 jam.
5.
Besarnya bit rate dapat mempengaruhi besarnya kapasitas buffer yang
dibutuhkan. Pada pengukuran port E1 memiliki toleransi sebesar 17 ppm dan
yang paling kecil adalah port STM-1 sebesar 8 ppm.
6.
Penurunan kualitas terjadi ketika suatu perangkat diberi masukan berupa
jitter. Ketika nilai jitter tersebut diperbesar maka akan didapat batas nilai
jitter dimana hasil pengukuran telah outspek dari STEL. Dari hasil
pengukuran nilai jitter tersebut sama dengan jitter tolerance yaitu sebesar
±11 UI.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Elemen – Elemen SDH
Fakultas Teknik Elektro
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
BAB V Kesimpulan Dan Saran
5.2
50
SARAN
Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik diharapkan ke
depannya :
1. Sebaiknya Grade dari STEL yang ditetapkan harus lebih tinggi lagi yaitu
mendekati hasil ukur agar perangkat yang diukur memang benar – benar
teruji kehandalannya.
2. Pengukuran semua parameter uji pada perangkat sebaiknya dilakukan
berulang kali untuk mendapatkan hasil yang akurat (minimal 10 kali).
3. Sebaiknya pengukuran juga dilakukan pada perangkat yang telah terpasang
dan dilakukan secara berkala.
4. Sebaiknya pengukuran juga dilakukan pada perangkat yang berbeda vendor
agar dapat dilakukan pembanding.
5. Pengukuran dan analisa pengaruh jitter dilakukan pada semua Elemen SDH
yaitu Multiplexer,ADM,DXC dan Regenerator.
Analisa Pengaruh Jitter Terhadap Elemen – Elemen SDH
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi
Tugas Akhir - 2007
DAFTAR PUSTAKA
1. Freemen, R , Telecommunication Transmission Handbook, John Willey and Sons;
New York ,1991.
2. Istikhori,Eris,Evaluasi Fleksibilitas Perangkat ADM600 (1651SM) Pada Sistem
Komunikasi Serat Optik Northern Ring Route Ring I, STT Telkom, 2001.
3. Bahtiar, Analisis Performansi Jitter Pada Sistem Transmisi SDH, STT Telkom, 1996.
4. Jonathan, Gideon, Diktat Kuliah Rekayasa Transmisi Radio,STT Telkom, 2004.
5. PT. TELKOM INDONESIA, DIV RisTI ,SPESIFIKASI TELEKOMUNIKASI,1997.
6. Setiawan,F.W, Evaluasi Perangkat Mux SDH STM-16 Melalui Pengukuran,STT
Telkom, 2004.
7 Sitohang, Marlinda, Pengukuran Jitter pada SDH,STT Telkom, 2001.
8. Xiaomin, Zhou, SDH Optical Transmission System,Beijing, 1999.
9. Takasaki, Yoshitaka, Digital Trasmission Design and Jitter Analysis , London , 2003.
10. R.Trischita, Patrick and Eve L. Varma, Jitter in Digital Transmission Systems,
London, 2004.
51
Fakultas Teknik Elektro
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi