Laporan Praktikum Pengamatan Pergerakan

PERGERAKAN GERAK BAKTERI
A. Hari/tanggal

: Rabu / 29 Januari 2013

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi dengan topik pergerakan gerak bakteri
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri
C. Dasar Teori
Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada atau
tidaknya alat gerak. Dengan begitu dapat pergerakan bakteri dapat digolongkan dalam bakteri
yang bersifat motil dan bersifat non motil. Bakteri motil mempunyai alat gerak berupa flagel,
karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang tidak memiliki alat gerak
umumnya bergerak secara menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila ada kontak
terhadap benda padat (Dakuni, 2001).  Flagela merupakan struktur kompleks yang tersusun
atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti
tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel
untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti

cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Bentuk yang umum dijumpai meliputi:
1.

Monopolar monotrikha

: bakteri memiliki satu flagel yang berada disalah satu

ujung
sel.
2.

Monopolar Lofotrikha: bakteri memiliki banyak flagel yang ditemukan pada salah
satu kutub sel.

3.

Bipolar amfitrika

: memiliki flagel pada kedua kutubnya dengan jumlah


lebih
dari satu.
4.

Peritrikha

: bakteri mempunyai flagel yang tersebar pada seluruh

bagian
selnya.
Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak mempunyai alat gerak
yaitu flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel pada sel bakteri, jenis ini

digolongkan dalam bakteri atrik (Dwidjoseputro, 1978). Bila bakteri tidak menunjukkan
gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat diamati. Oleh karena itu dapat dipastikan
bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak Brown (gerakan yang terjadi pada bakteri akibat
adanya energi kinetik). Pada gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama
dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain, sedangkan bakteri yang motil terus
menerus bergerak kearah tertentu (Wesley & Wheeler, 1988).


D. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop Binokuler
2. Kaca benda cekung
3. Jarum inokulasi ujung lurus
4. Jarum inokulasi ujung berkolong
5. Kaca penutup
6. Lampu spiritus
Bahan:
1. Biakan bakteri yang diperoleh dari kegiatan ke II
2. Aquades steril
3. Kertas penghisap
4. Alkohol 70%
5. Medium lempeng 2 buah
6. Medium miring 2 buah
7. Lap
8. Korek api
9. Sabun cuci
10. Lisol
11. Tisu


E. Cara Kerja
Mengambil kaca benda cekung bersih
Melewatkannya di atas api lampu spiritus
Mengambil kaca penutup bersih
Melewatkannya di atas api lampu spiritus
Meneteskan satu ose aquades steril pada kaca
penutup

Mengambil sedikit inokulum koloni bakteri
yang diperiksa secara aseptic memakai jarum
inokulum berujung lurus
Menyentuhkan inokulum pada tetesan
aquades steril dan diratakan
Menelungkupkan bagian cekung kaca benda
di atas kaca penutup
Membalikkan kaca benda dan kaca penutup,
usahakan tetesan aquades menggantung
Mengamati preparat dibawah mikroskop
Hasil


F. Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengamatan Pergerakan Bakteri
No
.
1.
2.

Pergerakan Bakteri

Perlakuan

Gerak Brown atau gerak

Sejajar dengan hidung
(bagian atas)
Ditempatkan di atas tanah
(bagian bawah)

bebas

Tidak bergerak
(tidak memiliki flagel)

Bentuk Bakteri
Kokus
Basil

G. Analisis Data
Pada praktikum mengamati pergerakan bakteri ini diketahui dari tabel 1 yaitu,
pada medium dengan perlakuan disejajarkan dengan hidung (bagian atas) setelah
diamati pergerakan bakteri yang terjadi adalah gerak Brown atau gerak bebas. Bentuk
dari bakteri ini adalah kokus (bulat). Sedangkan pada medium dengan perlakuan
ditempatkan di atas tanah (bagian bawah) pergerakan bakterinya tidak memiliki
tanda-tanda bergerak dapat dikatakan tidak bergerak. Hal ini dikarenakan bakteri

tersebut tidak mempunyai alat gerak yang biasanya disebut dengan flagel. Bentuk
bekteri adalah basil. Dapat disimpulkan bakteri yang dapat bergerak adalah bakteri
yang diambil dari medium pertama dengan jenis gerakan Brown. Sedangkan bakteri
yang diambil dari medium kedua tidak bergerak dikarenakan tidak memiliki flagel
(alat gerak).

H. Pembahasan
Praktikum ini digunakan untuk mengamati gerak pada bakteri, dalam
praktikum ini digunakan metode “tetesan bergantung” . Metode ini bertujuan untuk
mengamati gerak bakteri, bakteri yang memilik flagel, dengan metode ini waktu
menjadi lebih efisien dan mudah dilakukan. Keuntungan lain karena memakai metode
tetesan bergantung adalah bakteri yang diamati tidak mudah mati dan bakteri dapat
bergerak bebas. Dengan metode ini juga lebih bersih karena kontak bakteri dengan
tangan praktikan berkurang dan hasilnya akurat. Dalam praktikum ini, sel bakteri
yang diteteskan ke dalam kaca penutup dengan mengunakan jarum inokulasi yang
ujungnya lurus.
Gerak bakteri pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan adanya struktur
atau organ sel bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagel. Karena flagel pada
bakteri berfungsi untuk bergerak. Flagel berbentuk pajang dan ramping, pada
umumnya memiliki panjang sekitar 12 nm sampai 30 nm. Flagel dapat dilihat pada
mikroskop cahaya jika ditambahkan substansi khusus yaitu modran yang merupakan
substansi yang dapat mempertajam pengamatan yang berrfungsi untuk membesarkan
garis lengan flagel, setelah itu pada sediaan digunakan suatu zat warna sehingga flagel
dapat terlihat (Volk 1988). Flagel tersusun atas tiga bagian, yaitu pangkal (basal)
adalah bagian yang berhubungan dengan membrane plasma. “Hook” yang pendek dan
filament yang berbentuk seperti benang, panjangnya sampai beberapa kali melebihi

panjang tubuhnya(taringan 1988).
Kemampuan suatu mikroorganisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas
(daya gerak). Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri bersifat
motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat tidak bergerak (non motil)
(Volk, 1988).
Dari hasil pengamatan dalam praktikum ini, dari kedua koloni bakteri yang
diamati, salah satu koloni tidak memiliki kemampuan bergerak. Dari pengamatan
bentuk bakteri diketahui bahwa bentuk bateri yang diamati adalah bentuk kokus dan

basil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus memiliki kemampuan bergerak dan
bakteri yang berbentuk basil tidak memiliki kemampuan gerak. Hal ini bertolak
belakang dengan pernyataan (Volk, 1988) yang menyatakan bahwa sebagian bakteri
berbentuk basil bersifat motil. Terdapat kesalahan yang mengakibatkan bekteri ini
tidak bergerak, pertama terlalu lama dalam memanaskan jarum inokulasi pada saat
ingin mengambil bakteri (keadaan jarum harus aseptik) membuat bakteri yang ingin
diamati mati terlebih dahulu karena jarum yang dipakai terlalu panas.
Pergerakan bakteri yang diamati berbeda dengan gerakan pada bakteri yang
bersifat non motil atau tidak bergerak. Pergerakan pada bakteri yang bersifat motil
menunjukan pergerakan yang lebih kompleks, menuju kearah tertentu (bukan gerak
Brown) sedangkan gerak pada bakteri yang bersifat tidak motil akan bergerak maju

mundur secara zig-zag yang disebut dengan gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
adanya benturan dengan molekul air (Volk, 1988). Gerak Brown adalah gerak partikel
koloid yang bergerak dengan arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan
antara molekul-molekul pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan terjadi antara
lentingan sempurna, artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan pertikel koloid sama
tetapi karena partikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika
dibandingkan dengan molekul pelarut (Fariaty, 1995).
Flagel yang ada pada bakteri selalu berlekuk, apalagi jika bakteri sedang
bergerak di dalam medium cair, vibrio penyebab kolera dapat mencapai kecepatan 20
cm per-jam, ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa, sebab kecepatan itu sama
dengan kecepatan lari seseorang yang menempuh jarak 0,3 km per mmenit atau 18 km
per jam. Gerakan flagel menyebabkan bakteri terdorong kedepan, jadi flagel
mempunyai fungsi seperti baling-baling pada kapal laut (Dwijoseputro, 1978).
I. Diskusi
1. Keuntungan apakah yang diperoleh melalui penggunaan metode tetesan
“bergantung” dalam pengamatan gerak bakteri?
Jawab:
Keuntungan menggunakan metode tetesan gantung adalah kita mendapatkan hasil
yang lebih akurat karena tetesannya tidak terkontaminasi udara lain. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengamatan berkurang, bakteri dapat bergerak bebas

tanpa tertimpa kaca objek, meminimalisir resiko kematian bakteri yang diamati.
Dengan metode tetesan bergantung ini kita dapat mengamati pergerakan bakteri
secara lebih jelas.
2. Bagaimanakah ciri-ciri gerakan bakteri?

Jawab:
Pergerakan bakteri dapat digolongkan berdasarkan ada tidaknya alat gerak yang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu motil dan non motil. Ciri-ciri dari pergerakan
bakteri yang motil adalah bergerak dengan menggunakan alat gerak yaitu berupa
flagel, bakteri ini akan nampak sekali bergerak dan gerakannya menuju arah
tertentu. Sedangkan bakteri yang mempunyai sifat non motil bercirikan bergerak
dengan memanfaatkan keadaan sekitarnya yaitu bergerak dikarenakan energi
kinetik. Bakteri yang mempunyai sifat pergerakan non motil bergerak karena
adanya gesekan larutan dan gerakan ini disebut gerak Brown. Ciri lainnya adalah
bakteri akan bergerak maju dan mundur ke tempat semula, pergerakannya tidak
terlalu cepat dan bakteri tidak berpindah tempat saat diamati.

Pada

gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan menjaga

hubungan ruang yang tetap satu sama lain.
J. Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum pengamatan pergerakan, bakteri yang diamati ada yang
bergerak (memiliki kemampuan) dan ada yang tidak bergerak (tidak memiliki
kemampuan). Bakteri yang bergerak adalah bakteri yang diambil dari medium
pertama dan mempunyai tipe pergerakan Brown. Bakteri yang diambil dari
medium kedua tidak bergerak ini menandakan bakteri ini tidak mempunyai
kemampuan untuk bergerak.
2. Gerak bakteri yang ditemukan dalam praktikum ini hanya satu, yaitu yang bertipe
pergerakannya adalah gerak Brown. Gerak Brown mempunyai ciri yaitu bakteri
akan bergerak maju dan mundur ke tempat semula, pergerakan bakteri tidak
terlalu cepat dan bakteri tidak berpindah tempat saat diamati.

Pada

gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan menjaga
hubungan ruang yang tetap satu sama lain.
3.
DAFTAR RUJUKAN
Dwijoseputro. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Erick. 2010. Mekanisme Gerak Bakteri. (online),
(http://erickbio.com/2010/08/21/mekanisme-gerak-bakteri/#comment-631),
diakses 4 Februari 2013.
Hadioetomo, Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia.

Hadioetomo, Ratna. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Volk, Swisley A & Margargareth F Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:
Erlangga.

LAMPIRAN

Gerak Brown yang terdapat
pada bakteri pertama.

Bakteri yang tidak bergerak

LAMPIRAN

Pewarnaan
Pewarnaan
Langsung
Tidak Langsung
pada
bakteri
pada bakteri
kedua.kedua.

Pewarnaan
PewarnaanTidak
Langsung
Langsung
pada
pada
bakteri
bakteri
pertama.
pertama.