PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS VII SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TP. 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN
KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA
MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII
SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Proposal Skripsi)

Oleh
Dwi Widyastuti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN
KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA
MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII
SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh
Dwi Widyastuti
913064001
SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan

Pada
Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012


HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian

: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievment Devision (STAD) Dalam
Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat
Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas VII SMP Negeri 11
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa
NPM
Program Studi
Fakultas

:
:
:
:


Dwi Widyastuti
913064001
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing,
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. Holilulloh, M.Si
NIP 19610711987031003

Yunisca Nurmalisa, S.Pd,M.Pd
NIP19870602 200812 2 001

2. Mengetahui ,

Ketua Jurusan P. IPS,


Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Buchori Asyik, M.Si.
NIP. 19560108 198503 1 002

Drs. Holilulloh, M.Si.
NIP 19610711 198703 1 003

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian

: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievment Devision (STAD) Dalam
Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat
Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas VII SMP Negeri 11
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa

NPM
Program Studi
Fakultas

:
:
:
:

Dwi Widyastuti
913064001
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui,

Pembimbing I,

Pembimbing II,


Drs. Holilulloh, M.Si
NIP 19610711987031003

Yunisca Nurmalisa, S.Pd,M.Pd
NIP19870602 200812 2 001

Mengetahui ,
Ketua Program Studi PPKn,

Drs. Holilulloh, M.Si.
NIP 19610711 198703 1 003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Drs. Holilulloh, M.Si.


Sekretaris

: Yunischa Nurmalisa, S.Pd,M.Pd. .............................................

Penguji
Bukan Pembimbing

: Dr. Irawan Suntoro. M.S,

..............................................

............................................

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi / PTK : .....................................


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
NPM
Program Studi
Jur/ Fakultas
Alamat

:
:
:
:
:


Dwi Widyastuti
913064001
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pend.IPS/ FKIP UNILA
Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
.
Bandar lampung, 20 November 2012
Materai 6000

Dwi Widyastuti
NPM. 913064001

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1964 di Sleman D.I Yogyakarta,
merupakan anak dari pasangan Bapak Saridja Widyopronoto dan Ibu Ngatiyam.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. 1970 – 1975 SD Bantul Timur
2. 1976 – 1979 SMP Patria Bantul
3. 1979 – 1982 SPG PGRI Bantul
4. 1983 – 1984 D1 IKIP Yogyakarta
5. 2009 – terdaftar sebagai mahasiswa S1 dalam jabatan Program Studi PPKn
FKIP Unila

MOTTO

Jalanilah hidup ini degan penuh kesabaran
dan perasaan bersyukur
(HR. Bukhori Muslim)
Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan
Bersama kesusahan ada jalan keluar dan bersama
Kesulitan ada kemudahan

(H.R Tarmidzi)

vii

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta Hidayah_Nya kepada peniliti, sehingga dengan kekuatan dan nikmat
kesehatan peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Devision (STAD) Dalam
Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat Pada Mata Pelajaran PKn Di
Kelas VII SMP Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Peneliti menyadari keberhasilan dalam penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa
terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Toha B.S Jaya, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan

II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

III

Fakultas

viii

5. Bapak Drs. Buchori Asyik,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi PKn sekaligus
sebagai pembimbing akademik, pembimbing I skripsi yang telah banyak
memberikan, bimbingan, pengarahan dan nasehat hingga penulisan skripsi
ini selesai.
7. Ibu Yunischa Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingan, pengarahan, ilmu dan saran dengan penuh kesabaran
hingga penulisan skripsi ini selesai.
8. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku pembahas I dan penguji utama yang
telah memberikan arahan, nasehat dan ilmu dan saran yang

bersifat

membangun kepada penulis.
9. Bapak-bapak staf administrasi Program Studi PPKn FKIP Unila yang telah
banyak memberikan bantuan selama penulis menempuh kuliah.
10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn yang telah memberikan bimbingan
dan arahannya serta bekal kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
11. Hj. Rosdihawati S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 11 Bandar Lampung yang
telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi S1 dalam jabatan serta ijin
dalam melaksanakan penelitian di sekolah.
12. Ibu Misna, selaku guru mitra PKn SMP Negeri 11 Bandar Lampung yang
telah membantu dalam proses pengumpulan data untuk penelitian ini.

ix

13. Rekan-rekan mahasiswa S1 dalam jabatan Jurusan IPS Program Studi PPKn
terimakasih atas persahabatan, semangat, dan bantuanya semoga kita semua
sukses dan selalu dalam limpahan rahmatNya, Amin.
14. Rekan-rekan guru di SMP Negeri 11 Bandar Lampung yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
15. Siswa-siswi SMP SMP Negeri 11 Bandar Lampung yang telah membantu
kelancaran penelitian.
16. Semua pihak yang telah membantu baik moral maupun material yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda atas
bantuan dan amal baiknya, Amin.

Saya sebagai peneliti menyadari atas keterbatasan kemampuan yang saya miliki,
sehingga skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Bandar lampung, Novermber 2012
Penulis,

Dwi Widyastuti

xii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................... ..........................i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
MOTTO .............................................................................................................. viii
SANWACANA ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Fokus Masalah .....................................................................................
C. Rumusan Masalah ................................................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................
E. Ruang Lingkup .....................................................................................

1
8
8
9
10

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran .....................................................
B. Pengertian Model Pembelajaran ..........................................................
C. Pengertian Pembelajaraan Kooperatif ..................................................
D. Pembelajaraan Student Team Achievment Division (STAD) ...............
E. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ....................................
F. Tinjauan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ..............................

12
18
19
25
32
43

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodelogi Penelitian .........................................................................
B. Prosedur Penelitian...............................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................
D. Teknik Analisis Data ............................................................................
E. Kriteria Keberhasilan ...........................................................................

49
50
55
58
60

xiii

IV. HASIL DAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
1. Siklus I ..........................................................................................
a. Perencanaan ..............................................................................
b. Pelaksanaan ..............................................................................
c. Observasi ..................................................................................
d. Refleksi .....................................................................................
e. Rekomendasi ............................................................................

61
65
65
66
68
74
78

2.

Siklus II .........................................................................................
a. Perencanaan ..............................................................................
b. Pelaksanaan ..............................................................................
c. Observasi ..................................................................................
d. Refleksi .....................................................................................
e. Rekomendasi ............................................................................

79
79
80
82
88
90

3.

Siklus III ........................................................................................
a. Perencanaan ..............................................................................
b. Pelaksanaan ..............................................................................
c. Observasi ..................................................................................
d. Refleksi .....................................................................................
e. Rekomendasi ............................................................................

92
92
93
95
101
102

B. Rekapitulasi Pelaksanaan Model Pembelajaran
Examples Non Examples .....................................................................

102

C. Pembahasan ..........................................................................................
\
V. KESIMPULAN AN SARAN

107

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

119
120

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

121

LAMPIRAN ....................................................................................................

124

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Wawancara Dengan Siswa di SMP N 11
Bandar Lampung.............. ...............................................................

4

Tabel 1.2 Aktivitas Belajar Siswa ...................................................................

5

Tabel 2.1 SK dan KD PKn Kelas VIII Semester Ganjil .................................

40

Tabel 3.1 Kisi–kisi observasi aktivitas guru ...................................................

49

Tabel 3.2: Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa ..................................

51

Tabel 4.1 Rangkuman Motivasi Belajar Siswa ...............................................

55

Tabel 4.2 Rangkuman Persentase Motivasi Belajar Siswa Persiklus ..............
Tabel 4.3 Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII A SMP N 11 Bandar Lampung
Dengan Menerapkan Model TPS pada Pelajaran PKn
Tahun Pelajaran 2011-2012 .............................................................

56

58

Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran
Dengan Menerapkan Model TPS pada Pelajaran PKn ...................

60

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus I ...................................................................

64

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus II .................................................................

74

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus III ................................................................

85

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Model Penelitian Tindakan Kelas .....................

54

2. Grafik peningkatan motivasi belajar siswa dengan menerapkan
model TPS pada pelajaran PKn ....................

57

3. Grafik peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
menerapkan model TPS pada pelajaran PKn ...................

59

4. Grafik peningkatan aktifitas guru dalam
menerapkan model TPS pada pelajaran PKn ...................

61

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
dinayatakan bahwa Pendidikan Nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan demikian, pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan dilaksanakan dalam
rangka program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah
pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi
tantangan global.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan wadah yang tepat untuk
mengajar dan mendidik anak-anak agar siswa mempunyai bekal kemampuan dan
keterampilan serta membentuk warganegara yang baik (Good Citizen) guna
kehidupan disaat sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu ketercapaian

2

tujuan pendidikan tergantung pada seluruh komponen sekolah dimana seseorang
melakukan proses belajar dan pembelajaran.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan juga memiliki peranan

yang

penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki
siswa. Pengembangan

potensi

tersebut dapat dimulai dengan menumbuhkan

keterampilan dan kemampuan berpikir siswa. Kemampuan
berpikir

kritis,

kreatif,

Kemampuan-kemampuan
dimiliki

oleh

siswa,

logis,

berpikir
sebagai

berpikir

ini

seperti

sistematis, argumentatif dan lain-lain.
itu

merupakan sesuatu

bekal

dalam

yang

perlu

menghadapi persoalan-

persoalan yang akan dihadapi, baik persoalan yang ada di sekolah maupun
persoalan

yang ada

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, guru memiliki peranan sangat strategis dalam
proses pembelajaran. Peran guru dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak
pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, keterampilan).
Kompetensi siswa akan berkembang secara optimal tergantung bagaimana guru
memposisikan diri dan menempatkan posisi siswa dalam pembelajaran. Selama ini
dalam

pembelajaran,

siswa

diposisikan

sebagai

obyek,

sedangkan

guru

memposisikan diri sebagai subyek pembelajaran. Akibatnya guru lebih aktif dan
dominan dalam proses pembelajaran. Seharusnya, guru dalam pembelajaran lebih
memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator, dan mediator sehingga siswa dapat
mengembangkan kompetensinya.
Kenyataan yang ditemui sehari-hari di kelas ialah bahwa seringkali guru
melaksanakan pembelajaran secara tidak efektif. Guru menyajikan pembelajaran

3

yang berfokus kepada konsep yang abstrak yang sulit diterima siswa secara utuh
dan mendalam. Pemahaman siswa hanya terbatas pada konsep yang diajarkan dan
lebih banyak sebagai sesuatu yang diingat dan tidak terapresiasi secara mendalam,
juga kurang mampu mengkomunikasikannya, serta lebih bersifat berpusat pada
guru (teacher center) daripada berpusat pada siswa (student center).
Kenyaataan di lapangan bahwa ternyata proses pembelajaran yang dilakukan guru
selama ini masih berifat teacher center dan baru sebatas penguasaan konsep,
dimana hal tersebut juga tidak terkecuali dengan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.

Proses

pembelajaran

dan

penilaian

dalam

Pendidikan

Kewarganegaraan pada umumnya lebih menekankan pada dampak instruksional
yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain lebih menekankan pada
dimensi kognitif saja. Pada hal Pendidikan Kewarganegaraan

dalam konteks

kurikulum persekolahan mempunyai kedudukan yang amat penting dan strategis
dalam rangka mengemban tugas pembinaan terhadap warganegara Indonesia.
Seperti yang diketahui bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh peserta didik, dimana
setelah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka mata
pelajaran tersebut banyak mengalami perubahan, muatan materi yang terkandung di
dalamnya juga banyak memuat konsep dan tidak lagi bersifat normatif.
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama, salah satu materi yang diajarkan
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu

kemerdekaan

mengemukakan pendapat, yang merupakan bagian dari komponen utama yang
diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yakni masuk dalam

4

civic skill atau keterampilan warga negara. Dimana kemerdekaan mengemukakan
pendapat juga merupakan salah satu hak yang dimiliki oleh warga negara, dan
tentunya sebagai warga negara yang baik, harus mampu mengemukakan pendapat
secara bebas dan bertanggung jawab, yakni menyampaikan pikiran secara lisan,
tulisan, dan sebagainya dengan penuh tanggung jawab sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Upaya pembelajaran keterampilan mengemukakan pendapat yang dalam proses
dirasa penting mengingat apabila kebebasan yang dilaksanakan tanpa batas dan
tanpa aturan akan mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
Misalnya, seseorang yang mengemukakan pendapatnya di muka umum dengan cara
menjelek-jelekkan kepribadian orang lain, menggunakan kata-kata yang tidak
senonoh tentu akan menyakiti hati orang lain. Apalagi kalau kebebasan
mengeluarkan pendapat dilakukan dengan tindakan anarki, seperti perusakan dan
tindakan yang bisa menimbulkan kemarahan orang lain.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di SMP Negeri 11 Bandar Lampung
Tahun pelajaran 2011/2012 tentang kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat, dapat diketahui seperti pada tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1 Hasil Observasi Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat Pada Siswa
Kelas VII SMP N 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
No
Kegiatan Belajar
1 Mampu mengajukan pertanyaan
2 Mampu menjawab pertanyaan
3 Mampu mengemukakan Pendapat
4 Mampu menghargai pendapat
5 Mampu mengkritisi
6 Mampu mendengarkan pendapat teman
Sumber : Hasil pengamatan

Baik
8
9
10
9
7
11

Cukup
10
12
8
9
6
9

Kurang
18
15
18
18
23
17

5

Berdasarkan tabel di atas, dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas siswa
cenderung kurang mampu mengemukakan pendapatnya bahkan beberapa siswa
tidak berani dalam berbicara dalam forum diskusi kelas. Selanjutnya, berdasarkan
pengalaman peneliti, masalah yang dihadapi kelas VII cukup banyak diantaranya
kurangnya siswa yang mampu mengemukakan pendapat dan bertanya apabila tidak
mengerti dan kurang paham tentang materi yang diajarkan pada waktu belajar
mengajar berlangsung, biar pun ada itu karena disuruh guru pengajar, tidak ada
inisiatif dari siswa itu sendiri atau bisa dikatakan siswa kurang berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa ini bisa mengakibatkan siswa
hanya menghafal informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar tanpa
memahami informasi itu. Hal ini berimbas pada nilai yang dibawah kriteria
Ketuntasan Minimum karena pembelajaran yang tidak optimal baik dari segi
pemahaman dan penggunaan pada kehidupan sehari – hari. Hal tersebut dapat saja
terjadi, mengingat pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah
ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan
pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap
iklim kelas. Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab,
pemberian tugas, dan diskusi yang kurang terarah dalam pembelajaran
mengakibatkan siswa kurang aktif. Kegiatan yang dilakukan siswa hanya
mendengar dan kadang-kadang mencatat, itupun hanya dilakukan oleh sebagian
kecil siswa. Sedangkan, siswa yang lain lebih banyak berbicara dengan teman
duduk sebangku.

6

Guru menyadari bahwa tindakan tersebut mengakibatkan situasi dan kondisi yang
kurang mendukung untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh kerena itu, dalam
pembelajaran dengan cepat merubah startegi dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa. Maksudnya adalah agar siswa lebih perhatian terhadap
materi yang dijelaskan. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan
materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan
hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hanya sebagian kecil siswa yang menjawab,
sedangkan siswa yang lain lebih banyak berdiam diri.
Pembelajaran satu arah yang dikembangkan guru selain membosankan dan kurang
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran juga berakibat pada aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Akibat dari penerapan metode ceramah yang
diselingi tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif
terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil
keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam
mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar, serta kurang
menghargai dan bekerjasama sesama siswa.

Permasalahan sebagaimana tersebut di atas harus segera diatasi atau di teliti
sehingga

akan

meningkatkan

kompetensi

siswa

antara

lain

keberanian

mengemukakan pendapat, keberanian mengambil keputusan dengan pertimbangan
moral, keberanian bertanya dan menjawab, kemampuan bekerjasama dan
menghargai orang lain yang akhirnya akan meningkatkan hasil dan mutu
pembelajaran. Namun, jika tidak segera diatasi atau diteliti akan memperoleh
kerugian antara lain rendahnya kompetensi yang akan dicapai siswa (pengetahuan,

7

sikap, keterampilan), hasil belajar, mutu pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, hal tersebut memerlukan kreatif dan inovatif dalam merancang
pembelajaran mulai dari menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran
(RPP) sampai dengan mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan
menghasilkan siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, berpikir kreatif, kritis
dan rasional, serta memiliki hasil belajar yang baik.

Dilihat dari uraian di atas, maka peneliti ingin memberikan suatu alternatif dalam
mengatasi permasalahan tersebut, sebagai alternatif adalah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran kooperatif menjadi pilihan peneliti karena menurut Ibrahim dkk
(2000: 53) “model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit, menumbuhkan kemampuan siswa bekerjasama, berfikir kritis,
dan kemampuan membantu teman serta optimalisasi partisipasi siswa”
Tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dipilih oleh peneliti adalah yang
memungkinkan mampu meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran,baik berupa mengemukakan pendapat apabila berpendapat yang
berbeda ataupun sama dan bertanya apabila kurang memahami materi pembelajaran
agar tercipta pembelajaran yang maksimal.
Salah satu pembelajaran kooperatif yang memungkinkan dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Acievment Devitions (STAD), dimana dalam proses pembelajaran yang telaksana di
kelas memberikan kesempatan kepada murid untuk mendapat perannya masingmasing dimana dalam satu kelompok kerja yang telah dibentuk terdapat tutor

8

sebaya yang dapat menjadi ujung tombak keaktifan murid selama belajar. Adanya
peran tutor sebaya dalam suatu kelompok memungkinkan adanya saling koreksi,
diskusi dan kerja sama yang baik antar murid dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan sebagai tugas yang harus diselesaikan. Hal ini juga dilakukan saat hasil
akhir tugas yang diselesaikan masing-masing kelompok saling bertukar pekerjaan
untuk mendapatkan koreksi dari kelompok lainnya, dan sesudah itu maka pekerjaan
atau tugas yang telah dibuat dikumpulkan pada guru untuk memperoleh penilaian.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang penerapan pembelajaran dengan pendekatan
kooperatif

tipe

STAD

sebagai

upaya

untuk

meningkatkan

keberanian

mengemukakan pendapat siswa kelas VII A pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP

Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2012/2013.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalahnya adalah
meningkatkan

keberanian

siswa

dalam

mengemukakan

pendapat

dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIIA di SMP Negeri 11 Bandar Lampung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :

9

1) Bagaimanakah peningkatan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VIIA
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 11 Bandar
Lampung ?
2) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
VIIA SMP SMP Negeri 11 Bandar Lampung dalam meningkatan keberanian
mengemukakan pendapat?

D. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan penelitian ini yaitu :
1) Menjelaskan upaya peningkatan keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
di kelas VIIA pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP
Negeri 11 Bandar Lampung.
2) Menjelaskan penggunaan model model pembelajaran kooperatif tipe STAD
di kelas VIIA SMP SMP Negeri 11 Bandar Lampung dalam meningkatan
keberanian mengemukakan pendapat.

2. Kegunaan Penelitian
a.

Kegunaan Teoritis
Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya
pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Pancasila

10

dan

Kewarganegaraan

dalam

kegiatan

pembelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan di sekolah.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian

ini

berguna

untuk

guru

mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan khususnya di SMP dalam meningkatkan kemampuan dan
kemauan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD,
sekaligus sebagai panduan untuk melatih ketrampilan dalam dalam
melakukan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini juga berguna untuk siswa
agar lebih meningkatkan kecintaan terhadap Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan
kewarganegaraan

dengan

wilayah

kajian

Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran
model pembelajaran kooperatif STAD dalam upaya meningkatkan keberanian
mengungkapkan pendapat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran model
pembelajaran kooperatif STAD dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan
pendapat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

11

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas VII A SMP Negeri 11
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian
pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses dari dalam yang dikontrol langsung oleh
peserta sendiri serta melibatkan dirinya, termasuk fungsi intelek, emosi dan
fisiknya. Belajar secara psikologik dipandang sebagai suatu proses
pemenuhan kebutuhan dan tujuan.

Ini berarti bahwa peserta merasakan

adanya kebutuhan untuk belajar dan melihat tujuan pribadi akan dapat
tercapai dengan bantuan belajar.
Menurut Arif (1990 : 7) “Suatu kecenderungan untuk memandang pendidikan
sebagai informasi ditransmisikan dan melihat belajar sebagai suatu proses
intelektual dalam menyimpan fakta-fakta”. Asumsi yang tersembunyi dari
kecenderungan pendapat ini adalah bahwa belajar dipandang sebagai suatu
proses yang bersifat eksternal dalam arti peserta didik belajar terutama
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari luar seperti guru yang terampil, bahan
bacaan yang baik dan sejenisnya.
Belajar menurut Wilian Burton (1973:22) “Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks”. Sebagai tindak lanjut, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh

13

sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh
siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, mausia,
atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal
tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
M. Joko Susilo (2009:23) menyatakan bahwa “proses belajar adalah
perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya yang
menitikberatkan pada interaksi antarindividu dengan lingkungan”.
“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami”. (Hamalik, 208: 36).

Menurut

Anthony

Robbins,

mendefinisikan

belajar

sebagai

proses

menciptakan hubungan antara sesuatu(pengetahuan) yang baru. Dari definisi
ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :
(1) menciptakan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah
dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna
belajar,di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar – benar belum
diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang
sudah ada dengan pengetahuan yang baru. (Trianto.2010;15).
Menurut Slavin dalam Trianto, (2010:16) “Belajar secara umum diartikan
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan
karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada

14

yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan
sangat erat kaitannya”.
Menurut Cron Basch dalam Madrie (1989 : 66) “Belajar adalah perubahan
perilaku yang ditunjukkan sebagai akibat dari pengalaman, belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan”. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu
dengan lingkunganya, di antara interaksi inilah terjadi serangkaian
pengalaman belajar.
Menurut Slameto (1991 : 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.

Pendapat di atas menyatakan bahwa seseorang dikatakan telah belajar jika
ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu akibat dari interaksi dengan
lingkungan. Belajar di sini merupakan proses pendidikan untuk mencapai
tujuan.

Yang kita perhatikan adalah pola perubahan pada pengetahuan

selama pengalaman belajar berlangsung.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan.Pembelajaran secara simpel dapat diartikan
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman
hidup.Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakiikatnya adalah
usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

15

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa “pembelajaran
merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana
antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya”.(Trianto.2010;17).

Proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai diri anak didik, konsep di satu pihak serta
sikap dan nilai di lain pihak harus dipadukan.

Jika yang ditekankan

pengembangan konsep tanpa memadukannya dengan pengembangan sikap
dan nilai akibatnya adalah intelektualisme yang gersang tanpa humanisme.

Peran guru dalam belajar mengajar adalah memberi kesempatan dan
dukungan kepada siswa untuk dapat belajar dengan baik. Selain itu guru
dapat memberikan bantuan kepada siswa untuk dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan bernalar yang memberikan kemampuan
kepada siswa untuk berfikir kritis. Dengan menciptakan situasi, memberikan
dorongan dan bantuan, guru dapat membantu siswa bertanya dan menyaring
gagasan yang siswa temui, misalnya dalam buku pelajaran, televisi, koran dan
lain sebagainya.
Menurut Muhammad Ali, (1987 : 125) “Mengajar adalah segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya
proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan”. Dari pendapat di
atas guru dituntut menguasai metode mengajar yang efektif sehingga proses
belajar-mengajar dapat berhasil baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

16

Kesempatan yang diberikan guru mengacu pada aktivitas belajar di mana
siswa diharapkan berpartisipasi dan mengacu pada tugas-tugas kognitif yang
harus siswa selesaikan. Aktivitas dipandang sebagai wadah tugas-tugas yang
diberikan guru misalnya mengisi lembar kerja dan tanya jawab dengan
mengembangkan diri guru.

Tugas-tugas yang dberikan bisa melibatkan

pemerolehan dan mengingat kembali informasi, pemahaman secara
mendalam dan pemikiran yang kritis.

Bertitik tolak dari hakikat belajar tersebut maka menurut Sardiman (1987 :
52) mengajar dirumuskan dalam batasan yang intinya memberikan tekanan
kepada kegiatan optimal siswa. Belajar mengajar adalah usaha menciptakan
kondisi kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan
optimal.

Dukungan yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar ini bisa
berupa materi, siswa mendapat dukungan dari guru untuk mengakui,
menerima dan memotivasi usaha serta inisiatif siswa, guru yang selalu cukup
memberi waktu berfikir menanggapi atau mengajukan pertanyaan. Dalam
suasana seperti itu siswa merasa tidak takut mengeluarkan gagasan dan
bertanya kepada guru.
“Guru memberi kesempatan dan dukungan berarti juga guru melaksanakan
pengajaran. Pengajaran dideskripsikan sebagai sistem managemen yang
memberikan kesempatan belajar, artinya guru sebagai mediator antara siswa
dengan apa yang dipelajari” (Cornbleth, 1991 : 14) Pengajaran di sini tidak
termasuk pemberian informasi saja melainkan memberi petunjuk atau

17

menawarkan umpan balik yang bersifat menguji dan memberikan kesempatan
dan mendukung kepada siswa berinteraksi dengan sesama untuk dapat
menganalisa permasalahan yang sedang dibahas, sehingga yang terjadi adalah
guru dengan siswa berperan sebagai subjek dan materi pelajaran sebagai
objeknya.

Proses belajar dan pembelajaran itu sendiri sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor dalam prosesnya. Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
disebabkan beberapa faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun
dari luar dirinya. Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu terdiri dari:
a) faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh;
b) faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan dan kesiapan belajar;
c) faktor kelelahan, baik berupa kelelahan jasmaniah maupun kelelahan
rohaniah (bersifat psikis).
2) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang terdiri
atas:
a) faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik anak, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian
orang tua dan latar belakang kebudayaan;
b) faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran
di atas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah;

18

c) faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa banyak sekali faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari faktor-faktor di atas paling
sedikit satu yang menyebabkan hasil belajar siswa berbeda. Faktor-faktor
tersebut bisa mempengaruhi siswa baik secara positif maupun secara
negatif.

B. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat – perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku – buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa “setiap model
pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai”. (Trianto. 2010:22)
Arends menyatakan , ”The term teaching model refers to a particular
particular approach to instruction that includes its goals, syntax,
ebvironment,and management system. “ istilah model pengajaran mengarah
pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. (Trianto.2010:22).

19

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri – ciri
tersebut ialah:
1) Rasional

teoritis

logis

yang

disusun

oleh

para

pencipta

atau

pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
3) Tingkah laku pengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil, dan
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
dicapai. (Trianto.2010;23).

C. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang
dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh murid. Dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara murid dengan murid ,
interaksi antara guru dan murid , maupun interaksi antara murid dengan
sumber belajar. Dari interaksi yang dibangun tersebut, diharapkan murid
dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi
peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Muslimin (2000: 45) “pembelajaran kooperatif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa

20

dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Sementara itu
menurut Wina (2006: 33) “model pembelajaran kelompok adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan”.

Terdapat empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu
adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.
Sementara menurut Anita dalam Cooperative Learning (2007: 2), model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan
kerjasama. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar
akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman
dari

temannya

serta

mengembangkan

keterampilan

sosial.

Dalam

pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama
lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim dkk. murid yakin
bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika murid lainnya juga
mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok bertanggung
jawab atas keberhasilan kelompoknya. Murid yang bekerja dalam situasi
pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas
bersama

dan

mereka

menyelesaikan tugasnya.

harus

mengkoordinasikan

usahanya

untuk

21

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Budijastuti (2009: 2)
bahwa pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan utama yaitu :
1) Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja murid
dalam tugas-tugas akademiknya. Murid yang lebih mampu akan menjadi
nara sumber bagi murid yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan
bahasa yang sama. 2) Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar
murid dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku,
agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. 3) Mengembangkan
keterampilan sosial murid . Keterampilan sosial yang dimaksud antara
lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Anita (2007: 6) mengemukakan bahwa :
Situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
sehingga murid mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama
lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang
memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami
satu sama lain. Diharapkan, guru dapat menciptakan situasi belajar
sedemikian rupa sehingga murid dapat bekerjasama dalam kelompok serta
mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Melalui
pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan
lebih efektif.

Selanjutnya, Ibrahim, dkk (2000: 17) mengemukakan bahwa:
pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk murid yang
hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil
belajar yang signifikan. Keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif,
antara lain: 1) murid mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif
dalam pembelajaran, 2) murid dapat mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan murid , dan 4)
meningkatkan kepuasan murid terhadap materi pembelajaran.

Nasution (2000: 19) menjelaskan bahwa unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif sebagai berikut : 1) murid dalam kelompok haruslah beranggapan

22

bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2) murid bertanggung
jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, 3) murid haruslah melihat
bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4)
murid haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya, 5) murid akan dikenakan evaluasi atau diberikan
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6)
murid berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7) murid akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah yang menekankan pada pembelajaran
kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga unsur penting
dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam kelompok,
adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
adanya tujuan yang harus dicapai.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Muslimin (dalam
Kamdi, 2009: 1) adalah : 1) Setiap anggota kelompok (murid) bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, 2) Setiap
anggota kelompok (murid) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama, 3) Setiap anggota kelompok (murid)
harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya, 4) Setiap anggota kelompok (murid) akan dievaluasi, 5) Setiap

23

anggota kelompok (murid) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, 6) Setiap
anggota kelompok (murid) akan diminta untuk mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Adapun yang menjadi ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; 1) Murid
dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai, 2) Kelompok dibentuk dari murid yang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari suku atau
agama yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender, dan 3)
Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing
individu.
Menurut Krismanto (2001: 9) “pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara murid untuk
mencapai tujuan pembelajaran”.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri : 1) untuk menuntaskan
materi belajarnya, murid belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2)
kelompok dibentuk dari murid -murid yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat murid -murid yang terdiri dari
beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang
berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari
pada perorangan.

24

Terdapat 6 (enam) sintaks atau langkah dalam pembelajaran kooperatif
sebagaimana dijelaskan Slavin (2009: 35) sebagi berikut :
Langkah 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi murid Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengomunikasikan
kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi murid.

Langkah 2 :

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
murid

Langkah 3 :

Mengorganisasikan murid ke dalam kelompok-kelompok
belajar, guru menginformasikan pengelompokan murid.

Langkah 4 :

Membimbing kelompok belajar, guru memotivasi serta
memfasilitasi kerja murid untuk materi pembelajaran dalam
kelompok-kelompok belajar.

Langkah 5 :

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajartentang materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Langkah 6 :

Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil
belajar individual dan kelompok.
Slavin (dalam Kamdi, 2009: 5).

Dansereau dalam Widyantini, (2008: 40) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif meliputi :
1) Guru membagi murid untuk berpasangan.
2) Guru memberi wacana/materi tiap murid untuk dibaca dan membuat
ringkasan.

25

3) Guru dan murid menetapkan siapa saja yang berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
5) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan

ide-ide

pokok

yang

kurang

lengkap.
6) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
7) Berukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya.
8) kesimpulan murid bersama-sama guru.
9) Penutup.

D. Pembelajaran Student Team Achievment Divis

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DEVISION (STAD)DALAM MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS VII SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TP. 2012/2013

0 11 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION BAGI SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS VII SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TP. 2012/2013

0 15 76

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 23 86

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG SULAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 49

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 GAYAU SAKTI TP 2012/2013

0 11 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV B SDN 1 KALIAWI TANJUNGKARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG TP. 2013/2014

0 6 47

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN DRIBLE DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 63

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG

4 25 94