Pendahuluan Penjadwalan Batch Dinamis Flow Shop Untuk Meminimalisasi Rata-rata Keterlambatan Penyelesaian Order (Mean Tardiness) dan Jumlah Scrap Tuang di CV. Kembar Jaya.

Performa 2007 Vol. 6, No.2: 41-52 Penjadwalan Batch Dinamis Flow Shop Untuk Meminimasi Rata-Rata Keterlambatan Penyelesaian Order Mean Tardiness dan Jumlah Scrap Tuang di CV. Kembar Jaya Azizah Aisyati ∗ ∗ ∗ ∗ , Yuniaristanto dan Anik Septiani Jurusan Teknik Industri, Univeristas Sebelas Maret Surakarta Abstract CV. Kembar Jaya is a metal casting manufacturing company which applies Make to Order MTO system. It,s characteristic of scheduling is dynamic batch on flow shop production system. This scheduling method has risen the tardiness of order completion and high level of pouring scrap. To solve this problem, a rescheduling procedure which able to increase the system’s performance is needed. To increase the system performance, a development of batch dynamic scheduling algorithm has been done to minimize the mean tardiness and total pouring scrap. The algorithm consists of setting molding area initialization and five sub algorithms. Sub algorithm of sorting order and determinating batch size will sort and breakdown the order into batches. Sub algorithm of molding area repairing will determine molding area allocation for batches. To prevent the drop temperature, sub algorithm of determination pouring time will identify the pouring temperature for batches. Sub algorithm of batch scheduling will schedule batch to work station. Then sub algorithm of rescheduling will accommodate the dynamic environment when order was inserted. Mean tardiness from the scheduling algorithm application is 7.39 hours or minimize mean tardiness until 65.72 , from the current scheduling algorithm. Application of the scheduling algorithm can reduce total pouring scrap into 0 kg or 100 . Keyword: batch schedule, mean tardiness, pouring scrap, dynamic, flow shop.

1. Pendahuluan

CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran logam dengan menerapkan sistem manufaktur Make-to-order MTO, dimana perusahaan akan memproduksi produk setelah adanya pesanan atau order dari konsumen. Order yang diterima oleh CV. Kembar Jaya adalah benda coran yang dipakai pada onderdil kendaraan bermotor seperti, onderdil mobil, onderdil kereta api, pipa air, perkakas barang-barang elektronik dan sebagainya. Ada dua macam hasil logam coran di CV. Kembar Jaya yaitu jenis FC Fero Casting dan FCD Fero Casting Ductile. Logam jenis FC mengandung lebih banyak unsur karbon dibanding dengan FCD, sehingga memiliki sifat mekanik yang berbeda. Jenis cetakan yang dipergunakan untuk coran FC dan FCD adalah cetakan pasir dan cetakan 2 CO yang memiliki pola sekali pakai. Karakteristik sistem produksi yang diterapkan CV. Kembar Jaya adalah batch flow shop , dimana order di bagi menjadi beberapa batch dan dikerjakan dengan urutan proses kontinyu flow shop. Proses produksi benda coran dilakukan dalam tiga stasiun kerja secara berurutan, yaitu stasiun kerja Molding, Melting, dan Finishing. Proses pembuatan cetakan, proses penuangan logam cair ke dalam cetakan, proses pendinginan dan proses pembongkaran ∗ Correspondece: aisyatiyahoo.com 42 Performa Vol. 6, No. 2 benda coran dilakukan pada stasiun kerja Molding. Stasiun kerja Melting terdiri dari 2 mesin tanur listrik yang dioperasikan secara bergantian, berfungsi untuk melakukan proses peleburan bahan baku menjadi logam cair. Sedangkan stasiun kerja finishing berfungsi untuk membersihkan saluran turun, saluran masuk, saluran penambah dan juga pasir yang menempel pada benda coran. Permasalahan yang dihadapi oleh CV. Kembar Jaya dilantai produksi saat ini adalah masih tingginya tingkat keterlambatan penyelesaian order. Keterlambatan penyelesaian order tersebut disebabkan adanya suhu logam cair tidak layak tuang drop ketika jarak antar cetakan yang akan diisi berjauhan. Hal ini disebabkan karena belum adanya pengaturan cetakan pada area molding, sehingga cetakan di stasiun kerja molding dilakukan dimana saja pada area molding . Selain itu, pembebanan tanur tidak mempertimbangkan jumlah ukuran batch pada tiap-tiap job yang akan dikerjakan, hal ini mengakibatkan sisa cairan logam scrap yang cukup tinggi. Tingginya jumlah scrap mengakibatkan jumlah output produksi berkurang, sehingga target produksi tidak tercapai. Pada penelitian ini akan dikembangkan penjadwalan batch flowshop untuk meminimasi rata-rata keterlambatan penyelesaian order mean tardiness dan jumlah scrap tuang di CV. Kembar Jaya.

2. METODE PENELITIAN