Menurut Warren 2005;351, karena sifatnya yang sangat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah
diselewengkan dan digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas. Ada beberapa hal yang menyebabkan pengawasan
kas yaitu : 1
Kas merupakan sumber yang paling mudah untuk diselewengkan dan disalahgunakan
2 Kesalahan pencatatan dalam kas mepengaruhi keseluruhan pada perkiraan
lainnya 3
Sebagian besar transaksi perusahaan menyangkut kas dan bank, walaupun transaksi semula tidak ada hubungannya dengan kas tetapi akhirnya pada
saat dibayar dapat mempengaruhi kas. Kas bagi bank sebagai liquid assets merupakan aktiva bank yang
tingkat likuiditasnya sangat tinggi dan dapat dipersamakan sebagai uang kas.
Kas bagi bank mempunyai fungsi ganda yaitu disatu sisi sebagai alat likuiditas dan disisi lain sebagai alat atau barang yang diperdagangkan oleh bank untuk
mendapatkan pernghasilan revenue bagi bank yang bersangkutan.
B. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Intern Kas
Ada tujuh macam fungsi struktur pengawasan intern secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di
dalam pencatatan, yaitu : a
Setiap transaksi yang dicatat adalah sah validasi
Universitas Sumatera Utara
Struktur pengendalian intern tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam jurnal atau catatan akuntansi
lainnya. b
Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat Dalam hal ini, jika suatu transaksi itu tidak diotorisasi, maka dapat
mengakibatkan transaksi yang curang. c
Setiap transaski yang terjadi dicatat Hal ini diperuntukkan untuk mencegah hilangnya setiap transaksi dari
catatan. d
Setiap transaksi dinilai dengan cepat Pengendalian yang memadai selalu disertai dengan prosedur untuk
menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada langkah-langkah proses pencatatan.
e Transaksi yang terjadi diklasifikasikan dengan tepat
Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus ditetapkan dalam jurnal.
f Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat
g Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan tambahan yang
diikhtisarkan dengan benar. Berdasarkan definisi dari pengawasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan dari pengawasan itu menurut Teguh 1996, hal. 43 adalah :
a. Untuk penjagaan dan pengamanan harta milik bank.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mendorong dicapainya efisiensi kerja yang lebih baik.
c. Untuk mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
d. Untuk memperoleh adanya administrasi keuangan yang tepat waktu tepat
guna dan teliti. Jadi pada dasarnya, pengawasan intern bertujuan untuk melindungi
harta perusahaan, dan berusaha untuk dapat sekecil mengkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.
C. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas
Untuk mendapatkan suatu pengawasan intern yang baik di dalam perusahaan, diperlukan adanya unsur-unsur yang dirancang dan
diimplementasikan manajemen guna membentuk kepastian yang layak bahwa tujuan pengawasan internnya akan tercapai. Unsur-unsur
pengawasan intern tersebut adalah : a
Pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya Di dalam sistem pengawasan intern, pelaksanaan merupakan unsure
paling penting, orang-orang jujur, bekerja secara efisien, selalu mampu bekerja dengan segala kesungguhan meskipun kelima unsur
lainnya begitu kuat, tetapi orang-orang yang tidak berkompeten serta tidak memilik kejujuran dalam dirinya akan lebih mudah membuat
sistem pengawasan tersebut menjadi berantakan. Agar system pengawasan dapat berjalan semestinya dan penyelenggaraan
pekerjaan sebaik-baikny, harus ditetapkan pertanggungjawabannya
Universitas Sumatera Utara
dari orang-orang tertentu. Orang yang diberi pertanggungjawaban tersebut akan bekerja lebih giat, hati-hati dan manajemen dapat lebih
mudah mengawasinya. b
Pembagian tugas yang jelas Tujuan dan pembagian tugas yang jelas untuk mencegah kekeliruan
yang sengaja atau tidak sengaja. Untuk itu ada empat pedoman yang dapat dilakukan, yaitu :
1 Pemisahan penanganan aktiva serta akuntansinya
Apabila fungsi ini dipegang oleh satu orang, sangat besar kemungkinan akan terjadinya penggelapan aktiva tersebut untuk
kepentingan pribadi, dan memanipulasi pembukuannya untuk menghindarkan diri dari pertanggungjawaban.
2 Pemisahan otorisasi transaksi dari penanganan setiap aktiva
Sebaiknya orang yang memberi otorisasi transaksi tidak ikut dalam partisipasi dalam pengawasan terhadap aktiva.
3 Pemisahan tugas dalam fungsi akuntansi
Dengan cara ini, akan terbuka banyak kesempatan bagi karyawan yang bekerja dalam sistem untuk melakukan pemerikasaan
silang. 4
Pemeriksaan tanggung jawab c
Prosedur otorisasi yang tepat Agar setiap pengawasan dapat berhasil dengan baik, setiap
transaksinya harus diotorisasi dengan semestinya. Otorisasi ini dapat
Universitas Sumatera Utara
berbentuk umum maupun khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menetapkan kebijaksanaanyang dirumuskan untuk
dilaksanakan di dalam organisasi. Setiap orang melaksanakan kebijakan ini dengan diberikan otorisasi untuk setiap transaksi dalam
batasan yang telah ditetapkan oleh kebijakan tersebut. Sedangkan otorisasi khusus hanya berlaku pada transaksi saja.
d Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau diantara organisasi yang berbeda. Dokumen ini harus
cukup memadai untuk memberikan jaminan bahwa aktiva telah berada dalam pengawasan yang semestinya dan setiap transaksi telah
dicatat dengan benar. e
Verifikasi internal Verifikasi internal yaitu pemisahan tugas-tugas secara fungsional atau
operasional, penerimaan dan pengeluaran kas, akuntansi dan setiap pengawasan intern setiap transaksi yang memerlukan
pertanggungjawaban dari harta perusahaan. Dalam penerapan sistem pengawasan tersebut, pimpinan perusahaan
berwenang dalam mengawasi pelaksanaan setiap sistem pengawasan intern yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar sistem pengawasan intern
tersebut dapat terlaksana dengan semestinya.
Universitas Sumatera Utara
D. Jenis-Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada BRI