Sasaran Strategis SS Arah Pengembangan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Menuju tahun 2019
23
Gambar 4. Framework thingking Pengembangan Fakultas Pertanian Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, Indonesia akan dihadapkan kepada krisis pangan dan energi bila tidak
dilakukan upaya-upaya peningkatan produksi dalam sektor pertanian khususnya pangan. Penurunan kualitas lingkungan, laju konversi lahan pertanian yang tinggi, perubahan iklim global juga merupakan tantangan yang dihadapi sektor pertanian
pada saat ini.
24
Sebagai perguruan tinggi pemasok sumberdaya manusia yang bergerak di bidang pertanian, juga menghadapi tantangan yang cukup serius, diantaranya adalah: terbatasnya calon mahasiswa yang berkualitas tinggi khususnya untuk program
pascasarjana, menurunnya peran bidang pertanian di masyarakat, dan rendahnya adopsi hasil-hasil riset pertanian. Sementara itu, tuntutan peningkatan kompetensi lulusan, kualitas produk riset, kontribusi terhadap pembangunan pertanian,
tuntutan untuk mengatasi beragam permasalahan di dunia pertanian serta penerapan pertanian berkelanjutan dirasa makin menguat dewasa ini.
Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi pertanian dan sektor pertanian di Indonesia, seperti yang disebutkan di atas, dirasa makin kompleks, maka kebijakan pengembangan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran lebih
diarahkan pada:
1. Peningkatan mutu input, pembelajaran, riset dan pengabdianlayanan kepada masyarakat yang tercermin dari
terbentuknya lulusan yang kompeten, publikasi ilmiah, HaKI, paten serta produk-produk lainnya yang meningkat. 2.
Peningkatan mutu dan manajemen sumberdaya melalui penerapan tatakelola yang baik dan akuntabel dengan pemanfaatan sistem teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi.
3. Peningkatan kualitas manajemen internal berbasis teknologi informasi.
4. Peningkatan peran pertanian, kemitraan dan upaya pencapaian pendidikan pertanian kelas dunia.
5. Mewujudkan korporasi akademik yang sinerjik, berintegritas, akuntabel dan produktif untuk membangun
kemandirian sumber daya.
25