DEFINISI TAWIL
1. Menurut Bahasa
Secara etimologi, tawil  berasal dari kata
للآ للووؤليل
للووأل للووللا
yang artinya  عوجرلا  kembali [7]
dan  ةبقاعلا akibat   atau  pahala,
[8] seperti   firman   Allah   dalam   QS.   An-Nisa:   59
[9] dan  hadith
لآ لو ماص لف رهدلا ماص نم Barangsiapa yang berpuasa sepanjang masa, maka berarti ia tidak berpuasa dan tidak ada balasannya.
[10] Sedangkan
isim makan dan zamannya adalah لئوم atau لئوملا yang berarti عجرملا tempat kembali, seperti dalam QS. Al-Kahfi: 58.
[11] Ada juga yang mengatakan bahwa kata  للوولأل  yang berarti
عوجرلا هيلع دمتعي و هيلإ
kembali dan bersandar kepadanya, juga memberi pengertian unggul dan memiliki pengikut, seperti dalam firman
Allah   QS.   At-Taubah:108   dan   Al-Anam:   163. [12]
Kata  للوولأل digunakan   karena   sesudahnya   kembali   dan bersandar kepadanya.
[13]
2. Menurut Istilah
Sedangkan dalam terminologi Islam, Ibnu Manzhur menyebutkan dua pengertian tawil secara istilah
dalam Lisan Al-Arab; pertama, tawil adalah sinonim muradhif dari tafsir. Kedua, tawil adalah memindahkan
makna zhahir dari tempat aslinya kepada makna lain karena ada dalil. [14]
Al-Jurjani   dalam   kamus   istilahnya   yang   terkenal At-Tarifat,   menyatakan   Tawil  secara   bahasa
bermakna   kembali,   sedangkan   secara   istilah   bermakna   mengalihkan   lafazh   dari   maknanya   yang   zhahir kepada makna lain batin yang terkandung di dalamnya, apabila makna yang lain itu sesuai dengan Al-
Quran dan As-Sunnah. [15]
Ibnu   Al-Jawzi   dalam   bukunya Al-Idhah   li   Qawanin   Al-Istilah  mengatakan   bahwa,   Tawil  adalah
mengalihkan lafazh ambigu muhtamal dari maknanya yang kuat rajih kepada makna yang lemah marjuh
karena adanya dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud oleh pembicara adalah makna yang lemah. [16]
Imam   Haramain   Al-Juwaini   dalam bukunya  Al-Burhan   fi   Ushul   Al-Fiqh  berkata,   Tawil  adalah
mengalihkan lafazh dari makna zhahir kepada makna yang dimaksud esoteris dalam pandangan pentawil. [17]
Abu Hamid Al-Ghazali dalam bukunya Al-Mustashfa Min Ilmi Al-Ushul  mengatakan, Tawil  adalah
sebuah   ungkapan   istilah   tentang   pengambilan   makna   dari   lafazh   yang   ambigu muhtamal   dengan
didukung dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang ditunjukkan oleh lafazh zhahir. [18]
Abu Al-Hasan Al-Amidi Rahimahullah salah seorang ulama ushul dalam Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam
mengatakan, Tawil  adalah  mengalihkan  lafazh yang  muhtamal   dari  makna  zhahirnya  berdasarkan  dalil
yang menguatkannya. [19]
Ibnu   Taimiyah   dalam   bukunya Al-Iklil   fi   Al-Mutashabih   wa   At-Tawil  menyatakan   bahwa   ulama
mutaqaddimin salaf berpendapat bahwa tawil merupakan sinonim dari tafsir, sehingga hubungan nisbat diantara keduanya adalah sama. Seperti yang digunakan oleh Ibnu Jarir At-Thabari dalam tafsirnya
Jami Al- Bayan fi Tawil Ayat Al-Quran;  tawil  dari ayat ini adalah demikian, para ulama berbeda pendapat tentang
tawil  ayat ini. Kata  tawil  yang dimaksudkan oleh beliau adalah  tafsir. Sedangkan  tawil  menurut ulama mutaakhkhirin khalaf dari kalangan ulama ushul, kalam, dan tashawwuf adalah mengalihkan makna lafazh
yang kuat
rajih kepada makna yang lemah marjuh, karena ada dalil yang menyertainya. [20]
Lebih terperinci lagi, Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa menegaskan bahwa istilah tawil memiliki
tiga pengertian; pertama, berarti maksud dari sebuah perkataan baik sesuai dengan zhahir lafazh maupun
bertentangan makna esoteris. Makna inilah yang sering digunakan dalam Al-Quran dan As-Sunnah, seperti QS. Al-Araf: 53.
[21] Contoh lain, riwayat dari Aisyah
Radhiyallah anhu bahwasanya Rasulullah  Shallallahu alaihi wasallam dalam rukuk dan sujudnya banyak membaca,
يل رفغا مهللا كدمحب و انبر مهللا كنحبس Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu, ya Allah ampunilah aku
[22] sebagai
tawil  dari firman Al-Quran QS. An- Nashr: 3.
[23] Kedua, berarti tafsir sebagaimana yang digunakan oleh kebanyakan para ulama ahli tafsir.
Seperti   perkataan   Mujahid imam   al-mufassirin,   Sesungguhnya   orang-orang   yang   mendalam   ilmunya
rasikhun mengetahui tawil ayat-ayat mutasyabihat. Kata tawil yang beliau maksudkan adalah tafsir dan penjelasan maknanya.
Ketiga,  berarti mengalihkan lafazh dari makna zhahirnya karena adanya dalil yang
menunjukkan   hal   itu.   Pengertian   istilah   ini   belum   ada   pada   zaman salaf,   baru   dikenal   pada   zaman
mutaakhkhirin khalaf dari kalangan ahli fiqih, kalam, dan tashawwuf. [24]
Jadi, tawil  dalam istilah  salaf  adalah sinonim dari  tafsir. Kemudian pada masa  khalaf  mengalami
perubahan   makna   menjadi   suatu  pengalihan  makna  lafazh   yang   kuat rajih  kepada  makna  yang  lemah
marjuh dengan berdasarkan dalil.
3. Tawil dalam Al-Quran