Kecelakaan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja

206 Syarat-syarat kesehatan kerja menurut UU Nomor 1 Tahun 1970 antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mencegah dan mengurangi kebakaran. 2. Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran. 3. Mencegah dan mengurangi peledakan. 4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan. 6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. 7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. 8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. 9. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik. 10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. 11. Memelihara kesehatan dan ketertiban. 12. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. 14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. 15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. 16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

7.1.2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. Kecelakaan kerja terjadi pada seseorang karena pegawai bertindak tidak hati-hati dan sering membuat keadaan yang tidak aman. Jika seorang pekerja mendapat kecelakaan kerja biasanya kemampuan untuk mencari nafkah hilang untuk sementara waktu. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan seseorang menjadi cacat atau luka. Sebab-sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai, di antaranya adalah: 207 1. Keadaan tempat di lingkungan kerja. a. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. b. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhatikan keamanannya. c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 2. Pengaturan udara. a. Penggantian udara yang tidak baik ruang kerja yang kotor, debu dan bau tidak enak. b. Suhu yang tidak dikondisikan pengaturannya. 3. Pengaturan penerangan. a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang. 4. Pemakaian peralatan kerja. a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik. 5. Kondisi fisik dan mental pegawai. a. Kerusakan alat indra, stamina pegawai yang tidak stabil. b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko berbahaya. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi karena oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Bahaya pekerjaan adalah factor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata. 208 Dengan adanya kecelakaanbahaya akibat kerja dapat menyebabkan kerugian-kerugian. Ada 5 jenis yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja, yaitu: 1. Kerusakan. 2. Kekacauan organisasi. 3. Keluhan dan kesedihan. 4. Kelainan dan cacat. 5. Kematian. Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuan Internasional tahun 1962, adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan seperti: a. terjatuh. b. tertimpa benda jatuh. c. tertumbuk atau terkena benda-benda. d. terjepit oleh benda. e. pengaruh suhu tinggi. 2. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin, seperti: 1 pembangkit tenaga 2 mesin-mesin penyalur 3 mesin-mesin untuk mengerjakan logam 4 mesin-mesin untuk mengolah kayu b. Alat angkut dan alat angkat 1 mesin angkat dan peralatannya 2 alat angkutan di atas rel 3 alat angkutan udara c. Peralatan lain 1 bejana bertekanan 2 instalasi pendingin 3 alat-alat listrik 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan, seperti: a. patah tulang b. dislokasikeseleo c. rengang otot d. amputasi e. luka bakar 209 4. Kecelakaan-kecelakaan diselidiki dengan maksud sebagai berikut: a. Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian kecelakaan. b. Mencegah berulangnya peristiwa serupa.

7.1.3. Kebersihan