7. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Contoh : PT Coca Cola Amerika perusahaan pabrikan minuman ringan
melakukan ekspor hak merek Coca Cola ke Indonesia. 8. Ekspor
Jasa Kena
Pajak oleh
Pengusaha Kena
Pajak
Contoh : PT. ABC di Medan melakukan ekspor jasa penyelenggara kegiatan
even organizer ke DEF Corp. di Thailand untuk mengadakan kegiatan pertunjukan seni.
G. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
a. Atas penyerahan dari dalam negeri dan impor dikenakan tarif 10 b. Atas ekspor tarif yang dikenakan adalah 0
H. Pengertian Restitusi
Restitusi atau permintaan kembali pajak terjadi apabila ada pajak yang lebih dibayar WP pada suatu masa pajak atau tahun pajak. Perhitungan ini terkait
dengan laporan pajak yang disampaikan melalui surat pemberitahuan SPT. Untuk jenis PPN, kelebihan pembayaran pajak terjadi apabila jumlah PPN
sebagai Pajak Keluaran PK lebih kecil dibandingkan PPN yang telah dibayar sebagai Pajak Masukan PM dalam satu masa pajak.
Atas kelebihan pembayaran pajak, WP mempunyai hak untuk memintanya kembali. Syarat mutlaknya harus sudah terdaftar sebagai WP dan memiliki
nomor pokok wajib pajak NPWP, maupun telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Universitas Sumatera Utara
Kena Pajak PKP. Bila tidak, maka tidak bisa mengajukan restitusi karena data orang pribadi atau badan yang mengajukan tidak ada dan tidak dikenal dalam
sistem administrasi perpajakan.
I. Dasar Hukum Restitusi
1. Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 72PMK.032010 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan PPNPPnBM
3. UU KUP Pasal 17B tentang Direktur Jenderal Pajak Melakukan Pemerik saan atas Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak 4. UU KUP Pasal 17C dan 17D tentang Direktur Jenderal Pajak
Melakukan Penelitian atas Permohonan Penge mbalian Kelebihan Pembayaran Pajak dari WP dengan Kriteria Tertentu
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74PMK.032012 tentang Tata Cara
Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah .
Universitas Sumatera Utara
J. Sebab-Sebab Terjadinya Restitusi PPN
1. Jumlah Pajak Masukan PM lebih besar daripada jumlah Pajak Keluaran PK dalam suatu Masa Pajak yang disebabkan oleh:
a.
PKP melakukan pembelianimpor BKP atau perolehan JKP pada masa investasi atau pada awal usaha dimulai.
Bagi pengusaha orang pribadi, tidak tertutup kemungkinan melakukan pembelian BKP modal seperti mesin, gedung, dan pembelian bahan baku
atau bahan pembantu atau perolehan JKP sebelum usaha dimulai. Bagi perusahaan yang berbentuk badan, kegiatan tersebut dilakukan pada awal
usaha dimulai. Apabila pada saat itu pengusaha itu telah dikukuhkan sebagai PKP maka PPN yang dibayar merupakan pajak masukan yang
dapat dikreditkan sementara pajak keluaran belum dipungut karena belum melakukan penyerahan BKP dan atau JKP. Andaikata sudah melakukan
penyerahan kena pajak, jumlahnya pun relatif masih kecil. Oleh karena itu, bagi PKP yang sudah dikukuhkan sebelum atau pada saat usaha
dimulai, jumlah pajak masukan selalu lebih besar daripada jumlah pajak keluaran.
b. PKP melakukan kegiatan ekspor BKPJKP.
Seperti diketahui bahwa atas ekspor BKPJKP dikenakan PPN dengan tarif 0. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada pajak
Universitas Sumatera Utara
keluaran yang dapat dikreditkan dengan pajak masukan sehubungan dengan perolehan BKP dan JKP yang berhubungan langsung dengan
kegiatan ekspor tersebut. c.
PKP menyerahkan BKP dan atau JKP kepada pemungut PPN. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada pemungut
PPN akan mengalami kelebihan pembayaran PPN sebab pada saat pembelian atau perolehan BKP dan atau JKP sudah membayar PPN
sebagai pajak masukan tetapi pajak keluaran yang seharusnya diterima oleh PKP yang bersangkutan ternyata dipungut oleh Pemungut PPN.
d. PKP menyerahkan BKP dan atau JKP yang memperoleh fasilitas “Pajak
Yang Terutang Tidak Dipungut” atau lebih sering disebut “PPN dan PPnBM Tidak Dipungut.”
Akibat BKP dan atau JKP yang diserahkan oleh PKP memperoleh fasilitas “Pajak Yang Terutang Tidak Dipungut”, PKP tersebut tidak memiliki
pajak keluaran untuk dikreditkan dengan pajak masukan yang telah dibayar oleh PKP yang bersangkutan pada saat perolehan BKP dan atau
JKP tersebut. Contoh : Fasilitas PPN di Kawasan Bebas yaitu Batam, Karimun, bintan. Dan
Fasilitas PPN di Kawasan Berikat serta Proyek Pemerintah yang dananya berasal dari hibahbantuan luar negeri
Universitas Sumatera Utara
2.
Selain jumlah pajak masukan yang lebih besar daripada pajak keluaran, ada kemungkinan
terjadi kesalahan pemungutan yang mengakibatkan pajak pertambahan nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang dipungut lebih besar dari yang seharusnya atau tidak seharusnya dipungut pasal 13 ayat 1 PP no.1 tahun 2012.
Dalam kasus seperti ini, salah pungut hanya dapat dimintakan kembali oleh pihak yang terpungut sepanjang belum dikreditkan, belum dibebankan sebagai biaya, atau
belum dikapitalisasikan dalam harga perolehan. Pihak yang terpungut tersebut meliputi : importir ,pembeli barang, penerima jasa, pihak yang memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar daerah pabean, atau pihak yang memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DATA DAN EVALUASI
A. Tata Cara Pelaksanaan Pengajuan dan Pemberian Restitusi PPN di Kantor