S PSI 1100957 Chapter3

(1)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 33

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan terdiri dari beberapa bagian, diantaranya: desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan prosedur penelitian.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ialah desain korelasional. Desain korelasional berusaha untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih Penelitian korelasional digunakan untuk membantu menjelaskan perilaku penting manusia atau memprediksi kemungkinan akibat (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012).

B. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi PR UNPAD. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Convenience sample berisi sekelompok individu yang tersedia untuk diteliti (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012). Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi PR yang masih aktif berdasarkan data Sub Bagian Akademik Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UNPAD. Prodi PR UNPAD dipilih karena memiliki kekhasan dalam kurikulum (teori dan praktek) serta mata kuliah khas PR yang bertujuan membentuk kualifikasi PR handal yang memiliki skill

(keahlian), knowledge (pengetahuan), abilities (kemampuan) dan qualities

(kualitas).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa mahasiswa Prodi PR yang dapat dijadikan sampel penelitian


(2)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah mahasiswa angkatan 2013-2015. Jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut (Sevilla dkk, 2006):

� = + N�N

Keterangan :

n = Sampel

N = Jumlah populasi

α = Taraf signifikansi (0,05)

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah mahasiswa Prodi PR UNPAD angkatan 2013-2015 sebanyak 278 orang. Perhitungan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

� = + , 52 = 164,011= 164 orang

Sehingga jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 164 orang. Berikut ini perhitungan ukuran sampel berdasarkan angkatan:

Tabel 3.1

Penentuan Ukuran Sampel Angkatan Jumlah

Populasi

Persentase Ukuran Sampel

Perhitungan Pembulatan 2013 166 59,71% 59,71%x164= 97,93 98 Orang 2014 54 19,42% 19,42%x164= 31,85 32 Orang 2015 58 20,86 20,86%x164=34,21 34 Orang

Jumlah 278 100% Jumlah 164 Orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui ukuran sampel untuk angkatan 2013 sebanyak 98 orang, angkatan 2014 sebanyak 32 orang, dan angkatan 2015 sebanyak 34 orang.


(3)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu tipe kepribadian sebagai variabel X dan public speaking anxiety sebagai variabel Y. Dalam rangka memberikan arah kejelasan dalam penelitian, ada beberapa variabel yang perlu didefinisikan secara operasional terlebih dahulu.

1) Tipe Kepribadian

Tipe kepribadian dalam penelitian ini adalah taksonomi kepribadian yang, terdiri atas lima dimensi kepribadian yaitu, extraversion, agreeableness conscientiousness, neuroticism dan openness to experience. Lima dimensi tersebut didapatkan berdasarkan skor instrumen Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh John, Nauman & Soto (2008) dari Barkeley Personality Lab, Barkeley University of California. Melalui BFI akan diketahui tipe kepribadian mahasiswa Prodi PR UNPAD. Semakin tinggi skor mahasiswa pada suatu dimensi, menunjukkan ia termasuk dalam tipe kepribadian tersebut. 2) Public Speaking Anxiety

Definisi operasional variabel public speaking anxiety menggunakan definisi operasional dalam Personal Report of Public Speaking Anxiety (McCroskey, 1970) yaitu derajat ketakutan ataupun kepercayaan diri dalam situasi public speaking. Melalui PRPSA akan diketahui tingkat public speaking anxiety yang dialami mahasiswa prodi PR UNPAD. Semakin tinggi skor mahasiswa pada instrumen PRPSA, menunjukkan semakin tinggi public speaking anxiety yang dialami.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tipe Kepribadian

Instrumen penelitian yang menjadi alat ukur dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah Big Five Inventory (BFI) (Reza, 2015) untuk mengukur variabel tipe kepribadian dan Personal Report of Public Speaking Anxiety


(4)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat 44 item pertanyaan dalam kuesioner BFI dan 34 item pertanyaan dalam kuesioner PRPSA.

a) Spesifikasi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tipe kepribadian adalah

Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh John, Nauman & Soto (2008) dan diadaptasi oleh Reza (2015). Kuesioner BFI terdiri dari 44 iem pernyataan yang diturunkan dari lima dimensi kepribadian yaitu

extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to experience. Kuesioner ini dibuat dengan skala Likert. Pernyataan disajikan dalam kuesioner tipe kepribadian terdiri dari dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Reliabilitas BFI menunjukkan nilai yang reliabel dengan koefisien reliabilitas untuk, extraversion (0.659), agreeableness (0.691),

conscientiousness (0.772), neuroticism (0.812) dan opennessto experience

(0.709) (Reza, 2015). b) Pengisian instrumen

Pada setiap item terdapat lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan- pernyataan dengan memberikan tanda checklist pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Sangat tidak setuju (STS) menunjukkan bahwa item tersebut sangat tidak sesuai dengan keadaan diri, sementara semakin ke arah sangat setuju (SS), maka item tersebut semakin menunjukkan kesesuaian dengan keadaan diri.

c) Penyekoran

Penyekoran jawaban pada instrumen tipe kepribadian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:


(5)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Tipe Kepribadian

Pilihan Jawaban

Nilai Penyataan

Favorable Unfavorable

SS 5 1

S 4 2

N 3 3

TS 2 4

STS 1 5

2) Kategori skala pada instrument BFI dilakukan dengan cara membagi skor tipe kepribadian yang diperoleh responden dengan skor maksimal dari tipe kepribadian tersebut sehingga diketahui tipe kepribadian yang dimiliki responden. Setelah diketahui proporsi nilai pada setiap tipe, maka akan dilakukan perbandingan antar semua tipe. Nilai terbesar yang dimiliki oleh subjek diantara lima tipe menunjukkan bahwa subjek masuk ke dalam tipe tersebut. Rumus perhitungan untuk kategorisasi skala kepribadian ini dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Proporsi Skala Tipe Kepribadian The Big Five

Proporsi skor

extraversion

= S �� � � ya a a �� � � x100%

Proporsi skor

agreeableness

=S � �� a� � ya a � �� � � x100%

Proporsi skor

conscientiousness

=S �� � aa ya �� � x100%

Proporsi skor

neuroticism

=S � � � a ya a � � � x100%

Proporsi skor openness to experience


(6)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat

kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel tipe kepribadian

Tabel 3.4

Kategorisasi Tingkat Intensitas Tipe Kepribadian

Kategori Rumus Kategori Skala Nilai

Tinggi Z > � + � Z > 1

Sedang � − � ≤ Z ≤ � + � (-1) ≤ Z ≤ 1

Rendah Z < � − � Z < (-1)

Keterangan:

z : Skor z Subjek

� : Rata-rata baku (mean) � : Standar deviasi

2. Instrumen Public Speaking Anxiety

a) Spesifikasi Instrumen

Pada awalnya pengukuran stage fright secara luas menggunakan

Personal Report of Confidence as a Speaker (PRCS) yang dikembangkan oleh Gilkinson (1942). Terdapat sejumlah versi PRCS yang lebih singkat yang paling umum digunakan dikembangkan oleh Paul (1966). Karena PRCS menggunakan opsi benar-salah, maka McCroskey mengembangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur public speaking anxiety yaitu

Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA). PRPSA dikembangkan dengan mensubtitusi situasi public speaking untuk situasi tes dalam instrumen yang digunakan oleh Emery dan Krumboltz untuk mengukur tes kecemasan. PRSPA merupakan skala unidimensional yang terdiri dari 34 item, 5 kategori, dibuat dengan tipe skala likert (McCroskey, 1970). Pernyataan disajikan dalam kuesioner public speaking anxiety terdiri dari dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan


(7)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

unfavorable. Estimasi reliabilitas PRPSA tinggi (α>0.90). Test-retest reliability (0.84).

b) Pengisian Instrumen

Pada setiap item terdapat lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan - pernyataan dengan memberikan tanda checklist pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. c) Penyekoran

Penyekoran jawaban pada instrumen public speaking anxiety dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.5

Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Public Speaking Anxiety

Pilihan Jawaban

Nilai Penyataan

Favorable Unfavorable

SS 5 1

S 4 2

N 3 3

TS 2 4

STS 1 5

2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen public speaking anxiety

yang diperoleh responden.

3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel public speaking anxiety.


(8)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Kategorisasi Skala Public Speaking Anxiety

Kategori Rumus Kategori Skala Nilai

Tinggi Z > � + � Z > 1

Sedang � − � ≤ Z ≤ � + � (-1) ≤ Z ≤ 1

Rendah Z < � − � Z < (-1)

Keterangan:

z : Skor z Subjek

� : Rata-rata baku (mean) � : Standar deviasi

E. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini berfokus pada alat ukur

public speaking anxiety karena pengembangan alat ukur tipe kepribadian telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Reza, 2015). Peneliti menggunakan alat ukur yang sudah ada, yaitu alat ukur yang berbahasa asing (Bahasa Inggris). Peneliti melakukan modifikasi dan alih bahasa terhadap alat ukur tersebut.

1. Uji Validitas isi

Peneliti melakukan uji validitas isi dengan melakukan expert judgement. Pertama, peneliti melakukan expert judgement pada ahli bahasa yaitu Dr.Doddy Rusmono MLIS untuk mengalih bahasakan item-item yang terdapat pada alat ukur tersebut. Kedua, peneliti juga melakukan

expert judgement terhadap dosen psikologi untuk memberikan penilaian apakah masing-masing item telah sesuai dengan perilaku yang hendak diungkap terhadap item-item yang digunakan dalam alat ukur. Dalam penelitian ini expert judgement dilakukan oleh Dr.Tina Hayati Dahlan, M.Pd., Psikolog.


(9)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan agar meminimalisasi kesalahan persepsi mengenai kalimat yang digunakan. Hal ini penting karena kalimat yang digunakan harus efektif, efisien dan mudah dimengerti oleh responden. Peneliti melakukan uji keterbacaan pada tujuh orang mahasiswa tingkat akhir Prodi PR UNPAD.

3. Pemilihan Item yang Layak

Setelah instrumen dinilai oleh para ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 171 mahasiswa UPI. Setelah dilakukan skoring pada instrumen public speaking anxiety yang diujicobakan, peneliti melakukan pemilihan item dengan corrected item-total.

Corrected item-total adalah korelasi antara skor item dengan skor total dari sisa item lainnya (Azwar, 2012). Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Ihsan, 2013).

Analisis item dilakukan untuk mengetahui item mana saja yang dapat membedakan antara jawaban responden satu dengan jawaban responden yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis item dapat diketahui bahwa 34 item yang digunakan dapat dipertahankan.

4. Reliabilitas

Reliabiltas dalam sebuah penelitian menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh taraf konsistensi hasil pengukuran sekelompok subjek yang sama pada beberapa kali pengukuran (Azwar, 2012). Reliabilitas dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan Alpha Cronbach (Ihsan, 2013). Berikut ini merupakan pedoman untuk mengkategorikan koefisien reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Silalahi, 2009).


(10)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Pedoman Kategorisasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Interpretasi

0,90≤α≤1,00 Sangat Reliabel

0,70≤α≤0,90 Reliabel

0,40≤α≤0,70 Cukup Reliabel

0,20≤α≤40 Kurang Reliabel

≤0,20 Tidak Reliabel

Berdasarkan hasi uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui memiliki Alpha Cronbach 0,930 yang artinya instrumen Personal Report of Public Speaking Anxiety sangat reliabel sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011).

Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang pernyataannya diberikan dengan pilihan jawaban, sehingga responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan (Siregar, 2013).

Kuesioner ini diberikan atau disebarkan kepada responden secara langsung oleh peneliti. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi alat ukur tipe kepribadian dan bagian ketiga berisi alat ukur public speaking anxiety.


(11)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data yang diambil untuk kedua variabel berupa skala likert sehingga jenis data kedua variabel berbentuk ordinal (Guilford dalam Ihsan 2013; Wilson, 2005). Karena jenis data berbentuk ordinal maka uji korelasi yang digunakan adalah Spearman‘s Rho. Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.0. Setelah diketahui korelasinya, maka langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnya hubungan diantara kedua variabel (Susetyo, 2014).

Kuat lemahnya hubungan antara dua variabel diperlihatkan oleh besarnya harga mutlak koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati angka 0 berarti hubungan semakin lemah dan semakin koefisien mendekati 1 berarti hubungan semakin kuat (Azwar, 2012). Interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut (Siregar, 2013).

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Selain menunjukkan kuat lemah hubungan antar variabel, koefisien korelasi juga dapat digunakan untuk menentukan arah korelasi. Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan hubungan searah yang memiliki arti jika skor pada satu variabel tinggi maka skor pada variabel lainnya tinggi begitupula sebaliknya. Apabila koefisien korelasi bernilai negatif menandakan hubungan berlawanan


(12)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

arah yang memiliki arti jika skor pada satu variabel tinggi maka varaiabel lainnya memiliki skor rendah, begitu pula sebaliknya (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012).

H. Prosedur Penelitian

Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.

2. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian.

3. Melakukan studi pendahuluan terhadap mahasiswa prodi PR UNPAD. 4. Menyusun proposal penelitian.

5. Mengajukan permohonan izin penelitian. 6. Menyusun instrumen penelitian.

7. Melakukan uji validitas instrumen dengan expert judgement. 8. Melakukan uji coba instrumen.

b. Tahapan Pelaksanaan

1. Melakukan penyebaran kuesioner pada mahasiswa Prodi PR UNPAD. 2. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

3. Melakukan pengolahan dan analisa data. c. Tahap pelaporan


(1)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu reliability (0.84).

b) Pengisian Instrumen

Pada setiap item terdapat lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan - pernyataan dengan memberikan tanda checklist pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. c) Penyekoran

Penyekoran jawaban pada instrumen public speaking anxiety dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.5

Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Public Speaking Anxiety

Pilihan Jawaban

Nilai Penyataan

Favorable Unfavorable

SS 5 1

S 4 2

N 3 3

TS 2 4

STS 1 5

2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen public speaking anxiety yang diperoleh responden.

3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut adalah kategorisasi untuk variabel public speaking anxiety.


(2)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Kategorisasi Skala Public Speaking Anxiety

Kategori Rumus Kategori Skala Nilai

Tinggi Z > � + � Z > 1

Sedang � − � ≤ Z ≤ � + � (-1) ≤ Z ≤ 1

Rendah Z < � − � Z < (-1)

Keterangan:

z : Skor z Subjek

� : Rata-rata baku (mean)

� : Standar deviasi

E. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini berfokus pada alat ukur public speaking anxiety karena pengembangan alat ukur tipe kepribadian telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Reza, 2015). Peneliti menggunakan alat ukur yang sudah ada, yaitu alat ukur yang berbahasa asing (Bahasa Inggris). Peneliti melakukan modifikasi dan alih bahasa terhadap alat ukur tersebut.

1. Uji Validitas isi

Peneliti melakukan uji validitas isi dengan melakukan expert judgement. Pertama, peneliti melakukan expert judgement pada ahli bahasa yaitu Dr.Doddy Rusmono MLIS untuk mengalih bahasakan item-item yang terdapat pada alat ukur tersebut. Kedua, peneliti juga melakukan expert judgement terhadap dosen psikologi untuk memberikan penilaian apakah masing-masing item telah sesuai dengan perilaku yang hendak diungkap terhadap item-item yang digunakan dalam alat ukur. Dalam penelitian ini expert judgement dilakukan oleh Dr.Tina Hayati Dahlan, M.Pd., Psikolog.


(3)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji keterbacaan dilakukan agar meminimalisasi kesalahan persepsi mengenai kalimat yang digunakan. Hal ini penting karena kalimat yang digunakan harus efektif, efisien dan mudah dimengerti oleh responden. Peneliti melakukan uji keterbacaan pada tujuh orang mahasiswa tingkat akhir Prodi PR UNPAD.

3. Pemilihan Item yang Layak

Setelah instrumen dinilai oleh para ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 171 mahasiswa UPI. Setelah dilakukan skoring pada instrumen public speaking anxiety yang diujicobakan, peneliti melakukan pemilihan item dengan corrected item-total.

Corrected item-total adalah korelasi antara skor item dengan skor total dari sisa item lainnya (Azwar, 2012). Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Ihsan, 2013).

Analisis item dilakukan untuk mengetahui item mana saja yang dapat membedakan antara jawaban responden satu dengan jawaban responden yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis item dapat diketahui bahwa 34 item yang digunakan dapat dipertahankan.

4. Reliabilitas

Reliabiltas dalam sebuah penelitian menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh taraf konsistensi hasil pengukuran sekelompok subjek yang sama pada beberapa kali pengukuran (Azwar, 2012). Reliabilitas dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan Alpha Cronbach (Ihsan, 2013). Berikut ini merupakan pedoman untuk mengkategorikan koefisien reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Silalahi, 2009).


(4)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Pedoman Kategorisasi Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Interpretasi

0,90≤α≤1,00 Sangat Reliabel

0,70≤α≤0,90 Reliabel

0,40≤α≤0,70 Cukup Reliabel

0,20≤α≤40 Kurang Reliabel

≤0,20 Tidak Reliabel

Berdasarkan hasi uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui memiliki Alpha Cronbach 0,930 yang artinya instrumen Personal Report of Public Speaking Anxiety sangat reliabel sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011).

Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang pernyataannya diberikan dengan pilihan jawaban, sehingga responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan (Siregar, 2013).

Kuesioner ini diberikan atau disebarkan kepada responden secara langsung oleh peneliti. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi alat ukur tipe kepribadian dan bagian ketiga berisi alat ukur public speaking anxiety.


(5)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data yang diambil untuk kedua variabel berupa skala likert sehingga jenis data kedua variabel berbentuk ordinal (Guilford dalam Ihsan 2013; Wilson, 2005). Karena jenis data berbentuk ordinal maka uji korelasi yang digunakan adalah Spearman‘s Rho. Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.0. Setelah diketahui korelasinya, maka langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnya hubungan diantara kedua variabel (Susetyo, 2014).

Kuat lemahnya hubungan antara dua variabel diperlihatkan oleh besarnya harga mutlak koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati angka 0 berarti hubungan semakin lemah dan semakin koefisien mendekati 1 berarti hubungan semakin kuat (Azwar, 2012). Interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut (Siregar, 2013).

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Selain menunjukkan kuat lemah hubungan antar variabel, koefisien korelasi juga dapat digunakan untuk menentukan arah korelasi. Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan hubungan searah yang memiliki arti jika skor pada satu variabel tinggi maka skor pada variabel lainnya tinggi begitupula sebaliknya. Apabila koefisien korelasi bernilai negatif menandakan hubungan berlawanan


(6)

Fitriani Syawalina, 2016

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

arah yang memiliki arti jika skor pada satu variabel tinggi maka varaiabel lainnya memiliki skor rendah, begitu pula sebaliknya (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012).

H. Prosedur Penelitian

Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.

2. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian.

3. Melakukan studi pendahuluan terhadap mahasiswa prodi PR UNPAD. 4. Menyusun proposal penelitian.

5. Mengajukan permohonan izin penelitian. 6. Menyusun instrumen penelitian.

7. Melakukan uji validitas instrumen dengan expert judgement. 8. Melakukan uji coba instrumen.

b. Tahapan Pelaksanaan

1. Melakukan penyebaran kuesioner pada mahasiswa Prodi PR UNPAD. 2. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

3. Melakukan pengolahan dan analisa data. c. Tahap pelaporan