Studi deskriptif pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SMA

KELAS XI DALAM MEMILIH JURUSAN

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  

Disusun oleh :

Maria Anna Bella M. I.

NIM : 06 9114 061

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO

  “Lakukanlah yang terbaik, maka semuanya akan berjalan dengan baik.” “Don’t Give Up”

  Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti, Satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan beri…

  Tuhanku tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti, Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu…

  Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia… Saatnya kan tiba nanti kau lihat pelangi kasihNya…

  (Nikita) …Apa yang kelihatan mustahil bagiku, itu sangat mungkin bagiMU…

  (Nikita)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini dipersembahkan kepada :  Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat kepadaku.

   Keluarga besar Alm. Samtodiharjo dan Alm. Panut Widyoharjono yang selalu membantu dan mendoakanku.

   Ayahanda dan Ibunda, Yohanes Maryono dan Rosalia Suwanti tercinta yang selalu memberikan doa, bimbingan dan dukungannya kepadaku.

   Adik-adikku, Maria Eupraxia, Paulus Alexander, dan Agnes Nancy tersayang yang selalu membantuku dan mendoakanku.

   Yusup Sigit Prasetya dan Margaretha Emely Trisiskawati tersayang yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, dan berdoa untukku.

   Keluarga Bapak Sumiyo yang selalu membantuku.  Ance, Shinta, dan Lisa beserta keluarga yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi.

   Vivin, Clare, Adel, Nessya, dan Jean tersayang yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam banyak hal.

   Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan kepadaku.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Juli 2010 Penulis Maria Anna Bella M. I.

  

STUDI DESKRIPTIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SMA

KELAS XI DALAM MEMILIH JURUSAN

  Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Padmawijaya Klaten

Maria Anna Bella M. I.

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan langkah-langkah masuk akal siswa SMA

kelas XI memutuskan jurusan yang diambilnya berdasarkan informasi yang dimiliki dan

pertimbangan yang dilakukan. Subjek yang dipilih dengan teknik penarikan sampel purposive

adalah 54 siswa yang berkesempatan memilih semua jurusan di SMA subjek. Data dikumpulkan

dengan kuesioner Pengambilan Keputusan. Analisis data penelitian yang dibantu dengan SPSS 15

menggunakan analisis frekuensi dan multiple responses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS sudah menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan

pertimbangan untuk memilih jurusan sesuai dengan faktor pengambilan keputusan Sternberg

(2006). Walaupun demikian, mereka lebih mempertimbangkan dukungan orangtua daripada

menggunakan informasi yang dimiliki dan melakukan pertimbangan lainnya untuk memilih

jurusan saat ini. Kata kunci : pengambilan keputusan, memilih jurusan

  

DESCRIPTIVE RESEARCH ON DECISION MAKING OF SECOND

YEAR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN CHOOSING MAJOR

  Research to Second Year Students of Padmawijaya Senior High School Klaten

Maria Anna Bella M. I.

  

ABSTRACT

This research aimed to describe rational steps of second year senior high school students

in deciding majors to take by using the related information and consideration. The subjects

selected with purposive sample technique were 54 students who had the opportunity to choose one

among possible majors. Research data were collected by decision making questionnaire. Research

th

data analysis was assisted with 15 SPSS on frequency analysis and multiple responses. The

results indicate that the second year students of natural and social sciences used the related

information and consideration for deciding majors to take. They weighted more their parent

support to deciding majors. Key words : decision making, choosing majors

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Maria Anna Bella M. I.

  Nomor Mahasiswa : 069114061 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Studi Deskriptif Pengambilan Keputusan Siswa SMA Kelas XI Dalam

Memilih Jurusan

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mangalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : Juli 2010 Yang menyatakan, Maria Anna Bella M. I.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bnda Maria, atas berkat yang diberikanNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi

  

Deskriptif Pengambilan Keputusan Siswa SMA Kelas XI Dalam Memilih

Jurusan ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

  Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Univaersitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa selama pembuatan skripsi ini hingga terselesaikannya dengan lancar, tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

  1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji.

  2. Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan memberikan motivasi.

  3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan tenaga dan pemikiran dalam membimbing penulis menyusun skripsi ini hingga selesai.

  4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen penguji.

  5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmunya selama ini.

  6. Seluruh staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak

  7. Bapak Yohanes Maryono dan Ibu Rosalia Suwanti yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, dan bimbingan serta berdoa untukku.

  8. Maria Eupraxia, Paulus Alexander, dan Agnes Nancy yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, dan bimbingan serta berdoa untukku.

  9. Yusup Sigit Prasetya dan Margaretha Emely yang telah banyak memotivasi, membimbing, membantu dan berdoa untukku.

  10. Ibu Laksmini, Guru Bimbingan dan Konseling SMA Sang Timur Yogyakarta yang telah banyak membantu.

  11. Ibu Victoria, Guru Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce I Yogyakarta yang telah banyak membantu.

  12. Bapak Kepala Sekolah SMA Padmawijaya Klaten yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  13. Ibu Endang dan Bapak Anggoro, selaku Guru Bimbingan dan Konseling SMA Padmawijaya Klaten serta seluruh guru SMA Padmawijaya Klaten yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis.

  14. Siswa-siswi kelas XI SMA Padmawijaya Klaten yang telah menjadi subjek penelitian, terima kasih atas bantuannya.

  15. Teman-teman, Ance, Shinta, dan Lisa serta keluarga. Terima kasih atas bantuan dan doanya.

  16. Vivin, Clare, Adel, Nessy, dan Jean yang selama ini selalu memotivasiku, membimbing, dan memberikan dukungan. Terima kasih.

  17. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dan

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan menerima berbagai masukan untuk skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

  Yogyakarta, Juli 2010 Penulis Maria Anna Bella M. I.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………… ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO…………………………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………… v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………...... vi ABSTRAK……………………………………………………………………… vii ABSTRACT…………………………………………………………………..... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………………. ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………... x DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xiii DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xvi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xvii

  BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Maslah……………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 5 C. Manfaat Penelitian……………………………………………….….. 6 BAB II DASAR TEORI………………………………………………………… 7 A. Pengambilan Keputusan…………………………………………….. 7

  1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………….. 7

  3. Model Pengambilan Keputusan……………………………….. 14

  4. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………… 16

  5. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan……………………. 17

  B. Siswa SMA………………………………………………………… 18

  C. Memilih Jurusan…………………………………………………… 18

  D. Pengambilan Keputusan Siswa Kelas XI Dalam Memilih Jurusan……………………………………………………………... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….

  21 A. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 21

  B. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 21

  C. Subjek Penelitian…………………………………………………... 24

  D. Variabel Penelitian………………………………………………… 24

  E. Definisi Operasional……………………………………………….. 24

  F. Metode Pengumpulan Data………………………………………... 25

  G. Validitas dan Reliabilitas………………………………………….. 27

  1. Validitas………………………………………………………… 27

  2. Reliabilitas……………………………………………………… 28

  H. Analisis Data………………………………………………………. 28

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….. 29 A. Penelitian…………………………………………………………... 29

  1. Persiapan Penelitian…………………………………………… 29 2. Pelaksanaan Penelitian………………………………………...

  30

  C. Pembahasan………………………………………………………..

  36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 43

  A. Kesimpulan………………………………………………………… 43

  B. Keterbatasan Penelitian……………………………………………. 43

  C. Saran……………………………………………………………….. 43 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 45 LAMPIRAN…………………………………………………………………… 48

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1: Blue Print Faktor Pengambilan Keputusan Berdasarkan Faktor Pengambilan Keputusan Menurut Sternberg…………………………. 26

  Tabel 2: Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………………... 30 Tabel 3: Pencarian Informasi…………………...……………………………… 30 Tabel 4: Sumber Informasi……………………………….…………………….. 31 Tabel 5: Informasi yang Dicari…………………...……………………………. 31 Tabel 6: Informasi yang Diperoleh…………………...………………………... 32 Tabel 7: Informasi yang Digunakan…………………..……………………….. 32 Tabel 8: Resiko yang Dipertimbangkan…………………..…………………… 33 Tabel 9: Keuntungan yang Dipertimbangkan…………………...……………... 34 Tabel 10.a: Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan

  Didapatkan Jika Pilih IPA………………………..…………….. 34 Tabel 10.b: Kemungkinan Hasil atau Dampak Paling Besar yang Akan

  Didapatkan Jika Pilih IPS……………………………...……..... 35 Tabel 11: Hal-hal Lain yang Turut Dipertimbangkan………………………….. 35

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Wawancara Awal…………………………………………..

  48 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian……………………………………………..

  62 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian……………………………………………. . 67 Lampiran 4. Pengkategorian data…………………………………………….... 72 Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Wawancara dan Data Wawancara Verifikasi… 84 Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian………………………………............ 94

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membuat keputusan dalam hidupnya, misalnya

  mengambil keputusan untuk memilih makanan yang ingin dimakan atau memilih pakaian yang akan dikenakan. Sering kali orang membuat keputusan hanya berdasarkan hal-hal yang tidak rasional tanpa mempertimbangkan pengetahuan yang dimiliki, misalnya mengambil keputusan berdasarkan “rasa hati” secara emosional. Pengambilan keputusan yang “benar” merupakan suatu proses yang kompleks (Moelyono, 1981). Memilih jurusan di SMA merupakan salah satu hal yang kompleks bagi siswa SMA kelas X. Hal tersebut dikarenakan pemilihan jurusan membutuhkan banyak pertimbangan agar mereka tidak merasa kecewa atau pun salah dalam memilih jurusan.

  Sebelum memasuki kelas XI, siswa kelas X dihadapkan pada program pemilihan jurusan studi. Joenie (2009) mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi siswa kelas X adalah kebingungan dalam memilih jurusan. Kebingungan yang mereka hadapi jangan sampai membuat mereka salah dalam memilih jurusan. Kesalahan memilih jurusan menyebabkan kesalahan dalam melangkah di masa depan. Widayanti (2009) mengatakan bahwa jika mereka mengalami kekhawatiran dalam mengaktualisasikan diri. Siswa SMA perlu membuat suatu keputusan yang tepat bagi dirinya dalam memilih jurusan.

  Pengambilan keputusan yang tepat sebaiknya menggunakan pemikiran yang rasional atau masuk akal. Mereka perlu mengetahui bahwa setiap keputusan yang dibuat mengandung konsekuensi. Informasi atau pengetahuan mengenai jurusan diperlukan sebagai pertimbangan untuk memilih jurusan.

  Pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan Konseling berperan memberikan materi tentang penjurusan sebelum siswa kelas X mengikuti program pemilihan jurusan. Materi penjurusan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling lebih menekankan pada apa yang harus dimiliki atau disiapkan siswa untuk masuk di masing-masing jurusan. Siswa harus memiliki nilai di atas nilai batas tuntas pada setiap mata pelajaran yang diambilnya sesuai dengan tuntutan masing-masing jurusan. Selain memberikan informasi atau pengetahuan mengenai penjurusan, semua guru bidang studi dan siswa tingkat atas lainnya turut berpartisipasi untuk memberikan masukan atau informasi lain serta motivasi bagi siswa yang akan atau baru masuk penjurusan.

  Untuk menyelenggarakan pemilihan jurusan, salah satu sekolah dari narasumber menggunakan tes potensi akademik dan angket penjurusan sebagai salah satu langkah pemilihan jurusan. Narasumber tersebut memberikan informasi bahwa orang tua siswa juga ikut dilibatkan dalam pemilihan jurusan dengan cara memberikan penyuluhan. Tujuan dari oleh pihak sekolah juga diketahui oleh pihak orang tua siswa. Tidak semua sekolah menggunakan tes potensi akademik. Salah satu sekolah narasumber lain memberikan informasi bahwa mereka hanya menggunakan angket pemilihan jurusan yang dibuat oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum sebagai salah satu pertimbangan untuk pemilihan jurusan. Isi angket tersebut mengenai kemampuan akademik siswa, bakat dan minat siswa, cita-cita siswa, serta harapan orang tua siswa.

  Walaupun sudah dilakukan program pemilihan jurusan, salah satu narasumber menyebutkan bahwa beberapa siswa memilih jurusan hanya “asal masuk” saja. Siswa terkadang merasa bahwa masuk jurusan IPA adalah sesuatu hal yang membanggakan. Sebaliknya, mereka merasa kecewa ketika tidak dapat bergabung pada jurusan IPA. Padahal untuk membuat keputusan yang baik tidak didasarkan pada emosional semata.

  Irawati (2008) menyebutkan bahwa banyak wali kelas SMA kelas X resah ketika membagikan raport pada wali murid di akhir tahun ajaran.

  Keresahan tersebut dikarenakan pemberlakuan kurikulum pendidikan yang menyatakan bahwa seluruh siswa SMA kelas X akan mengalami penjurusan ketika naik ke kelas XI. Guru-guru Bimbingan dan Konseling pun jauh hari telah melakukan psikotes sehingga potensi siswa secara psikologis dapat diketahui agar penjurusan tidak salah. Penjurusan tersebut disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.

  Irawati (2008) juga menambahkan bahwa tidak sedikit wali murid menetapkan jurusan lain yang harus diambil oleh anak mereka melalui rapat guru. Guru Bimbingan dan Konseling yang menjadi narasumber mengungkap bahwa beberapa orang tua murid masih menginginkan anaknya dapat mengambil jurusan tertentu yang tidak disukai oleh anaknya. Keinginan orang tua terhadap jurusan tertentu menunjukkan keinginan orang tua agar anak menurut pada kemauan mereka dan menjadi seperti yang mereka cita-citakan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Istiawati dan Sutriyono (2004) mengungkapkan faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi siswa SMA dalam menentukan jurusan IPA. Keluarga (88,3 %) menjadi faktor eksternal yang paling mempengaruhi siswa SMA dalam menentukan jurusan

  IPA. Keluarga, khususnya orang tua, merupakan lingkungan terdekat dari siswa. Teman (5,5 %), guru (37,2 %) dan pandangan masyarakat (27,7 %) sebagai faktor eksternal turut memberikan pengaruh bagi siswa SMA dalam memilih jurusan IPA. Faktor eksternal lain yang mempengaruji siswa dalam menentukan jurusan IPA adalah guru les, bacaan-bacaan dari media masa, pengamatan atas orang yang sukses dari jurusan IPA, dan sebagainya (12,7 %).

  Faktor internal yang paling banyak mempengaruhi siswa SMA dalam menentukan jurusan IPA adalah motivasi (50,5 %) dan cita-cita (48,8 %).

  Faktor internal lain yang turut mempengaruhi keputusan siswa memilih jurusan IPA adalah minat terhadap materi IPA (47,7 %), prestasi belajar (31,1 %) , bakat dan persepsi terhadap pengajaran guru (masing-masing 21,6 %), tidak memberikan gambaran cara siswa membuat keputusan dalam memilih jurusan IPA. Penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih menekankan pada cara siswa SMA membuat keputusan dalam memilih jurusan.

  Penggunaan informasi yang dimiliki, melakukan pertimbangan mengenai kemungkinan alternatif, resiko dan keuntungan, kemungkinan dampak paling besar serta memilih alternatif berdasarkan penggunaan informasi dan pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan merupakan faktor atau cara dalam membuat keputusan. Moelyono (1981) mengungkapkan bahwa untuk mengambil keputusan yang baik didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki dan pertimbangan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui cara siswa SMA membuat keputusan dalam memilih jurusan yang diambilnya berdasarkan penggunaan informasi yang dimiliki serta pertimbangan yang harus dilakukan.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara siswa SMA kelas XI membuat keputusan dalam menentukan jurusan yang diambilnya berdasarkan penggunaan informasi yang dimiliki serta pertimbangan yang harus dilakukan?

C. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

  1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi perkembangan ilmu psikologi pendidikan dan kognitif mengenai cara pengambilan keputusan siswa SMA dalam memilih jurusan.

  2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi sekolah mengenai bagaimana cara siswa SMA memilih jurusan yang diambilnya.

BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan dasar teori pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan. Penjelasan terdiri dari pengambilan keputusan, siswa

  kelas XI, pemilihan jurusan, dan pengambilan keputusan siswa SMA kelas XI dalam memilih jurusan.

A. Pengambilan Keputusan

  Pengambilan keputusan ini menguraikan pengertian, pendekatan, model, gaya, dan langkah pengambilan keputusan.

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

  Pengambilan keputusan adalah memilih secara rasional dari sejumlah pilihan atau alternatif (Moelyono, 1981). Terry (1960) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Menurut Siagian (1974), pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematik terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

  Suryadi dan Ramadhani (1998) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan keputusan dapat diartikan pula sebagai sebuah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban, dkk, 2005). Supranto (1991) menjelaskan bahwa mengambil atau membuat keputusan berarti memilih salah satu alternatif terbaik diantara sekian banyak alternatif.

  Heller (2005) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembuat keputusan melalui tahap identifikasi, analisa, menilai, memilih dan merencanakan untuk sampai pada suatu keputusan. Suharnan (2005) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi yang tidak pasti. Ia juga mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan terjadi pada situasi yang meminta seseorang untuk harus membuat prediksi ke depan, memilih salah satu di antara dua pilihan atau lebih serta membuat estimasi (perkiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.

  Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengambil suatu putusan (hasil memutuskan) yang telah ditetapkan atau sikap akhir mengenai langkah yang harus dijalankan (Sugono, dkk., 2008).

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah memilih salah satu alternatif atau pilihan yang terbaik dari berbagai alternatif atau pilihan melalui suatu langkah- langkah atau cara tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.

2. Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan

  Pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami cara pengambilan keputusan adalah pendekatan deskriptif dan normatif (Suharnan, 2005). Pendekatan deskriptif menggambarkan apa yang dilakukan oleh pembuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan yang dihasilkannya bersifat rasional atau tidak rasional (Suharnan, 2005). Pendekatan ini menggambarkan langkah-langkah yang secara nyata pernah dibuat oleh orang dalam membuat keputusan (realitas-empiris).

  Pendekatan normatif menekankan pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional.

  Pendekatan normatif mengacu pada prinsip-prinsip keputusan yang seharusnya dibuat menurut pikiran logis (ideal). Berikut ini dijelaskan prinsip-prinsip kedua pendekatan.

  a. Pendekatan Deskriptif.

  Pendekatan deskriptif mempunyai Teori Prospek yang dapat digunakan untuk memahami pembuatan keputusan. Teori ini dikembangkan oleh Kahneman dan Tversky (1981, 1983, dan 1988) dari Amerika Serikat sekitar tahun 1980-an. Isi Teori Prospek adalah :

  1) Fungsi nilai.

  Pembuat keputusan akan memberi bobot nilai tinggi pada pilihan yang akan mendatangkan resiko kerugian atau kehilangan dan memberi bobot nilai rendah pada pilihan yang mendatangkan perolehan atau keuntungan.

  2) Framing atau pembingkaian.

  Kecenderungan orang untuk memilih atau memutuskan tergantung pada bagaimana persoalan itu dibingkai. Jika persepsi seseorang dibingkai ke arah keputusan yang menghasilkan perolehan atau keuntungan, maka ia akan menghindari resiko.

  Tetapi jika persepsi seseorang dibingkai ke arah keputusan yang menghasilkan kerugian atau kehilangan, maka ia akan mengambil resiko. Sebagai contoh, seorang mempunyai dua pilihan, yaitu :

  a) Masuk IPA secara pasti akan mendapatkan program studi yang diinginkan.

  b) Masuk IPS kemungkinan besar akan mendapatkan program studi yang diinginkan.

  Dari kedua pilihan tersebut, orang cenderung akan memilih masuk IPA daripada IPS. Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa orang akan menghindari resiko apabila dihadapkan pada pilihan yang mengandung keuntungan. Contoh lainnya, seorang mempunyai dua pilihan, yaitu : a) Memilih IPA kemungkinan besar akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

  b) Memilih IPS secara pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

  Dari kedua pilihan tersebut, orang cenderung akan memilih

  IPA daripada IPS. Kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa orang berani mengambil resiko apabila dihadapkan pada situasi yang mengandung kerugian atau kehilangan. 3) Perhitungan psikologis atau mental.

  Perhitungan psikologis ini menekankan pada pembingkaian hasil serta akibat dari pilihan-pilihan yang ada.

  a) Minimal accounting.

  Bila hasil dari pilihan yang akan ditetapkan dibingkai menurut konsekuensi yang langsung menyertainya. Sebagai contoh, seorang siswa ingin masuk jurusan IPS. Ketika masuk jurusan IPS, ia merasa suasana kurang kondusif untuk belajar.

  Namun, ia tetap bertahan di IPS. Bagi siswa tersebut, suasana yang kurang kondusif tidak mempengaruhi keinginannya untuk keluar dari IPS dan tidak menjadi akuntan karena suasana yang kurang kondusif tidak diperhitungkannya.

  b) Inclusive accounting.

  Bila hasil keputusan dibingkai dengan seorang siswa ingin masuk jurusan IPA. Beberapa hari belajar di IPA, ia merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran yang hampir seluruhnya bersifat hitungan. Akhirnya, ia pindah ke jurusan IPS. Bagi siswa tersebut, pelajaran yang bersifat hitungan sangat diperhitungkan karena ia merasa kesulitan mengikuti pelajaran tersebut.

  4) Probabilitas.

  Orang cenderung memberi bobot nilai yang tinggi pada kejadian yang memiliki peluang rendah. Sementara, kejadian yang berpeluang sedang atau tinggi justru cenderung diberi bobot rendah. Sebagai contoh, siswa cenderung memberi penilaian tinggi terhadap jurusan IPS karena peluang mendapat kerja lebih sulit. Siswa cenderung memberi penilaian rendah terhadap jurusan IPA karena peluang mendapat kerja lebih mudah.

  5) Efek kepastian.

  Pilihan yang dipastikan tanpa resiko sama sekali akan lebih disukai daripada pilihan yang masih mengandung resiko meski kemungkinannya sangat kecil. Sebagai contoh, siswa lebih banyak memilih jurusan yang memberi jaminan 100% mudah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan daripada jurusan yang hanya memberikan kemungkinan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. b. Pendekatan Normatif.

  Pendekatan normatif mempunyai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan, yaitu (Hastjarjo, 1991; Plous, 1993) : 1) Membandingkan pilihan-pilihan.

  Pembuat keputusan yang rasional membandingkan pilihan yang tersedia. Perbandingan pilihan tersebut dilakukan dengan membuat daftar urut pilihan dan menyertakan sifat-sifat penting dari setiap pilihan kemudian menentukan satu pilihan terbaik. Jika semua pilihan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, pembuat keputusan dapat memilih alternatif yang dikehendaki.

  2) Memilih pilihan yang paling disukai di antara berbagai pilihan.

  Jika ada tiga pilihan, IPA, IPS, dan Bahasa; IPA lebih disukai daripada IPS dan IPS lebih disukai daripada Bahasa, berarti

  IPA adalah pilihan yang paling disukai diantara kedua pilihan lainnya. Jadi, pilihan seharusnya jatuh pada IPA, bukan pada IPS atau Bahasa. 3) Mengabaikan faktor umum.

  Jika dua alternatif mengandung peluang konsekuensi-hasil yang sama, maka faktor-faktor yang sama itu seharusnya tidak dipertimbangkan. Dengan kata lain, menentukan salah satu pilihan seharusnya tergantung pada konsekuensi-hasil yang berbeda.

  4) Memilih pilihan yang memiliki hal yang lebih menonjol dari pilihan-pilihan yang lain.

  Jika dua alternatif memiliki sifat yang sama, maka pembuat keputusan seharusnya memilih alternatif yang memiliki sifat yang lebih menonjol daripada alternatif lain. 5) Tidak menentukan pilihan berdasarkan bagaimana pilihan tersebut disajikan (cara penyajian pilihan).

  Berdasarkan penjelasan mengenai pendekatan deskriptif dan normatif, penelitian ini memilih menggunakan pendekatan deskriptif karena penelitian ini hanya ingin menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan dan tidak mendasarkannya pada suatu norma tertentu.

3. Model Pengambilan Keputusan

  Penelitian ini menggunakan faktor-faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) yang menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan. Faktor-faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) dan pendekatan deskriptif mempunyai suatu kesamaan, yaitu menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan. Berikut dijelaskan mengenai faktor pengambilan keputusan Sternberg (2006).

  Sternberg (2006) menyebutkan teori kemanfaatan subjektif yang pengambil keputusan dalam bidang psikologi. Teori ini mengatakan bahwa tujuan dari tindakan manusia adalah mencari rasa senang dan menghindari rasa sakit. Oleh karena itu, seseorang akan berusaha memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit ketika mengambil keputusan.

  Untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit, seseorang melakukan perhitungan terhadap kemanfaatan dan probabilitas

  

subjektif . Perhitungan terhadap kemanfaatan subjektif adalah perhitungan

  yang didasarkan pada penitikberatan seseorang terhadap kemanfaatan atau nilai lebih dari suatu pilihan daripada kriteria objektif. Perhitungan terhadap probabilitas subjektif adalah perhitungan yang didasarkan pada estimasi atau perkiraan seseorang terhadap kemungkinan lebih suatu pilihan daripada perhitungan statistik yang objektif.

  Menurut teori kemanfaatan subjektif yang diinginkan, seseorang hanya perlu tahu kemanfaatan subjektif yang diinginkannya. Hal tersebut didasarkan pada perkiraan subjektif terhadap probabilitas dan bobot subjektif dari biaya dan keuntungan. Pembuat keputusan dapat memprediksikan keputusan yang optimal bagi dirinya berdasarkan perkiraan dan bobot subjektif. Prediksi ini didasarkan pada keyakinan bahwa manusia berusaha mencapai keputusan yang masuk akal berdasarkan lima faktor.

  Kelima faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) adalah sebagai berikut : a. Mempertimbangkan semua kemungkinan alternatif yang diketahui.

  b. Menggunakan informasi yang tersedia secara maksimal.

  c. Mempertimbangkan resiko dan keuntungan dari setiap alternatif.

  d. Memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak yang paling besar dari masing-masing alternatif.

  e. Memilih alternatif berdasarkan pertimbangan dan perhitungan keempat faktor sebelumnya.

4. Gaya Pengambilan Keputusan Setiap orang memiliki gaya pengambilan keputusan yang berbeda.

  Heller (2005) menyebutkan bahwa terdapat dua gaya pengambilan keputusan, yakni intuitif dan logika. Gaya pengambilan keputusan intuitif menggunakan perasaan dalam membuat kesimpulan, dikendalikan oleh emosi dan sensitivitas, serta menggunakan imajinasi untuk mendapatkan suatu gagasan di saat membuat keputusan. Orang-orang yang menggunakan gaya pengambilan keputusan intuitif lebih spontan dan kreatif dalam membuat keputusan.

  Gaya pengambilan keputusan logis menggunakan logika untuk pengalaman yang dimiliki, serta melakukan analisa masalah untuk memahami secara jelas. Orang-orang yang menggunakan gaya pengambilan keputusan logis lebih berpikir secara rasional dan melakukan penilaian berdasarkan fakta dalam membuat suatu keputusan.

5. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

  Penelitian ini menggunakan kelima faktor pengambilan keputusan menurut Sternberg (2006) sebagai acuan untuk langkah-langkah dalam mengambil keputusan. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :

  a. Mempertimbangkan semua kemungkinan alternatif yang diketahui.

  b. Menggunakan informasi yang tersedia secara maksimal.

  c. Mempertimbangkan resiko dan keuntungan dari setiap alternatif.

  d. Memperhitungkan kemungkinan hasil atau dampak yang paling besar dari masing-masing alternatif.

  e. Memilih alternatif berdasarkan pertimbangan keempat faktor sebelumnya.

B. Siswa SMA

  Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI. Dalam masa perkembangan, usia-usia siswa SMA kelas XI termasuk ke dalam masa remaja dihadapkan pada pencarian diri melalui eksplorasi terhadap peran dan karir. Perubahan fisik terjadi pada masa ini yang ditandai dengan pubertas. Perkembangan kognitif remaja mengalami perubahan menjadi lebih abstrak dan logis dengan mengembangkan hipotesis serta mengujinya secara sistematis untuk memecahkan masalah. Pemikiran remaja juga menjadi idealistik. Mereka mulai berpikir mengenai ciri-ciri ideal bagi dirinya dan orang lain serta membandingkan dirinya dan orang lain dengan standar ideal ini.

  C. Memilih Jurusan

  Memilih jurusan adalah menentukan bagian pengkajian ilmu (ilmu yang dipelajari mendalam) yang dianggap sesuai dengan kesukaan atau mencari bidang pengkajian ilmu mana yang baik (Sugono, dkk., 2008). Memilih jurusan berkaitan dengan pembagian konsentarsi keilmuan atau bidang pengkajian ilmu yang terdapat di sekolah lanjutan tingkat atas, yaitu bidang pengkajian ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu bahasa.

  D. Pengambilan Keputusan Siswa SMA Kelas XI Dalam Memilih Jurusan

  Pada masa remaja muncul keinginan untuk melakukan eksplorasi terhadap peran dan karir. Oleh karena itu, diperlukan keputusan yang tepat bagi remaja untuk memilih peran dan karir yang diinginkan. Remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan membahas pada dunia nyata dalam situasi stress yang mengandung faktor-faktor keterbatasan waktu dan melibatkan emosional (Santrock, 2003).

  Kesempatan yang dibutuhkan remaja untuk melatih pengambilan keputusan terhalang oleh pandangan paternalistik yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diberi hak untuk mengatur tindakannya sendiri. Mereka dipandang sebagai masalah oleh kaum dewasa yang selalu menganggap dirinya mengetahui hal yang benar (Santrock, 2003). Penelitian sebelumnya (Istiawati dan Sutriyono, 2004) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA menunjukkan bahwa keluarga (88,3 %) menjadi faktor eksternal yang paling mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA. Faktor internal yang paling mempengaruhi siswa SMA memilih jurusan IPA adalah motivasi (50,5 %) dan cita-cita (48,8 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut tampak bahwa keluarga, khususnya orang tua sebagai kaum dewasa, sangat mempengaruhi keputusan siswa dalam memilih jurusan dan pandangan paternalistik pun berlaku dalam permasalahan pengambilan keputusan remaja.

  Berdasarkan dinamika antara remaja yang mengambil keputusan dan orang tua yang mempengaruhi remaja membuat peneliti tertarik untuk menggambarkan cara siswa SMA kelas XI mengambil keputusan khususnya dalam memilih jurusan.

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tujuan penelitian, jenis penelitian, definisi

  operasional, subjek penelitian, variabel penelitian, metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas serta analisis data.

  A. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana cara siswa SMA kelas XI membuat keputusan dalam menentukan jurusan yang diambilnya berdasarkan penggunaan informasi yang dimiliki serta pertimbangan yang harus dilakukan.

  B. Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian survei yang bersifat deskriptif. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Salah satu kegunaan penelitian survei dimaksudkan untuk mendeskripsikan fenomena sosial tertentu yang diukur secara cermat dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

  Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, kemudian jawaban yang diperoleh dicatat, diolah, dan dianalisa (Prasetyo dan Jannah, 2008).

  Jogiyanto (2008) mengatakan bahwa teknik survei dilakukan untuk mendapatkan data opini individu. Survei atau jajak-pendapat atau self-

  

administered survey adalah metode pengumpulan data primer dengan

  memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden secara tertulis. Survei dilakukan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden-responden tanpa komunikasi secara langsung. Penelitian ini termasuk ke dalam group survey. Group survey adalah survei yang pertanyaan-pertanyaannya diberikan kepada masing-masing responden dalam satu kelompok di suatu tempat tertentu.

  Kelebihan dengan menggunakan group survey adalah :

  a. Salah satu cara yang murah untuk mendapatkan data karena sekali datang akan mendapatkan banyak responden.

  b. Karena adanya kehadiran peneliti, maka dapat diyakinkan bahwa responden sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kuesioner bukan orang lain.

  c. Tingkat respon akan tinggi karena langsung mendapatkan respon dari responden.

  d. Hasil respon dapat langsung diperoleh.