DOCRPIJM 5dca20584a BAB VI006. BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR PRINT

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020

BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN (BANGKIM) 6.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.

  Berbagai isu strategis Kabupaten Ponorogo yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

Tabel 6. 1

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Ponorogo

  NO.

  ISU-ISU STRATEGIS KETERANGAN

  1 Kepenudukan Kecamatan Ponorogo mempunyai jumlah penduduk terbesar, yaitu 76.383 jiwa, diikuti Kecamatan Babadan 64.947 jiwa dan Kecamatan Ngrayun sebanyak 56.237 jiwa. Sementara kepadatan penduduk Kabupaten Ponorogo pada tahun 2014 mencapai 631 jiwa per km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ponorogo yaitu 3.424 jiwa per km2 dan terendah di Kecamatan Pudak yaitu 190 jiwa per km2

  2 Lingkungan Kondisi lingkungan perumahan permukiman di beberapa lokasi pada wilayah perkotaan Ponorogo termasuk dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan

  squatter. Penentuan permukiman kumuh (slum) didasarkan pada 4 kondisi

  yaitu kondisi bangunan (mayoritas non permanen), kondisi sarana prasarana (MCK, air bersih, saluran buangan, sanitasi, listrik, gang lingkungan terkesan jorok dan menjadi sarang penyakit), kondisi lokasi, dan kondisi sosial ekonomi.

  Sedangkan gambaran permukiman squaters lebih pada permukiman yang berlokasi di daerah bukan difungsikan sebagai kawasan permukiman dan atau terletak di daerah rawan bencana (bantaran sungai, sempadan jalan, bahu jalan, sempadan rel kereta api). Tabel berikut memaparkan beberapa desa/kelurahan dengan perumahan permukimannya yang termasuk dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan squatter

  3 Tenaga Kerja Isu – isu strategis di bidang ketenagakerjaan lainnya antara lain, terbatasnya kesempatan kerja, Kemampuan atau skill tenaga kerja yang tidak memadai, kurangnya modal dan sarana pemasaran untuk industri rumah tangga serta masih kurangnya investasi Sementara jumlah TKI/TKW yang diberangkatkan ke luar negeri pada tahun 2014 mencapai 4.039 orang yang terdiri dari 974 tenaga kerja laki-laki dan 3.065 tenaga kerja perempuan. Negara tujuan TKI/TKW terbesar adalah Taiwan dan Hongkong

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Kondisi Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman Sampai tahun 2012, luas kawasan permukiman di Kabupaten Ponorogo secara

keseluruhan sebesar 21.654 Ha (sumber: Kabupaten Ponorogo Dalam Angka, 2013). Kawasan

permukiman di Kabupaten Ponorogo berdasarkan fungsi kegiatannya dibedakan menjadi dua

yaitu kawasan permukiman perkotaan (kota kabupaten maupun IKK/ perkotaan kecamatan)

dan kawasan permukiman perdesaan.

A. Kondisi Perumahan Permukiman

  Penyediaan perumahan di Kabupaten Ponorogo dibedakan berdasarkan karakter

wilayahnya. Perumahan di wilayah perkotaan Ponorogo disediakan baik secara individu,

swasta, maupun pemerintah. Sedangkan di wilayah perdesaan lebih cenderung disediakan

dengan swadaya masyarakat. Berikut merupakan perumahan yang disediakan oleh

swasta/developer :

  a. Perumahan Singosaren Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1984, perumahan berada di Kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 70, 42 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 160 unit rumah dan 155 unit rumah dengan total rumah yang ada 315 unit rumah. Sarana yang ada diantaranya lapangan olah raga (bulu tangkis, voli), kontainer sampah, dan masjid.

  b. Perumahan Patihan Kidul Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1985, perumahan berlokasi di Kelurahan Tajug, Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 70, 60 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 26 unit rumah, 39 unit rumah dan 50 unit rumah dengan total rumah yang ada 115 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).

  c. Perumahan PEPABRI Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1992, perumahan berada di Kelurahan Keniten, Kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 85 unit rumah dan 35 unit rumah dengan total rumah yang telah dibangun adalah 120 unit rumah. Adapun rencana pembangunan permukiman tersebut memiliki kualitas lingkungan yang cukup baik karena dilengkapi dengan utilitas dan fasilitas yang menunjang kebutuhan hidup dan interaksi masyarakat. Namun pembangunan permukiman tersebut sasaran utama penghuninya ditujukan kepada TNI/Polri sehingga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sarana yang disediakan diantaranya : laporan. Sarana yang ada : olah raga, mushola, kontainer sampah, dan pos kampling.

  d. Perumahan Kertosari Indah Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1994, perumahan berlokasi di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 146 unit rumah, 75 unit rumah, 83 unit rumah dan 56 unit rumah dengan total rumah yang ada 360 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga dan masjid.

  e. Perumahan Grisimai Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1995, perumahan ini berlokasi di Kecamatan Siman. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 5 tipe rumah yaitu 21, 27, 36, 45 dan 70 yang masing-masing terdiir dari 87 unit rumah, 37 unit rumah, 45 unit rumah, 31 unit rumah dan 10 unit rumah dengan total rumah yang ada 210 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid.

  f. Perumahan Kertosari Estate Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan ini berlokasi di Kelurahan Kertosari, kecamatan Babadan. Perumahan ini sampai saat ini terdiri dari 4 tipe rumah yaitu 21, 27, 36 dan 42 yang masing-masing terdiri dari 16 unit rumah, 26 unit rumah, 10 unit rumah dan 20 unit rumah dengan total rumah yang ada 70 unit rumah. Sarana yang disediakan diantaranya : lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.

  g. Perumahan Keniten Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 1997, perumahan berada di Kelurahan Keniten, kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 2 tipe rumah yaitu 21 dan 36 yang masing-masing terdiri dari 294 unit rumah dan 77 unit rumah dengan total rumah yang ada 371 unit rumah. Selain unit perumahan di perumahan ini juga dikembangkan sarana perdagangan dengan konsep rumah-toko (ruko) yang terdiri dari 17 unit ruko. Sarana yang disediakan diantaranya: lapangan olah raga, dan masjid, TPS, dan pos kampling.

  h. Perumahan Setono Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2002, perumahan ini berada di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 27, 36 dan 45 yang masing-masing terdiri dari 12 unit rumah, 162 unit rumah dan 8 unit rumah dengan total rumah yang ada 182 unit rumah. Sarana yang disediakan adalah lapangan olah raga. i. Perumahan Bangunsari Perijinan perumahan ini telah keluar sejak tahun 2004, perumahan ini berada di Kelurahan

  Bangunsari, Kecamatan Ponorogo. Perumahan ini sampai saat terdiri dari 3 tipe rumah yaitu 70, 100 dan 150 yang masing-masing terdiri dari 30 unit rumah, 14 unit rumah dan 11 unit rumah dengan total rumah yang ada 55 unit rumah. Sarana yang ada adalah kontainer sampah, masjid, dan lapangan olah raga (voli).

  Kondisi perumahan di Kabupaten Ponorogo, khususnya di wilayah perkotaan

(Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo) didominasi dengan rumah

permanen. Hal ini terlihat bahwa sampai tahun 2012 jumlah rumah permanen di kelima

kecamatan tersebut sebesar 62.754 unit (atau 94,29%).

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Pada kawasan permukiman perdesaan Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa

kawasan perdesaan yang memiliki beragam potensi untuk pengembangan pusat permukiman,

yaitu antara lain:

  1. Kawasan Agropolitan Pada wilayah Kabupaten Ponorogo terdapat Kawasan Agropolitan yaitu di Kecamatan Ngebel dan Kecamatan Pudak (lihat gambar 4.3). Kawasan Agropolitan Ngebel dan Pudak ini merupakan salah satu Kawasan Agropolitan yang ada di Propinsi Jawa Timur. Lokasi Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Agropolitan berdasarkan SK. Gubernur Jatim.

  a. Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Ngebel terdapat di Kecamatan Ngebel dan terdiri dari 8 desa yaitu:

  • Desa Ngrogung, sebagai sentra tanaman pangan
  • Desa Sempu, sebagai sentra tanaman pangan dan buah-buahan
  • Desa Sahang, sebagai sentra buah-buahan
  • Desa Wagir Lor, sebagai sentra buah-buahan
  • Desa Ngebel, sebagai sentra perikanan dan perkebunan
  • Desa Gondowido, sebagai sentra peternakan
  • Desa Talun, sebagai sentra peternakan
  • Desa Pupus, sebagai sentra peternakan

  b. Wilayah administrasi Kawasan Agropolitan Pudak terdapat di Kecamatan Pudak dan terdiri dari 6 desa yaitu:

  • Desa Pudak Wetan, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
  • Desa Pudak Kulon, sebagai sentra tanaman pangan dan sayuran
  • Desa Tambang, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan
  • Desa Krisik, sebagai sentra buah-buahan dan sayuran
  • Desa Banjarejo, sebagai sentra buah-buahan dan perkebunan - Desa Bareng, sebagai sentra tanaman pangan dan perkebunan.

  2. Kawasan Permukiman Desa Perbatasan Kawasan permukiman di wilayah perbatasan Kabupaten Ponorogo, seperti halnya wilayah perbatasan kabupaten/kota lainnya, relatif diabaikan dan cenderung dikatakan sebagai kawasan tertinggal. Padahal wilayah perbatasan tidak selalu identik dengan hal demikian. Pusat permukiman di kawasan perbatasan, khususnya perbatasan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan, memiliki potensi sebagai kawasan permukiman yang berkembang memiliki skala pelayanan dan hirarki tertentu. Desa-desa perbatasan ini memiliki potensi sebagai kawasan pemasok bahan makanan, baik dari pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, maupun holtikultura.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020

B. Kondisi Sarana dan Prasarana Permukiman

  Kondisi sarana prasarana permukiman di Kabupaten Ponorogo akan dijelaskan berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu antara lain

  1. Sarana dan Prasarana Permukiman Perkotaan Berdasarkan hasil studi RP4D Kabupaten Ponorogo dapat diketahui kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman beserta lingkungannya pada wilayah permukiman perkotaan. Wilayah permukiman perkotaan dalam hal ini adalah perkotaan Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, dan Ponorogo.

  a) Jalan lingkungan Kondisi jalan pada wilayah di Kecamatan Babadan, Jenangan, Siman, Sukorejo, didominasi oleh kondisi jalan aspal. Kecamatan Babadan dan Ponorogo merupakan kecamatan dengan kondisi jalan yang cukup baik dengan prosentase kondisi jalan aspal pada masing-masing kecamatan sebesar 64% dan 73 %. Sedangkan pada Kecamatan Jenangan masih didominasi oleh kondisi jalan batu (41%) dan pada wilayah Kecamatan Siman serta Sukorejo didominasi oleh kondisi jalan tanah dengan prosentase masing-masing kecamatan sebesar 41 % dan 43%.

  b) Jaringan drainase Kondisi drainase di wilayah Perkotaan Ponorogo dapat dilihat dari keberadaan saluran drainase yang ada yang terbagi menjadi 3, yaitu: saluran primer, sekunder, dan tersier. Keberadaan saluran drainase primer, sekunder dan tersier tersebar di 5 kecamatan. Keseluruhan panjang drainase tersier di wilayah perencanaan adalah kurang lebih sepanjang 177.445 m, drainase sekunder sepanjang 103.135,90 m dan drainase primer sepanjang 90.878,9 m.

  c) Persampahan Kondisi pelayanan jaringan sampah di wilayah Perkotaan Ponorogo telah menjangkau sebagian besar kecamatan, hanya terdapat 1 kecamatan yang belum terlayani, yaitu kecamatan Sukorejo. Sedangkan Kecamatan Babadan, Jenangan dan Siman telah terlayani oleh jaringan pelayanan persampahan yang dikelola oleh pemerintah yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kondisi tingkat pelayanan persampahan di wilayah perencanaan dapat terlihat pada sarana dan prasarana persampahan yang ada: Transfer Depo, TPS, Container dan TPA.

  d) Air minum Kebutuhan air bersih penduduk di wilayah perkotaan Ponorogo dipenuhi dari 4 macam pelayanan, yaitu PDAM, Sumur Gali, Sumur Pompa, dan lainnya (dapat berasal dari suplai PAH). Hampir semua daerah perkotaan telah terlayani oleh jaringan air minum PDAM kecuali di Kecamatan Sukorejo. Dari pelayanan yang ada masih menjangkau sebagian kecil desa dari kecamatan yang ada, sedangkan kebanyakan masih menggunakan sumur gali dalam pemenuhan air minumnya.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020

  11 Sahang Bujet Ngrambing Danten PUle Ngrogung 3,00 2,50 Makadam Sedang

  Sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo, 2008

  20 Sempu Dusun Seglagah Dusun Segodeng 4,50 2,50 Makadam Sedang

  19 Gondowido Krajan Gondiwido Batik 2,50 3,00 Makadam Sedang

  18 Sahang Mutihan Sahang Bugan Wagur Lor 2,20 3,00 Makadam Baik

  17 Talun Krajan Talun Dusun Sidomukti 2,00 3,00 Makadam Sedang

  16 Talun Krajan Talun Dusun Tritis 4,00 2,50 Makadam Sedang

  15 Talun Krajan Talun Dusun Sedayu 3,50 3,00 Makadam Rusak

  14 Talun Krajan Talun Krajan 4,00 3,00 Makadam Baik

  13 Ngrogung Jati Ngrogung Galih Wates 1,00 3,00 Makadam Sedang

  12 Wagir Lor Pucuk Wagir Lor Krajan Wates 4,50 3,00 Makadam Baik

  10 Gondowido Briket Gondowido Brambang 2,00 3,00 Makadam Sedang

  2. Sarana dan Prasarana Kawasan Agropolitan Kawasan Agropolitan Ngebel ditunjang dengan sarana dan prasarana penunjang meliputi sarana perekonomian berupa pasar desa (pasar Desa Ngebel, Wagir Lor, dan Talun) dan prasarana jalan berupa jalan poros desa. Adapun kondisi jalan poros desa yang menghubungkan Kawasan Agropolitan Ngebel dengan daerah lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  9 Gondowido Krajan Gondiwido Krajan 3,00 3,00 Makadam Sedang

  8 Pupus Prambon PUpus Jawol Ngebel 2,00 3,00 Aspal/ Sedang

  7 Ngebel Semenok Semenok 1,40 3,00 Makadam Sedang

  6 Ngebel Jagalan Piring 1,00 3,00 Makadam Sedang

  5 Ngebel Mlingi Gedangan 4,50 2,50 Makadam Sedang

  4 Ngebel Ngebel Semenok 3,85 3,00 Aspal Sedang

  3 Sempu Seglagah Sempu Tileng Dagangan 2,50 2,50 Makadam Sedang

  2 Sempu Sejarak Tileng 1,00 2,50 Makadam Sedang

  1 Ngrogung Jati Ngrogung Krangkungan Ngrogung 1,50 3,00 Makadam Sedang

  

Tabel 6. 2

Kondisi Jalan Poros Desa Pada Kawasan Agropolitan Ngebel

No. Desa Nama Pangkal Nama Ujung Panjang (km) Lebar (m) Tipe Jalan Kondisi

  3. Sarana dan Prasarana Desa Perbatasan Kondisi prasarana dan sarana pada kawasan permukiman desa perbatasan Kabupaten Ponorogo masih kurang memadai sehingga potensi yang ada kurang dapat dimanfaatkan secara optimal. Berikut kondisi sarana dan prasarana desa perbatasan Ponorogo-Pacitan.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020

Tabel 6. 3 Kondisi Prasarana dan Sarana Pada Permukiman

Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan

  No Desa Per-Batasan Kondisi prasarana sarana

  1 Dayakan-Watupatok (Kec.Badegan - Kec.

  • Kondisi akses masih kurang memadai (sedang sampai buruk) menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani di musim kemarau
  • Belum adanya angkutan perdesaan sehingga mempersulit pergerakan penduduk
  • Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
  • Irigasi masih buruk - Desa ini tidak ada sumber mata air, sehingga ada pembagian air.
  • Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal
  • Irigasi masih buruk kurang memperoleh pengairan di musim kemarau
  • Belum adanya tempat untuk menampung hasil pertanian masyarakat
  • Mayoritas sebagai petani, buruh tani, hanya sebagian kecil yang menjadi pegawai
  • Permasalahan akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani
  • Fasilitas masih kurang utamanya untuk kesehatan
  • Kendala pemasaran untuk produk pertanian 5 Desa wates-Gemaharjo.
  • Memiliki beberapa industri bidang peternakan (desa wates) yang mempunyai aset besar bagi pendapatan kabupaten dan menyerap tenaga kerja
  • Memiliki jalan penghubung (kolektor primer) ke wil.Kab.Pacitan untuk jalur perekonomian.
  • Akses/jalur tembus antar desa dalam konsisi sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian serta masih adanya daerah rawan bencana longsor di jalur penghubung kedua kawasan
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen
  • Penerangan jalan masih kurang
  • Kurang optimalnya pengelolaan SDM
  • Kondisi akses yang sedang sampai buruk menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian
  • Jaringan komunikasi kurang
  • Jaringan irigasi dan drainase yang masih non permanen mempersulit petani

  Bandar)

  2 Dusun bangunsari- watuagung (Kec.Badegan - Kec. Bandar)

  3 Desa Krebet-sidoharjo dengan desa watupatok (Kec. Jambon - Kec. Bandar)

  4 Desa Karangpatihan- ngendut-pandak dan desa tahunan (Kec. Balong- Kec.Tegalombo)

  (Kec.Slahung - Tegalombo)

  6 Desa Mrayan-Binade dengan Desa Ketro dan Pucang Ombo. (Kec. Ngrayun dengan Kec. Tulakan - Tegalombo)

  Sumber: Kompilasi Pengembangan Kawasan Perbatasan Ponorogo-Pacitan

  4. Infrastruktur perdesaan Pengembangan dan pembangunan permukiman pada kawasan perdesaan di Kabupaten Ponorogo tidak bisa terlepas dari keberadaan prasarana penunjang yang berupa jalan poros desa. Jalan poros desa mempunyai peran yang sangat penting dalam program

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 pembangunan perdesaan. Jalan poros desa merupakan jalan yang menghubungkan antar desa yang merupakan jalan poros masyarakat perdesaaan dalam meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan). Panjang jalan poros yang terdapat di Kabupaten Ponorogo sepanjang 1.390,474 km (sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo 2008), dimana kondisi jalan poros desa pada beberapa desa di Kabupaten Ponorogo masih didominasi dengan jalan tanah. Berikut tabel mengenai kondisi jalan poros desa di Kabupaten Ponorogo.

  Gandu Kepuh Sukorejo Desa Gandu Kepuh

  Sendang Ngrayun Tumpak Salam Ngringin-Pasar Makadam 4,50

  Bandar Alim Badegan Jalan Propinsi Km 12 Balai Desa Makadam 3,55

  Setono Jenangan Sejanjang Serut Makadam 1,30

  Perempatan Blabakan Dukuh I Sirtu 1,30

  Nglumpang Mlarak

  Simo Slahung Krajan Krajan Tanah 0,45

  Bringin Kauman Krajan Dusun Bringin Aspal, Makadam 1,05

  Jalan Batas Desa/Gilang Lor Aspal 1,02

  Jalan PU Seragen- Gegeran

  Prajegan Sukorejo

  Jalan Batas Desa Nambang Rejo Aspal 0,6

  Jalan PU Seragen- Gegeran Batas Desa Makadam 1,05

  

Tabel 6. 4 Jalan Poros Desa di Kabupaten Ponorogo dengan Kondisi Rusak

Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  Prajegan Sukorejo

  Somoroto Kauman Jl. Bantaran Angin Batas Desa Maron Aspal 0,97

  Cekok Babadan Jambean Jambean Tanah 0,25

  Jalan Batas Desa/Serangan Makadam 0,525

  Sukorejo Jalan Batas Desa/Kedung Banteng

  Sukorejo Desa Ngujung Desa Ngujung Tanah 0,12 Prajegan

  Babadan Desa Karang Gayam Desa Banjarejo Penetrasi 1,25 Gandu Kepuh

  Sukorejo Desa Kauman Desa Boto Makadam 0,75 Trisono

  Babadan Desa Gupalo Desa Babadan Tanah 0,65 Kedung Banteng Sukorejo Krajan Sekuwung Makadam 0,575 Gelang Lor

  Kedung Banteng Sukorejo Kali Pucang Sekuwung Tanah 0,18 Kedung Banteng Sukorejo Kali Pucang Kali Pucang Makadam 0,15 Japan

  Jalan PU Janti- Nguprit Desa Sedah Tanah 0,10

  Ngrupit Jenangan

  Singosaren Jenangan Segaran Jetak Makadam 2,70

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  Menggare Slahung Krajan Yanglung Tanah 0,60

  Japan Babadan Desa Babadan Desa Pondok Tanah 0,575

  Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,35

  Japan Babadan Desa Krajan Desa Krajan Tanah 0,225

  Ngrupit Jenangan

  Jalan PU Janti- Nguprit Desa Sedah Tanah 1,00

  Ngrupit Jenangan Jl. Dusun Krajan Gentan Tanah 1,50

  Bedi Wetan Bungkal Dukuh Krajan Dukuh Krajan Tanah 0,80

  Ketonggo Bungkal Dusun Ketonggo Dusun Ketonggo Tanah 0,80

  Prayungan Sawoo

  Ngrandu Kauman Jalan PUK Batas Desa Tanah 0,20

  Jalan DJalan PU/Balai Desa

  Perbatasan Desa /Jalan Ngindeng Tanah 1,00

  Mlarak Mlarak Purworejo Ngledok Makadam 0,30

  Mlarak Mlarak Purworejo Pelem Bebek Makadam 0,85

  Mrayan Ngrayun Krajan Pasar Guwangan/ Baosan Lor

  Aspal 1,50 Temon

  Ngrayun Krajan Ngrayun Makadam 0,50 Wonodadi

  Ngrayun Gamping Sendang Makadam 2,50 Selur

  Ngrayun Putuk Sidomulyo Tanah 2,00 Selur

  Japan Babadan Desa Sidorejo Desa Sidorejo Tanah 1,00

  Ngrandu Kauman Dukuh Ngeluk Dukuh Bulur Tanah 1,00

  Kesugihan Pulung Krajan Kebonagung Tanah 4,00

  Bekare Bungkal Dusun Bugis Dusun Kepandean Tanah 2,40

  Bancar Bungkal Dusun Duwet Dusun Nglodo Sirtu 1,00

  Bekare Bungkal Dusun Bugis Batas Desa Menggare Makada,Tanah 1,80

  Sawoo Sawoo

  Jalan PU Sawoo Tempuran Batas Desa Temon Makadam,Sirtu 2,90

  Sawoo Sawoo

  Jalan PU Bina Marga Prop Batas Desa Pangkal Makadam,Sirtu 2,10

  Totokan Mlarak Pertigaan Bendo

  Batas Desa Serangan/Bakalan Makadam,Tanah 3,30

  Mrayan Ngrayun

  Somoroto Kauman Jl. Dorowati Jl. Sayang Ayu Tanah 0,90

  Jalan PU Montongan Gunung PUyang Makadam 1,70

  Mrayan Ngrayun Pakel Gawangan Makadam,Tanah 4,50

  Tumpuk Sawoo Dusun Salam Dusun Nggondang Tanah 1,50

  Duri Slahung Desa Brambang Desa Brambang Tanah 0,50

  Wonodadi Ngrayun Krajan Krajan Makadam 3,00

  Badegan Badegan Dukuh Nglambong Dukuh Nglambong Tanah 0,85

  Badegan Badegan Dukuh Badegan Dukuh Nglambong Tanah 1,80

  Somoroto Kauman Jl. Intan Gandini Batas Desa Maron Tanah 1,526

  Somoroto Kauman Jl. Parang Garuda Batas Desa Maron Tanah 0,50

  Ngrayun Putuk Tanggaran Tanah 4,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  Ploso Jenar Kauman Ploso Jenar Ploso Jenar Tanah 1,00

  Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Kidul Kali Tanah 0,55

  Nglarangan Kauman Dukuh Ngarangan I Dukuh Ngarangan I Tanah 0,35

  Slahung Slahung Gembes Gembes Tanah 3,00

  Semanding Kauman

  Dukuh Dampak/ Jalan PU Desa Pulosari Makadam 1,50

  Sampung Sampung Dusun Boworejo Bi Babat Aspal 3,00

  Kauman Kauman Dusun Tengah Dusun Tengah Grosok 0,60

  Pengkol Kauman Pengkol Pengkol Tanah 0,70

  Sendang Ngrayun Pagersari Milir Tanah 1,27

  Semanding Kauman Dukuh Bentong Dukuh Klampean Makadam 1,00 Kranggan

  Sukorejo Dukuh Jayengranan RT 01/01 Batas Desa Nampan Tanah 2,50

  Sukosari Babadan Danyang Jogoragan Makadam 2,10

  Sukosari Babadan Krajan Krajan Makadam 0,90

  Sukosari Babadan Krajan Demung Makadam 1,00

  Lembah Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 0,90

  Lembah Babadan Desa Jajar Desa Jajar Aspal 2,20

  Purwosari Babadan Jalan Propinsi Boro/Desa Lembah Aspal 5,00

  Wonodadi Ngrayun Krajan Manggis Makadam,Aspal 4,00

  Sendang Ngrayun Tawing Putuk Makadam 1,10

  Selur Ngrayun

  Blembem Jambon Dukuh Sekaran Tanah 1,00

  Jalan PU Ngrayun- Jajar Batas Wonodadi Makadam 1,30

  Ngadisanan Sambit Gangin Banyu Gong Aspal 2,00

  Semanding Kauman

  Dukuh Bentong/Jalan PU Desa Tosanan Makadam 0,40

  Karang Joho Badegan Dukuh Bandar Dukuh Mitir Aspal 1,80

  Blembem Jambon Ngadirejo Wetan Nagdirejo Kulon Tanah 0,90

  Jambon Jambon Krajan Dusun Sumpel Tanah 1,50

  Jambon Jambon Dukuh Bureng Batas Desa Blembem Tanah 1,00

  Blembem Jambon Tunjungan Dukuh Tanah 0,68

  Baosan Lor Ngrayun Ngembel Perbatasan Ngrayun Makadam 4,95

  Ngilo-Ilo Slahung Pengkol Pasar Desa Tanah 0,50

  Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 0,60

  Slahung Slahung Tengger Tengger Tanah 1,00

  Slahung Slahung Tengger Gembes Tanah 4,00

  Binade Ngrayun Krajan

  Pucang Ombo Tegal/Ombo Pacitan Makadam 1,50

  Baosan Lor Ngrayun Ngembel Bon Kandang Tanah 0,95

  Baosan Lor Ngrayun Banu Sendang Tanah 3,45

  Purwosari Babadan Jl. Kojang Manden/Ngrupit Aspal 3,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  Karangpatihan Pulung Selodono Malangsari Makadam 0,50

  Prajegan Sukorejo Karang/Prajegan Burungan/Gegeran Tanah 1,00

  Gelang Lor Sukorejo Menggeng Batas Desa Gegeran Tanah 0,20

  Gelang Lor Sukorejo Menggeng Menggeng Tanah 0,20

  Kranggan Sukorejo Krajan Krajan Tanah 0,50

  Talun Ngebel Krajan Talun Dusun Sedayu Makadam 3,50

  Pulung Merdiko Pulung Krajan Segropyak Aspal 0,70

  Tegalrejo Pulung Krajan Krajan Makadam 2,00

  Bedrug Pulung Bentis Jati Makadam 1,50

  Pomahan Pulung Sabil Pohijo Makadam 0,30

  Karanglo Lor Sukorejo Desa Kulon Desa Kulon Makadam 0,75

  Jabung Mlarak Jalan PU Batas Desa Wonoketro Jetis

  Makadam 1,00

  Nglumpang Mlarak Dukuh IV Dukuh IV Tanah 1,30

  Kaponan Mlarak Jalan PUK Jabung Mlarak Aspal 1,20

  Joresan Mlarak Joresan Batas Moko Aspal 1,10

  Tugu Mlarak Pojok Bondrang Makadam 0,15 Kaponan Mlarak Pertigaan Jeblok

  Batas Desa Karangrubuh

  Aspal, Tanah 1,20

  Sidorejo Sukorejo Dusun Gadel/Jl. SDN Gelang Lor Grosok Gamping 0,70

  Bangun Rejo Sukorejo Dukuh Walikukun Dukuh Walikukun Tanah 1,00

  Lembah Babadan Asem Growong Malang Makadam 0,60

  Singosaren Jenangan Semampir Semampir Makadam 0,30

  Kertosari Babadan Jl. Grinsing Jl. Grinsing Aspal 0,60

  Kadipaten Babadan Lingkungan Jurang Gandul

  Jalan Kabupaten Aspal 3,00

  Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Jurang Gandul Aspal 0,30

  Kadipaten Babadan Lingkungan Tengah Kebon Aspal 0,30

  Japan Babadan Jl. Ki Lelono Jl. Ki Lelono Aspal 0,60

  Panjeng Jenangan Perempatan Batas Desa Makadam 0,50

  Singosaren Jenangan Segaran Segaran Lapen 0,60

  Mrican Jenangan Krajan Trenceng Makadam 3,00

  Sidorejo Sukorejo Dusun Buyanan Jangglengan Grosok Gamping 1,50

  Kemiri Jenangan Krajan Desa Tumpuk Makadam 1,50

  Brahu Siman Besaran Krajan Aspal 0,70 Brahu Siman Krajan Krajan Tanah

  0,525 Bajang Mlarak Bajang Bajang Tanah

  0,20 Mangunsuman Siman Jalan Kabupaten Jalan Abiyoso Aspal

  0,20 Prajegan Sukorejo Jalan PU

  Batas Desa Kedungbanteng

  Tanah, Makadam 1,00

  Kedungbanteng Sukorejo Dusun Tambang Dusun Tambang Makadam 0,75

  Suren Mlarak Jalan PUK Batas Desa Makadam 2,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  Banjar Rejo Pudak Bedog Dukuh Makadam 1,00

  Bareng Pudak Tajem Moncol Makadam,Tanah 5,00

  Bareng Pudak Duwet Tengger Makadam 2,50

  Tambang Pudak Krajan Krajan Aspal 1,00

  Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Dusun Ngelo Tanah 1,50

  Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 0,20

  Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dukuh Toro Aspal 2,50

  Pudak Wetan Pudak Dusun Ngelo Kali PUter Tanah 2,50

  Banjar Rejo Pudak Krajan Dukuh Makadam 1,50

  Banjar Rejo Pudak Dukuh Gempol Makadam,Tanah 3,50

  Sambi Lawang Bungkal Dusun Suki Dusun Suki Tanah 1,60

  Ngadirojo Sooko Dukuh Krajan Dukuh Wates Makadam 6,00

  Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Krajan- Ngadirojo

  Dukuh Buyut Ngadirojo

  Makadam 8,00

  Desa Suru Sooko Dusun Popongan Dusun Popongan Makadam 3,00

  Desa Bedoho Sooko Dusun Sepung Dusun Jetis Aspal 2,00 Desa Bedoho Sooko Dusun Jetis Dusun Jetis Aspal

  1,00 Desa Ngadirojo Sooko

  Dukuh Karang Rejo- Ngadirojo

  Dukuh Karang Rejo- Ngadirojo

  Sambi Lawang Bungkal Dusun Bandang Dusun Ngijo Tanah 1,80

  Bancar Bungkal Bancar Bancar Sirtu 0,75

  Ngadisanan Sambit Sanan Sanan Aspal 0,70

  Batas Desa Koripan Tanah Dan 3,50

  Mojomati Jetis Mojomati II Mojomati I Tanah 2,222

  Kutuwetan Jetis Dusun I Dusun I Aspal 0,70

  Kutuwetan Jetis Bulus Sidorejo Tanah 0,70

  Bedi Kulon Bungkal Bedi Kulon Bedi Kulon Tanah 1,00

  Bancar Bungkal Dusun Nglodo Desa Nglodo Sirtu 0,90

  Koripan Bungkal Dusun Banyu Panguripan

  Batas Desa Tiron Makadam 3,00

  Koripan Bungkal Dusun Penanggungan

  Munggu Bungkal Muwung Dusun Bungur Tanah 6,50

  Munggu Bungkal Muwung Pager Aspal 1,50

  Munggu Bungkal Muwung Ngemplak Aspal 0,68

  Munggu Bungkal Muwung Sumber Rejo Aspal 1,00

  Belang Bungkal Belang Keplekan Tanah 3,00

  Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,60

  Belang Bungkal Belang Batas Desa Bungkal Tanah 1,60

  Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Tanah 0,75

  Bungkal Bungkal Bungkal Bungkal Makadam 0,75

  Belang Bungkal Dusun Gondang Dusun Kanigoro Aspal 0,80

  Munggu Bungkal Muwung Sumber Sari Makadam 2,50

  Makadam 3,00

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan Panjang dengan kondisi rusak(km)

  0,50 Tumpak Pelem Sawoo Karangbendo Tumpak Andong Tanah

  Batas Desa Sidomulyo Tanah 0,50

  Selur Ngrayun Ngelos Putuk Tanah 2,00

  Cepoko Ngrayun Gunung Gede Batas Desa Poyong Makadam 6,00

  Pondok Babadan Pondok Ngrambang Aspal 0,70

  Madusari Siman Majasem Majasem Tanah 0,30

  Pelem Bungkal Dukuh Pelem Dukuh Swari Tanah 5,25

  Tambang Pudak Krajan Tengger Tanah 0,70

  Bareng Pudak Ngecek-Ecek Wot Duwur Makadam 3,65

  Temon Sawoo Mloko Legi Tumpak Tanah 0,70 Temon Sawoo Senarang Tanggul Tanah

  0,70 Tugu Mlarak Pojok Pojok Tanah

  Jalan Desa Katekan Tanah Sirtu 0,825

  0,45 Siman Siman

  Jalan PUK Jeruksing-Jabung

  Batas Kelurahan Probosuman

  Tanah 0,80

  Bajang Mlarak Jalan PUK Jeruksing- Jabung/Persawahan

  Perbatasan Desa Kaponan/Persawahan

  Tanah 1,00

  Gontor Mlarak Jalan PUK Jabung Mlarak

  Jalan PUK Jabung Joresan

  Selur Ngrayun Jalan PU Selur Tenggaran

  Bajang Balong Jalan PUK Balong- Ngasinan

  Desa Ngadirojo Sooko Dukuh Ploso Dukuh Ploso Makadam 3,50

  Makadam 2,00

  Jurug Sooko Setumbal Plongko Makadam 2,50

  Bondrang Sawoo Jotongan Jotongan Makadam 0,70

  Sawoo Sawoo Jalan PU Bina Marga Prop

  Batas Desa Prayungan

  Makadam, Sirtu 1,70

  Temon Sawoo Senarang Tunggangan Tanah 2,00

  Temon Sawoo Senarang Bentis Makadam 1,50

  Sriti Sawoo Dung Petung Tanggul/Temon Tanah 2,60

  Tempuran Sawoo Darungan Batas Desa Tempuran-Desa Sriti

  Tempuran Sawoo Tempuran Batas Desa Dermosari Tanah 3,00

  Ngasinan Jetis Sumbersari Samen Makadam,Tanah 1,90

  Ngilo-Ilo Slahung Suka Maju Suka Maju Tanah 1,00

  Tegalrejo Pulung Krajan Sawur Makadam 1,50

  Karangpatihan Pulung Krajan Selodono Makadam 0,70

  Besuki Sambit Putuk Wilangan Bedagan Tanah 1,50

  Bungu Bungkal Desa Bungu Desa Bungu Sirtu 1,10

  Ketro Sawoo Ketro Selatan Ketro Aspal 0,3

  Biting Badegan Dukuh Temon Dukuh Brangkal Aspal 0,4

  Baosan Kidul Ngrayun Gedangan Kali Jabug Makadam,Tanah 7,00

  Ngrandu Kauman Jalan PU Dukuh Ngeluk Makadam,Tanah 2,50

  Tanah 0,62

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 Panjang dengan Desa Kecamatan Nama pangkal Nama ujung Tipe jalan kondisi rusak(km)

  Suren Mlarak Wonojati-Suren Jalan Desa Tanah 1,50

  Pudak Kulon Pudak Dukuh Toro Dusun Pandan Sari Tanah 3,00

  Truneng Slahung Dusun Setono Dusun Setono Tanah 0,45

  Bekare Bungkal Dusun Bugis Dusun PUnung Tanah 0,65

  Pangkal Sawoo Pangkal Pangkal Tanah 1,00

  Sumber: Studi Penyusunan Status Jalan Kabupaten Ponorogo, 2008

C. Kondisi Lingkungan Permukiman

  Kondisi lingkungan perumahan permukiman di beberapa lokasi pada wilayah perkotaan

Ponorogo termasuk dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan squatter. Penentuan

permukiman kumuh (slum) didasarkan pada 4 kondisi yaitu kondisi bangunan (mayoritas non

permanen), kondisi sarana prasarana (MCK, air bersih, saluran buangan, sanitasi, listrik, gang

lingkungan terkesan jorok dan menjadi sarang penyakit), kondisi lokasi, dan kondisi sosial

ekonomi.

  Sedangkan gambaran permukiman squaters lebih pada permukiman yang berlokasi di

daerah bukan difungsikan sebagai kawasan permukiman dan atau terletak di daerah rawan

bencana (bantaran sungai, sempadan jalan, bahu jalan, sempadan rel kereta api). Tabel berikut

memaparkan beberapa desa/kelurahan dengan perumahan permukimannya yang termasuk

dalam kriteria permukiman kumuh (slum) dan squatter.

  Tabel 6. 5 Kawasan Permukiman Kumuh (slum) dan Squatters di Perkotaan Ponorogo

dan Perkotaan IKK

  No Kecamatan Kategori Lokasi Desa/kel Keterangan

  Babadan

  1 Slum & Squatter Cekok sempadan sungai,kawasan rawan bencana Squatter Ngunut rawan banjir karena berada di sempadan sungai Slum Kadipaten dan Japan rawan banjir karena berada di sempadan sungai Slum Purwosari kawasan irigasi mulai dikembangkan sebagai kawasan permukiman besar

  Jenangan

  2. Slum & Squatter Mrican rumah-rumah non permanen Squatter Pintu warung/toko yang berada di sempadan jalan Slum Panjeng permukiman kondisi sebagian besar non- permanen, kawasan rawan bencana Slum & Squatter Kemiri kawasan rawan bencana Slum Nglayang, Paringan, dan kawasan rawan bencana

  Wates

  3. Siman Slum Jarak standar kesehatan rendah Slum & Squatter Tranjang kawasan rawan bencana dan standar kesehatan rendah Slum & Squatter Pijeran kawasan standar kesehatan rendah

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020 No Kecamatan Kategori Lokasi Desa/kel Keterangan

  Slum Madusari, Beton, Ngabar, Ronowijayan, dan Brau rawan banjir dan genangan krn berada di sempadan sungai

  4. Sukorejo Slum Morosari, Sragi, Lengkong, Prajegan, dan Serangan kawasan standar kesehatan rendah

  Slum & Squatter Kedungbanteng kawasan standar kesehatan rendah 5. Ponorogo

  Slum & Squatter Tambakbayan kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai Slum & Squatter Paju kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai Sekayu Slum & Squatter Kauman dan Pinggirsari kawasan rawan bencana daerah bantaran sungai (Sungai Sekayu dan

  Tambakkemang) Slum & Squatter Beduri, Jingglong,Keniten kawasan rawan genangan air/banjir

  6. Badegan Slum & Squatter Biting, Dayakan, Kapuran, dan Badegan daerah rawan bencana longsor dan tepi sungai

  7. Balong Slum & Squatter Ngampel, Tatung, Balong, Purworejo, Sedarat, Jalen, Bajang, Ngumpul dan Bulak daerah rawan bencana longsor dan tepi sungai

  Permasalahan Pengembangan Permukiman Secara umum beberapa pokok permasalahan terkait pengembangan permukiman di

wilayah Kabupaten Ponorogo(baik kawasan perkotaan dan pedesaan), antara lain sebagai

berikut: 1. Adanya backlog rumah di hampir setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Ponorogo.

  

2. Masih terdapatnya permukiman kumuh pada beberapa lokasi khususnya di Perkotaan

Ponorogo. Dimana prasarana dan sarana pada lokasi permukiman kumuh tersebut masih minim.

  

3. Permasalahan akses perdesaan yaitu dengan kondisi jalan sedang sampai buruk

menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian. Sebagian jalan masih banyak yang belum diaspal.

4. Kurang memadainya beberapa sarana dan prasarana khususnya pada Kawasan

  Agropolitan yang meliputi prasarana perekonomian (untuk menampung hasil pertanian), prasarana jalan dan transportasi, dan prasarana air bersih.

6.1.2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Seiring dengan peningkatan jumlah kebutuhan perumahan penduduk dan sekaligus

untuk mengatasi permasalahan permukiman yang ada di Kabupaten Ponorogo, maka perlu ada

upaya untuk pengembangan permukiman di Kabupaten Ponorogo yang sesuai dengan

karakteristik penduduk dan lahan yang ada. Hal itu penting diperhatikan terutama untuk

mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang diakibatkan oleh perubahan

guna lahan.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020

  A. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Di wilayah Kabupaten Ponorogo terdapat kecenderungan bahwa pertumbuhan permukiman di perkotaan berjalan dengan pesat dengan dimotori oleh wilayah Kecamatan Ponorogo sebagai pusat dari Kabupaten Ponorogo. Beberapa usulan program dan kegiatan terkait kebutuhan dan permasalahan pengembangan permukiman khususnya di kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Ponorogo tahun 2014 - 2018 adalah Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan : Penyediaan PSD permukiman di kawasan RSH.

  B. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pertumbuhan permukiman di Kabupaten Ponorogo masih cenderung terpusat di

wilayah perkotaan. Sedangkan permukiman perdesaan tidak berjalan dengan pesat dan

pertumbuhan cenderung berjalan lambat karena tidak terdapat fungsi guna lahan yang dapat

menarik pergerakan ke arahnya dan kondisi morfologi yang berbukit di Jenangan dan Siman

serta minimnya sarana prasarana kebutuhan masyarakat. Diharapkan adanya pemerataan

fungsi dan kegiatan di daerah luar wilayah Perkotaan Ponorogo yang nantinya akan memicu

pertumbuhan di wilayah di Kabupaten Ponorogo.

  Dalam kebijakan RTRW Kabupaten Ponorogo tahun 2008-2028 dijelaskan bahwa

skenario pengembangan wilayah Kabupaten Ponorogo antara lain mendorong pertanian

melalui agropolitan; mengembangkan infrastruktur sampai perdesaan; serta pengembangan

fasilitas perkotaan sesuai orde masing-masing untuk mendukung pengembangan wilayah

secara struktur dan efisien. Berdasarkan hasil analisa yang disesuaikan dengan kebijakan, maka

usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman khususnya pada kawasan

permukiman perdesaan di Kabupaten Ponorogo tahun 2014 - 2018 adalah Infrastruktur kawasan

permukiman perdesaan : Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Agropolitan.

  

6.1.3. Kesiapan Daerah Terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor

Pengembangan Permukiman Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

1. Umum  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

   Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.  Kesiapan lahan (sudah tersedia).  Sudah tersedia DED.  Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP, RPKPP, Masterplan Kws.

  Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

   Ada unit pelaksana kegiatan.

  Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  2. Khusus Rusunawa  Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya

 Ada calon penghuni RIS PNPM  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.