Tingkat pemahaman mahasiswa pendidikan akuntansi [FKIP] dan Akuntansi [FE] Universitas Sanata Dharma mengenai Pph pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, semester, indeks prestasi kumulatif [IPK], dan jenis pekerjaan orang tua - USD Repository

  

TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

(FKIP) DAN AKUNTANSI (FE) UNIVERSITAS SANATA DHARMA

MENGENAI PPh PASAL 21 BERDASARKAN JENIS KELAMIN,

SEMESTER, INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK), DAN JENIS

  

PEKERJAAN ORANG TUA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Betty Kartika Dewi

  

NIM 031334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Keyakinan akan hadir di dalam jiwa

manakala setiap orang telah melihat buktinya

  Setiap orang yang ada di satu waktu kehidupan kita

pasti mempunyai suatu maksud untuk kita pelajari

Tatkala dia telah menyelamatkan mereka ke darat, maka sebagian saja yang menempuh jalan lurus

  (Q.S. Luqman/31-32) Kupersembahkan karya ini untuk : ♥ Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

  ♥ Mamak yang selalu mendoakanku ♥ Almarhum Bapak ♥ Saudaraku (mbak Yani dan adik Dimas) ♥ Almamaterku Universitas Sanata Dharma

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Betty Kartika Dewi Nomor Mahasiswa : 031334067

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Tingkat Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) Dan

Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma Mengenai PPh Pasal 21

Berdasarkan Jenis Kelamin, Semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Dan

Jenis Pekerjaan Orang Tua

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Januari 2008

  Yang menyatakan (Betty Kartika Dewi )

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim

  Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat pemahaman

  

mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas

Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, semester,

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan jenis pekerjaan orang tua” dapat

  selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendiikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. dan Cornelio Purwantini, S.Pd.,M.SA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian di kelasnya.

  7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., Drs.Yohanes Pembaptisan

  M.M. yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian di kelasnya.

  8. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan banyak pengetahuan selama proses perkuliahan.

  9. Tenaga administasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses perkuliahan selama ini.

  10. Teman-teman mahasiswa angkatan 2003 yang telah memberikan masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah seminar penelitian. Ben, makasih ya

  

masukannya, walaupun sebenarnya kadang buat aq pusing& bingung juga. He 3x…

  11. Ma2k & Alm.Bapak (akhirnya aku bisa jadi sarjana pak !!!!!) dan saudaraku (Dimas & Mbak Yani) yang selalu mendukung dan mendoakan.

  12. Pakde Kusnin & Lik Sam, tanpa kalian aku tidak akan melangkah sejauh ini.

  Terima kasih banget.

  13. Teman-teman seperjuangan ( Ana & Lala, kalian bisa), Wulan, Santy, Yiska,

  Yohanes, Dwi, Ari, Wa2n, Mety, Adel, Suster, Tiara, Yeni, dan laennya yang gak bisa aq sebutin satu-satu. Sukses selalu dan jangan lupain temenmu ini ya …………..!!!!!!!!!!!

  14. Semua pihak yang tidak bisa aq sebutin satu-satu, yang telah membantu selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuan

  materiil maupun moralnya. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan kalian.

  Yogyakarta, 19 Januari 2008 Penulis

  Betty Kartika Dewi

  

ABSTRAK

TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

(FKIP) DAN AKUNTANSI (FE) UNIVERSITAS SANATA DHARMA

MENGENAI PPh PASAL 21 BERDASARKAN JENIS KELAMIN,

  

SEMESTER, INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK), DAN JENIS

PEKERJAAN ORANG TUA

Betty Kartika Dewi

Universitas Sanata Dharma

  

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan jenis pekerjaan orang tua.

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif yang pernah mengambil dan menerima mata kuliah Hukum Pajak dan Akuntansi Pajak di Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma. Dengan teknik

  

purposive dan cluster sampling, jumlah sampel mahasiswa Pendidikan Akuntansi

  90 orang dan mahasiswa Akuntansi 99 orang. Teknik analisis data dengan menggunakan independent sample t test.

  Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pemahaman mengenai PPh Pasal 21 relatif sangat kurang (55,03%). Hasil pegujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin (probabilitas hitung laki-laki = 0.606 > 0.05 dan probabilitas hitung perempuan = 0.911 > 0.05). Tidak ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan semester (probabilitas hitung semester lima = 0.446 > 0.05 dan probabilitas hitung semester tujuh = 0.239 > 0.05). Tidak ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan IPK (probabilitas hitung IPK 1.00- 2.99 = 0.588 > 0.05 dan probabilitas hitung IPK 3.00-4.00 = 0.817 > 0.05). Tidak ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis pekerjaan orang tua (probabilitas hitung PNS = 0.696 > 0.05, probabilitas hitung karyawan swasta = 0.736 > 0.05, probabilitas hitung wiraswasta/pedagang = 0.128 > 0.05, dan probabilitas hitung lain-lainnya = 0.759 > 0.05).

  

ABSTRACT

THE COMPREHENSION LEVEL OF COLLEGE STUDENT AT

ACCOUNTING EDUCATION AND ACCOUNTING STUDY PROGRAMS

OF SANATA DHARMA UNIVERSITY (USD) ABOUT INCOME TAX

SECTION 21 BASED ON SEX, SEMESTER LEVEL, CUMULATIVE

  

POINT AVERAGE (CPA), AND PARENTS’ OCCUPATION

Betty Kartika Dewi

Sanata Dharma University

2008

  The research aims to know the difference of the comprehension level of college student at Accounting Education and Accounting study program of Sanata Dharma University (USD) about income tax section 21 based on sex, semester level, cumulative point average (CPA), and parents’ occupation.

  The research is descriptive-comparative. The population is all active students who have ever taken and those who is taking tax law and tax accounting courses at Accounting Education and Accounting study programs of Sanata Dharma University. By purposive and cluster sampling techniques, the total samples from Accounting Education study program are 90 students and from of Accounting study program 99 students. The data analysis technique used is independent sample t test.

  The tabulation data result shows that a large part of respondents possess comprehension level of income tax section 21 is relative very less (55.03%). The test result shows that there is no difference in comprehension level between Accounting Education students and Accounting students of Sanata Dharma University about income tax section 21 based on sex (the calculation probability of male = 0.606 > 0.05 and the calculation probability of female = 0.911 > 0.05). There is no difference in comprehension level between Accounting Education students and Accounting students of Sanata Dharma University about income tax section 21 based on semester level (The calculation probability of the fifth semester = 0.446 > 0.05 and the calculation probability of the seventh semester = 0.239 > 0.05). There is no difference in comprehension level between Accounting Education students and Accounting students of Sanata Dharma University about income tax section 21 based on CPA (The calculation probability of CPA 1.00- 2.99 = 0.446 > 0.05 and the calculation probability of CPA 3.00-4.00 = 0.239 > 0.05). There is no difference in comprehension level between Accounting Education students and Accounting students of Sanata Dharma University about income tax section 21 based on parents’ occupation (The calculation probability of civil servant = 0.696 > 0.05, the calculation probability of private employee = 0.736 > 0.05, the calculation probability of businessman = 0.128 > 0.05, and another calculation probability of = 0.759 > 0.05).

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1 A. Latar belakang ......................................................................

  1 B. Batasan Masalah ...................................................................

  5 C. Rumusan Masalah...................................................................

  5 D. Tujuan penelitian ...................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ................................................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

  8 A. Pengertian Pemahaman...........................................................

  8

  B. Pemahaman Mahasiswa Mengenai PPh Pasal 21 .................

  12 C. Cakupan Materi PPh Pasal 21 ..............................................

  13 1. Pengertian ......................................................................

  13 a. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 ................................

  13 b. Pemotong Pajak PPh Pasal 21 ...................................

  13 c. Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21..

  15

  d. Tidak Termasuk Dalam Pengertian Penerima Penghasilan ................................................................

  16 e. Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 ................

  16

  f. Tidak Termasuk Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 .....................................................................

  17 2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 ..............

  18 3. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak PPh Pasal 21 .......

  20 4. Tarif dan Penerapannya .................................................

  24

  5. Perlakuan Akuntansi Sehubungan Dengan PPh Pasal 21

  27 6. Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21 .............

  29 D. Hubungan jenis kelamin dengan pemahaman mahasiswa mengenai PPh Pasal 21 .........................................................

  39 E. Hubungan tingkat semester dengan pemahaman mahasiswa mengenai PPh Pasal 21 .........................................................

  41 F. Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan pemahaman mahasiswa mengenai PPh Pasal 21 ..................

  43 G. Hubungan jenis pekerjaan orang tua dengan pemahaman

  mahasiswa mengenai PPh Pasal 21 ......................................

  45 H. Kerangka Berpikir ................................................................

  48 I. Hipotesis ...............................................................................

  48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................

  49 A. Jenis penelitian .....................................................................

  49 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................

  49 C. Subjek dan Objek Penelitian...................................................

  50 D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................

  50 E. Variabel Peneitian dan Pengukuran ......................................

  52 1. Variabel Pemahaman .........................................................

  52 2. Variabel Kategori ...............................................................

  52 3. Variabel Terikat .................................................................

  53 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................

  54 G. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................

  55 1. Uji Validitas ...................................................................

  55 2. Uji Reliabilitas .................................................................

  57 H. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 58 1. Statistik Deskriptif .........................................................

  58 2. Uji Prasyarat Analisis ....................................................

  59 a. Uji Normalitas ...........................................................

  59 b. Uji Homogenitas .........................................................

  60 I. Pengujian Hipotesis ...............................................................

  61

  BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................

  62 A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ......................................

  62 B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma 65 C. Yayasan ................................................................................

  67 D. Pejabat Struktural Organisasi Universitas Sanata Dharma ..

  67 E. Program Studi Pendidikan Akuntansi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) ..................................................................

  71 F. Program Studi Akuntansi (Fakultas Ekonomi) .....................

  76 G. Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan mahasiswa USD ....................................................................

  79 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..............................

  81 A. Deskripsi Responden ............................................................

  81 B. Analisis Data ......................................................................... .. 83 C. Pengujian prasyarat analisis ..................................................

  95 1. Uji Normalitas ................................................................

  95 2. Uji Homogenitas ............................................................

  96 D. Pengujian Hipotesis ............................................................... 104

  E. Pembahasan .......................................................................... 114

  

BAB VI PENUTUP ................................................................................... 123

A. Kesimpulan ........................................................................... 123 B. Keterbatasan penelitian ......................................................... 124 C. Saran ..................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 127

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel III.1. Rangkuman Jumlah Sampel Penelitian ..................................

  51 Tabel III.2. Variabel Tingkat Pemahaman Mengenai PPh Pasal 21 .........

  53 Tabel III.3. Rangkuman Validitas Instrumen ............................................

  56 Tabel III.4. Indeks Korelasi dan Interprestasi ...........................................

  58 Tabel III.5. Pengelompokkan Skor PAP Tipe II .......................................

  59 Tabel V.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................

  81 Tabel V.2. Profil Responden Berdasarkan Semester ................................

  81 Tabel V.3. Profil Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif .....

  82 Tabel V.4. Profil Responden Berdasarkan jenis pekerjaan orang tua ......

  82 Tabel V.5. Deskripsi Pengelompokkan Skor ...........................................

  83 Tabel V.6. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berjenis kelamin laki-laki ...................................................................................

  84 Tabel V.7. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berjenis kelamin Perempuan ..............................................................................

  85 Tabel V.8. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berada di semester lima ....

  86

  Tabel V.9. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berada di semester tujuh ..

  87 Tabel V.10. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berIPK 1,00-2,99 .............

  88 Tabel V.11. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang berIPK 3,00-4,00 ...........

  89 Tabel V.12. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang pekerjaan orang tua PNS .

  91 Tabel V.13. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang pekerjaan orang tua Karyawan Swasta ..................................................................

  92 Tabel V.14. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang pekerjaan orang tua Wiraswasta/Pedagang .............................................................

  93 Tabel V.15. Deskripsi Pengelompokkan Skor Tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) mengenai PPh Pasal 21 yang pekerjaan orang tua

  Lain-lain .................................................................................

  94 Tabel V.16. Rangkuman Pengujian Normalitas .........................................

  96 Tabel V.17. Rangkuman Mean dan Standar Deviasi Pemahaman Mengenai PPh Pasal 21 ........................................................................... 104

  Tabel V.18. Rangkuman Hasil Uji t ........................................................... 113

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran I. Kuesioner Penelitian .......................................................... 129 Lampiran II. Uji validitas dan reliabilitas ............................................... 139 Lampiran III. Data Induk Penelitian ........................................................ 146 Lampiran IV. Uji Normalitas ................................................................... 157 Lampiran V. Uji T ................................................................................... 167 Lampiran VI. Tabel r ................................................................................ 177 Lampiran VII. Surat Ijin Penelitian ........................................................... 178

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya Undang-Undang Pajak mewajibkan subyek pajak untuk

  mendaftarkan diri ke kantor pajak jika secara objektif mereka memenuhi syarat untuk menjadi wajib pajak, yaitu saat penghasilan telah melampaui batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan beberapa pekerjaan tertentu sesuai peraturan perpajakan yang berlaku. Akan tetapi, faktanya banyak pengusaha/wiraswasta baik menengah maupun besar tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak ketika penghasilan mereka telah melampaui PTKP. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman masyarakat Indonesia tentang Undang-Undang Pajak Penghasilan masih rendah. Hal ini mungkin karena UU Pajak Penghasilan Tahun 2000 pada kenyataannya tidak sederhana seperti yang diidealkan dan tingkat pendidikan mayoritas masyarakat Indonesia masih rendah. Maka dari itu, sikap positif masyarakat terhadap pemahaman pajak, khususnya PPh Pasal 21 sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai kendala penerimaan pajak.

  Melihat kenyataan di atas, mahasiswa sebagai penerus bangsa yang diharapkan setelah lulus dapat bekerja di sektor pemerintahan, swasta, atau wiraswasta diharapkan memahami dengan benar permasalahan PPh Pasal 21 di atas. Dalam ruang lingkup perkuliahan, materi PPh Pasal 21 ini disampaikan salah satunya di program studi akuntansi, baik pendidikan maupun non pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Hasil wawancara penulis dengan sebagian mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) tahun 2007, diketahui bahwa dengan memahami PPh Pasal 21 selama perkuliahan mahasiswa menjadi tahu bahwa penghasilan pekerja atau guru tidak terlepas dari pemotongan pajak yang sistem pemotongannya disesuakan dengan peraturan yang berlaku.

  Sementara saat bekerja, bagi mahasiswa di kedua program studi tersebut dapat mengetahui praktek perhitungan dan pelaporan PPh Pasal 21.

  Bagi para mahasiswa Akuntansi, memahami PPh Pasal 21 selama perkuliahan akan membantu dalam mengetahui segala hal yang berkaitan dengan PPh Pasal 21, meliputi peraturan-peraturan, perhitungan, maupun prosedur pelaporan. Maka dari itu, lulusan Akuntansi (bekerja di sektor perpajakan/akuntan) diharapkan telah memiliki bekal pengetahuan tentang PPh Pasal 21 sehingga dapat mempraktekan secara langsung apa mereka terima selama perkuliahan. Para pekerja diharapkan tidak hanya mengetahui penghasilan bersih saja, tetapi juga mengetahui sumber dan besarnya potongan pajak yang dikenakan pada penghasilan serta pelaporannya.

  Bagi para mahasiswa Pendidikan Akuntansi (PAK) yang diharapkan setelah lulus bekerja sebagai guru, manfaat yang diperoleh dari memahami PPh Pasal 21 selama perkuliahan tidak jauh berbeda dengan apa yang diperoleh mahasiswa Akuntansi (FE) yaitu mengetahui segala hal yang berkaitan dengan PPh Pasal 21 baik itu peraturan-peraturan, perhitungan, maupun prosedur pelaporan PPh Pasal 21. Selain itu sebagai seorang calon guru mahasiswa Pendidikan Akuntansi juga dituntut dapat menguasai segala hal yang berkaitan dengan PPh Pasal 21. Hal ini karena saat menjadi guru mereka diharapkan dapat mengajarkan materi tersebut, khususnya bagi yang nantinya menjadi guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Adapun saat bekerja dapat mengetahui sumber dan besarnya pemotongan PPh Pasal 21 serta pelaporannya. Terlepas dari pekerjaan yang akan ditekuni oleh lulusan mahasiswa kedua program studi tersebut, baik itu yang akan bekerja di perusahaan (negara atau swasta), guru, wiraswasta dan lainnya, memahami PPh Pasal 21 sangatlah penting apalagi setelah mengetahui berbagai manfaat seperti diuraikan di atas.

  Pemahaman materi PPh Pasal 21 sangat ditekankan karena banyak lulusan mahasiswa akuntansi, baik pendidikan maupun non pendidikan yang kurang memahami permasalahan PPh Pasal 21 saat ini, mencakup peraturan, perhitungan, dan pelaporan PPh Pasal 21. Banyak di antara mereka telah lupa atau bahkan tidak mengerti dengan materi PPh Pasal 21 yang pernah mereka terima selama perkuliahan. Hal ini kemungkinan karena (1) selama perkuliahan terdapat sebagian dari mahasiswa PAK dan Akuntansi yang kurang tertarik pada mata kuliah perpajakan, baik itu Hukum Pajak maupun Akuntansi Pajak, sehingga saat mata kuliah ini disampaikan hanya sekedar mengikutinya saja. (2) Dipengaruhi kesalahan mahasiswa dalam memilih kebiasaan belajar. Adapun pilihan kebiasaan belajar terdiri atas: Pertama, menghafal prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi. Hal ini timbul karena dorongan luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan mahasiswa menganggap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidaklulusan atau ketidaknaikan. Apresiasi yang dimilikinya pun bukan ingin menguasai materi secara mendalam, melainkan sekedar lulus semata. Kedua, biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri mahasiswa sendiri (motif intrinsik), dalam arti mahasiswa tersebut memang tertarik dan membutuhkan materi- materi yang disajikan dosennya (Syah, 2006). Sebagian besar mahasiswa PAK dan Akuntansi lebih memilih kebiasaan belajar yang pertama yaitu menghafal prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi (motif ekstrinsik).

  (3) Pemotongan PPh Pasal 21 yang biasanya langsung dipotong oleh pihak pemberi kerja, baik itu yang bekerja di perusahaan (negara dan swasta), maupun sebagai guru, menyebabkan para mahasiswa di kedua program studi tersebut tidak terlalu memikirkan masalah ini ketika bekerja nantinya.

  Keadaan-keadaan di atas didukung oleh hasil pengamatan penulis pada mahasiswa PAK dan Akuntansi selama perkuliahan menunjukkan bahwa nilai akhir mata kuliah Perpajakan (Hukum Pajak dan Akuntansi Pajak), termasuk materi PPh Pasal 21 menunjukkan hasil mengecewakan. Rata-rata nilai perpajakan (khususnya Akuntansi Pajak) dari mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 di kedua prodi tersebut sekitar 20 % saja yang mendapatkan nilai memuaskan (A dan B) dan 80% nilainya mengecewakan (C dan D). Selain itu untuk tiap kelas saat mata kuliah perpajakan (khususnya Akuntansi Pajak) ditawarkan, sebagian besar yang mengambil adalah shopper. Ini menunjukkan bahwa saat mahasiswa tersebut mengambil mata kuliah perpajakan untuk pertama kalinya mendapatkan hasil mengecewakan sehingga harus diulang pada semester lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Bahkan dari hasil pengamatan penulis terdapat mahasiswa di kedua proram studi tersebut yang mengulang lebih dari satu kali.

  Berdasarkan keadaan-keadaan yang terjadi di program studi PAK dan Akuntansi mengenai PPh Pasal 21, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan yang mungkin terjadi di dua program studi tersebut mengenai PPh Pasal 21 dilihat dari beberapa sudut pandang. Adapun judul penelitian ini adalah “Tingkat pemahaman

  mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan jenis pekerjaan orang tua”.

  B. Batasan Masalah

  Pemahaman mengenai PPh Pasal 21 dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, tetapi dalam penelitian ini penulis membatasinya pada jenis kelamin, semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan jenis pekerjaan orang tua.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

  1. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma mengenai PPh

  Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin ?

  2. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma mengenai PPh

  Pasal 21 berdasarkan semester ?

  3. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma mengenai PPh

  Pasal 21 berdasarkan IPK?

  4. Apakah ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma mengenai PPh

  Pasal 21 berdasarkan jenis pekerjaan orang tua ? D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemahaman mahasiswa Pendidikan Akuntansi (FKIP) dan Akuntansi (FE) Universitas Sanata Dharma mengenai PPh Pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, tingkat semester, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan jenis pekerjaan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

  1. Kegunaan Akademik (Teoritik) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam dunia pendidikan yaitu tentang pentingnya memahami PPh Pasal 21 secara mendalam bagi para mahasiswa. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa ketika terjun dalam dunia usaha, baik itu yang nantinya bekerja di perusahaan (negara atau swasta), guru, wiraswasta dan lainnya, yaitu dalam hal mengetahui apakah besarnya penghasilan telah dikenai PPh Pasal 21 atau belum serta pelaporannya..

  2. Kegunaan praktis-empiris

  a. Bagi Mahasiswa Dapat menyadari betapa pentingnya memahami PPh Pasal 21 khususnya bagi mahasiswa yang akan menjadi guru, akuntan, berwiraswasta, atau pekerjaan lainnya yaitu dalam mengetahui sumber pemotongan PPh Pasal 21.

  b. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai PPh Pasal 21 yang meliputi peraturan-peraturan, tata cara perhitungan, maupun prosedur pelaporannya PPh Pasal 21.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemahaman Ada empat unsur utama proses belajar mengajar yaitu tujuan, bahan,

  metode dan penilaian. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu telah tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian sebagai alat bantu untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

  Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom (Sudjana, 1992:22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasai, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yakni gerakan refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atu ketepatan, gerak ketrampilan kompleks, dan gerak ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dari ketiga ranah ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah ranah kognitif yaitu aspek pemahaman. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal (Sudjana, 1992:24).

  Menurut taksonomi Bloom, pemahaman merupakan kemampuan merangkai arti materi dengan menerjemahkan, menginterpretasi bahan, dan meramalkan. Pemahaman merupakan proses untuk memperoleh pengertian terhadap suatu objek dan dilakukan dengan sadar. Hakekat pemahaman dapat dilakukan sebagai proses merealisasi secara intelegen atau logis dalam suatu situasi tertentu yang mengandung aspek problematic dan selalu dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya (Chaplin, 2005). Menurut Moeliono (1990) pemahaman berarti mengerti secara benar. Secara ringkas Hurlock (1991) menyebut pemahaman sebagai kemampuan untuk mengungkapkan sifat, arti atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas atau lengkap tentang suatu hal. Menurut Partowisastro (1983:45) pengertian paham, meliputi : (1) melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama, (2) mampu untuk menerangkan, yaitu melukiskan tentang aspek yang berbeda, tingkatan dan sudut pandang yang berbeda, (3) mengembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting, (4) berkemampuan membuat ramalan mengenai tingkah laku adalah sumber pemahamaan.

  Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman berarti kemampuan yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuan untuk mengungkapkan sifat dan arti, mengembangkan faktor-faktor yang penting, dan menerangkan sifat dan arti tersebut dengan jelas, lengkap dan benar.

  Pemahaman dapat diperoleh dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru. Sebagai tanda bahwa seseorang mempunyai pemahaman, ia harus mampu menguraikan isi pokok dari bahan itu, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain.

  Dengan pemahaman seseorang memiliki pengertian dari pelajaran yang telah diikuti (Winkel, 1987:150). Dengan pemahamaan seseorang mampu menguraikan dalam kata-kata sediri, mengenai unsur-unsurnya, mengingat, menamakannya dan mengklasifikasikannya (Rooijakkers, 1984:113-114).

  Menurut Bloom (1987), kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi aspek pemahaman, yaitu menggantikan, mempertahankan, membedakan, membuat estimasi/perkiraan, menerangkan, mengembangkan, menyimpulkan, memberi contoh-contoh, menjelaskan dengan kata-kata sendiri, meramalkan, menulis kembali, meringkas, dan membuktikan.

  Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Sudjana, 1992:24). (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. (2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. (3) pemahaman tingkat tiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman esktrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun, masalahnya. Meskipun pemahaman dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusunan tes dapat membedakan item yang susunannya termasuk sub kategori tersebut, tetapi tidak perlu berlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan tersebut. Sejauh dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.

  Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya, pengungkapan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda. Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkap aspek pemahaman.

  Ada beberapa pandangan dan sikap mahasiswa yang tidak tepat terhadap proses belajar di perguruan tinggi yang menyebabkan pemahaman mereka terhadap berbagai pengetahuan yang diberikan menjadi ‘ kurang ‘. Pandangan dan sikap tersebut antara lain : (a) mahasiswa menganggap KBM dan dosen adalah sumber pengetahuan yang utama, (b) mahasiswa memandang bahwa nilai merupakan tujuan belajar, (c) mahasiswa belum memandang bahwa proses belajar mengajar sebagai proses belajar mandiri, (d) mahasiswa belum menyadari bahwa buku merupakan sumber pengetahuan sehingga harus dimiliki, (e) sikap mahasiswa yang cenderung pasif dalam proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Selain itu ada faktor lain yang ikut mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa antara lain : (a) panjangnya bahan pelajaran, (b) kesulitan bahan pelajaran, (c) berartinya bahan pelajaran, (d) berat ringannya tugas pelajaran, (e) waktu yang tersedia dalam satu semester kadang kurang mencukupi untuk membahas dan memperkaya materi secara tuntas (Soemanto, 1984 : 96).

  B. Pemahaman mahasiswa mengenai PPh Pasal 21

  Tujuan belajar secara kualitatif ( tinjauan mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling mahasiswa. Belajar dalam hal ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-maslah yang kini dan akan dihadapi mahasiswa. Sesuai dengan tujuan belajar di atas, belajar pengetahuan PPh Pasal 21 sangatlah penting.

  Belajar PPh Pasal 21 bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang peraturan-peraturan PPh Pasal 21 terbaru serta mampu menentukan, menghitung, mengisi formulir, menyetor dan melaporkan PPh Pasal 21 dengan benar dan tepat waktu. Selain itu juga memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perpajakan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya saat mereka terjun ke dunia kerja. Apalagi ketika mereka menjadi wiraswasta, mereka harus memahami PPh Pasal 21 untuk mengetahui besarnya penghasilan yang mereka peroleh telah dikenakan PPh Pasal 21 atau belum. Tentu saja hal ini akan sangat membantu dalam memenuhi target penerimaan pendapatan pemerintah, khususnya dari sektor pajak penghasilan.

  C. Cakupan Materi PPh Pasal 21

  Menurut Kurikulum Nasional (KurNas) yang baru Hukum Pajak (Perpajakan I) dan Akuntansi Perpajakan (Perpajakan II) jumlah SKS yang harus ditempuh dua mata kuliah tersebut adalah 5 SKS. Menurut Mardiasmo (2003), materi-materi yang termasuk dalam PPh Pasal 21 sebagai berikut:

1. Pengertian

  a. Pajak Penghasilan Pasal 21

  Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan.

  b. Pemotong Pajak PPh Pasal 21

  1) Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk bentuk usaha tetap, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. 2) Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada Pemerintah

  Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga- lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan. 3) Dana pensiun, PT Taspen, PT Astek, badan penyelenggara Jaminan

  Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) lainnya serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun, Tabungan Hari Tua Atau Tunjangan Hari Tua (THT). 4) Perusahaan, badan termasuk bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan pekerjaan atau jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas.

  5) Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian, olah raga, kebudayaan), lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi dam dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. 6) Perusahan, badan termasuk bentuk tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

  c. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

  1) Pegawai tetap, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahan secara langsung. 2) Pegawai lepas, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja. 3) Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk yang menerima Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua. 4) Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.

  5) Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upag borongan, atau upah satuan.

d. Tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan

  1) Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat :  bukan warga Negara Indonesia, dan  tidak menerima atau memperolah penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2012-2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 156

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 143

Tingkat pemahaman mahasiswa pendidikan akuntansi [FKIP] dan Akuntansi [FE] Universitas Sanata Dharma mengenai Pph pasal 21 berdasarkan jenis kelamin, semester, indeks prestasi kumulatif [IPK], dan jenis pekerjaan orang tua.

0 1 206

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan perpustakaan Universitas Sanata Dharma ditinjau dari jenis kelamin, semester, program studi : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 153

Hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 113

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

1 2 142

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 107