Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
ABSTRAK
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006, 2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Veronika Maya Krestina Prastianti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru; (2) persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru; (3) status ekonomi sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Agustus 2010. Sampel pada penelitian adalah mahasiswa angkatan 2006-2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru (߯2hitung0,577<߯ 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,448> taraf signifikansi 0,05); (2) ada hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru (߯2hitung10,272>߯ 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,01< taraf signifikansi 0,05); (3) tidak ada hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru (߯2hitung 1,327<߯ 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,249> taraf signifikansi 0,05).
(2)
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN SEX, UNIVERSITY STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THE PROFESSION OF TEACHER,
FAMILY ECONOMIC-STATUS AND THE UNIVERSITY STUDENTS’ INTEREST TO BE TEACHERS
A Case Study on the Students of Accounting the Department of Education 2006-2007 Batch, Sanata Dharma University
Veronika Maya Krestina Prastianti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know the correlation between 1) sex and students’ interest to be teachers; 2) students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers; 3) social-economic status of the family and students’ interest to be teachers.
This research is a case study. This research was conducted in the Accounting Department Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta in August, 2010. The samples of this research were the student of 2006 – 2007 batch. The data ware collected by applying questionnaire, interviews, and documentation. The data were analyzed by the chi square.
The result of the reseaech shows that: 1) there isn’t any relation between sex and students’ interest to be tachers (߯2count 0,577<߯ 2table 3,841 and the value of probability is 0,448> significant level 0,05); (2) there are some correlations between students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers (߯2count10,272>߯ 2table3,841 and the value of probability is 0,01 < significant level 0,05); (3) there is no correlation of social-economic status of family and students’ interest to be teachers (߯2 count 1,327<߯ 2 table 3,841 and the value of probability is 0,249> significant level 0,05).
(3)
O
HUBU
TENTAN
ORANG T
(Studi KasuPR
JURUS
FAK
UNGAN JE
NG PROFE
TUA DEN
us Pada Mah
Diaju M P Vero
ROGRAM
SAN PEND
KULTAS K
UNIV
ENIS KEL
ESI GURU
NGAN MIN
hasiswa Pendukan untuk M Memperoleh G
Program Stud
Disusu onika Maya
051334
M STUDI P
DIDIKAN
KEGURU
VERSITA
YOG
LAMIN, P
U, DAN ST
NAT MAH
didikan Akun SKRIPSI Memenuhi Sa Gelar Sarjan di Pendidikaun oleh : Krestina Pra 4069
PENDIDI
N ILMU PE
UAN DAN
AS SANAT
GYAKAR
2011
PERSEPSI
TATUS SO
HASISWA
ntansi Univeralah Satu Sy a Pendidikan n Akuntansi astianti
IKAN AKU
ENGETAH
ILMU PE
TA DHAR
RTA
I MAHAS
OSIAL EK
A MENJA
rsitas Sanata arat n iUNTANSI
HUAN SO
ENDIDIKA
RMA
SISWA
KONOMI
ADI GURU
a Dharma)I
OSIAL
AN
I
U
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
ABSTRAK
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006, 2007 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Veronika Maya Krestina Prastianti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru; (2) persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru; (3) status ekonomi sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Agustus 2010. Sampel pada penelitian adalah mahasiswa angkatan 2006-2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung0,577< 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,448> taraf signifikansi 0,05); (2) ada hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung10,272> 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,01< taraf signifikansi 0,05); (3) tidak ada hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru ( 2hitung 1,327< 2tabel3,841 dan nilai probabilitas 0,249> taraf signifikansi 0,05).
(9)
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN SEX, UNIVERSITY STUDENTS’ PERCEPTION ABOUT THE PROFESSION OF TEACHER,
FAMILY ECONOMIC-STATUS AND THE UNIVERSITY STUDENTS’ INTEREST TO BE TEACHERS
A Case Study on the Students of Accounting the Department of Education 2006-2007 Batch, Sanata Dharma University
Veronika Maya Krestina Prastianti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know the correlation between 1) sex and students’ interest to be teachers; 2) students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers; 3) social-economic status of the family and students’ interest to be teachers.
This research is a case study. This research was conducted in the Accounting Department Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta in August, 2010. The samples of this research were the student of 2006 – 2007 batch. The data ware collected by applying questionnaire, interviews, and documentation. The data were analyzed by the chi square.
The result of the reseaech shows that: 1) there isn’t any relation between sex and students’ interest to be tachers ( 2count 0,577< 2table 3,841 and the value of probability is 0,448> significant level 0,05); (2) there are some correlations between students’ perception about an occupation as teachers and students’ interest to be teachers ( 2count10,272> 2table3,841 and the value of probability is 0,01 < significant level 0,05); (3) there is no correlation of social-economic status of family and students’ interest to be teachers ( 2 count 1,327< 2 table 3,841 and the value of probability is 0,249> significant level 0,05).
(10)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, yang telah memberikan semangat, saran, kritik, ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si dan ibu Natalia Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi.
5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
6. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.
7. Bapak dan Ibu, trimakasih atas pengorbanan, perjuangan selama ini untuk memenuhi semua kebutuhan penulis, kesabaran, kasih sayang dan dukungan
(11)
(12)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik... 5
(13)
C. Hipotesis Penelitian... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 18
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 18
C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian... 18
D. Populasi dan Sampel Penelitian………... 19
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya………... 20
F. Teknik Pengumpulan Data……….... 26
G. Pengujian instrument penelitian……….... 26
H. Teknik Analisis data………... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perkembangan Universitas………. 33
B. Visi, Misi, dan Tujuan USD……….... 37
C. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)……… 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………. 48
B. Pengujian hipotesis………. 50
C. Pembahasan hasil penelitian……….. 55
BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan………. 58
B. Saran………... 59
C. Keterbatasan……….. 60
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru...21
Tabel 3.2 Penskoran Variabel Minat Untuk Menjadi Guru...22
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...23
Tabel 3.4 Penskoran Tingkat Pendidikan Orang Tua...24
Tabel 3.5 Penskoran Jenis Pekerjaan Orang Tua ...24
Tabel 3.6 Penskoran Tingkat Pendapatan Orang Tua...25
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Menjadi Guru...28
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...29
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...30
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru...48
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru...49
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Variabel Status Ekonomi Orang Tua...50 Tabel 5.4 Nilai Chi Square Hubungan Jenis Kelamin dengan Minat
(15)
Mahasiswa Menjadi Guru...51 Tabel 5.5 Nilai Chi Square Hubungan Persepsi Mahasiswa
Tentang Profesi Guru dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru...52 Tabel 5.6 Nilai Chi Square Hubungan Status Sosial dengan Minat
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………..64
Lampiran 2 Surat Ijin………73
Lampiran 3 Data kuesioner………..74
Lampiran 4 Penilaian PAN………..83
Lampiran 5 Hasil validitas dan reliabilitas………...86
Lampiran 6 Chi square……….87
Lampiran7 Tabel r………...89
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
FKIP merupakan fakultas yang sudah lama dibangun yang memiliki
banyak prodi/ jurusan. FKIP Sanata Dharma bermula dari IKIP Sanata Dharma
yang telah berkembang menjadi universitas. Universitas Sanata Dharma tidak
hanya memiliki fakultas keguruan, namun memiliki berbagai macam fakultas
sehingga Universitas Sanata Dharma diharapkan mampu menunjukkan sistem
pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Telah banyak upaya dilakukan FKIP Universitas Sanata Dharma untuk
menghasilkan calon guru yang berkualitas dan profesional, namun ada hal penting
yang terlupakan, yaitu belum diketahuinya minat mahasiswa FKIP Universitas
Sanata Dharma untuk menjadi guru. Tanpa minat yang tinggi dari mahasiswa
untuk menjadi guru, maka tujuan FKIP Sanata Dharma dalam menciptakan
seorang guru yang berkualitas dan profesional tidak akan membuahkan hasil.
Citra guru di masyarakat, di negara kita berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan penilaian warga masyarakat
kepada jabatan guru, adanya perubahan persyaratan jabatan-jabatan guru sebagai
dampak kemajuan ilmu serta teknologi dari profesionalisasi dan spesialisasi
(18)
Lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen diharapkan mampu
meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru. Undang-undang guru merupakan
jaminan atas pekerjaan dan jabatan sebagai profesi yang hanya boleh diemban
oleh seorang yang memenuhi persyaratan kompetensi dan kualitas. Meskipun
Undang-Undang Guru dan Dosen menimbulkan pro dan kontra dari berbagai
pihak, namun pemerintah menilai hal itu untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Minat mahasiswa untuk menjadi guru memang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri mahasiswa itu sendiri. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui hubungan dari beberapa faktor yaitu
persepsi mahasiswa tentang profesi guru, status sosial orang tua, dan jenis
kelamin mahasiswa terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru. Perbedaan
sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir
dan perasaan kemungkinan berpengaruh pada persepsi seseorang tentang profesi
guru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada minat mahasiswa untuk menjadi
guru (Gilarso, 1995:5). Latar belakang status sosial ekonomi orang tua
kemungkinan juga berpengaruh terhadap pilihan jabatan anak, selain itu orang tua
juga memberikan pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam bekerja, tinggi rendahnya status jabatan, dan kecocokan jabatan-jabatan
tertentu untuk anak laki-laki dan perempuan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi minat anak terhadap suatu pekerjaan. Dari uraian di atas maka
akan diteliti tentang “ Hubungan Jenis Kelamin, Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru”.
(19)
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berprofesi manjadi
guru. Penelitian ini memfokuskan pada faktor jenis kelamin, persepsi mahasiswa
tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua.
C. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat mahasiswa Prodi
Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru ?
2. Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru
dengan minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi
guru?
3. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi menjadi guru ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat
mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru.
2. Mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang
profesi guru dengan minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk
(20)
3. Mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua
dengan minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk menjadi guru.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat tentang minat mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi untuk
menjadi guru sehingga dapat menjadikan masukan yang positif.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
penelitian sejenis oleh para mahasiswa di USD.
3. Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama kuliah melalui
penelitian ini penulis juga memproleh pengalaman nyata tentang kegiatan
(21)
BAB II
LANDASAN TEORITIK DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritik
1. Minat
Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap
dalam objek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu”. Menurut Ketut (1987:49), minat
berarti suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan
campuran dari pesanan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-
kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu.
Seseorang yang tidak suka kepada pekerjaan/ tidak berminat pada
pekerjaan tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun memiliki
kemampuan. Syarat agar kita mendapat ketenangan dalam bekerja adalah
harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Oleh karena itu kita harus
mengetahui apakah kemampuan dan minat kita cocok dengan pekerjaan yang
kita maksud.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu pekerjaan
adalah :
a. Faktor pada individu sendiri
(22)
Menurut pandangan Ketut (1987:49) minat yang dimiliki seseorang dapat diteliti
dengan empat cara, yaitu:
a. Menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan.
b. Menyajikan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa yang
disukai.
c. Memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah
pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan yang tidak
disukai.
d. Memberi tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-bidang jabatan. Dari
keempat cara di atas, untuk mengetahui minat mahasiswa untuk menjadi guru
peneliti menggunakan cara yang kedua.
Menurut Giyatama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
a. Secara Intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu
sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena
pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan
intelegensi.
1) Sikap
Sikap adalah cara bertingkah laku yang khas, yang tertuju terhadap
(23)
2) Persepsi
Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap
rangsangan, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga
individu mengerti rangsang yang diinderanya (Walgito, 1993:53).
3) Prestasi Belajar
Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang
merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan
yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai
dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur yaitu tes (Winkel, 1986:46).
4) Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa / dalam pengertian yang umum kita
pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri
kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
5) Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas
seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan.
6) Intelegensi
Menurut pendapat Weschsler (Winkel, 1987:85), intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan, untuk berpikir
(24)
b. Secara Ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari
luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi,
minat orang tua, dan teman sebaya :
1) Latar belakang ekonomi
Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat
mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka
laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk / kurang baik karena
tanggung jawab keluarga / usaha uang kurang maju, maka orang cenderung
untuk mempersempit minat mereka.
2) Minat orang tua
Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan
dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada
pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan
minat dan sikap anak. Kedua, mereka mengajarkan anaknya untuk
menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan
(Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).
3) Minat Teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian
remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri, remaja merupakan cerminan dari
anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam
tekanan untuk membayangkan ciri-ciri kepribadian remaja, karena remaja lebih
(25)
pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga
(Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa
ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu gairah pada
individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu.
Sedangkan fakto-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik
(bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).
2. Profesi Guru
C.V. Good (Samana, 1994:27) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang
berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukan persiapan /
pendidikan khusus bagi calon pelakunya, kecakapan seorang pekerja profesional
dituntut prasyarat yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (misal :
pemerintah) dan jabatan profesional tersebut mendapat pengakuan dari
masyarakat / negara).
Maksud dari guru yang profesional adalah guru yang melaksanakan tugas
keguruannya dengan kemampuan tinggi sebagai sumber kehidupan. Menurut
jurnal terkemuka manajemen pendidikan, Education Leadership edisi Maret 1993
(Supriyadi, 1998:98), untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru dituntut
memiliki lima hal :
a. Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa
(26)
b. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan
serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa-siswa
sampai tes hasil belajar.
d. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar
dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna
mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.
Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan
salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
B.J Chandler (Sahertian, 1994:27) menegaskan tentang profesi mengajar.
Dikatakannya bahwa profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai
kekhususan itu memerlukan kelengkapan mengajar dan / atau keterampilan yang
menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing
manusia.
Apabila dilihat dari ciri-ciri keprofesian, profesi guru memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
a. Mengutamakan loayanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi.
b. Mempunyai status yang tinggi.
c. Memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik).
(27)
e. Memiliki hak untuk memperoleh standar kualitas profesi.
f. Memilki kode etik yang ditentukan organisasi profesi.
3.Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Menurut Kotler (2002;198), persepsi dapat diartikan sebagai proses
yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih mengorganisasi, dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi yang menciptakan
gambaran-gambaran dunia yang memiliki arti.
Proses persepsi dimulai dengan penginderaan, yaitu diterimanya
berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera yang kita miliki yang
sering kita sebut sebagai rangsangan. Rangsangan tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian
terhadap lingkungan.
Walgito (1994:53) mengungkapkan persepsi sebagai proses yang
didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya
stimulus individu melalui alat reseptornya (alat penerima rangsangan).
Stimulus tersebut kemudian diteruskan sampai ke pusat susunan saraf (otak)
sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar dan
sebagainya.
Persepsi yaitu pengamatan secara global yang belum disertai
dengan kesadaran, sehingga subjek dan objeknya belum dibedakan satu dari
(28)
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian, dan
menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan melalui panca indera, sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan. Dalam
kenyataannya setiap orang diharapkan pada sejumlah objek/peristiwa. Persepsi
terhadaap suatu objek dan peristiwa belum tentu sama antara satu individu dengan
individu lainnya. Walaupun objek dan peristiwa sama dan disampaikan oleh orang
yang sama pula.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang
menuntut dan dapat dipenuhi lewat melakukan keterampilan tertentu (magang,
keterlibatan langsung dalam situasi kerja dilingkungannya, keterampilan kerja
sebagai warisan orang tua pendahulunya). Seseorang bekerja secara professional
dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut
wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap
Secara garis besar dapat disimpulkan tentang gambaran citra guru yang
bermutu, yaitu pribadi dewasa yang mempersiapkan diri secara khusus melalui
lembaga pendidikan guru, agar dengan keahliannya mampu mengajar sekaligus
mendidik siswanya untuk menjadi warga negara yang baik, berilmu, produktif,
sosial, sehat dan mampu berperan aktif dalam peningkatan sumber daya manusia.
2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Menurut Susanto (1997:99), status adalah perbandingan peranan dalam
masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku
(29)
yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam kelompok masyarakat. Status sosial
ekonomi mempunyai dua aspek :
a. Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifat hirarkis ialah
mengandung perbandingan/ tinggi rendahnya secara relatif terhadap status
lain.
b. Aspek relatif dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan peranan sosial yang
diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.
Status ekonomi orang tua dimana didalamnya mencakup tingkat
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan orang tua serta
kualitas lingkungan yang mencakup fasilitas khusus dan barang-barang berharga
yang ada di rumah (Mahmud;83-84).
Melly G-Tan (Kontjaraningrat, 1997:53) mengatakan bahwa konsep
kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sewajarnya
mencakup tiga faktor yaitu:
a. Tingkat Pendidikan
Menurut Philip H. Coombs (Rostiawati, 1992: 43 -44), pendidikan dapat
dklasifikasikan ke dalam tiga bagian yaitu:
1) Pendidikan Informal
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan / tidak disadari sejak lahir
sampai akhir hayat, di dalam keluarga, dalam pekerjaan dan pengalaman
(30)
2) Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah yang
mengkhususkan diri pada penyelenggaraan pendidikan generasi muda
secara sistematis, terencana dan berurutan dengan tujuan pendidikan yang
jelas untuk tiap angkatan dan dilaksanakan dalam situasi belajar khusus.
3) Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang teratur yang sudah
dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti, peraturan yang sudah diterapkan.
Dari paparan di atas selanjutnya penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud adalah tingkat pendidikan
formal yang berhasil dicapai. Ini akan membawa pengaruh yang luas pada
kehidupan seseorang yaitu dalam masyarakat. Tingkat pendidikan orang tua akan
mempengaruhi keberhasilan anaknya dalam belajar (Sardiman, 1986:15).
b. Tingkat Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang yang bersumber dari
segi formal, sektor informal, serta sub sistem dalam waktu satu bulan diukur
dengan rupiah.
c. Fasilitas Keluarga
Fasilitas keluarga adalah fasilitas yang dimiliki oleh keluarga, fasilitas keluarga
diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus benda atau barang berharga yang
dimiliki oleh keluarga.
Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh yang
(31)
pendidikan, pendapatan, fasilitas keluarga, maka semakin tinggi pula statusnya di
masyarakat. Dari pandapat di atas dapat disimpulkan, bahwa status sosial ekonomi
merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial ekonomi yang
mencakup tingkat pendidikan, pendapatan dan fasilitas keluarga.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah sifat pria dan wanita yang menyangkut segi fisik dan
sifat. Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata wanita dan
pria mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso 1993:2). Wanita pada
umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes, sabar dan keibuan. Pria
cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif dan mempunyai fisik lebih kuat
dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Jenis kelamin tersebut berbeda pula
dalam hal perhatian, kesanggupan, dan pandangan. Ini dapat disebabkan karena
pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan
psikologis inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan antara wanita dan pria.
Menurut Kartono (1981:20), perbedaan pria dan wanita meliputi:
a. Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah dari pada
intelektual pria.
b. Wanita lebih menyenangi pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat dan
guru, sedangkan pria lebih suka menyenangi pekerjaan yang membutuhkan
(32)
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa manjadi guru.
Pria dan wanita memiliki karakter yang berbeda, misalnya saja: pria tegas
sedangkan wanita sabar dan penyayang. Dengan adanya perbedaan karakter
tersebut diduga minat mereka untuk menjadi guru juga memiliki perbedaan.
2. Hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa
untuk menjadi guru.
Persepsi merupakan pandangan seseorang tentang objek tertentu. Mahasiswa
yang memiliki persepsi positif tentang profesi guru, memandang bahwa
profesi guru merupakan profesi yang memiliki nilai luhur. Persepsi positif
tentang profesi guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk
menjadi guru.
3. Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa untuk
menjadi guru.
Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis
pekerjaan, penghasilan serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga
yang ada di rumah. Latar belakang status sosial ekonomi orang tua diduga
memiliki pengaruh terhadap pilihan anak. Keluarga dapat memberikan
pandangan-pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja.
Tinggi rendahnya status sosial jabatan dan kecocokan jabatan-jabatan tertentu
yang diberikan orang tua untuk anak laki-laki dan perempuan akan
(33)
Keluarga atau orang tua yang memberikan pandangan positif tentang profesi
guru dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tertarik untuk menjadi guru.
C. Hipotesis
Ada sejumlah hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat mahasiswa untuk
menjadi guru.
2. Ada hubungan antara persepsi mahasiswa dengan profesi guru terhadap
minat mahasiswa untuk menjadi guru.
3. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu jenis
penelitian tentang subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas, sehingga
kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subyek yang dimiliki (M.Arifin,
1986:137).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan bulan September – Oktober 2010.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang beralamat di Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2006 dan 2007 yang sudah mengambil mata kuliah PPL II.
2. Objek penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang profesi guru, status
sosial ekonomi orang tua, jenis kelamin dan minat mahasiswa Prodi PAK
(35)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
akan tetapi dibedakan satu sama lain. Perbedan-perbedaan itu disebabkan
adanya karakteristik yang berlainan (Suprapto, 1986:24). Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang berjumlah sekitar 328 mahasiswa.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
Selain itu dilihat juga sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data (Arikunto, 2002:112).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Angkatan 2006 dan 2007 yang
sudah mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 100 mahasiswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian menggunakan
purposive sampling karena mengingat bahwa variabel bebas dalam penelitian
(36)
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2006 dan 2007 yang sudah mengambil mata kuliah PPL 2 dengan
alasan mahasiswa tersebut sudah mengerti dan merasakan langsung
bagaimana menjadi guru dengan begitu mahasiswa tersebut bisa menentukan
atau mengambil keputusan minat tidak menjadi guru.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat mahasiswa menjadi
guru. Minat terhadap suatu pekerjaan dapat dinilai lewat sikap yang
ditunjukkan oleh seseorang terhadap pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui
minat mahasiswa untuk bekerja menjadi guru, penulis membuat kuesioner
yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan
di bidang keguruan atau profesi guru. Seperti yang diungkap oleh Anwar
(1997:6) bahwa sikap mahasiswa terhadap profesi guru adalah kombinasi dari
reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap profesi guru. Sikap mahasiswa
terhadap profesi guru dibatasi oleh dua nilai yaitu sikap positif dengan sikap
negatif. Sikap tersebut ditunjukkan oleh skor yang diperoleh dari angket sikap
mahasiswa terhadap profesi guru.
Untuk mengukur minat mahasiswa untuk menjadi guru, cara yang
digunakan adalah menggolongkan minat mahasiswa untuk menjadi guru
(37)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru
Variabel Sub Variabel Unsur-unsurnya Indikator Pertanyaan Positif Negatif Minat Secara intrinsik
Sikap a. Merupakan cita-cita sejak kecil. b.Senang bergaul
dengan banyak orang.
c. Situasi kerja yang nyaman.
d. Ingin berbagi ilmu kepada orang lain. 1 2 3 8
Persepsi a. Peluang kerja guru b. Jenjang karier
guru jelas.
c. Jam kerja singkat. d.Guru memerlukan
kesabaran. e.Mempunyai
penilaian bahwa profesi guru layak diduduki oleh kaum perempuan maupun laki-laki. 4 5 6 11 7
Bakat Memiliki kemampuan dan ketrampilan
mengajar.
9 10
Intelegensi Mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya tentang keguruan. 12 Secara Ekstrinsik Latar belakang Ekonomi
Penghasilan yang diperoleh guru dapat memenuhi
kebutuhannya dan keluarganya.
(38)
Dukungan orangtua
Mahasiswa memperoleh
dukungan penuh untuk menjadi guru dari orangtua dan keluarga. 14 Dukungan teman sebaya a.Mahasiswa memiliki teman-teman yang banyak berminat menjadi guru. b.Siswa memperoleh dukungan dari teman-teman untuk menjadi guru. 15 16
Pengukuran variabel minat mahasiswa untuk menjadi guru
didasarkan pada indikator – indikatornya. Masing – masing dari indikator
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi dan minat seseorang / kelompok orang tentang suatu fenomena sosial.
Skor jawaban setiap item instrumen tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Penskoran Berdasarkan Skala Likert
Kriteria Jawaban Skor
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
(39)
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel penyebab yang diduga memberikan
pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain (Sudjana, 1989;12). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah:
a. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru
Persepsi adalah proses dimana sensasi informasi yang diterima melalui panca
indra diubah menjadi kesatuan yang teratur rapi dan berarti (yaitu objek-objek
yang dipersepsikan). Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang profesi
guru, maka dibuat beberapa pertanyaan yang diberikan alternatif jawaban
yang menunjukkan seberapa besar persepsi mahasiswa tentang guru.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru
Indikator Pertanyaan
Positif Negatif
a. Pengabdian 1,12
b. Dihormati 11 2
c. Pergaulan dengan anak-anak 3,6
d. Kesempatan berkreasi 4 e. Gaji cukup 7
f. Dituntut belajar terus 5,9 g. Kerja keras dan sulit 8,10 h. Tanggung jawab besar 14 i. Kerjanya selalu diteropong orang 13
b. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Tingkat status sosial ekonomi orang tua adalah kemampuan finansial
(40)
1. Tinggi
2. sedang
3. Rendah
Untuk menetapkan posisi seseorang ke dalam jenjang status sosial ekonomi
didasarkan pada tiga faktor utama sebagai berikut :
1. Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua diukur dengan mencari data pendidikan formal
yang telah ditempuh orangtua mahasiswa :
Tabel 3. 4
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor Rendah (< SMP) 1
Sedang (SMA) 2
Tinggi (> Diploma) 3
2. Tingkat pendapatan dan pekerjaan orang tua
a. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan orangtua mahasiswa digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yang
kemudian diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Skor
Non PNS 1
PNS 2
b. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan adalah penerimaan orang tua sebulan, baik pendapatan
(41)
Untuk tingkat pendapatan orangtua mahasiswa menggunakan klasifikasi
golongan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan Orangtua Skor < Rp 1.200.000 1 Rp 1.200.000 – Rp 1.800.000 2 > Rp 1.800.000 3
3. Fasilitas keluarga
Menurut Soekamto (1997;263) fasilitas keluarga yang dimaksudkan dalam
penelitian ini diukur dari ada/tidaknya, banyak atau sedikitnya barang/fasilitas
yang dimiliki keluarga.
Fasilitas keluarga dikelompokkan menjadi :
a. Fasilitas keluarga lengkap (Rumah milik
sendiri, perabotan lengkap) skor 3
b. Fasilitas keluarga sedang (Rumah milik
sendiri, perabotan sedikit) skor 2
c. Fasilitas keluarga tidak ada (Rumah kontrak,
perabotan sedikit) skor 1
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin mahasiswa yaitu wanita dan pria. Jenis kelamin ini dipakai
(42)
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 1990:135).
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab kepada
responden untuk memperkuat dokumen.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip
data atau keterangan yang ada dengan mempelajari data-data tertulis dan
catatan yang ada. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai jumlah mahasiswa, minat mahasiswa menjadi guru, dan
gambaran umum Prodi PAK FKIP Universitas Sanata Dharma.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
diproses melalui suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur
(Umar, 2003:72). Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
antara skor jawaban masing-masing item dengan skor total seluruh item.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi
(43)
n ( ∑ XY) – (∑X∑Y)
r =
√n ∑X² - (∑X)² √n ∑Y² - (∑Y²)
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total seluruh item
X = skor setiap item
n = jumlah responden
Pengujian validitas item pada penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social Science). Kemudian mencari r tabel yaitu dengan
dk= n-2 dengan taraf signifikasi 5%. Kriteria pengambilan keputusan adalah
apabila r hitung lebih besar dari pada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan
valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir soal tidak
valid.
Uji coba instrumen dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan
Akuntansi USD angkatan 2008 dengan jumlah responden sebanyak 50
(44)
Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel
minat mahasiswa menjadi guru.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Menjadi Guru
No. Item
r tabel r hitung Keterangan
1 0,284 0,303 Valid
2 0,284 0,370 Valid
3 0,284 0,375 Valid
4 0,284 0,466 Valid
5 0,361 0,315 Valid
6 0,284 0,339 Valid
7 0,284 0,306 Valid
8 0,284 0,327 Valid
9 0,284 0,322 Valid
10 0,284 0,319 Valid 11 0,284 0,332 Valid 12 0,284 0,339 Valid 13 0,284 0,338 Valid 14 0,284 0,504 Valid 15 0,284 0,385 Valid 16 0,284 0,447 Valid
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung
menunjukkan angka yang lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0,284). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa
(45)
Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi mahasiswa tentang
profesi guru diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru No. Item r table r hitung Keterangan
1 0,284 0,338 Valid
2 0,284 0,306 Valid
3 0,284 0,374 Valid
4 0,284 0,369 Valid
5 0,284 0,353 Valid
6 0,284 0,349 Valid
7 0,284 0,316 Valid
8 0,284 0,405 Valid
9 0,284 0,307 Valid
10 0,284 0,314 Valid
11 0,284 0,402 Valid
12 0,284 0,318 Valid
13 0,284 0,378 Valid
14 0,284 0,413 Valid
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung
menunjukkan angka yang lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0,284).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel
minat siswa untuk menjadi guru valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Pengujian reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan
instrumen untuk dipercaya. Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan
koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:90) sebagai berikut : r 11 = ( k ) (1 - ∑σ²b )
(46)
Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σ²t = varian total
σ²b = jumlah varian butir
Pengujian reliabilitas ini dilakukan penulis dengan menggunakan
komputer program SPSS. Menurut pendapat Nunnaly (Ghozali, 2001) jika rhitung
lebih besar dari 0,60 maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika
rhitung lebih kecil 0,60 maka butir soal tersebut tidak reliabel.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach –Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS. Dari pengujian
reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.9
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Kriteria Reliabilitas
Nilai r hitung
Status
Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesi Guru 0,6 0,736 Reliabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru 0,6 0,762 Reliabel
Hasil uji reliabilitas kuesioner untuk variabel minat mahasiswa menjadi
guru ini menunjukkan nilai rhitung sebesar 0,736 dan untuk variabel persepsi
mahasiswa terhadap profesi guru menunjukkan nilai rhitung sebesar 0,762. Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari kriteria reliabilitas (0,736 >
0,6 dan 0,762 > 0,6). Ini berarti bahwa kuesioner untuk variabel minat menjadi
guru dan kuesioner untuk variabel persepsi mahasiswa menjadi guru dapat
(47)
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis deskripsi yaitu analisis data yang memberikan gambaran
secara terperinci terhadap gejala-gejala subjek penelitian dan memberikan
penafsiran. Teknik analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan
masalah.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji chi-square ( 2). Teknik
ini digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan dalam Bab
II, langkah- langkah yang digunakan sebagai berikut:
a. Merumuskan Ho dan Ha
Ho: µ1 = µ2
Ho : Tidak ada hubungan jenis kelamin, persepsi mahasiswa tentang
profesi guru, dan status sosial orang tua dengan minat
mahasiswa menjadi guru.
Ha : µ1 ≠ µ2
Ha : Ada hubungan jenis kelamin, persepsi mahasiswa tentang profesi
guru, dan status sosial orang tua dengan minat mahasiswa
menjadi guru.
b. Taraf signifikansi
Taraf signifikansi adalah 5%, nilai kritisn(Df)
Df = (k-1) (b-1)
(48)
b = kategori pengamatan baris
c. Kriteria pengujian
Ho diterima apabila 2 hitung < 2 tabel
Ho ditolak apabila 2 hitung > 2 tabel
d. Perhitungan chi square ( 2)
2
= ∑
Dimana: 2 = Chi Square
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan
Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus:
fh =
e. Membuat kesimpulan
1. Berdasarkan pada perbandingan Chi Square ( 2) hitung dengan Chi
Square ( 2) tabel apabila 2hitung > 2tabel, maka Ho ditolak.
(49)
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perkembangan Universitas
1. Latar belakang
Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika
Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus
guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus B1 yang didirikan di
berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat
penting itu diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan
arah dan tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.
Selanjutnya kursus-kursus B1 tersebut dianggap crash program,
sehingga Superior Misionaris Societas Jesus, yaitu Pater Kester berusaha
mendirikan suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1954-1955, Prof.
De Quelje, pejabat kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta.
Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding,
dan Pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh.
Yamin, S.H. untuk mendirikan PTPG (Perguruan Tinggi Pendidikan
Guru). Kemudian tiga kursus B1 milik Jesuit, yaitu B1 mendidik
(Yayasan de Britto),B1Sejarah, dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola)
digabung menjadi satu. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma
(50)
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu
Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Pembesar misi Societas Jesus
menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata
Dharma, sedangkan wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J. Nama
Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat
Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali Gereja Indonesia). Aslinya, Sanata
Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”.
Kebaktian ini ditujukan kepada tanah air, bangsa, dan gereja (Pro Patria et
Eclessia).
2. Perkembangan Selanjutnya
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini
Kementerian P dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG
Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP Sanata
Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang
Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status
“Disamakan” dengan negeri. Berdasarkan SK Menteri PTPGtetap berdiri sendiri
dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia Cabang Yogyakarta
hanyalah nama di atas kertas kerja saja.
Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali menetapkan
agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP Sanata Dharma juga
berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP (Perguruan
(51)
mulai tanggal 1 September 1965. Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal
berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik
yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran, dan
penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi
dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma,
Pusat Pengabdian pada Masyarakat dan Pusat Komputer. Di samping itu, IKIP
Sanata Dharmaa didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro
Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK).
Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1
(sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan
Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP
Sanata Dharma untuk mengelola Program Diploma I, II dan III pada berbagai
jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS dan
PMP. Berbagai Program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya
dibuka program Diploma II PGSD.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta
kemajuan jaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud
No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata
Dharma. Dengan berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong
untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap
mempertahankan pendidikan guru dengan membuka Fakultas Keguruan dan Ilmu
(52)
fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian, fakultas-fakultas di Universitas
Sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas
Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teologi,
dan Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA).
Sejak tanggal 19 April 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor : 143/DIKTI/KEP/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah
menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, kekhususan Pendidikan Agama Katolik
dan menjadi bagian dari FKIP. Saat ini Universitas Sanata Dharma memiliki
delapan fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program gelar (S1), yakni :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas
Psikologi dan Fakultas Teologi ; dan program non gelar, yaitu DII PGSD (di
Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP), English Extension Course, dan Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing (BIPA). Lebih dari itu, saat ini Universitas Sanata Dharma
juga membuka program Pasca-Sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi,
Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya dan Program Studi Magister
Kajian Bahasa Inggris.
3. Pemimpin awal sampai sekarang
Sejak berdirinya hingga sekarang, Sanata Dharma pernah dipimpin oleh
delapan orang rektor yaitu :
Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. : 1955-1967
(53)
Prof. Dr. A. M. Kadarman, S.J. : 1977-1984
Drs. F.X. Danuwinata, S.J. : 1984-1988
Drs. A. Tutoyo, M.Sc. : 1988-1993
Drs. M. Sastrapratedja, S.J : 1993-2001
Dr. Paulus Suparno, S.J., MST : 2001-2006
Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc : 2006-sekarang
B. Visi, Misi, dan Tujuan USD
1. Misi
USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) Provinsi Indonesia bersama
para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi
dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan
akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian
kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang
didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan Spiritualitas Ignatian,
yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian
pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat
dialogis.
2. Misi
USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan
IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang
menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan
(54)
sprititual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa
menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial,
lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang
mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional
3. Tujuan
Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa
dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang
berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan
sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan
akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
C. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang sekarang ini merupakan salah satu
fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer dengan
sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai
bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP.
Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata
Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian
mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan
gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-SWTU/1965,
(55)
Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK Mendikbud
No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas, Universitas
Sanata Dharma (USD). Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga
yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD. Pada tahun
1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung dengan
FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.
FKIP USD mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar S1, 1
program studi nongelar.
1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
Program studi ini bertujuan menghasilkan konselor yang kompeten di
lembaga pendidikan, khususnya sekolah, dan sekaligus memiliki bekal yang
dapat dikembangkan untuk menjadi tenaga yang profesional dalam bidang
pendidikan, pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, serta pemberian
berbagai layanan bimbingan, termasuk konseling di luar sekolah, seperti di
rumah sakit, panti sosial, asrama dan industri.
Program studi ini mempunyai kekhususan berupa pemberian bekal
kemampuan kepada mahasiswa untuk menyelenggarakan layanan bimbingan,
termasuk konseling dengan memanfaatkan dinamika kelompok dan
menggunakan pendekatan belajar eksperiensial. Bekal kemampuan untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan bimbingan di luar jam sekolah,
termasuk kegiatan akhir pekan, seperti retret, rekoleksi, pengembangan konsep
(56)
Program studi BK ini memiliki Laboratorium Bimbingan dan Konseling.
Beberapa sekolah, rumah sakit, asrama dan panti asuhan juga digunakan sebagai
tempat praktik mahasiswa dari program studi ini.
b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)
Prodi IPPAK berkeyakinan bahwa tersedianya ahli-ahli pendidikan agama
yang beriman, berkepribadian dan terampil dalam membantu saudara-saudarinya
mengembangkan imannya merupakan sumbangan vital bagi kehidupan jemaat
Kristiani pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Program studi ini bertujuan mendidik dan membina mahasiswa agar dapat
menguasai ilmu pendidikan agama dan terampil menyelenggarakannya untuk
lingkungan jemaat paroki, lingkungan siswa-siswi SMA di sekolah, dan di
lingkungan jemaat kategorial lainnya.
Misi program studi ini:
Mendidik dan membina mahasiswa agar menjadi ahli pendidikan agama
yang beriman, berkepribadian dan terampil di dalam menyelenggarakan dan
mengembangkan pendidikan agama untuk lingkungan jemaat di
paroki/wilayah/stasi.
Menjawab kebutuhan jemaat beriman Kristiani Indonesia dalam bidang
pewartaan, pendidikan dan pembinaan iman agar jemaat dapat menghayati
imannya pada Yesus Kristus di dalam konteks masyarakat Indonesia menurut
(57)
Menyelenggarakan kursus penyegaran pendidikan agama kepada para
alumni agar mereka dapat mengenyam pendidikan yang berkelanjutan sehingga
mereka mendapatkan kualitas dalam pelaksanaan pekerjaannya.
c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Tujuan program ini adalah mempersiapkan dan mendidik calon-calon guru
kelas sekolah dasar yang bermutu dengan kualifikasi pendidikan S1.
Untuk menunjang proses pembelajaran yang intensif disediakan buku
paket dari Depdikbud, unduk setiap mata kuliah dalam jumlah yang mencukupi,
guna dipinjam oleh tiap mahasiswa. Peralatan media pengajaran tersedia secara
memadai. Khususnya untuk mata kuliah IPA tersedia laboratorium dengan segala
peralatannya yang lengkap.
Kurikulum program ini mengikuti pedoman dari pemerintah.
Semester-semester awal untuk kegiatan kuliah teori dan Semester-semester berikutnya untuk
pelaksanaan praktik pengalaman lapangan selama enam bulan.
2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang andal dan
berkepribadian yang matang guna menjadi pendidik yang profesional.
Proses pendidikan pada program ini memiliki penekanan sebagai berikut:
Penguasaan bahasa Inggris yang andal dicapai melalui proses belajar
(58)
Hanya mata kuliah umum yang terbuka untuk mahasiswa jurusan lain yang
memakai pengantar bahasa Indonesia.
Kemampuan untuk menjadi pendidik profesional, baik sebagai
pendidik/guru, sebagai orang yang berkecimpung dalam Human Resource
Development (HRD) di perusahaan-perusahaan, sebagai pengelola program
pelatihan dan sejenisnya, dicapai melalui berbagai mata kuliah keahlian.
Kepribadian yang matang dibentuk melalui interaksi positif antara dosen
dan mahasiswa, disiplin yang ketat dalam proses belajar mengajar, kegiatan
organisasi kemahasiswaan, dan kegiatan ekstra maupun kokurikuler.
Lapangan kerja yang terbuka bagi lulusan program studi ini sangat luas.
Permintaan tenaga biasanya berasal dari sekolah-sekolah formal, pendidikan
nonformal, pusat pelatihan bahasa, dan perusahaan swasta. Banyak pula lulusan
yang aktif mencari peluang kerja sendiri atau membuka usaha sendiri.
Sarana dan prasarana yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan
kualitas akademik dan intelektual mereka antara lain laboratorium bahasa,
laboratorium multimedia dan Self Acess Center (SAC).
b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID)
PBSID menghasilkan guru bahasa dan sastra Indonesia yang profesional,
baik dalam bidang keahliannya maupun dalam bidang keguruan, untuk SMP,
SMA, dan SMK.
Selain menjadi guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, lulusan
PBSID juga diberi bekal yang memungkinkannya berjuang mencapai keberhasilan
(59)
Kemungkian profesi tersebut antara lain dalam bidang jurnalistik dan
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing.
PBSID sudah berhasil melahirkan guru bahasa dan sastra Indonesia yang
profesional dalam bidang keahliannya maupun dalam bidang keguruan di sekolah
menengah. Selain itu, tidak sedikit dari lulusannya yang telah berhasil
mengembangkan diri dalam berbagai kancah lain, seperti media massa, pengajar
bahasa Indonesia bagi penutur asing, penulis, penyair, dan editor penerbitan.
Kegiatan PBSID didukung oleh berbagai fasilitas seperti perpustakaan,
sekolah tempat praktik, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, tempat
praktik pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing, tempat praktik
jurnalistik dan penerbitan.
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)
a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)
Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan tenaga kependidikan yang
profesional dan andal di bidang akuntansi, manajemen, dan bidang
ekonomi/koperasi. Dalam menyelenggarakan pendidikan, Prodi Akuntansi
mendasarkan diri pada kurikulum yang relevan dengan didukung fasilitas yang
memadai serta penyelenggaraan proses belajar mengajar yang teratur.
Penguasaan dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan di bidangnya yang ditekankan
pada prodi ini ternyata memberikan dasar yang kuat bagi para mahasiswa
untuk menentukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara
(60)
Telah terbukti bahwa dengan melaksanakan hal-hal tersebut, Prodi
Pendidikan Akuntansi mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan
dan fleksibilitas tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh semakin banyaknya lulusan
Prodi Pendidikan Akuntansi yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam dunia
pendidikan secara proporsional, di samping mengisi jabatan-jabatan non
kependidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di
bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan
perusahaan jasa, seperti bank, hotel-hotel, perusahaan konsultan
manajemen/bisnis/perpajakan, perusahaan asuransi, dan lain-lain.
Pengenalan di bidang komputer yang ditekankan oleh Prodi Pendidikan
Akuntansi pada sebagian mata kuliah yang ditawarkan sungguh membekali dan
memberikan manfaat yang sangat berharga bagi lulusan prodi ini dalam dunia
kerja. Lebih-lebih di dalam abad informasi sekarang ini, ketika segala informasi
menyangkut pekerjaan semakin berbasiskan komputer, hal itu sangat penting.
b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)
Tujuan utama program studi ini adalah menghasilkan tenaga kependidikan
yang profesional, yakni guru, yang menguasai bidang ilmu ekonomi, akuntansi,
koperasi, dan sosiologi, maupun sebagai tenaga kependidikan non guru di instansi
atau lembaga kependidikan.
Program studi ini mempunyai kurikulum bermuatan lokal yang membekali
mahasiswa dengan keterampilan tambahan atau pilihan akuntansi dan manajemen,
sehingga lulusannya mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam memasuki
(61)
perusahaan jasa maupun manufaktur, antara lain pada bank, asuransi, hotel,
yayasan sosial, koperasi, dan wiraswasta.
c. Pendidikan Sejarah (PSej)
Lulusan program studi ini mampu menjadi tenaga pengajar sejarah
Indonesia, sejarah umum, PKBN, geografi, sosiologi, antropologi, sejarah
kebudayaan, dan pendidikan Pancasila. Selain menjadi guru, lulusan program ini
dapat dan mampu bekerja pada bidang non keguruan seperti biro tour, guide,
kepurbakalaan, maupun sebagai wartawan.
Mahasiswa juga dibekali dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja
sendiri atau bekerja di lapangan kerja lain. Study Tour dan kursus jurnalistik
diselenggarakan untuk memperkaya mahasiswa program studi ini. Untuk itu,
disediakan pula laboratorium dan bengkel sejarah yang berisi benda-benda sejarah
dan alat-alat peraga.
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)
a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
Tujuan program studi ini adalah untuk menghasilkan sarjana pendidikan
fisika yang mempunyai kekhususan:
1) Menguasai bidang fisika dan pendidikan fisika sehingga mampu menjadi
tenaga kependidikan fisika yang profesional.
2) Mampu mengembangkan ilmu dan ketrampilan kependidikan secara
mandiri dan mampu melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih
(62)
Lulusan program studi ini mampu bekerja sebagai tenaga pengajar fisika yang
profesional di sekolah menengah umum, di perguruan tinggi, serta juga mampu
bekerja di tempat industri.
Sebagai sarana penunjang belajar disediakan laboratorium fisika yang
lengkap dan berbagai macam komputer untuk menunjang perkuliahan.
b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)
Program Studi Pendidkan Matematika bertujuan menyiapkan mahasiswa
menjadi pendidik yang profesional di SMTP, SMA, SMK dalam bidang
matematika. Pembekalan tersebut disertai dengan kemampuan dan wawasan pada
bidang studi dan bidang kependidikan yang luas dan mendalam.
Lulusan program ini dapat pula menduduki profesi yang membutuhkan
analisis dan komputasi seperti surveyor, controller, di industri manufaktur dan
perbankan.
Guna menunjang proses belajar matematika disediakan laboratorium
matematika dan komputer.
c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)
Lulusan program studi ini memiliki kompetensi untuk menjadi guru
biologi di sekolah menengah yang unggul dalam penguasaan ilmu biologi dan
pembelajarannya.
Secara umum FKIP USD bertujuan untuk menyiapkan tenaga
kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki semangat dialogis, dan
menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam
(63)
tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang
(64)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010. Subjek penelitian
ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 100 kuesioner. Berikut ini
deskripsi data untuk masing-masing variabel.
1. Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa
tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan
Patokan (PAP) tipe II,
Tabel V. 1
Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru
Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori 48 – 56 48 48% Sangat baik 42 – 47 37 37% Baik 38 – 41 15 15% Cukup
33 – 37 - - Buruk
14 – 32 - - Sangat buruk
Jumlah 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor
persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan kategori sangat baik ada 48
mahasiswa (48%); kategori baik ada 37 mahasiswa (37%); kategori cukup 15
mahasiswa (15%), dan tidak ada (0%) mahasaiawa yang persepsinya termasuk
(65)
bahwa persepsi mahasiswa tentang profesi guru dikategorikan sangat baik.
Perhitungan dengan PAP tipe II dapat dilihat pada lampiran.
2. Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa
tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan Patokan
(PAP) tipe II,
Tabel V. 2
Distribusi Frekuensi Data Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori 55 – 64 4 4% Sangat tinggi 48 – 54 17 17% Tinggi
43– 47 52 52% Cukup Tinggi 38 – 42 20 20% Rendah 16 – 37 7 7% Sangat Rendah
Jumlah 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor
minat menjadi guru dengan kategori sangat tinggi ada 4 mahasiswa (4%); kategori
tinggi ada 17 mahasiswa (17%); kategori cukup tinggi 52 mahasiswa (52%);
kategori sangat rendah 7 mahasiswa (7%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa minat mahasiswa menjadi guru dikategorikan cukup tinggi. Perhitungan
dengan PAP tipe II dapat dilihat pada lampiran.
3. Status Ekonomi Orang Tua
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel persepsi mahasiswa
tentang profesi guru dengan menggunakan Pedoman Penilaian Acuan Patokan
(66)
Tabel V. 3
Distribusi Frekuensi Data Variabel Status Ekonomi Orang Tua
Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori 50 – 59 20 20% Sangat tinggi 44 – 49 34 34% Tinggi
39– 43 27 27% Cukup Tinggi 35 – 38 10 10% Rendah 14 – 34 19 19% Sangat Rendah
Jumlah 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki skor
status ekonomi orang tua dengan kategori sangat tinggi ada 20 mahasiswa (20%);
kategori tinggi ada 34 mahasiswa (34%); kategori cukup tinggi ada 27 mahasiswa
(27%); kategori rendah 10 mahasiswa (10%); kategori sangat rendah 19
mahasiswa (19%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa status ekonomi
orang tua dikategorikan tinggi. Perhitungan dengan PAP tipe II dapat dilihat pada
lampiran.
B. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Langkah – langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan formulasi ho dan ha
Ho : Tidak ada hubungan antara Jenis kelamin dengan minat mahasiswa
menjadi guru.
Ha : Ada hubungan antara Jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi
guru.
(67)
db = (b-1) (k-1)
db = (2-1) (2-1)
db = (1) (1)
db = 1
2) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila 2 < 3,841
3) Pengujian Chi Square
Tabel V.4
Nilai Chi Square Hubungan Jenis Kelamin dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Value df Asymp.
Sig.(2-sided)
Pearson Chi-Square 0,577(b) 1 ,448
Likelihood Ratio 0,571 1 ,450
N of Valid Cases 100
4) Membuat kesimpulan
Dilihat dari hasil pengujian statistik terlihat bahwa 2hitung sebesar 0,577 < 2
tabel sebesar 3,841. Sedangkan berdasarkan probabilitas (signifikansi) terlihat
bahwa nilai asymp sebesar 0,448 > 0,05, maka dapat disimpulkan ho diterima dan
ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat
mahasiswa menjadi guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa, baik
laki-laki maupun perempuan, memiliki minat yang sama yaitu cukup tinngi.
b. Analisis Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Guru dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Langkah – langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah
(68)
1) Menentukan formulasi ho dan ha
Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru
dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Ha : Ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru
dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom.
db = (b-1) (k-1)
db = (2-1) (2-1)
db = (1) (1)
db = 1
2) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila 2 < 3,841
3) Pengujian Chi Square
Tabel V.5
Nilai Chi Square Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru dengan Minat Menjadi Guru
Value df Asymp.
Sig.(2-sided)
Perason Chi-Square 10,272(b) 1 ,001
Likelihood Ratio 8,994 1 ,003
N of Valid Cases 100
4) Membuat kesimpulan
Dilihat dari hasil pengujian statistik terlihat bahwa 2hitung sebesar 10,272
> 2tabel sebesar 3,841. Sedangkan berdasarkan probabilitas (signifikansi) terlihat
(69)
ditolak dan ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara persepsi mahasiswa
tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki
persepsi yang baik tentang profesi guru, memiliki minat yang lebih tinggi untuk
menjadi guru.
c. Analisis Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Langkah – langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan formulasi ho dan ha
Ho : Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat mahasiswa menjadi guru.
Ha : Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
mahasiswa menjadi guru.
Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom.
db = (b-1) (k-1)
db = (2-1) (2-1)
db = (1) (1)
db = 1
2) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila 2 < 3,841
(70)
Tabel V.6
Nilai Chi Square Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru
Value df Asymp.
Sig.(2-sided)
Pearson Chi-Square 1,327(b) 1 ,249
Likelihood Ratio 0,901 1 ,343
N of Valid Cases 100
4) Membuat kesimpulan
Dilihat dari hasil pengujian statistik terlihat bahwa 2hitung sebesar 1,327 < 2
tabel sebesar 3,841. Sedangkan berdasarkan probabilitas (signifikansi) terlihat
bahwa pada kolom asymp.sebesar 0,249 > 0,05, maka dapat disimpulkan ho
diterima dan ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara status sosial
orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa, dengan status
ekonomi rendah, tinggi, memiliki minat yang cukup tinggi untuk menjadi guru.
Tabel V.7
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No Pengujian Hipotesis Hasil 1 Hubungan antara jenis kelamin
dengan minat mahasiswa menjadi guru
2
hitung sebesar 0,577 < 2tabel sebesar 3,841. Sedangkan signifikansi 0,448 > 0,05, maka Ho diterima.
2 Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru dengan minat mahasiswa menjadi guru
2
hitung sebesar 10,272 >
2
tabel sebesar 3,841. Sedangkan signifikansi 0,01 < 0,05, maka Ho ditolak.
3 Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru
2hitung sebesar 1,327 < 2tabel
sebesar 3,841. Sedangkan signifikansi sebesar 0,249 > sebesar 0,05, maka Ho diterima.
(71)
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan jenis kelamin dengan minat mahasiswa menjadi guru
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh kesimpulan
bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan minat mahasiswa
menjadi guru. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan 2hitung sebesar
0,577 lebih kecil dari 2tabel sebesar 3,841 atau nilai probabilitas 0,448 lebih
besar dari taraf signifikansi 0,05. Tidak adanya hubungan jenis kelamin
dengan minat mahasiswa menjadi guru karena mahasiswa pria maupun
wanita memiliki persepsi yang sama tentang profesi guru. Pergeseran
pandangan dimasa kini menyebabkan masyarakat tidak memandang bahwa
profesi guru merupakan profesi yang cocok untuk kaum perempuan saja
tetapi juga untuk kaum pria. Banyak pria yang memilih profesi guru bukan
sekedar sebagai pilihan pekerjaan alternatif jika tidak mendapat pekerjaan
lainnya. Kaum pria lebih memandang bahwa profesi guru merupakan
pekerjaan yang sangat mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lahirnya Undang – Undang Guru dan Dosen juga diduga menyebabkan
mahasiswa pria maupun wanita berminat bekerja sebagai guru, sebab Undang
– Undang Guru dan dosen telah mampu mengubah persepsi masyarakat
tentang profesi guru yang sekarang ini ada jaminan kesejahteraan dan
keprofesiannya. Akhirnya mahasiswa pria dan wanita sama – sama
memandang bahwa profesi guru merupakan profesi yang sederajat baik pria
(1)
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
(5)
92
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N
Taraf
Signifikan N
Taraf
Signifikan N
Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0.430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0.393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Sumber: Sugiyono, 2008:333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
TABEL NILAI-NILAI CHI KUADRAT
dk Taraf Signifikansi
50% 30% 20% 10% 5% 1% 1 0,455 1,074 1,642 2,706 3,841 6,635 2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 9,210 3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 11,341 4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 13,277 5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 15,086 6 5,348 7,231 8,558 10,645 12,592 16,812 7 6,346 8,383 9,803 12,017 14,067 18,475 8 7,344 9.524 11,030 13,362 15,507 20,090 9 8,343 10,656 12,242 14,684 16,919 21,666 10 9,342 11,781 13,442 15,987 18,307 23,209 11 10,341 12,899 14,631 17,275 19,675 24,725 12 11,340 14,011 15,812 18,549 21,026 26,217 13 12,340 15,119 16,985 19,812 22,362 27,688 14 13,339 16,222 18,151 21,064 23,685 29,141 15 14,339 17,322 19,311 22,307 24,996 30,578 16 15,228 18,418 20,465 23,542 26,296 32,000 17 16,338 19,511 21,615 24,769 27,587 33,409 18 17,338 20,601 22,760 25,989 28,869 34,805 19 18,338 21,689 23,900 27,204 30,144 36,191 20 19,337 22,775 25,038 28,412 31,410 37,566 21 20,337 23,858 26,171 29,615 32,671 38,932 22 21,337 24,939 27,301 30,813 33,924 40,289 23 22,337 26,018 28,429 32,007 35,172 41,638 24 23,337 27,096 29,553 33,196 35,415 42,980 25 24,337 28,172 30,675 34,382 37,652 44,314 26 25,336 29,246 31,795 35,563 38,885 45,642 27 26,336 30,319 32,912 36,741 40,113 46,963 28 27,336 31,391 34,027 37,916 41,337 48,278 29 28,336 32,461 35,139 39,087 42,557 49,588 30 29.336 33,530 36,250 40,256 43,773 50,892 Sumber: Sugiyono, 2008:334