Hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(1)

i

HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN

SEBAYA, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi

Oleh: Yohanes Riyadi NIM: 131334052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya tulis ini sebagai terima kasihkku

kepada:

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya.

Bapak Budi Santoso dan Ibu Yani Susilowati, yang senantiasa

memberikan doa, dukungan, pengertian dan pengorbanan.

Saudara-saudaraku yang senantiasa memberi semangat dan

membantu dalam menyelesaikan tugas dan tanggung

jawabku.

Sahabat-sahabatku (Dasanta, Nona, Ria, Roni, Osa, Mbak

Ayu, Mbak Pacil, Lauren, Mita, Nyoti, Mandala, Bagas,

Kornel) yang senantiasa memberi semangat, mendukungku

dan membantu dalam menyelesaikan skripsi.

Delta Foto Copy Center Crew depan Kampus I Mrican

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Good_Real aka.

Andri Riza, Yunita Widi, Nico Yourdam, Deny_Darco, Roby

Sulistyo) yang senantiasa menghiburku dan mengajariku arti

kebersamaan.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.


(5)

v MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepada-KU (Filipi 4:13)


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2017 Penulis,


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yohanes Riyadi

Nomor Mahasiswa : 131334052

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

” HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN SEBAYA DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 27 Juli 2017 Yang menyatakan,


(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN SEBAYA, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN MINAT

BERWIRAUSAHA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yohanes Riyadi Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan: 1) Mata Kuliah Kewirausahaan; 2) Teman Sebaya; 3) Jenis Pekerjaan Orang Tua dan Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Maret 2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2013-2014. Sampel penelitian sejumlah 100 mahasiswa diambil dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linear Sederhana dan Uji Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada hubungan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha (Asymp. Sig.0,479 > α=0,05); 2) Ada hubungan Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha (Asymp. Sig. 0,00 <

α=0,05); 3) Tidak ada hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat


(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN ENTREPRENEURSHIP COURSE, PEER PARTNER, THE TYPE OF PARENT’S OCCUPATION AND

ENTREPRENEURSHIP INTEREST A Case Study of Students of Accounting Program,

Sanata Dharma University Yogyakarta

Yohanes Riyadi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aims to know the correlation of: 1) Entrepreneurship Course; 2) Peer Partner; 3) Type of Parent’s Occupation and Entrepreneurship Interest for students of Accounting Program of Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research was conducted in Sanata Dharma University in March 2017. The population of this research were all students of Accounting Program of Sanata Dharma University, 2013-2014 batch. The Samples were 100 students that were collected by using proportional random sampling. The data were collected by using questionnaire and documentation, and analyzed by using Simple Linear Regression Test and Spearman Test

The result shows that: 1) there is no correlation beetwen entrepreneurship course and entrepreneurship interest (Asymp. Sig. 0,479 > α=0,05); 2) there is a correlation between peer partner and entrepreneurship interest (Asymp. Sig. 0,00 <

α=0,05); 3) there is no correlation between types of parent’s occupation and


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas berkat dan rahmat-Nya karena penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul: “Hubungan Mata Kuliah Kewirausahaan. Teman Sebaya dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha”. Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;


(11)

xi

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Segenap staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan, dukungan dan bantuan selama proses perkuliahan;

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf secretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi selama ini;

7. Pemimpin dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan kampus I Mrican, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga penyusunan skripsi;

8. Orang tua saya Budi Santoso dan Ibu Yani Susilowati dan semua sanak keluarga penulis yang telah memberikan dukungan doa, dukungan material, semangat, motivasi, dan cinta kepada penulis selama ini;

9. Sahabat-sahabatku Dasanta, Nona, Ria, Roni, Osa, Mbak Ayu, Mbak Pacil, dan Delta Crew (good real, Yuni, Nico, Deny, Roby) dan semua teman-teman yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa;


(12)

xii

10.Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2013 yang juga telah memberi masukan, dukungan dan kerjasama yang baik selama ini;

11.Semua mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah menjadi responden dengan mengisi kuesioner saya guna penelitian ini;

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima Kasih.

Yogyakarta, 27 Juli 2017


(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I :PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : LANDASAN TEORI ... 8

A. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 8

1. Pengertian Wirausaha... 8

2. Pengertian Kewirausahaan ... 9

3. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 10

B. Teman Sebaya ... 11


(14)

xiv

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya ... 14

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua... 17

1. Pengertian Pekerjaan ... 17

2. Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 17

D. Minat ... 18

1. Pengertian Minat ... 18

2. Pengertian Wirausaha... 19

3. Pengertian Minat Berwirausaha ... 21

4. Karakteristik Kewirausahaan ... 23

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha ... 23

E. Kerangka Berpikir ... 26

F. Rumusan Hipotesis ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 30

E. Operasionalisasi Variabel ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Mata Kuliah Kewirausahaan ... 49

2. Teman Sebaya ... 50

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 51

4. Minat Berwirausaha ... 51

B. Pengujian Hipotesis ... 51

C. Pembahasan ... 56


(15)

xv

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

C. Keterbatasan ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri Seorang Wirausahawan ... 23

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Angka Mutu ... 32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Teman Sebaya ... 33

Tabel 3.4 Pengukuran Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 34

Tabel 3.5 Pengukuran Minat Berwirausaha ... 34

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Teman Sebaya ... 37

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha ... 37

Tabel 3.8 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 39

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 42

Tabel 3.11 Rentang Variabel Minat Berwirausaha ... 43

Tabel 3.12 Pedoman Koefisien Korelasi... 45

Tabel 4.1 Deskripsi Data Nilai Final Mata Kuliah Kewirausahaan ... 49

Tabel 4.2 Identifikasi Kecenderungan Variabel Teman Sebaya ... 50

Tabel 4.3 Deskripsi Data Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 51

Tabel 4.4 Deskripsi Data Minat Berwirausaha ... 51

Tabel 4.5 Uji Normalitas Variabel Teman Sebaya ... 52

Tabel 4.6 Uji Spearman Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan ... 53

Tabel 4.7 Uji Spearman Variabel Teman Sebaya ... 54


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian ... 64

Lampiran II Data Induk Penelitian ... 71

Lampiran III Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 84

Lampiran IV Normalitas ... 87

Lampiran V Uji Hipotesis ... 89

Lampiran VI Surat Ijin Penelitian ... 91


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar di dunia. Indonesia termasuk dalam lima besar negara terpadat dalam hal jumlah penduduknya. Hal ini membuat Indonesia mempunyai aset berharga untuk dijadikan modal sebagai penyumbang sumber daya manusia yang besar. Sumber daya manusia yang besar tidak diikuti dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang mencukupi, selain itu kualitas dari sumber daya manusia tersebut masih minim.

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih minimalis. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dari rakyat Indonesia rata-rata hanya mencapai SMP, atau SMA. Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia masih sangatlah rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dibuktikan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil survei BPS menghasilkan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 77,45% partisipasi pendidikan formal tingkat SMP, 59,46% tingkat SMA, dan 17,34% tingkat Perguruan Tinggi (sumber: https://www.bps.go.id/link TabelStatis/view/id/1525, diakses 10 Desember 2016). Hasil survei tersebut menggambarkan penduduk di Indonesia masih jarang yang berkeinginan untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi di Indonesia bertugas mencetak lulusan yang berkarakter dan berkepribadian baik.


(19)

Perguruan tinggi dalam memenuhi tuntutan tersebut memiliki berbagai mata kuliah untuk memberi bimbingan, dan bekal kepada mahasiswa. Mata kuliah yang diberikan adalah beragam dan dikelompok-kelompokkan. Mata kuliah-mata kuliah tersebut dikelompokkan menjadi sebuah kelompok kuliah-mata kuliah, salah satunya adalah Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Program Studi. MKK Program Studi merupakan sebuah kelompok mata kuliah yang terdiri atas beberapa mata kuliah keilmuan dan keterampilan. Mata kuliah yang termasuk dalam golongan MKK salah satunya adalah mata kuliah kewirausahaan.

Kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah yang dimiliki di perguruan tinggi. Mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah yang memberikan keterampilan dan keilmuan untuk mahasiswa di dunia kewirausahaan. Mata kuliah kewirausahaan sendiri bertujuan untuk mengaktualisasikan diri dalam perilaku berwirausaha dan berjiwa wirausaha. Isi mata kuliah kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan mahasiswa. Pembelajaran kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kesiapan berwirausaha seseorang (Emilda:2012). Berdasarkan penelitian tersebut, pembelajaran kewirausahaan berpengaruh sebesar 18,5% terhadap kesiapan untuk berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan yang terkait dengan cara mengelola usaha dan membekali mahasiswa agar dapat berusaha secara mandiri. Pembelajaran


(20)

kewirausahaan yang diberikan di kampus dimaksudkan untuk meningkatkan dan menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha mahasiswa.

Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa merupakan tujuan dari mata kuliah kewirausahaan. Kepemilikan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa bisa diperoleh dari pengalaman selama mengikuti perkuliahan kewirausahaan atau dari teman sebaya. Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang kurang lebih memiliki tingkat kematangan yang sama (Santrock :2007:55). Teman sebaya memiliki pengaruh dalam tumbuhnya jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Pengaruh yang dimiliki oleh teman sebaya adalah sikap persuasif yang ia berikan kepada mahasiswa. Sikap persuasif yang diberikan adalah seperti hasil, laba, atau keberhasilan dalam berwirausaha. Keberhasilan dalam berwirausaha misalnya meningkatnya penjualan produk yang dijual atau diproduksi, atau tingginya laba atau income yang diperoleh dari hasil berwirausaha, oleh karena itu seorang mahasiswa tertarik untuk mencoba berwirausaha. Sebagai contoh, disini saya melihat contoh pada kakak tingkat saya yaitu mas Calvin, pertama dia merupakan mahasiswa biasa yang berkuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Lalu setelah teman-temannya sudah lulus dia ingin bekerja sambilan sekalian mengerjakan skripsi. Dia bingung untuk bekerja menjadi apa, lalu temannya yang sudah lulus itu memberikannya tawaran untuk berjualan jus dengan kakak tingkatnya. Dia dijanjikan akan mendapatkan laba yang besar dan diapun tertarik dan akhirnya berjualan jus sambil mengerjakan skripsi. Ajakan teman ini sangat berpengaruh karena teman merupakan pengaruh yang besar selain


(21)

keluarga. Selain itu, jenis pekerjaan orang tua juga memiliki pengaruh dalam minat berwirausaha.

Jenis pekerjaan yang ada dalam keluarga, khususnya orang tua akan mempengaruhi pola pikir seseorang (anaknya) terhadap dunia berwirausaha. Orang tua yang sukses dalam pekerjaannya (berwirausaha), akan memotivasi anak utnuk melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan bahwa anak tersebut akan menentukan pilihan untuk berwirausaha sebagai warisan dari orang tuanya. Walaupun anak tersebut juga tertarik dengan bidang lain seperti bekerja di suatu lembaga-lembaga tertentu, kemungkinan berwirausaha sangat kuat karena mereka telah menyaksikan dan menikmati keberhasilan orang tuanya dalam berwirausaha. Karena keberhasilan dalam berwirausaha tersebut terkadang membuat seseorang berminat untuk berwirausaha.

Minat adalah ketertarikan seseorang akan sebuah situasi yang dihubungkan dengan kebutuhan pribadi (Sardiman, 2008:76). Minat wirausaha adalah ketertarikan akan dunia usaha yang dimiliki oleh seseorang. Minat untuk berwirausaha dapat timbul dikarenakan mengidolakan seorang enterpreneur terkenal seperti Bob Sadino, Steve Jobs, Bill Gates. Minat wirausaha sendiri dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, seperti pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas, teman sebaya, jenis pekerjaan orang tua.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memberikan


(22)

bekal bagi mahasiswanya mengenai dunia kewirausahaan. Pembekalan mengenai dunia kewirausahaan diberikan melalui pembelajaran mata kuliah kewirausahaan. Mata kuliah kewirausahaan memberikan wawasan mahasiswa mengenai bagaimana menjadi wirausaha, dan memiliki jiwa wirausaha. Wawasan yang diberikan kepada mahasiswa melibatkan berbagai pihak seperti teman sebaya. Teman sebaya yang bersama-sama mengikuti perkuliahan dapat memberikan motivasi bagi teman-temanya saat mengerjakan tugas-tugas mata kuliah kewirausahaan. Motivasi yang diberikan oleh teman sebaya terkadang bisa memicu timbulnya minat wirausaha. Minat wirausaha bisa ditimbulkan lewat lingkungan keluarga dengan jenis pekerjaan orang tuanya. Orang tua yang memiliki pekerjaan wirausaha terkadang ditiru oleh anaknya. Mahasiswa yang memilki orang tua dengan pekerjaan menjadi seorang wirausaha terkadang mengidolakan pekerjaan orang tuanya. Bagi orang tuanya yang bukan seorang wirausaha tidak menutup kemungkinan juga bagi anak mereka nantinya akan berwirausaha. Keinginan berwirausaha dari mahasiswa berlatar belakang pekerjaan orang tua bukan wirausaha timbul dikarenakan teman sebaya, pola pikir yang maju, atau seseorang tokoh idolanya. Pola pikir yang maju dari seorang mahasiswa misalkan bahwa ia ingin berwirausaha guna membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat luas. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan meneliti mengenai “HUBUNGAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN, TEMAN SEBAYA DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA”


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan Minat Berwirausaha?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan Minat Berwirausaha.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha.


(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma untuk memotivasi diri menjadi seorang wirausaha.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi untuk pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dan dapat menambah wawasan di bidang Sumber Daya Manusia dan Kewirausahaan.


(25)

8 BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Mata Kuliah Kewirausahaan 1. Pengertian Wirausaha

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Pengertian wirausaha secara lengkap didefinisikan sebagai berikut: entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it (Bygrave, 1994: 2). Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa manusia wirausaha adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun manusia wirausaha mampu menolong dirinya sendiri di dalam menghadapi permasalahan hidupnya, memiliki kepribadian yang unggul yang mencerminkan budi yang luhur dengan sifat yang patut diteladani. Wirausaha adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, yang mempunyai penglihatan visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.

Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian unggul menurut Mardiatmaja (1986) adalah sebagai berikut:


(26)

b) Menggunakan jiwa raganya sedemikian rupa sehingga bermanfaat besar bagi dirinya.

c) Tidak bersikap hanya menerima saja apa yang diberikan lingkungan kepadanya.

d) Tidak meminta belas kasihan, bantuan dan fasilitas dari orang lain. e) Mereka tidak mau menjual martabat dan keluarganya.

2. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaa berasal dari istilah entrepreneurship. Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Geraka Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar (Thoby Mutis, 1995: 2). Kewirausahaan merupakan suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).

Menurut Suryana (2001: 2) kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Dahulu kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Oleh karena itu,


(27)

kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir (entrepreneurship are born not made) sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari.

3. Mata Kuliah Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat dipelajari melalui pendidikan kewirausahaan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Mardiatmaja (1986: 77) yang menyatakan untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha atau berkepribadian yang unggul adalah dengan pendidikan. Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan kepada setiap bentuk pendidikan. Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat dilakukam melalui Perguruan Tinggi (PT) sebagai salah satu lembaga pendidikan. Peran Universitas dalam memotivasi para sarjananya untuk menjadi wirausahawan muda merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan (Yohnson, 2003: 98). Menurut Abdul Latief (2002), tujuan dan manfaat pengembangan kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PT) pada intinya adalah untuk mengubah dan mempengaruhi pola pikir kalangan berpendidikan tinggi agar lebih berorientasi kepada pengembangan usaha mandiri sebagai salah satu alternatif lapangan kerja setelah mereka menyelesaikan pendidikan tinggi. (Soesatyo, 2002:40).

Isi mata kuliah kewirausahaan diperoleh dengan cara mahasiswa mengikuti mata kuliah tersebut yang diukur dari nilai kognitif akhir berupa penguasaan materi dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Menurut


(28)

Bloom (1956), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi. Inti Kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi teriptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri yaitu penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2006: 3). Dalam hal ini Suryana (2006: 85) menyatakan bahwa sumber potensial dapat digali dengan cara: menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis produk dan proses secara mendalam, dan mampu memperhitungkan resiko.

B. Teman Sebaya

1. Pengertian Teman Sebaya

Menurut Ngalim Porwanto (2007:28) “Lingkungan adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalan dunia ini yang dalam cara-cara terntentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau life


(29)

processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang

sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain”. Lingkungan ini dapat

dibagi menjadi tiga bagian yaitu lingkungan alam/luar, lingkungan dalam, dan lingkungan social/masyarakat. Dari uraian diatas diketahui bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, terutama lingkungan sosial dalam masyarakat. Lingkungan sekolah, lingkungan belajar, lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya.

Tentang kelompok teman sebaya Vebriarto (2003) menyatakan

“Teman sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang

sama”. Pengertian sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan

anggota keluarganya. Menurut Fuad Ihsan (2008:22) “Lingkungan Teman

Sebaya adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur

yang memiliki umur sepadan”. Apabila kelompok tersebut melakukan

penyimpangan, maka anggota lain juga akan menyesesuaikan diri dengan norma kelompok. Seorang tidak peduli dianggap nakal karena bagi mereka


(30)

penerimaan kelompoknya lebih penting, mereka tidak ingin kehilangan dukungan dari kelompok dan dikucilkan dari pergaulan teman sebayanya.

Menurut Umar Tirta Rahardja dan Ian Sulo (2005:181), kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang

bersamaan usianya, antara lain: “Kelompok bermain pada masa kanak -kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak sejenis kelamin, atau geng yaitu kelompok anak-anak nakal”.

Menurut Abu Ahmadi (2007:236), ada sejumlah unsur pokok dalam pengertian kelompok teman sebaya antara lain:

1) Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antara anggotanya adalah intim.

2) Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia status atau posisi sosial.

3) Istilah kelompok sebaya dapat menunjukan kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.

Teman sebaya mempengaruhi pikiran, perasaan, dan aspirasi anak maupun bagaimana cara ia memberi, menerima, menanti gilirannya serta menghadapi kekalahan. Selanjutnya anak akan memasuki lingkungan sekolah, dimana mereka akan mengenal guru, teman sebaya, orang dewasa lain, tugas disekolah dan lingkungan fisik yang berbeda dengan lingkungan rumah.

Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang. Keinginan manusia selalu tidak terbatas akan tetapi kemampuan manusia


(31)

yang membatasi keinginan tersebut. Manusia memerlukan bantuan manusia lain untuk dapat berkembang. Keinginan untuk berkembang berlangsung mulai dari lahir sampai meninggal dunia, sehingga kebutuhan untuk mendapatkan bantuan itu juga berlangsung dari lahir sampai meninggal dunia, sehingga kebutuhan untuk mendapatkan bantuan itu juga berlangsung dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya mula-mula terbentuk secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya seorang anak dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan atas pilihan. Setelah anak masuk bangku perkuliahan, kelompok sebayanya dapat berupa teman-teman seangkatannya, klik dalam jurusannya dan kelompok bermainnya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi yang intensif dan cukup teratur dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status. Interaksi tersebut berupa interaksi dengan teman sebaya di lingkungan kampus atau lingkungan tempat tinggal.

2. Fungsi Kelompok Teman Sebaya

Menurut Vebriarto (2005:182) lingkungan teman sebaya itu

mempunyai fungsi untuk “belajar bergaul dengan sesamanya”, yakni

belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting bagi kehidupan seseorang setelah dewasa. Di dalam kelompok teman


(32)

sebaya anak “mempelajari kebudayaan masyarakatnya”, melalui kelompok

sebaya anak mempelajari bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya tentang kejujuran, keadilan, dan kerjasama, tanggung jawab tentang peranan sosialnya sebagai pria atau wanita, informasi yang menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan khusus masyarakatnya yang bersifat etnik, keagamaan, kelas sosial dan kedaerahan.

Kelompok sosial teman sebaya mengajarkan “mobilitas sosial”,

anak-anak dari kelas sosial bawah bergaul akrab dengan anak-anak dari kelas sosial menengah dan bahkan kelas sosial atas. Melalui pergaulan didalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anak dari kelas sosial bawah menangkap nilai-nilai, cita-cita, dan pola-pola tingkah laku anak-anak dari golongan kelas menengah dan atas sehingga anak-anak-anak-anak dari status sosial kelas bawah memiliki motivasi untuk mobilitas sosial.

Sedangkan menurut Umar Tirtahardjo (2005:182) fungsi lingkungan teman sebaya adalah:

a) Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. b) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

c) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.

d) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh-pengaruh kekuatan otoriter.


(33)

e) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita-cita, rasa, cara berpakaian, musik, jenis tingkah laku dan sebagainya).

Santrock (2007:55) mengemukakan bahwa salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah :

a) Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga

b) Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya

c) Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik,sama baik atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan teman sebaya mempunyai fungsi sebagai tempat untuk belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain, memperkenalkan kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang lebih luas, dan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang tidak didapat dalam lingkungan keluarga.

Lingkungan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan seorang siswa untuk dapat menunjukan kemampuan dirinya. Seorang siswa memiliki kesempatan banyak untuk berbicara secara intensif dengan teman sebayanya. Mahasiswa sadar bahwa dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan teman-teman lain dalam berkelompok meskipun beberapa saat tertentu mahasiswa kurang dapat menemui tuntutan kelompok tersebut. Dalam hubungan persahabatan maupun pertemanan, mahasiswa memiliki teman yang memiliki kualitas psikologi


(34)

yang relatif sama dengan dirinya baik menyangkut sikap nilai dan kepribadian.

C. Jenis Pekerjaan Orang Tua 1. Pengertian Pekerjaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999:706), orang tua adalah ayah, ibu kandung; orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam penghidupan hari penghidupan sehari-hari. Lazimnya disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada dibawah penguasaan maupun asuhan dan bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga. Oleh sebab itu orang tua mempunyai peranan yang penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya.

2. Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Sementara itu Menurut Dewi (2004:32), jenis pekerjaan dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan:


(35)

a. Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. b. Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dari penggolongan pekerjaan tersebut sering dijumpai sebagai wirausaha maupun non wirausaha. Menurut Benedicta (2003: 18) mengungkapkan bahwa ada bukti kuat bahwa wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang memiliki orang tua yang bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibilitas yang ditularkan oleh orang tua seperti itu melekat dalam diri anak-anaknya sejak kecil. Sifat kemandirian yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan usaha sendiri.

D. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Slamento (2010:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya


(36)

sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat menurut Syaiful Bahri (2011:166) adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik baginya.

Berdasarkan paparan tentang pengertian minat yang disampaikan dari beberapa sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan merasa senang untuk mempelajarinya. Rasa ketertarikan tersebut bukan karena paksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat untuk mencpai tujuannya.

2. Pengertian Wirausaha

Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteks menurut Abas Sunaryo (2011) adalah sebagai berikut:


(37)

a) Pandangan ahli ekonomi: Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumberdaya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lain untuk meningkatkan nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

b) Pandangan ahli manajemen: Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya, seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan organisasi usaha baru.

c) Pandangan pelaku bisnis: wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidak pastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenai peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

d) Pandangan psikolog: wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam diri untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

Kewirausahan tidak selalu identik dengan perilaku dan watak pengusaha, karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang bukan pengusaha. Wirausahawan adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan resiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Ada 6 hakikat penting kewirausahaan, yaitu:


(38)

a) Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.

b) Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

c) Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha.

d) Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha.

e) Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta bernilai lebih.

f) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan (Abas Sunaryo, 2011:8-11) 3. Pengertian Minat Berwirausaha

Menurut Yanto, minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Hal yang paling utama yaitu sifat keberanian untuk menciptakan usaha baru.

Menurut Santoso, dalam buku Maman Suryamannim (2006:22)


(39)

berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena

membawa manfaat bagi dirinya”. Inti dari pendapat tersebut adalah

pemusatan perhatian yang disertai rasa senang. Minat wirausaha adalah kecendurangan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha. Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan yang dibentuk oleh dua aspek. Aspek tersebut yaitu kognitif dan afektif berupa sikap, kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan individu, adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati.

Motivasi seseorang berwirausaha menurut Leonardus (2009:25-26) merupakan keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri (berwirausaha) seringkali terdorong oleh motivasi dari guru atau dosennya yang memberikan mata kuliah kewirausahaan yang praktis dan menarik,


(40)

sehingga dapat mengembangkan minat mahasiswa untuk mulai mencoba berwirausaha. Motivasi tersebut seperti memperoleh laba, kebebasan, impian dan kemandirian.

4. Karakteristik Kewirausahaan

Ciri seorang wirausahawan menurut Mas’ud Machfoedz dengan profil

pribadi sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri Seorang Wirausahawan Ciri-ciri/ Profil Perusahaan Sifat Kewirausahaan

Mengerjar Prestasi Lebih memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai tujuan prestasi. Berani mengambil resiko. Tidak takut mengambil resiko

dengan sedapat mungkin menghindari resiko besar.

Mampu memecahkan permasalahan Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan.

Rendah Hati Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status.

Bersemangat Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha

Percaya diri Mengendalikan kepercayaan diri untuk mencapai keberhasilan

Menghindari sifat cengeng Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu keberhasilan bisnis.

Kepuasan diri Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam memenuhi keinginan.

5. Faktor-faktor yang memperngaruhi minat berwirausaha

a) Faktor Intrinsik, adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Meliputi:

1) Pendapatan, adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan


(41)

pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

2) Harga diri. Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

3) Perasaan senang. Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang maka tanggapan perasaan senang berwiraswasta akan memunculkan minat berwiraswasta (Sirod Hantoro:2005).

b) Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Meliputi :

1) Lingkungan keluarga, adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk


(42)

apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktivitas antar anggota keluarga saling mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha.

2) Lingkungan masyarakat, merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun di kawasan lain. Misalnya, seseorang yang tinggal didaerah yang terdapat jasa elektronik atau sering bergaul dengan pengusaha elektronik yang berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha dibidang elektronik.

3) Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkannya atau menjadi harapannya. Misalnya, seseorang yang melihat suatu daerah yang jarang adanya usaha dibidang elektronik atau bahkan tidak ada usaha jasa dibidang tersebut, kemudian dia memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha bengkel service di tempat tersebut. Pendidikan, pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek.

Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang terhadap obyek tersebut. Minat merupakan


(43)

sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuhkembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

E. Kerangka Berfikir

1. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Mata Kuliah Kewirausahaan Mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah yang mengajarkan mahasiswanya untuk menanamkan jiwa wirausaha sejak dini. Penanaman jiwa kewirausahaan bertujuan memberikan mahasiswa agar kelak tidak harus bekerja dengan orang lain, dan membuka lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia, karena di Indonesia sendiri tergolong sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada berbanding dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia (Emilia:2008).

2. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Teman Sebaya

Menurut Vebriarto (2003) menyatakan “Kelompok sebaya adalah

kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama”. Pengertian

sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya (Acep:2016).

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Disini remaja belajar beradaptasi agar diterima di


(44)

lingkungan ini. Kelompok teman sebaya mula-mula terbentuk secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya seorang anak dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan atas pilihan. Setelah anak masuk bangku perkuliahan, kelompok sebayanya dapat berupa teman-teman seangkatannya, klik dalam jurusannya dan kelompok bermainnya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi yang intensif dan cukup teratur dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status. Interaksi tersebut berupa interaksi dengan teman sebaya di lingkungan kampus atau lingkungan tempat tinggal.

3. Minat Berwirausaha mahasiswa dilihat dari Jenis Pekerjaan Orang Tua. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan didefiniskan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika bentuk yang dilakukan bermacam-macam,maka ini disebut jenis pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua dapat menjadi gambaran awal bagi seorang anak, dalam memahami dunia kerja yang akan ditempuhnya dikemudian hari. Pada tahap awal anak akan melakukan investigasi dan duplikasi dari orang tuanya. Setelah mendapatkan pendidikan dan pengetahuan dari dunia luar, anak akan diberi pilihan untuk menentukan gambaran jenis pekerjaan yang akan dipilihnya nanti. Dengan diperkenalkannya anak kepada pekerjaan orang tua, anak akan mempunyai refrensi awal dalam menentukan jenis pekerjaan (Hotmauli:2008).


(45)

Orang tua mempunyai hak untuk memberikan gambaran pekerjaan bagi anak-anaknya, dan gambaran pekerjaan itu yang akan menentukan perilaku anak dalam memilih jenis pekerjaan untuk masa depannya. Orang tua yang sukses dalam pekerjaannya akan dengan mudah memberikan gambaran jenis pekerjaan bagi anaknya, namun bukan berarti orang tua yang tidak sukses tidak dapat memberikan gambaran pekerjaan bagi anaknya. Dengan melihat taraf kesuksesan dari pekerjaan orang tuanya, anak tersebut akan menilai dan memutuskan, jenis pekerjaan apa yang akan diambilnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan minat berwirausaha mahasiswa dilihat dari jenis pekerjaan orang tua.

F. Rumusan Hipotesis

Ha1: Ada hubungan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha.

Ho1: Tidak ada hubungan antara Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha.

Ha2: Ada hubungan antara Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha. Ho2: Tidak ada hubungan antara Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha. Ha3: Ada hubungan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Berwirausaha.

Ho3: Tidak ada hubungan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha.


(46)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif dan penelitian populasi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi keadaan yang sebenarnya.

Tujuan utama dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Travers, 1987). Penelitian Populasi adalah penelitian yang menggunakan sampel kurang dari 100 responden jadi penelitian ini termasuk penelitian populasi.Selain itu penelitian ini merupakan studi kasus. Studi kasus adalah jenis metode penelitian yang menggunakan kasus tertentu untuk menjawab suatu masalah yang akan diteliti dalam studi kasus untuk menganalisis obyek penelitan diperlukan pengambilan populasi yang terbatas dalam suatu lingkup dan waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi yaitu di Kampus 1 Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu penelitian


(47)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang nantinya terlibat sebagai pemberi informasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hubungan mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah mengambil mata kuliah kewirausahaan.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Program Studi Angkatan Jumlah

1 Pendidikan Akuntansi

2013 110


(48)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian individu di dalam populasi yang diselidiki yang diharapkan dapat mewakili populasi (arikunto, 1993:104). Dari jumlah populasi sebanyak 130 mahasiswa tersebut penulis akan mengambil sampel dengan cara random. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin (Consuelo, 1993:161)

n=

Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : nilai kritis yang diinginkan (5%) 3. Teknik Penarikan Sampel

Penulis akan mengambil sampel dengan cara random. Pada teknik ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik proportional random sampling.

E. Operasionalisasi Variabel 1. Pengukuran Variabel

Setiap variabel yang akan dianalisis perlu dilakukan pengukuran menggunakan cara masing-masing. Oleh karena itu, pengukuran variabel yang dilakukan oleh peneliti adalah:


(49)

Variabel Mata Kuliah Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha diukur menggunakan nilai akademik atau angka mutu yang diperoleh mahasiswa saat mengikuti perkuliahan Mata Kuliah Kewirausahaan. Nilai tersebut terbagi menjadi 3 aspek yaitu Nilai Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Nilai Kognitif dilihat dari nilai tugas-tugas mahasiswa. Nilai Afektif dilihat dari refleksi individu mahasiswa tentang praktik kewirausahaan. Nilai Psikomotorik dilihat dari keaktifan dalam diskusi kelompok. Nilai yang digunakan untuk menilai variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Angka Mutu

Huruf Mutu Angka Mutu Arti Range Nilai

A Ekuivalen dengan bobot

4 Amat Baik >85 B Ekuivalen dengan

bobot

3 Baik < 84 C Ekuivalen dengan

bobot

2 Cukup < 56 D Ekuivalen dengan

bobot

1 Kurang < 26 E Ekuivalen dengan

bobot

0 Jelek < 25 Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi (2012):64.

b. Variabel Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha.

Variabel Teman Sebaya terhadap Minat Berwirausaha diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang mengenai fenomena atau suatu objek tertentu (Siregar:2010:138).


(50)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Teman Sebaya

Variabel Indikator Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif Teman

Sebaya

1. Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal

1,2,3,4

2. Interaksi dengan teman sebaya di lingkungan kampus

7,8 5,6

3. Keterlibatan

individu dalam berinteraksi dalam mempengaruhi keputusan berwirausaha

9,10,11,12

4. Fungsi/ dukungan teman sebaya

13,14,15,16 Sumber: Acep Saifudin (2016):49.

c. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Berwirausaha. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha diukur dengan menggunakan skala likert. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:488), pekerjaan didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jika bentuk yang dilakukan bermacam-macam, maka ini disebut jenis pekerjaan. Untuk mengukur jenis pekerjaan orang tua peneliti menggunakan:

Tabel 3.4

Pengukuran Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis Pekerjaan Skor

Wirausaha 2

Bukan Wirausaha 1


(51)

d. Variabel Minat Berwirausaha

Untuk mengukur minat berwirausaha peneliti menggunakan: Tabel 3.5

Pengukuran Minat Berwirausaha Variabel Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Minat Berwira usaha

1. Rasa Tertarik mahasiswa untuk melakukan

aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan wirausaha.

6,7,8,9 18

2. Semangat untuk

bersaing. 2 3,11 3. Kemauan

mahasiswa untuk berusaha sendiri dalam melakukan suatu kegiatan

1,10,16 14

4. Keinginan untuk

mengambil resiko 4,5,17 12,13,15 Sumber: Triana Pujiarsi (2015):36.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Menurut Arikunto (2013:160) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap, cermat, dan sistematis sehingga mudah diolah.


(52)

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yang berupa catatan atau laporan hasil nilai mahasiswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Agar instrumen dapat digunakan untuk mengumpulkan data, maka instrument tersebut harus valid dan reliabel. Dalam penelitian ini, instrumen teman sebaya menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Acep Saifudin (2016), instrumen jenis pekerjaan orang tua menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hotmauli Sipayung (2008), dan instrumen minat berwirausaha menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Triana Pujiarsi (2015).

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kesahihan suatu instrument terhadap variabel yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Uji validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis item atau uji keterkaitan, dimana suatu item mempunyai validitas yang


(53)

tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson.

Kriteria untuk pengambilan keputusan dalam menentukan valid atau tidaknya butir soal menurut Sugiyono (2013: 178) bahwa “syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r >

0,30”. Dengan demikian korelasi butir soal dengan skor < 0,30

dinyatakan tidak valid sehingga soal tersebut gugur atau tidak dipakai. Rumus yang digunakan yaitu Korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 1997:146) yaitu :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas butir

Σ = Jumlah

N = Banyaknya mahasiswa X = Skor tiap butir

Y = Skor total tiap mahasiswa XY = Hasil perkalian antara X dan Y

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman sebaya yang diambil dari penelitian milik Acep Saifudin tahun 2016:


(54)

Tabel 3.6

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Teman Sebaya Nomor

Butir

Koefisien Korelasi Keterangan

1 0,692 Valid

2 0,615 Valid

3 0,536 Valid

4 0,354 Valid

5 0,493 Valid

6 0,517 Valid

7 0,730 Valid

8 0,693 Valid

9 0,636 Valid

10 0,646 Valid

11 0,639 Valid

12 0,683 Valid

13 0,615 Valid

14 0,776 Valid

15 0,688 Valid

16 0,639 Valid

Sumber: Acep Saifudin (2016):53.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan instrument tentang variabel teman sebaya yang mempunyai 16 butir pertanyaan semua pertanyaan sudah valid.

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman sebaya yang diambil dari penelitian milik Acep Saifudin tahun 2016:

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berwirausaha No. Soal rtabel (taraf

signifikansi 5%)

rhitung Keterangan

1 0,361 0,725 Valid

2 0,361 0,732 Valid

3 0,361 0,747 Valid

4 0,361 0,604 Valid


(55)

No. Soal rtabel (taraf signifikansi 5%)

rhitung Keterangan

6 0,361 0,376 Valid

7 0,361 0,624 Valid

8 0,361 0,543 Valid

9 0,361 0,732 Valid

10 0,361 0,726 Valid

11 0,361 0,422 Valid

12 0,361 0,507 Valid

13 0,361 0,369 Valid

14 0,361 0,614 Valid

15 0,361 0,475 Valid

16 0,361 0,807 Valid

17 0,361 0,859 Valid

18 0,361 0,601 Valid

Sumber: Triana Pujiarsi (2015):39.

Dari hasil pengukuran 18 item soal, diketahui bahwa 18 item soal tersebut valid. Dapat disimpulkan bahwa item soal dalam kuesioner yang dinyatakan valid berjumlah 18 pernyataan dan telah mewakili setiap variabel pengukur minat berwirausaha.

2. Pengujian Realibilitas

Realibilitas menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Oleh karena itu, instrumen yang dianggap reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, instrument yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunkan ukuran Alpha Cronbach.


(56)

Setelah didapat realibilitas instrumen kemudian hasilnya diinterpretasikan berdasarkan pedoman diatas. Apabila nilai r lebih dari dengan 0,700 maka instrumen tersebut dikatakan reliabel. Namun sebaliknya, apabila kurang dari 0,700 maka instrument tersebut tidak reliabel. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa instrumen penelitian ini rill.

Sebagai pedoman untuk menentukkan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.8

Tingkat keterhandalan variabel penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1 0,800 – 1.00 Sangat Tinggi

2 0,600 – 0,799 Tinggi 3 0,400 – 0,599 Cukup 4 0,200 – 0,399 Rendah

5 < 0,200 Sangat Rendah

Pengujian reliabiltas untuk variabel teman sebaya, dan minat berwirausaha dihitung dengan rumus alpha sebagai berikut :

( )

Keterangan :

R11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varian butir = Varian skor total


(57)

Sedangkan untuk mendapatkan varian digunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑

(Arikunto,2013:123) Keterangan

= Varian skor butir

∑ = Jumlah skor butir

ΣX2

= Jumlah kuadrat skor butir N = Banyaknya mahasiswa

Di bawah ini merupakan tabel uji validitas variabel teman sebaya yang diambil dari penelitian milik Acep Saifudin tahun 2016 dan Triana Pujiarsi tahun 2015:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien Cronbach

Alpha

Interpretasi Teman Sebaya 0,920 Sangat Tinggi Minat Berwirausaha 0,922 Sangat Tinggi Sumber: Acep Saifudin (2016):54.

Sumber: Triana Pujiarsi (2015):41. H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan gambaran yang diberikan untuk objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang


(58)

berlaku untuk umum (Sugiyono,2014:29). Deskripsi data digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran melalui data sampel dengan variabel. Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan angka, huruf dan simbol-simbol matematis atau statistik untuk menerangkan sesuatu. Adapun analisis kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelitian adalah analisis minat berwirausaha dari calon sarjana S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Akuntansi angakatan 2013 dan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Variabel yang dianalisis meliputi : a. Mata Kuliah Kewirausahaan b. Teman Sebaya

c. Jenis Pekerjaan Orang Tua d. Minat Berwirausaha

Dalam menganalisis minat kewirausahaan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut akan digunakan skala tipe Likert. Untuk menganalisis seberapa minat berwirausaha responden akan diarahkan untuk mengukur sendiri seberapa besar minatnya dengan memilih skala 1 sebagai nilai terlemah sampai 4 sebagai nilai terkuat. Sedangkan untuk mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya responden akan diberikan pertanyaan atau pendapat yang akan memberikan jawaban setuju dan tidak setuju. Variabel jenis pekerjaan orang tua


(59)

diukur dengan cara responden diberikan pertanyaan berupa beberapa pilihan jawaban.

Responden akan menunjukkan semakin berhubungan dengan jenis pekerjaan orang tua. Untuk pengukuran minat berwirausaha akan digunakan pengukuran sebagai berikut:

Nilai 4 = sangat berminat Nilai 3 = berminat

Nilai 2 = tidak berminat Nilai 1 = sangat tidak berminat

Untuk variabel minat berwirausaha menggunakan PAP tipe II. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II digunakan untuk pengujian statistik deskriptif. Tabel distribusi frekuensi pada setiap variabel digunakan untuk mendeskripsikan data.

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Pencapaian Skor Kategori Kecenderungan

Variabel <45% Sangat Rendah

46%-55% Rendah

56%-65% Cukup

66%-80% Tinggi

81%-100% Sangat Tinggi Sumber: Prijowuntato, S.W (2015:187)

PAP II umumnya menghitung dengan skor maksimal 0 dan skor maksimal 100. Peneliti telah menetapkan skor terendah 1 (satu) dan skor tertinggi 4 (empat). Kategori variabel minat berwirausaha dideskripsikan dengan


(60)

langkah yang pertama menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II sebagai berikut:

PAP Tipe II = Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentase x (skor tertinggi yang mungkin dicapai item-skor ternedah yang mungkin dicapai)].

Setelah skor interval diperoleh dari menghitung menggunakan rumus PAP tipe II, hasil penghitungan kemudian disimpulkan ke dalam kategori kecenderungan variabel.

a. Variabel Minat Berwirausaha

Skor tertinggi yang mungkin dicapai: 4 x 18 = 72 Skor terendah yang mungkin dicapai: 1 x 18 = 18

Perhitugan rentang skor untuk variabel minat berwirausaha adalah sebagai berikut:

Sangat Tinggi = 81% (72) sampai dengan 100% x 72 = 59-72 Tinggi = 66% (72) sampai dengan 80% x 72 = 48-58 Cukup = 56% (72) sampai dengan 65% x 72 = 41-47 Rendah = 46% (72) sampai dengan 55% x 72 = 33-40 Sangat Rendah = 0% (72) sampai dengan 45% x 72 = 0-32

Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori minat untuk variabel minat berwirausaha yaitu :

Tabel 3.11 Rentang Variabel Minat Berwirausaha

No Interval Kategori


(61)

No Interval Kategori 2. 48-58 Berminat 3. 41-47 Sedang

4. 33-40 Tidak Berminat

5. 0-32 Sangat Tidak Berminat

2. Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis dilakukan karena penelitian ini menggunakan analisis korelasi untuk menguji hipotesis. Uji normalitas dilakukan dengan normalitas bivariat untuk variabel teman sebaya dan minat berwirausaha. Uji prasyarat tersebut dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data pada setiap variabel yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis

H0 : Data variabel independen berdistribusi normal. Ha : Data variabel indipenden tidak berdistribusi normal. 2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi jika R square 0,8. 3) Daerah Kritis


(62)

Ha diterima apabila nilai probabilitas >0,8, sedangkan jika nilai probabilitas <0,8 maka Ha ditolak atau H0 diterima.

4) Komputasi

Komputasi menggunakan Normalitas Bivariate dengan program SPSS versi 22.0.

5) Kesimpulan 3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi Spearman. Lebih lanjut, setelah analisis korelasi spearman dilakukan, maka peneliti menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh. Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih, dan dapat menentukan arah dari dua variabel. Nilai koefisien korelasi berkisar (rs) = (-1 ≤ 0 ≤ 1). Nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antar variabel positif atau searah, sedangkan apabilai koefisien korelasi bernilai negatif, maka hubungan antar variabel negatif atau berlawanan. Interpretasi koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien korelasi dari hasil uji statistik, dengan pedoman iterpretasi koefisien korelasi pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.12

Pedoman Koefisien Korelasi Rentang Nilai Koefisien

Korelasi

Keputusan 0,00 – 0,19 Sangat Lemah 0,20 – 0,39 Lemah


(63)

0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat (Sumber: Siregar. S, 2013:153)

a. Uji Hipotesis I

1) Merumuskan Hipotesis

H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara mata kuliah kewirausahaan dengan minat berwirausaha

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara mata kuliah kewirausahaan dengan minat berwirausaha

2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi ditentukan sebesar 0,05 (α=5%). 3) Menentukan Uji Statistik

Uji statistik dilakukan dengan analisis korelasi Spearman menggunakan program SPSS versi 22.0.

4) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat angka signifikansi (2-tailed), kemudian membandingkan nilai koefisien korelasi hasil statistik dengan pedoman pada Tabel 3.6. Apabila angka signifikansi (2-tailed) >0,05 maka H01 diterima, sedangkan jika angka signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H01 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima. Nilai koefisien korelasi kemudian diinterpretasikan berdasarkan perbandingan dengan Tabel 3.12.


(64)

b. Uji Hipotesis II

1) Merumuskan Hipotesis

H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan minat berwirausaha

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan minat berwirausaha

2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi ditentukan sebesar 0,05 (α=5%). 3) Menentukan Uji Statistik

Uji statistik dilakukan dengan analisis korelasi Spearman menggunakan program SPSS versi 22.0.

4) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat angka signifikansi (2-tailed), kemudian membandingkan nilai koefisien korelasi hasil statistik dengan pedoman pada Tabel 3.6. Apabila angka signifikansi (2-tailed) >0,05 maka H01 diterima, sedangkan jika angka signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H01 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima. Nilai koefisien korelasi kemudian diinterpretasikan berdasarkan perbandingan dengan Tabel 3.12.

c. Uji Hipotesis III


(65)

H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha

2) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi ditentukan sebesar 0,05 (α=5%). 3) Menentukan Uji Statistik

Uji statistik dilakukan dengan analisis korelasi Spearman menggunakan program SPSS versi 22.0.

4) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat angka signifikansi (2-tailed), kemudian membandingkan nilai koefisien korelasi hasil statistik dengan pedoman pada Tabel 3.6. Apabila angka signifikansi (2-tailed) >0,05 maka H01 diterima, sedangkan jika angka signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H01 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima. Nilai koefisien korelasi kemudian diinterpretasikan berdasarkan perbandingan dengan Tabel 3.12.


(66)

49 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 dan 2014 yang sudah mengikuti mata kuliah kewirausahaan dengan jumlah keseluruhan 130 mahasiswa. Dari keseluruhan mahasiswa tersebut diambil sampel sebanyak 100 mahasiswa yang terdiri dari 80 mahasiswa angkatan 2013 dan 20 mahasiswa angkatan 2014. Seluruh kuesioner diisi secara lengkap dan menjadi sumber data penelitian sebanyak 100 responden. Data hasil penelitian yang meliputi empat variabel yaitu mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya, jenis pekerjaan orang tua, dan minat berwirausaha.

Berikut ini akan diuraikan tentang masukan data dari masing-masing variabel yaitu variabel mata kuliah kewirausahaan, teman sebaya, jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha. Sebaran nilai keempat variabel selengkapnya sebagai berikut:

1. Mata Kuliah Kewirausahaan

Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel mata kuliah kewirausahaan diperoleh:

Tabel 4.1

Nilai Final Mata Kuliah Kewirausahaan Nilai Final Mata

Kuliah

Kewirausahaan

Frekuensi Presentase

A 83 83%

B 17 17%

C 0 0%


(67)

Nilai Final Mata Kuliah

Kewirausahaan

Frekuensi Presentase

E 0 0%

JUMLAH 100 100%

Tabel 5.1 diatas menyatakan bahwa responden yang mendapatkan nilai final A sebanyak 83 responden. Selanjutnya, responden yang mendapat nilai B sebanyak 17 orang. Responden yang mendapatkan nilai C,D, dan E tidak ada.

2. Teman Sebaya

Data variabel teman sebaya diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 16 butir pernyataan. Skor yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1, sehinnga diperoleh skor tertinggi ideal 64, nilai terendah 31, mean 50,8 , median 50, modus 46, standar deviasi 6,24.

Kecenderungan variabel teman sebaya ditentukan setelah nilai terendah dan nilai tertinggi diketahui. Selanjutnya nilai rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) didapat angka sebagai berikut:

Mi (mean ideal) = 0,5 (skor tertinggi+skor terendah) = 0,5(64+31)

= 47,5

Sdi (SD ideal) = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah) = 1/6 (64-31)

= 5,5

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 5 kategori yang terdapat pada distribusi kecenderungan sebagai berikut:


(68)

Tabel 4.2

Identifikasi Kecenderungan Variabel Teman Sebaya No Kelas Interval Frekuensi Presentase

(%)

Kategori 1 X >55,75 25 25 Sangat Tinggi 2 50,25<X<55,75 24 24 Tinggi

3 44,75<X<50,25 39 39 Cukup 4 39,25<X<44,75 9 9 Rendah

5 X<39,25 3 3 Sangat Rendah

Jumlah 100 100

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel jenis pekerjaan orang tua diperoleh:

Tabel 4.3

Jenis Pekerjaan Orang Tua Jenis Pekerjaan

Orang Tua

Frekuensi Presentase

Wirausaha 33 33%

Non Wirausaha 67 67% 4. Minat Berwirausaha

Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel minat berwirausaha diperoleh:

Tabel 4.4 Minat Berwirausaha

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase 1 59-72 Sangat Berminat 26 26%

2 48-58 Berminat 62 62%

3 41-47 Sedang 11 11%

4 33-40 Tidak Berminat 1 1% 5 0-32 Sangat Tidak Berminat 0 0%

JUMLAH 100 100%

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows versi 22.0 dengan menggunakan Uji Normalitas dan Uji Spearman.


(69)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi masing-masing variabel yang didistribusikan normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Normalitas Bivariat dengan bantuan program SPSS for windows versi 22.0.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Variabel Teman Sebaya dengan Minat Berwirausaha

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: v

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .704 232.941 1 98 .000 .032 .019

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan pengujian normalitas bivariate untuk teman sebaya dengan minat berwirausaha. Pada tabel diatas diperoleh R square = 0,704. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh bahwa nilai R square < 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa data mengenai teman sebaya dengan minat berwirausaha berdistribusi tidak normal.

2. Uji Spearman

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows versi 22.0 menggunakan uji Spearman. Pengujian Spearman dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

a. Pengujian Hipotesis I 1) Perumusan Hipotesis:


(70)

H01: Tidak ada hubungan antara mata kuliah kewirausahaan dan minat berwirausaha.

Ha1: Ada hubungan antara mata kuliah kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

2) Menentukan tingkat signifikansi (resiko kesalahan)

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% atau 0,05. 3) Menentukan uji yang digunakan

Uji statistik pada kedua hipotesis menggunkan Uji Korelaso Spearman.

4) Kriteria penarikan kesimpulan

a) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0.05 maka H0 diterima. b) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 maka H0 ditolak. 5) Hasil Uji

Tabel 4.6 Hasil Uji Spearman

Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha

Correlations

MB

Nilai Final Mata Kuliah Kewirausahaan Spear

man's rho

MB Correlation Coefficient 1.000 -.072

Sig. (2-tailed) . .479

N 100 100

Nilai Final Mata Kuliah Kewirausahaan

Correlation Coefficient -.072 1.000

Sig. (2-tailed) .479 .

N 100 100

Pada Tabel 4.6 di atas diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,479 yang jauh di atas 0,05 dengan nilai correlation coefficient adalah -0,72 yang menunjukkan hubungan negatif yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa menerima H0 dan menolak Ha, maka


(1)

LAMPIRAN VI


(2)

(3)

LAMPIRAN VII

NILAI FINAL MATA

KULIAH


(4)

NILAI FINAL MATA KULIAH KEWIRAUSAHAN No Nama Mahasiswa NILAI

1 Dasanta Anggara Sahadewa A 2 Elselia Ephy A 3 Gabriel Ayu Pertiwi A 4 Widya Utami A 5 Patricia Desty Putri Riyana A 6 Prischa Fandhita A 7 Gervasia Endah dinasti A 8 Yovita Kasih Purnamawati A 9 Valentina Putri A 10 Agatha Secondy Christy Gratia A 11 Monica Vidella Anjasari A 12 Michelle Wanodya Pangestika A 13 Kornelia Venti Kristarina A 14 Yohanes Adheyudha Subhakti A 15 Heribertus Agus Purwaka A 16 Stephani Aninda Puspitasari A 17 Miltari B 18 Laurencia Apsari Kumala A 19 Lusia Eka Kurnianingtyas A 20 Garnis Sintya Dewi A 21 Simon Potok Tanti B 22 Maria Septina A 23 Margaretha Fanny Damayanti A 24 Ayuni Teguh Putri A 25 Yosepha Pignatelli Irma Novita B 26 Elisabet Nona Widi Priscilia A 27 Wiwit Yuliani A 28 Septiana Sandra Nilasari A 29 Mandala Surya Putra A 30 Maria Imaculata Laksmita Putri A 31 Margarita Susilowati A 32 Trisnawati A 33 Elma Silvia Amnita A 34 Albertus Novan Dwi Harjanto B 35 Anson Ariwibowo A 36 Adelina Windi Hapsari A 37 Monika Dini Landria A 38 Yustina Titissari Nugraheny A 39 Fabiola Danestri Pramodhista A 40 Corona Fingky B 41 Stella Maris Ria Sari Dewi A 42 Windy Adriana A


(5)

No Nama Mahasiswa NILAI 43 Monica Yulia Pury Artha A 44 Agatha Sulistyorini A 45 Leni Katri Kartika A 46 Tedorus Pakkan A 47 Rizki Adventia A 48 Antonius Jati Sakti Aji A 49 Alexander Jannu Galih Prakoso A 50 Monica Elsa Kusuma B 51 Laurentius Deddy A 52 Irene Cahya Prananingtyas B 53 Wahyu Dwi Chandra B 54 Sri Handayani A 55 Yeriani Gulo A 56 Atika Anggareta Widya Murti B 57 Gregorius Vedayogi B 58 Nancy Amanda Ratih A 59 Francisca Yenny Febriyanti A 60 Maesti Ayu Nastiti B 61 Anastasia Wulandari Wahyu Putri A 62 Iman Setia Putra Jaya Gulo A 63 Valentina Indri Herlinasari A 64 Fricilia Dermawati A 65 Katarina Widya Rini Dwi Astuti A 66 Justine Carollina Beru Ginting A 67 Axel Croslie B 68 Mega Yuniar Christanti A 69 Anastasia Dwi Dharmaningrum A 70 Arum Pandan Wangi A 71 Bagas Galih Saputra A 72 Dyah Ayu Warabsari A 73 Meldayanti A 74 Cicilia Riskawati B 75 Paulus Klau Ati A 76 Fatmi Yuliani A 77 Bernadeta Yasinta Trianggraini A 78 Leo Yoga Junianto A 79 Margaretha Devi Puji Astuti B 80 Yulia Christyanti Wulanjari A 81 Veronica Wulan A 82 Natalia Dessy A 83 Shella Natalia Triyantini A 84 Dessy Panggabean A 85 Anastasia Yesi Jarnasih A


(6)

No Nama Mahasiswa NILAI 86 Natalia Desi Lisnawati A 87 Riska Dwi Anita A 88 Asavia Bulan Marie A 89 Georgius Gian Widi Aprillio A 90 Melati Intan Lamtiur A 91 Yasinta Venti Rosiana B 92 Santi Adriana Fuun B 93 Ira Satria A 94 Chatarina Novi Sulistya Nugraheny A 95 Christina Putri Damayanti A 96 Margareta Ika A 97 Yonanda Erla Artistika A 98 Martina Sarwanti A 99 Rosalia Yulinda Merliana A 100 Pristiani B


Dokumen yang terkait

Hubungan kompetensi mahasiswa untuk mata kuliah kewirausahaan dan jiwa berwirausaha dengan minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bkk Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 4 129

Pengaruh praktik berwirausaha dalam mata kuliah kewirausahaan dan pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha : studi kasus mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang mengambil mata kuliah kewirausahaan.

0 1 127

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK makasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 199

Minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 143

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

1 2 142

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 107

Analisis minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 119