Minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
viii
ABSTRAK
MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,
DAN PEKERJAAN ORANGTUA
(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Erlina Yoshefa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (2) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (3) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. yang berjumlah 635 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2007, 2008, dan 2009 sejumlah 100 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t) dan analisis Varian (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (sig 0,172 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (sig 0,829 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig 0,145 > 0,05).
(2)
ix
ABSTRACT
THE INTEREST OF ACCOUNTING STUDENTS TO FOLLOW TEACHER’S PROFESSIONAL EDUCATION PERCEIVED FROM SEX,
GPA AND PARENTS’ OCCUPATION
A Case Study on University Students of Accounting 2007-2009 batch Faculty of Economics Sanata Dharma University
Erlina Yoshefa Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purpose of this study is to find out the different interest of the Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from: (1) gender, (2) commulative GPA, (3) and parents’ occupation.
The population of this study was 635 University Students of Accounting Faculty of Economics Sanata Dharma University. The samples were 100 students of 2007, 2008, and 2009 batch. The samples were drawn by applying Proportionate Stratified and Convenience Sampling technique. The data were analysed by the mean difference test (t test) and Varian analisisys (ANOVA).
The result shows that: (1) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from gender (sig 0,172 > 0,05), (2) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceive from commulative GPA (sig 0,829 > 0,05), (3) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from parents’ occupation (sig 0,145 > 0,05).
(3)
MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK
MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA
(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ERLINA YOSHEFA NIM : 061334029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
(4)
ii
(5)
iii
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan
terimakasih kepada:
Tuhan Jesus dan bunda Maria
Kedua orangtuaku
Kakak dan adikku
Teman-teman, keluargaku, dan
almamaterku
(7)
v
MOTTO
Apa saja yang Kau minta dalam Doa, percayalah bahwa Kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan padaMu
†Markus 11:24
Jangan mencari kawan yang membuat Anda merasa nyaman tetapi carilah kawan yang memaksa Anda terus berkembang
≈Thomas J.Watson≈
Manusia tidak dapat melakukan segala yang Baik, tetapi selalu dapat melakukan sesuatu yang Baik, dan inilah yang harus
dilakukan FX. Prajasuta MSF
(8)
vi
(9)
vii
(10)
viii
ABSTRAK
MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK,
DAN PEKERJAAN ORANGTUA
(Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2007-2009 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Erlina Yoshefa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (2) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (3) Perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. yang berjumlah 635 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2007, 2008, dan 2009 sejumlah 100 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t) dan analisis Varian (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin (sig 0,172 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK (sig 0,829 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig 0,145 > 0,05).
(11)
ix
ABSTRACT
THE INTEREST OF ACCOUNTING STUDENTS TO FOLLOW TEACHER’S PROFESSIONAL EDUCATION PERCEIVED FROM SEX,
GPA AND PARENTS’ OCCUPATION
A Case Study on University Students of Accounting 2007-2009 batch Faculty of Economics Sanata Dharma University
Erlina Yoshefa Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purpose of this study is to find out the different interest of the Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from: (1) gender, (2) commulative GPA, (3) and parents’ occupation.
The population of this study was 635 University Students of Accounting Faculty of Economics Sanata Dharma University. The samples were 100 students of 2007, 2008, and 2009 batch. The samples were drawn by applying Proportionate Stratified and Convenience Sampling technique. The data were analysed by the mean difference test (t test) and Varian analisisys (ANOVA).
The result shows that: (1) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from gender (sig 0,172 > 0,05), (2) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceive from commulative GPA (sig 0,829 > 0,05), (3) there isn’t any different interest of Students of Accounting in following Teacher’s Professional Education perceived from parents’ occupation (sig 0,145 > 0,05).
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
(13)
xi
5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku Wakil Rektor I, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
6. Bapak Drs. Yusef Widya Karsana, Akt., M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
7. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
9. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;
10.Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran belajar selama ini;
11.Kedua orangtuaku yang aku sayangi, terimakasih atas bantuannya baik spiritual maupun materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga;
12.Kakakku tercinta mbk Titin, terimakasih telah memberikan motivasi dan doa; 13.Adikku Lukas yang tercinta dan yang paling aku sayangi, dan Hendrik
(sepupuku) terimakasih telah memberikan banyak semangat, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan juga;
(14)
xii
14.Keluargaku: Simbahku yang tercinta yang selalu mendoakan aku supaya cepat lulus... (semoga simbah (bude) selalu sehat...dan diberi umur panjang). Dan terimakasih buat semua Bude, Pakde, Om, tante, dan adik-kakak (sepupuku) yang selalu menberikan motivasi;
15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan kebersamaannya...semangat kita semua pasti Bisa;
16.Teman-teman seperjuangan waktu pendadaran: Yosef, Sisil, Beni, Daru, Mbk Ratna, Mas Acong, Mas Lutvi, terimakasih atas dukungannya dan informasinya sehingga kita bisa lulus sama-sama, selain itu buat Tika, Ninin, Nita, Niken, Priska, Johan, Tio, Feri, wahyu, Ardi, Feri CB, terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);
17.Sahabat-sahabatku:
Retno, Mela, Deta, Inggit, Robin, Umi, Eris, Yupita, Siska kecil, Dwi gedhe (horre akhirnya aku bisa menyusul kalian dan Good Luck buat kita semua, (semoga kita bertemu kembali saat wisuda...kangen jalan-jalan bareng)
Mbk Dwi dan Mbk Rini (ayo semangat kalian pasti bisa Doa dan Usaha itu adalah kuncinya cepet nyusul ya)
Lena dan Yosafat (ayo berjuang menyelesaikan skripsi, cepet nyusul ya);
18.Teman-temanku: Rara, Suci, Suster Eno, Alin, Jinong, Arni, Ira, mbk Marsya, mbk Opi, terimakasih atas doa dan dukungannya, serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
(15)
xiii
(16)
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
(17)
xv
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Teoritik ... 8
1. Minat ... 8
2. Pendidikan Profesi Guru ... 13
3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru ... 21
4. Jenis Kelamin ... 22
5. IPK ... 23
6. Pekerjaan Orangtua ... 25
B Kerangka Berpikir ... 26
C Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32
D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 33
E. Variabel Penelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Pengujian Instrumen ... 39
1. Uji Validitas ... 39
2. Uji Reliabilitas ... 42
(18)
xvi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Deskripsi Data ... 54
B. Analisis Data ... 61
C. Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Keterbatasan ... 76
C. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 81
(19)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan S1 Kependidikan dan Non
Kependidikan ... 19
Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S1 Kependidikan dan Non Kependidikan ... 20
Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional ... 35
Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat ... 36
Tabel 3.3 Skor Variabel Minat ... 38
Tabel 3.4 Operasionalisasi Jenis Kelamin ... 38
Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK ... 38
Tabel 3.6 Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua ... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas ... 41
Tabel 3.8 Pedoman Reliabilitas Instrumen ... 43
Tabel 3.9 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas... 43
Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4.2 Interprestasi IPK Mahasiswa ... 55
Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Orangtua ... 55
Tabel 4.4 Intreprestasi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ... 56
Tabel 4.5 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin ... 57
(20)
xviii
Tabel 4.6 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Guru ditinjau dari IPK ... 58
Tabel 4.7 Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 60
Tabel 4.8 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Jenis Kelamin ... 61
Tabel 4.9 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas IPK ... 62
Tabel 4.10 Hasil Rangkuman Pengujian Normalitas Pekerjaan Orangtua ... 63
Tabel 4.11 Hasil Rangkuman Pengujian Homogenitas ... 64
Tabel 4.12 Hasil Pengujian ditinjau dari Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.13 Hasil Pengujian ditinjau dari IPK ... 66
Tabel 4.14 Hasil Pengujian ditinjau dari Pekerjaan Orangtua ... 67
(21)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 81
Lampiran 2. Validitas Dan Reliabilitas ... 87
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 94
Lampiran 4. Deskripsi Data dan Variabel Penelitian ... 100
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan layak dalam kehidupan masyarakat serta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik atau guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk utama calon anggota masyarakat. Berdasarkan sistem pendidikan nasional saat ini, harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Maka tujuan pendidikan nasional sangat bergantung pada unsur-unsur yang berkaitan dengan sistem pendidikan, LPTK, Guru, kurikulum, dan lainnya yang saling berkaitan erat satu sama lain. Misalnya murid yang berkualitas ditentukan oleh guru yang berkualitas pula yang memiliki kompetensi layaknya seorang guru profesional yang telah ditetapkan dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen bahwa kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dan untuk mendapatkan guru dengan kualifikasi seperti di atas tentunya sangat ditentukan juga oleh kualitas LPTK yang menghasilkan guru-guru tersebut. Guru sebagaimana kita kenal merupakan
(23)
sebuah jabatan profesional yang tentunya untuk menuju hal tersebut harus melalui jalur pendidikan yang sesuai, yakni kependidikan dan keprofesian. Sehingga ke depan kebutuhan akan guru yang memang memiliki jiwa pendidik dapat terpenuhi dan tentu akan memberikan pengaruh yang sangat positif di dunia pendidikan. Tetapi sering kita temui di sekolah-sekolah adanya guru yang hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, atau kasus lain adanya guru yang monoton dalam hal pengajaran, metode, dan informasi yang diberikan cenderung tidak disenangi murid serta tidak mampu menambah informasi baru bagi muridnya, hal ini karena sangat sedikit guru yang mau mengembangkan kemampuannya, ada guru yang menjadikan profesinya itu hanyalah sebuah pelarian karena tidak mampu memiliki pekerjaan sesuai dengan bidangnya yang dapat dengan mudah mengikuti program akta, sehingga orang yang tidak memiliki jiwa pendidik pun bisa menjadi guru dengan mudahnya. Dan banyak lagi permasalahan-permasalahan yang ada terkait dengan kualitas dan profesionalitas guru di negeri ini.
Dalam era globalisasi ini, Pemerintah telah menyelenggarakan suatu program mengenai pendidikan profesi yaitu dikenal dengan istilah PPG (Pendidikan Profesi Guru). Pendidikan ini ditujukan untuk mahasiswa yang berbasis kependidikan dan non kependidikan (FKIP dan Non FKIP). Menurut buku Panduan Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan atau PPG adalah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 / 2003 tentang SPN, bahwa Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat
(24)
dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dengan adanya informasi baru tersebut, maka akan menambah peluang baru bagi mahasiswa Non FKIP untuk ikut berperan serta dalam dunia kerja yang menyangkut tentang kependidikan dan dapat dijadikan sebagai informasi yang penting bagi mahasiswa yang nantinya berminat akan mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru, sehingga diharapkan dapat menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional dan memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan adanya minat serta berbagai faktor yang mendukung seperti perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berpikir dan perasaan akan berpengaruh terhadap profesi guru (Gilarso, 1995:5). Sehingga dari pendapat tersebut akan mempengaruhi perbedaan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Sedangkan menurut Hurlock (1980:220), besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan, kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Selanjutnya dalam
(25)
mengarahkan minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru tidak lepas dari diri mahasiswa itu sendiri yang dapat dilihat dari prestasi belajar berupa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) serta tidak lepas dari faktor keluarga yaitu yang terkait dengan pekerjaan orangtua.
Faktor IPK menjadi tolak ukur kecerdasan akademik seseorang dalam bidang tertentu di kampus. IPK yang tinggi pun menjadi sasaran utama mahasiswa agar memiliki akses yang lebih mudah dalam berbagai hal, dari melamar beasiswa, program pertukaran pelajar, lamaran kerja di perusahaan yang bagus, melanjutkan jenjang lanjut hingga untuk “memuaskan” diri sendiri dan orangtua. Oleh karena itu pekerjaan orangtua merupakan salah atu faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru, dimana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga mahasiswa ingin mengikuti jejak orangtuanya atau mahasiswa suka dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang untuk menjadi guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak, dan tidak banyak menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.
Tidak jarang peran serta orangtua juga berpengaruh terhadap pilihan dan keinginan mahasiswa, karena dukungan dari orangtua adalah modal mencapai tujuan yang baik. Menjadi guru merupakan tugas mulia yang masih
(26)
menjadi panutan dan masih dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengembangkan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada, sehingga bagi mahasiswa Non FKIP yang memiliki bakat dan minat menjadi guru mereka dapat mengikuti Pendidikan Profesi Guru dengan tujuan agar menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005). Dari realita tersebut maka diperlukan sebuah dukungan dari orangtua akan masa depan anaknya dalam meneruskan pendidikan yang lebih tinggi agar bisa menghadapi persaingan global. Berdasarkan pada uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai ”MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian tentang minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orangtua.
(27)
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin?
2. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK?
3. Apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan
Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.
(28)
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain:
1. Bagi Mahasiswa: Khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Jurusan Akuntansi yakni dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai Program Pendidikan Profesi Guru.
2. Bagi Universitas: Penulis berharap laporan penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Universitas, selain itu juga menambah referensi perpustakaan.
3. Bagi LPTK: Penulis berharap LPTK untuk terus memberikan informasi yang jelas tentang program Pendidikan Profesi Guru.
(29)
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 1. Minat
a. Pengertian Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Mulyasa (2003:39) minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif, seperti rasa puas, rasa gembira, dan rasa simpati. Sedangkan penilaian yang negatif akan terungkap dalam ”perasaan tidak senang” (rasa enggan, rasa benci, dan rasa takut).
Sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari obyek yang diinginkan itu sebagai wawasan pengetahuan bagi dirinya, orang tersebut akan melakukan tindakan yang nyata untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Oleh karena itu, minat atau disebut juga keinginan seseorang terhadap sesuatu yang ia
(30)
cita-citakan, merupakan hasil kesesuaian antara kondisi dan situasi dengan kebutuhan yang ia harapkan.
Menurut Fudyartanta (2002:36) minat adalah kesadaran seseorang bahwa sesuatu objek, seseorang, suatu soal, atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang minat maka disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut.
b. Macam-macam Minat
Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat (Carl Safran, B.Sc., M.Ed, Ed.D., th.1985, hal. 4) dalam Dewa Ketut (1988: 61):
1) Minat yang diekspresikan (Expressed interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.
2) Minat yang diwujudkan (Manifest interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
(31)
dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, sains, matematika.
3) Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering disebut inventori minat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Giyatama (1990:6) minat dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Secara Intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.
(a) Sikap
Sikap adalah kencenderungan dalam subyek menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, sebagai obyek yang berharga/baik. Dalam sikap terhadap aspek kognitif dan aspek afektif (winkel, 1984:30).
(32)
(b)Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Walgito, 2005:99).
(c) Prestasi belajar
Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes (Winkel, 1986:48). Menurut Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
(c) Bakat
Setiap individu memiliki bakat yang berbeda. Bakat merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir (Suryabrata 1989:142).
(33)
(d)Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan (Mahmud, 1990:63).
(e) Intelegensi
Kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berpikir main peranan (winkel, 1984:24).
2) Secara Ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orangtua, dan teman sebaya. (a) Latar belakang ekonomi
Keadaan sosio-ekonomis menunjuk pada kemampuan finansial siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa, keadaan ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang. Keadaan sosio-ekonomis keluarga yang baik dapat menciptakan kondisi siswa yang menghambat dalam belajar; siswa berpikir “mengapa belajar rajin, semua kebutuhan toh akan dipenuhi” sebaliknya siswa yang berasal dari lingkungan yang lemah ekonominya kerap kali jauh lebih; namun ada pula siswa yang merasa bila belajar
(34)
bersama dengan anak-anak yang kaya minder (winkel, 1984:32).
(b)Minat orangtua
Sikap orangtua mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orangtua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan (Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).
(c) Minat teman sebaya
Semua anak menemukan bahwa suatu kondisi yang sangat membantu penerimaan sosial adalah minat yang sama dengan anggota kelompok teman sebaya (Elizabeth B. Hurlock, 1978:144).
2. Pendidikan Profesi Guru (PPG) a. Pengertian Profesi Guru
Menurut Uno (2007:15) guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
(35)
pendidikan. Sedangkan menurut Suparlan (2006:31) bahwa guru memiliki tugas yang paling sulit, karena pekerjaannya membuat peserta didik memahami, Suparlan membedakan pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih secara terminologis akademis sebagai berikut:
1) Mendidik
Dalam mendidik, guru lebih berperan sebagai panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladan siswa. Sikap dan perilaku guru baik di dalam maupun di luar kelas secara tidak langsung merupakan alat pendidikan yang akan membentuk kepribadian siswa di masa mendatang. Contoh dan keteladanan dalam bersikap dan berperilaku, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan santun terhadap sesama menjadi bahan ajar yang akan ditiru oleh siswanya.
2) Membimbing
Dalam membimbing, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat menepikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mengganggu proses pembelajaran di dalam dan di luar sekolah, serta memberikan arahan dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
(36)
3) Mengajar
Dalam mengajar, guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang diampu untuk ditransfer kepada siswa. Guru harus menguasai materi, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar dan menentukan alat evaluasi yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar pendidikan.
4) Melatih
Dalam melatih, guru diharapkan memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk menerapkan konsep atau teori dalam praktik yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk mempraktikkan berbagai jenis keterampilan yang mereka butuhkan.
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleknya, maka profesi ini memerlukan persyaratan antara lain dikemukakan sebagai berikut (Usman Uzer, 1995:15):
1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
(37)
4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Drs. Moh. Ahli, 1985).
Menurut Nurdin (Sudarman, 2008:101), profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan persiapan spesialisasi akademik dalam waktu yang relatif lama di perguruan tinggi, baik dalam bidang sosial, eksakta maupun seni, dan pekerjaan itu lebih bersifat mental intelektual daripada fisik manual, yang dalam mekanisme kerjanya dikuasai oleh kode etik. Sedangkan pekerjaan profesional adalah pekerjaan yang dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan, semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula derajat profesi yang diembannya. Tinggi rendahnya pengakuan profesioanalisme sangat bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh. b. Pengertian Pendidikan Profesi Guru
Menurut UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi
(38)
guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
d. Tujuan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum program PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan khusus program PPG seperti yang tercantum dalam Permendiknas No 8 Tahun 2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik, serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.
e. Kurikulum Pendidikan Profesi Guru
Menurut Panduan PPG, dalam menyusun kurikulum PPG perlu diperhatikan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
(39)
UU no 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun demikian pengelompokan kompetensi ini tidak dapat dijadikan sebagai pengelompokan mata kuliah, oleh karena kompetensi ini merupakan hasil akhir dari proses pendidikan, dan kompetensi-kompetensi itu dapat tertampung dalam beberapa mata kuliah, misalnya mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia, dan bahasa inggris dapat menampung kompetensi kepribadian dan sosial.
Dengan demikian dalam penyusunan kurikulum PPG kompetensi yang ingin dicapai dapat disederhanakan menjadi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi akademik adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari kegiatan mendidik yang akan diaplikasikan secara otentik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di lapangan. Sedangkan kompetensi profesional adalah seluruh kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip keilmuan dalam praktik nyata di sekolah yang memiliki struktur, yang terdiri atas orientasi, latihan terbimbing, latihan mandiri, mengatasi masalah-masalah belajar siswa, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan non mengajar yang terjadi di sekolah.
Pada program PPG untuk lulusan S-1 kependidikan perlu diberikan mata kuliah bidang studi dalam bentuk subject specific
(40)
pedagogy (pendidikan bidang studi) dan program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan, sedangkan pada program PPG pasca S1/D-IV Non kependidikan diberikan mata kuliah mengenai kompetensi akademik pendidikan (pedagogik), bidang studi dalam bentuk subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan latihan mengajar atau program pangalaman lapangan (PPL). Hasil analisis itu dapat dikemukakan seperti dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Analisis Kompetensi Lulusan 1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan
No Kompetensi Lulusan S-1 Kependidikan
Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan 1 Akademik Telah menguasai
konsep dan landasan kependidikan Memahami peserta
didik dengan baik
Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Telah menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya Belum menguasai konsep dan landasan kependidikan Belum memahami peserta didik karena tidak diprogramkan dalam pembelajaran Telah menguasai bidang studi secara mendalam tetapi belum mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran Belum menguasai pengetahuan tentang pembelajaran dan segala aspeknya 2 Profesional Telah memiliki
kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan segala aspeknya Belum memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran karena tidak diprogramkan
(41)
walaupun belum sempurna
dalam
pembelajarannya Berdasarkan perbedaan kompetensi lulusan S-1 kependidikan dan S-1 /D-IV Non kependidikan tersebut dilakukan kajian kurikulum yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Kerangka Kurikulum untuk Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non Kependidikan
Program Pendidikan Profesi Guru No Kompetensi Lulusan S-1
Kependidikan
Lulusan S-1/D-IV Non kependidikan 1 Akademik Pengemasan materi
bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy)
Kajian tentang teori pendidikan dan pembelajaran Kajian tentang peserta didik Pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang mendidik (subject specific pedagogy) Pembentukan kompetensi
kepribadian pendidik 2 Profesional PPL kependidikan PPL kependidikan
f. Persyaratan Pendidikan Profesi Guru
Adapun persyaratan calon peserta PPG adalah sebagai berikut (Tn, 2010 dalam http://sakobere.blogspot.com/2010/04/dibuka-kesem atan-pendidikan-profesi.html) [10 April 2010]:
1) Memiliki kualifikasi akademik minimal S.1/D.IV yang dibuktikan dengan fotocopy ijazah yang dilegalisasi oleh Perguruan Tinggi
(42)
(apabila Perguruan Tinggi jauh dari lokasi guru dapat dilegalisasi oleh kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota). 2) Guru TK/SD/SMP/SMK/SLB baik guru PNS maupun guru bukan
PNS yang mengajar di sekolah negeri atau swasta dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala sekolah.
3) Guru bukan PNS adalah guru tetap yayasan dengan masa kerja minimal 5 tahun, dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
4) Usia maksimum 50 tahun.
5) Diijinkan oleh kepala sekolah dibuktikan dengan Surat Ijin Belajar dan diketahui oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota.
6) Tidak ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala sekolah.
7) Biaya PPG bagi guru dalam jabatan dibebankan pada para peserta. 8) Tunduk pada peraturan tentang pelaksanaan PPG bagi guru dalam
jabatan.
3. Minat terhadap Pendidikan Profesi Guru
Telah diuraikan di atas bahwa minat adalah suatu kecenderungan menetap yang didorong oleh perasaan senang atau ketertarikan seseorang pada suatu objek yang disertai dengan perhatian yang lebih dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan objek tersebut. Dalam penelitian ini,
(43)
minat yang dimaksud adalah perasaan senang atau ketertarikan seseorang, perhatian dan partisipasi pada Pendidikan Profesi Guru, khususnya pada mahasiswa Non FKIP yaitu mahasiswa Jurusan Akuntansi.
Mahasiswa yang memiliki minat terhadap Pendidikan Profesi Guru tentu memiliki perasaan senang terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Winkel (1984:25) menyebutkan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Sehingga mahasiswa yang berminat pada Pendidikan Profesi Guru tentu akan memberikan perhatian yang lebih pada tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam dunia pendidikan. Perhatian nampak dari adanya rasa ingin tahu mahasiswa untuk mempelajari dan memahami bahkan ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan bidang pendidikan atau kegiatan mahasiswa baik di dalam maupun di luar yang berhubungan dengan bidang pendidikan.
4. Jenis Kelamin
Menurut Mahmud (1990:63) jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identititas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan. Sifat-sifat seperti logis, bebas, dan agresif, dianggap sebagai sikap maskulin,
(44)
sedangkan sikap seperti lemah lembut, ramah, dan empatik dianggap feminin.
Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada masa remaja, khususnya pada remaja putri. John mill dan mary allen lynch (1983), dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Remaja putri menjadi lebih self-conscious (perasa terhadap diri sendiri) dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri ketimbang remaja-remaja pria.
b. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan remaja-remaja pria di bidang ketrampilan spasial (ruang).
c. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk persahabatan-persahabatan yang kental.
Tetapi satu hal yang jelas ialah bahwa remaja pria yang tidak berperilaku cukup maskulin dan remaja putri yang tidak berperilaku cukup feminin akan kurang populer dan kurang diterima oleh teman-temannya yang sejenis kelamin dan yang bukan sejenis kelamin.
5. Indeks Prestasi Komulatif (IPK)
Menurut Winkel (1996:162) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan
(45)
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar sering dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.
Prestasi akademik atau prestasi belajar biasanya diukur dari nilai sehari-hari hasil tes hasil belajar dan lamanya bersekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik selama masa remaja adalah (Dimyati Mahmud, 1990:83):
a. Status sosial ekonomi orangtua.
b. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan motivasi.
c. Perbedaan sosial ekonomi dan kesempatan.
Prestasi belajar dalam lingkungan perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang berupa nilai-nilai yang tercermin pada indeks prestasi (IP). Indeks prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka dibelakang koma. Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan, sedangkan indeks prestasi komulatif (IPK) adalah nilai akhir evaluasi seorang mahasiswa selama jenjang perguruan tinggi.
(46)
6. Pekerjaan Orangtua
Menurut Sutikno (1988:30) pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki kesamaan kewajiban atau tugas-tugas pokok. Satu pekerjaan dilakukan oleh satu orang atau beberapa orang yang menduduki jabatan tersebut diberbagai tempat. Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan di suatu instansi pemerintahan, swasta, atau wiraswasta.
Menurut Dewi (2004:32) pekerjaan dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimilki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap.
b. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat dari pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Pekerjaan dalam penelitian ini dikhususkan pada pekerjaan orangtua sebagai guru dan bukan guru. Orangtua memiliki pengaruh yang kuat kepada anaknya. Ibu (orangtua) adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya yang memelihara perkembangan anak-anaknya dan juga yang
(47)
mempengaruhi anaknya dalam setiap aktivitasnya (Gunarsa, 1986:153). Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hurlock (1980: 118) bahwa anak akan meniru sikap dan perilaku orangtuanya.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang dimaksud adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan. Secara psikologi dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Pengaitan dan pembatasan kesempatan berjabatan tertentu pada jenis kelamin pria atau wanita dan lingkup kebudayaan atau golongan sosial akan membawa akibat terhadap cara masyarakat luas berpikir tentang dunia kerja.
Sifat kepribadian yang dimiliki antara pria dan wanita berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini akan membawa akibat terhadap cara masyarakat berfikir luas tentang dunia kerja. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar dan lebih perkasa. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki yang bersifat keibuan, lemah lembut, berperasaan, dan lebih feminim. Sedangkan ada perempuan yang bersifat maskulin, kasar dan lebih perkasa. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berpikir, dan perasaan akan berpengaruh pada
(48)
persepsi seseorang tentang profesi guru yang pada akhirnya akan berpengaruh pada minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru.
Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan, karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, berperasaan dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa maupun masalah-masalah yang menyangkut kepribadian atau psikologi siswa. Faktor lain berkaitan dengan anggapan bahwa profesi guru merupakan profesi yang aman bagi perempuan, karena perempuan dapat menjadi guru sambil menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Tugas seorang ibu adalah mendidik anak maka secara tidak langsung perempuan juga mendidik siswa-siswanya seperti anak-anak sendiri oleh karena itu secara alamiah anak lebih dekat dan mudah berkomunikasi dengan ibunya. Realitas ini terbawa masuk sampai ke sekolah, sehingga di sekolah seorang murid menemukan “ibunya” yang kali ini menjadi guru baginya.
Profesi guru kurang cocok untuk laki-laki karena sifat laki-laki maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka terhadap siswa dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah-masalah yang terjadi pada pribadi siswa.
(49)
2. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Prestasi belajar secara umum dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai. Prestasi belajar mahasiswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai yang tercermin dalam Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Perbedaan tinggi rendahnya IPK mahasiswa dapat mempengaruhi cara pandang mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki IPK rendah karena mahasiswa yang memiliki IPK tinggi cenderung memiliki gairah belajar yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Oleh karena itu mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK tinggi cenderung berminat setelah lulus kuliah akan lebih memilih untuk bekerja sebagai Akuntan atau Profesi Akuntan dalam lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Akuntan sebagai Akuntan Publik seperti pekerjaan Audit, Akuntansi Pajak, Konsultan manajemen, dll, karena tidak sedikit dari mahasiswa yang memiliki IPK tinggi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus dari bangku kuliah dan mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin, memperoleh harta kekayaan yang banyak, dan memiliki kekuasaan yang cukup. Sedangkan mahasiswa Jurusan Akuntansi yang memiliki IPK rendah akan cenderung mempunyai minat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru, karena beranggapan Profesi Guru akan menciptakan peluang kerja lebih besar dari pada Profesi lain.
(50)
3. Perbedaan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua
Pekerjaan orangtua adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan penghasilan. Setiap orangtua mahasiswa memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini pekerjaan dibedakan menjadi guru dan bukan guru dengan pertimbangan bahwa mahasiswa memiliki minat yang berbeda untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Jenis pekerjaan orangtua secara tidak langsung berkaitan erat dengan pola pengasuhan anak sehingga ikut mempengaruhi pola pendidikan di dalam rumah. Sikap mental orangtua mahasiswa yang satu berbeda dengan sikap mental mahasiswa yang lain tergantung dari jenis pekerjaan orangtuanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara pandang mahasiswa terhadap suatu pekerjaan. Sebagai seorang guru tentu sikap mentalnya berbeda dengan yang bukan guru. Orang tua yang bekerja sebagai guru akan memiliki pola pengasuhan atau mendidik anak layaknya seperti guru. Orangtua lebih sabar dalam membimbing anaknya dan orangtua akan memperlakukan anak seperti siswa di sekolah yang akan terus dibimbing dengan penuh kesabaran. Orangtua yang pekerjaannya bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan seorang guru, secara tidak langsung orangtua yang bukan seorang guru akan mempunyai pola asuh atau mendidik anak terpengaruh oleh jenis pekerjaannya.
(51)
Sikap mental yang dimiliki oleh para orangtua baik guru maupun bukan guru, akan ditularkan ke anak lewat pola asuh. Pola asuh yang diberikan kepada anak sangat berbeda dengan mentalitas yang dimiliki oleh orangtua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya dalam memandang lingkungan sekitarnya. Dengan demikian tidaklah mustahil apabila seorang anak mengikuti pekerjaan orangtuanya, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bahwa anak dari keluarga guru mengikuti jejak orangtuanya menjadi guru. Hal ini memperkuat dugaan bahwa orangtua mahasiswa yang pekerjaannya sebagai guru, cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk tertarik dalam profesi guru dan berharap bisa menjadi guru yang profesional dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Sebaliknya orangtua mahasiswa yang pekerjaannya bukan guru cenderung akan berpengaruh terhadap keinginan mahasiswa untuk kurang berminat dalam profesi guru karena mahasiswa menganggap profesi guru adalah profesi no 2 dan tidak dapat menjamin pemenuhan kebutuhannya.
(52)
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin.
2. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.
3. Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.
(53)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, sehingga penelitian didasarkan hanya pada satu prodi (Jurusan Akuntansi) yang akan diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November tahun 2010-Januari tahun 2011
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah:
Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian adalah minat mahasiswa, jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orangtua.
(54)
D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Menurut Zuriah (2006:116) populasi adalah suatu data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Dalam penelitian ini populasinya bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sampel dalam sebuah penelitian timbul disebabkan karena 2 (dua) hal berikut:
a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi. b. Peneliti bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas (Sutrisno Hadi, 1987:70)
Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Sumarno, 2003: 102):
2
1 Ne N n
+ =
(55)
Keterangan:
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir, misalnya 1%. Batas kesalahan yang ditolerir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%.
86 % 1 . 635 1
635
2 = +
=
n (pembulatan)
Dari hasil rumus Slovin di atas maka jumlah sampel tersebut sebanyak 86 mahasiswa. Tetapi dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil menjadi 100 mahasiswa, dengan pertimbangan bahwa semakin banyak jumlah sampel, diharapkan bisa memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
3. Teknik Penarikan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Proportionate Stratified dan Convenience Sampling. Teknik Proportionate Stratified digunakan karena populasinya mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik pengambilan sampel Convenience Sampling dilakukan dengan cara memilih responden yang kebetulan ditemui pada saat penelitian. Teknik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan sampel berstrata. Ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap strata tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh
(56)
sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap srata ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata. Setelah itu masing-masing strata atau lapisan diambil sampel sesuai dengan jumlah populasi masing-masing strata.
Tabel 3.1
Rancangan Strata Proporsional
Angkatan Jumlah mahasiswa Perbandingan tiap angkatan
2007 92 0,283
2008 136 0,418
2009 97 0,299
Total (N) 325 1,000
Dari tabel di atas maka tiap angkatan akan diambil berdasarkan jumlah sampel dikalikan dengan perbandingan tiap angkatan sebagai berikut :
Angkatan 2007 : 100 x 0,283 = 28 (pembulatan) Angkatan 2008 : 100 x 0,418 = 42 (pembulatan) Angkatan 2009 : 100 x 0,299 = 30 (pembulatan) Total = 100
E. Variabel Penelitian
1. Pengelolaan variabel
Variabel Penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang diuji meliputi :
(57)
a. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung dari nilai variabel lain. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah : minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
b. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dari variabel lain. Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1) Jenis kelamin
2) IPK
3) Pekerjaan orangtua 2. Operasional Variabel
a. Variabel Minat
Tabel 3.2 Operasionalisasi Minat Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner) Tertarik 1) Ketertarikan
untuk mengikuti PPG 2) Ketertarikan untuk membaca buku yang berkaitan dengan Profesi Guru 3) Ketertarikan untuk 1,2,3,4 5 6
(58)
membaca artikel yang berkaitan dengan PPG 4) Ketertarikan untuk mengikuti seminar-seminar kependidikan 5) Ketertarikan untuk mengikuti PPG karena dorongan sekitar 7 8,9
Memperhatikan 1) Perhatian terhadap PPG 2) Mencari informasi tentang PPG 3) Perhatian terhadap cara mengajar dosen 10 11,12 13
Senang 1) Perasaan senang yang berasal dari teman sebaya 2) Perasaan senang yang berasal dari keluarga 3) Perasaan senang karena peluang kerja yang lebih besar 14 15 16,17 Jumlah 17 Diadopsi dari Skripsi Yuni (2009)
(59)
Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.3 Skor Variabel Minat
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
b. Variabel Jenis Kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi skor:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Jenis Kelamin
c. Variabel IPK
Tabel 3.5 Operasionalisasi IPK
Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 (halaman 18).
Jenis Kelamin Skor
Laki-laki 1 Perempuan 2
IPK Skor 3,51-4,00 3 2,76-3,50 2 2,00-2,75 1
(60)
d. Variabel Pekerjaan Orangtua
Tabel 3.6
Operasionalisasi Pekerjaan Orangtua
Pekerjaan Skor
Guru 1
Bukan guru 2
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini digunakan angket kuesioner minat mahasiswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya (Suharsimi, 1993:126).Metode ini dilakukan untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002:
(61)
144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya jika kevalidan suatu instrumen rendah menunjukkan bahwa instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat, yaitu apabila butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Penelitian ini menggunakan korelasi product moment untuk mencari validitas item yaitu dengan mengkorelasikan antar butir soal dengan skor total. Rumus Product moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2003:425-426):
(
)( )
(
)
(
(
)
⎭⎬⎫ ⎩⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − =∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rxy Keterangan: xy r
=Koefisien antara X dan Y N =Jumlah subyek
X =Skor masing-masing butir uji coba Y = Skor total butir uji coba
∑
X=Jumlah skor butir
∑
Y =Jumlah skor total butir
∑
XY =Jumlah hasil perkalian skor butir dan skor total
=
∑
2X
(62)
=
∑
2Y
Jumlah kuadrat skor total butir.
Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi
5%. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel, maka butir soal tersebut
valid. Sebaliknya apabila harga rhitung lebih kecil dari rtabel, berarti soal tersebut tidak valid.
Kesimpulan hasil pengujian validitas diperoleh dengan membandingkan antara rhitung dengan rtabel. Jumlah data (n) sebanyak 30
responden dan α = 5% diperoleh rtabel sebesar 0, 361. Berdasarkan hasil pengujian validitas dari 25 item pertanyaan, ada 17 item yang valid atau sahih dan 8 item yang dinyatakan gugur atau tidak valid yaitu item 11, 12, 16, 17, 18, 19, 20, dan 21. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru
No. Item
r
hitung
r
tabel KeteranganItem1 0, 706 0, 361 Valid
Item2 0, 746 0, 361 Valid
Item3 0, 742 0, 361 Valid
Item4 0, 698 0, 361 Valid
Item5 0, 644 0, 361 Valid
Item6 0, 798 0, 361 Valid
Item7 0, 561 0, 361 Valid
Item8 0, 501 0, 361 Valid
Item9 0, 740 0, 361 Valid
Item10 0, 523 0, 361 Valid
Item13 0, 443 0, 361 Valid
(63)
Item15 0, 369 0, 361 Valid
Item22 0, 574 0, 361 Valid
Item23 0, 729 0, 361 Valid
Item24 0, 693 0, 361 Valid
Item25 0, 656 0, 361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Instrumen dikatakan reliabel apabila insrumen tersebut merupakan ketetapan atau kondisi konsisten artinya jika instrumen tersebut dikenakan pada obyek yang sama pada waktu yang berbeda hasilnya akan relatif sama atau tetap. Instrumen pada penelitian ini berupa angket maka pengujian reliabilitas akan diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: (Arikunto, 2002:171)
(
)
⎥⎥⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −=
∑
2 1 2 11 1 1 σ σb k k r Keterangan: 11r = reabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ = jumlah varians butir
2 1
σ = varians total
Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan koefisien Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly, dalam Imam Ghozali, 2001:42). Sebaliknya apabila hasil nilai koefisien Alpha Cronbach < 0, 6, maka penelitian tersebut dikatakan belum reliabel. Sebagai pedoman untuk
(64)
menentukan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, maka pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Pedoman Reabilitas Instrumen
No Koefisien Alpha Kriteria Penilaian 1 0,80 – 1,00 Sangat tinggi
2 0,60 – 0,79 Tinggi
3 0,40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 <0,20 Sangat tinggi
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kesimpulan Hasil Uji reliabilitas
Variabel yang diukur
r
hitung
r
tabel StatusMinat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi
Guru
0, 928 0, 6 Reliabel
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12. Reabilitas variabel minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru dilakukan dengan pendekatan atau teknik Alpha Cornbach. Setelah diuji koefisien alfa sebesar 0,928 yang berarti lebih besar dari 0,6, dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru dinyatakan reliabel.
(65)
H. Teknik Analisis Data
1. Deskriptif Data
Deskriptif data dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan data hasil observasi yang diperoleh di lapangan yang meliputi karakteristik responden, variabel minat, jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orangtua.
Rumus yang digunakan adalah: % = %100 x Nn
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah total responden % = Persentase
Untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel yang pengumpulan ditanya dengan menggunakan kuesioner (angket), setiap indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi skor yaitu:
a. Skor 5 untuk jawaban SS yang berarti sangat tinggi b. Skor 4 untuk jawaban S yang berarti tinggi
c. Skor 3 untuk jawaban RR yang berarti cukup d. Skor 2 untuk jawaban TS yang berarti rendah
(66)
2. Uji Normalitas dan Homogenitas a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Sugiyono, 1999:255):
D =maksimumFo
( )
X1 −Sn( )
X1Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo (X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X1 ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
(67)
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata yang berdistribusi normal, berdasarkan sampel yang telah diambil dari setiap populasi. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas varians digunakan uji F (Sudjana, 2002:250)
terkecil Varians
terbesar Varians
F =
Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang n-1 dan dk penyebut n-1. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel (F hitung < F tabel) maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan dianalisis homogen.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin, IPK, dan pekerjaan orangtua. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
(68)
a. Perumusan Hipotesis
1) Perumusan Hipotesis Pertama
HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin
Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin
2) Perumusan Hipotesis Kedua
HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK 3) Perumusan Hipotesis Ketiga
HO : Tidak ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua
Ha : Ada perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua
(69)
b. Pengujian Hipotesis
1) Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin yaitu dengan memanfaatkan uji t, pengujian hipotesis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, adapun menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis H0 : = 0 H1 : > 0
b) Menetukan t tabel dengan dk = n-2 dengan tingkat signifikansi (α = 0,05).
c) Menentukan statistik uji t dengan rumus (Sudjana, 1996: 380):
2
1 2
r n r t
− − =
Keterangan: =
t Nilai yang dicari =
r Koefisien jenis kelamin terhadap minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru
(70)
Adapun kriteria dalam penarikan kesimpulan adalah:
(1)Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
(2)Jika t hitung = t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis IPK menggunakan rumus analisis varian Uji F (One Way Anova). Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan (jelas) antara rata-rata hitung tiga kelompok atau lebih.
Jika harga F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara signifikan minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis IPK. Sedangkan jika F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan untuk minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK.
(71)
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis perbedaan minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua yaitu dengan memanfaatkan uji t, pengujian hipotesis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, adapun menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis HO : = 0
H1 : > 0
b) Menetukan t tabel dengan dk = n – 2 dengan tingkat signifikansi (α = 0,05).
c) Menentukan statistik uji t dengan rumus (Sudjana, 1996: 380):
2
1 2
r n r t
− − =
Keterangan: =
t Nilai yang dicari
=
r Koefisien pekerjaan orangtua terhadap minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru
=
(72)
Adapun kriteria dalam penarikan kesimpulan adalah:
(1)Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
(2)Jika t hitung = t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat.
(73)
52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Di dalam Bab IV ini akan diuraikan mengenai analisis data dan pembahasan akan tetapi sebelum menguraikan hasil dari penelitian, terlebih dahulu kita uraikan sedikit gambaran umum mengenai Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Universitas Sanata Dharma (USD) diselenggarakan oleh Yayasan Sanata Dharma dan merupakan bentuk pengembangan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Sanata Dharma yang didirikan pada tahun 1955 oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam katolik. Perubahan bentuk tersebut disahkan oleh Pemerintah tahun 1993 melalui Keputusan Mendikbud Republik Indonesia No.4/D/0/1993. Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan seperti yang terkandung dalam pancasila sehingga memiliki kemampuan akademik di bidangnya serta integritas kepribadian yang tinggi.
Visi dan misi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma adalah menampilkan diri sebagai business school yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademik dan humanistik dan menghasilkan Sarjana Ekonomi (Akuntansi dan Ekonomi) yang profesional dengan memiliki integritas, bersumber pada moral dan spirit kristiani, melalui proses character building.
(74)
Tujuan dari Program Studi Akuntansi adalah menghasilkan para profesional di bidang akuntansi yang mampu berperan aktif dalam mengelola serta mengembangkan perusahaan atau organisasi atau tempat mereka bekerja. Proses pendampingan belajar mahasiswa dirancang secara cermat agar para lulusannya tidak saja memiliki pengetahuan di bidang akuntansi, tetapi juga mampu mengembangkan softskill yang dibutuhkan dalam pengembangan pribadi dan karier lulusan di masa depan, seperti memiliki kepribadian kuat, berpandangan luas, berwawasan lingkungan, bermoral tinggi, dan menyadari tanggungjawab sosialnya. Nilai-nilai yang dikembangkan di Program Studi Akuntansi adalah:
1. Menjunjung tinggi academic excellence
2. Pembentukan karakter yang mengacu pada humanistic values
3. Menjunjung tinggi integritas pribadi (kejujuran dan tanggungjawab) 4. Penekanan pada continous quality improvement
5. Menciptakan suasana kerja yang terbuka dan demokratis
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. yang berjumlah 635 orang. Tetapi sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 100 responden yang mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2007, 2008, dan 2009. Dasar pengambilan sampel ini adalah mahasiswa tersebut sudah tidak mengambil mata kuliah, ada juga yang sedang cuti, dan sedang menempuh skripsi.
(75)
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Responden Penelitian
Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data mengenai jenis kelamin, IPK, pekerjaan orangtua, dan minat mahasiswa Jurusan Akuntansiuntuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru.Berikut ini deskripsi data untuk masing-masing variabel.
a. Data Jenis kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif
1 Laki-laki 32 32%
2 Perempuan 68 68%
Jumlah 100 100%
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang atau 32% dan responden perempuan sebanyak 68 orang atau 68%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada responden yang berjenis kelamin laki-laki.
b. Data IPK
Data mengenai IPK mahasiswa bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat IPK Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tingkat IPK digolongkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
(76)
3,51-4,00 = Dengan pujian 2,76-3,50 = Sangat memuaskan 2,00-2,75 = Memuaskan
Dari kuesioner yang disebarkan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.2
Interprestasi IPK Mahasiswa
Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
3,51-4,00 8 8% Dengan pujian
2,76-3,50 50 50% Sangat memuaskan
2,00-2,75 42 42% Memuaskan Jumlah 100 100%
Sumber: Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 (halaman 18).
Dengan melihat tabel penilaian IPK di atas dapat dijelaskan bahwa kategori IPK dengan pujian (3,51-4,00) ada 8 orang atau 8%, kategori IPK Sangat memuaskan (2,76-3,50) ada 50 orang atau 50%, kategori IPK Memuaskan (2,00-2,75) ada 42 orang atau 42%. Dengan melihat penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan IPK mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori sangat memuaskan.
c. Data Pekerjaan Orangtua
Tabel 4.3
Distribusi Responden menurut Pekerjaan Orangtua
No Pekerjaan Orangtua Frekuensi Frekuensi Relatif
1 Guru 32 32%
2 Bukan Guru 68 68%
Jumlah 100 100%
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang pekerjaan orangtuanya guru ada 32 orang atau 32%, sedangkan yang pekerjaan
(77)
orangtuanya bukan guru ada 68 orang atau 68%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa data orangtua mahasiswa yang pekerjaannya bukan guru lebih banyak daripada orangtua mahasiswa yang pekerjaannya guru.
2. Deskripsi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru
Penilaian atas data variabel minat berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data minat mahasiswa Jurusan Akuntansi, skor tertinggi sebesar 85 dan skor terendah sebesar 17. Adapun distribusi frekuensi data variabel minat mahasiswa Jurusan Akuntansi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Interprestasi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru
Interval Skor Frekuensi Presentase Kategori
72-85 3 3% Sangat Tinggi
62-71 14 14% Tinggi 55-61 17 17% Cukup 48-54 19 19% Rendah
17-47 47 47% Sangat Rendah
Jumlah 100 100%
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru yang dikategorikan sangat tinggi sebanyak 3 orang atau 3%, kategori tinggi sebanyak 14 orang atau 14%, kategori cukup sebanyak 17 orang atau 17%, kategori rendah sebanyak 19 orang atau 19%, dan kategori sangat rendah 47 orang atau
(78)
47%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Akuntansi berminat sangat rendah untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Hal ini didukung oleh hasil persentase tertinggi minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru terletak pada kategori sangat rendah.
a. Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin
Tabel 4.5
Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin
Kriteria Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Sangat Tinggi - - 3 3% 3 3%
Tinggi 6 6% 8 8% 14 14%
Cukup 4 3% 13 14% 17 17%
Rendah 4 4% 15 15% 19 19%
Sangat Rendah 18 18% 29 29% 47 47%
Jumlah 32 32% 68 68% 100 100%
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari jenis kelamin dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin Laki-laki
Untuk responden laki-laki tidak ada satu orang pun yang berminat sangat tinggi, 6 orang (6%) memiliki minat tinggi, 4 orang (4%) memiliki minat cukup, 4 orang (4%) memiliki minat rendah, 18 orang (18%) memiliki minat sangat rendah.
(79)
2) Jenis Kelamin Perempuan
Untuk responden perempuan ada 3 orang (3%) berminat sangat tinggi, 8 orang (8%) memiliki minat tinggi, 13 orang (13%) memiliki minat cukup, orang 15 (15%) memiliki minat rendah, 29 orang (29%) memiliki minat sangat rendah.
b. Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Berikut ini disajikan tabel interprestasi minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK:
Tabel 4.6
Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK
Kriteria IPK Total Dengan Pujian (3,51-4,00) Sangat Memuaskan (2,76-3,50) Memuaskan (2,00-2,75)
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Sangat
Tinggi
- - 2 2% 1 1% 3 3% Tinggi - - 6 6% 8 8% 14 14% Cukup 3 3% 8 8% 6 6% 17 17%
Rendah 1 1% 10 10% 8 8% 19 19%
Sangat Rendah
4 4% 24 24% 19 19% 47 47%
Jumlah 8 8% 50 50% 42 42% 100 100%
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari IPK dapat diuraikan sebagai berikut:
(80)
1) IPK Dengan Pujian (3,51-4,00)
Untuk responden yang IPKnya dengan pujian tidak ada satu orang pun yang memiliki minat sangat tinggi, tidak ada satu orang pun memiliki minat tinggi, 3 orang (3%) memiliki minat cukup, 1 orang (1%) memiliki minat rendah, 4 orang (4%) memiliki minat sangat rendah.
2) IPK Sangat Memuaskan (2,76-3,50)
Untuk responden yang IPKnya sangat memuaskan ada 2 orang (2%) yang memiliki minat sangat tinggi, 6 orang (6%) memiliki minat tinggi, 8 orang (8%) memiliki minat cukup, 10 orang (10%) memiliki minat rendah, 24 orang (24%) memiliki minat sangat rendah.
3) IPK Memuaskan (2,00-2,75)
Untuk responden yang IPKnya memuaskan ada 1 orang (1%) yang memiliki minat sangat tinggi, 8 orang (8%) memiliki minat tinggi, 6 orang (6%) memiliki minat cukup, 8 orang (8%) memiliki minat rendah, 19 orang (19%) memiliki minat sangat rendah.
c. Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua
Berikut ini disajikan tabel interprestasi minat mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru ditinjau dari pekerjaan orangtua:
(1)
112
Group Statistics
Pekerjaan
Orangtua N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Minat Guru 32 51,34 15,961 2,822 Bukan guru 68 47,26 11,274 1,367
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Minat Equal variances
assumed 3,665 ,058 1,470 98 ,145 4,079 2,774 -1,426 9,584 Equal variances
not assumed 1,301 46,089 ,200 4,079 3,135 -2,232 10,390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
113
(3)
114
(4)
115
(5)
116
(6)