Studi deskriptif strategi coping pada penderita pasca stroke dewasa madya - USD Repository
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING
PADA PENDERITA PASCA STROKE DEWASA MADYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Program Studi Ilmu Psikologi
Oleh :
Mellissa Catalina Trisnadi
NIM : 039114029
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
Halaman Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kukasihi
“Jesus Christ”
Papa, Mama, Felix
Adik-adikku dan Almamaterku
If u’r back is AGAINTS the WALL
If there seems NO WAY OUTYou have to FACE U’R FEARNESS
NEVER GIVE UP !!! NEVER BREAKDOWN !!! DON’T LOSE U’R FAITH !!!ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING
PADA PENDERITA PASCA STROKE DEWASA MADYA
Mellissa Catalina Trisnadi
Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma
Penderita pasca stroke membutuhkan usaha coping untuk mengatasi situasi
stress pasca stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
strategi coping yang digunakan oleh penderita pasca stroke dewasa madya. Penelitian
ini menggunakan 2 bentuk strategi coping berdasarkan fungsinya, yaitu problem-focused coping (PFC) dan emotional-focused coping (EFC). PFC terdiri dari lima
komponen dan EFC terdiri dari 8 komponen.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian
ini adalah pria dan wanita dengan usia 40-60 tahun yang pernah mengalami stroke,
dalam kondisi pemulihan pasca stroke dan sedang menjalani program rehabilitasi
pasca stroke di rumah sakit tertentu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 50
subjek yang terdiri dari 25 subjek pria dan 25 subjek wanita. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala strategi coping yang disusun oleh
peneliti. Koefisien realibilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu sebesar
0,913 untuk skala PFC sedangkan untuk skala EFC sebesar 0,899.Sebagian besar penderita pasca stroke (72 %) menggunakan PFC pada kategori
tinggi dan 72 % menggunakan EFC pada kategori sedang. Subjek wanita lebih
banyak menggunakan EFC pada kategori tinggi dan penggunaan EFC pada kategori
sedang lebih banyak digunakan oleh subjek pria. Tidak ada perbedaan yang
signifikan penggunaan PFC dan EFC berdasarkan pendidikan subjek. Berdasarkan
pekerjaan, persentase penggunaan PFC paling tinggi diperoleh penderita pasca stroke
yang memiliki pekerjaan tidak terikat instansi sedangkan persentase penggunaan EFC
yang paling tinggi diperoleh penderita pasca stroke yang tidak bekerja, namun tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan penggunaan PFC dan EFC pada penderita
pasca stroke berdasarkan status pekerjaannya. Berdasarkan lama masa pasca stroke,
penggunaan PFC dan EFC cenderung menurun seiring dengan makin lama masa
pasca stroke dan tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan PFC dan EFC
penderita pasca stroke berdasarkan lama masa pasca stroke.
Kata kunci : pasca stroke, coping, problem-focused coping dan emotional-focused
coping
ABSTRACT
DESCRIPTIVE STUDY OF COPING STRATEGIES TOWARD POST-
STROKE MIDDLE AGE SUFFERERS
Mellissa Catalina Trisnadi
Fakultas Psikologi
Universitas sanata Dharma
Post stroke sufferers need coping effort to overcome stressfull situation during
post stroke. This research aimed to describe how coping strategies which used by post
stroke middle age sufferers. This research used 2 kinds of coping strategies based on
their functions, problem-focused coping (PFC) and emotional-focused coping (EFC).
PFC consists of 5 component and EFC consists 8 component.This is a descriptive quantitative research. The subjects of this research are 50
subjects, consists of 25 women and 25 men, 40-60 years old, who had experienced
stroke, going through period of recovery and joining post-stroke rehabilitation at
certain hospitals. The instrument in this research is the strategy coping scale that was
designed by researcher. The reliability coefficient used Alpha Cronbach technique,
0,913 for PFC scale and 0,899 for EFC scale.Almost the post stroke sufferers (72 %) used PFC in the high category and 72 %
used EFC in the average category. The women used more EFC in the high category
and men used more EFC in the average category. There were didn’t found significant
different PFC and EFC between the subject based on their education. Based on their
occupation, the post stroke sufferers who worked as self-employed used PFC in the
higher percentage and the post stroke sufferers who didn’t work used EFC in the
higher percentage EFC, but in general there were didn’t found significant different
PFC and EFC between the subject based on their occupation status. Based on the long
post stroke time, the using PFC and EFC was decreased along with the longer post
stroke time and there were didn’t found significant different PFC and EFC between
subject based on their long post stroke time.
Key words : post-stroke, coping, problem-focused coping and emotional-focused
copingKATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang atas semua
berkat dan penyertaanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu
Psikologi (S. Psi).Penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan masalah dalam
menyelesaikan laporan akhir ini. Tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada :
1. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Agnes Indar Etikawati, S. Psi., Psi., M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Aquilina Tanti Arini, S. Psi., M. Si, selaku dosen penguji yang telah menguji
sekaligus memberi saran dan kritik yang membangun bagi penulis.
4. Passchedona Henrietta, P.D.A.D.S., S. Psi, selaku dosen penguji yang telah
menguji dan memberikan masukan kepada penulis.
5. Mama dan Felix buat doa, dukungan dan cinta kasihnya. Terima kasih buat
segalanya yang mama dan Felix berikan.
6. Dr. Yunanto, selaku dokter ahli syaraf di RSK Ngesti Waluyo Parakan yang telah
membantu memudahkan penulis dalam proses pengambilan data pasien di rumah sakit Ngesti Waluyo Parakan.
7. Dr. Kriswanto, selaku dokter ahli syaraf di R.S Bethesda Yogyakarta yang telah
membantu memudahkan penulis dalam proses pengambilan data pasien di rumah sakit Bethesda Yogyakarta.
8. Perawat RSK Ngesti Waluyo Parakan dan Perawat R.S Bethesda yang telah
membantu penulis untuk mengambil data di Rumah Sakit.
9. Teman-teman GPdI Syiloh Parakan : Kak Nana, Kak Iin, Hazzy, Kak Elphi, Kak
Tutik, Kak Bram terimakasih untuk kebersamaan dan dukungan doa yang diberikan kepada penulis.
10. Teman-teman Kos Dewi : Lanny, Lia, Renny, Indah, Dianing, Yohana, Eunike,
Novi, Chika dan Selvi terimakasih untuk setiap dorongan semangat yang kalian berikan.
11. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2003 : Inoenx, Mitha, Natalia, Nana,
Wiwit, Melati, Otic, Nice dan Jane, terimakasih untuk dorongan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
12. Jojon, Lia, Kristin, Wiwik dan Agatha, Kaka terimakasih untuk dukungan doa
yang selalu diberikan kepada penulis.13. Semua belah pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan akhir ini banyak kesalahan
dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir
kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT.............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. xDAFTAR ISI............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL....................................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xxi
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Penderita Pasca Stroke ........................................................................... 8
1. Pengertian Pasca Stroke ............................................................. 8
2. Kondisi Pasca Stroke .................................................................. 8
a. Kondisi fisik Pasca Stroke ............................................... 9
b. Kondisi Psikis Pasca Stroke ............................................ 9
3. Depresi Pasca Stroke .................................................................. 10
4. Rehabilitasi Pasca Stroke ........................................................... 13
B. Masa Dewasa Madya .............................................................................. 15
1. Pengertian Dewasa Madya.......................................................... 15
2. Karakteristik Dewasa Madya ...................................................... 15
3. Tugas Perkembangan Dewasa Madya ........................................ 18
C. Coping pada Penderita Pasca Stroke ...................................................... 20
1. Pengertian Coping....................................................................... 20
2. Strategi Coping ........................................................................... 22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping................... 28
D. Strategi Coping Pada Penderita Pasca Stroke Dewasa Madya............... 33
E. Skema Penelitian..................................................................................... 36
F. Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 38
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 38 B. Identifikasi Variabel................................................................................ 38C. Definisi Operasional ............................................................................... 39
G. Metode Analisis Data.............................................................................. 51
c. Berdasarkan Jenis dan Status Pekerjaan...................... 57
b. Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .................... 57
a. Berdasarkan Komposisi Usia dan Jenis Kelamin........ 56
2. Distribusi Subjek Penelitian........................................................ 55
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 55
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 55
A. Orientasi Kancah Penelitian.................................................................... 55H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 53
3. Reliabilitas .................................................................................. 50
D. Subjek Penelitian .................................................................................... 41
2. Analisis Item ............................................................................... 47
1. Validitas ...................................................................................... 46
F. Pertanggungjawaban Alat Ukur .............................................................. 46
4. Isi Skala....................................................................................... 45
3. Skoring ........................................................................................ 45
2. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 44
1. Metode Pengumpulan Data......................................................... 43
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................... 43
d. Berdasarkan Lama Masa Pasca Stroke....................... 58
B. Persiapan Penelitian ................................................................................ 60
C. Pelaksanaan Penelitian............................................................................ 61
D. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................... 61
1. Data Mean Strategi Coping......................................................... 61
2. Kategorisasi Strategi Coping ...................................................... 63
a. Kategorisasi Penggunaan Strategi Coping Secara Umum .......................................................................... 63 b. Kategorisasi Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin............................................................... 65 c. Kategorisasi Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .......................................... 66 d. Kategorisasi Strategi Coping Berdasarkan Jenis dan Status Pekerjaan ........................................................... 67 e. Kategorisasi Strategi Coping Berdasarkan Lama Masa Pasca Stroke................................................................. 69
3. Analisis Tambahan (Uji t dan Anova satu jalur)......................... 70
a. Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin............................................................... 71 b. Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .......................................... 73 c. Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan
Status Pekerjaan ........................................................... 74
d. Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Lama Masa Pasca Stroke............................................. 76 E. Pembahasan ............................................................................................. 78
1. Penggunaan Strategi Coping Secara Umum ................................ 78
a. Penggunaan PFC ........................................................... 78
b. Penggunaan EFC........................................................... 79
2. Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Jenis kelamin ............ 80
a. Penggunaan PFC ........................................................... 80
b. Penggunaan EFC........................................................... 81
3. Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Pendidikan Subjek.... 82
a. Penggunaan PFC ........................................................... 82
b. Penggunaan EFC........................................................... 83
4. Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Jenis dan Status Pekerjaan Subjek.......................................................................... 83
a. Penggunaan PFC ........................................................... 83
b. Penggunaan EFC........................................................... 84
5. Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Lama Masa Pasca Stroke .......................................................................................... 85
a. Penggunaan PFC ........................................................... 85
b. Penggunaan EFC........................................................... 86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 88
A. Kesimpulan ............................................................................................. 88 B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 89 C. Saran ....................................................................................................... 891. Bagi Penderita Pasca Stroke ............................................................. 89
2. Bagi Praktisi Kesehatan .................................................................... 90
3. Bagi Anggota Keluarga dan Pengasuh Penderita Pasca Stroke ....... 90
4. Bagi Penelitian Selanjutnya .............................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 92
LAMPIRAN.............................................................................................................. 96
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Skala Strategi Coping..................................................................... 45
Tabel 2. Blue Print Skala Strategi Coping Pada Penderita Pasca Stroke Dewasa
Madya (Sebelum Uji Coba) .................................................................... 46
Tabel 3. Deskripsi Item-item yang Gugur ............................................................. 49
Tabel 4. Blue Print Skala Strategi Coping Pada Penderita Pasca Stroke DewasaMadya (Setelah Uji Coba) ........................................................................ 50
Tabel 5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin......... 56
Tabel 6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 57
Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan...................... 58
Tabel 8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Sakit ...................... 59
Tabel 9. Deskripsi Data Mean Strategi Coping ..................................................... 61
Tabel 10. Kategorisasi PFC dan EFC ...................................................................... 63
Tabel 11. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi CopingPenderita Pasca Stroke Dewasa Madya.................................................. 64
Tabel 12. Strategi Coping yang Digunakan Masing-masing Penderita Pasca Stroke
Dewasa Madya........................................................................................ 64 Tabel 13. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi Coping Penderita Pasca Stroke Dewasa Madya Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 66Tabel 14. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi Coping
Penderita Pasca Stroke Dewasa Madya Berdasarkan Pendidikan.......... 67
Tabel 15. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi CopingPenderita Pasca Stroke Dewasa Madya Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 68
Tabel 16. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi CopingPenderita Pasca Stroke Dewasa Madya Berdasarkan Status Pekerjaan . 69
Tabel 17. Hasil Pengkategorisasian dan Persentase Penggunaan Strategi CopingPenderita Pasca Stroke Dewasa Madya Berdasarkan Lama Masa Pasca
Stroke ...................................................................................................... 70
Tabel 18. Perbedaan Mean PFC dan EFC Pria dan Wanita.................................... 72 Tabel 19. Independent Samples Test ...................................................................... 72 Tabel 20. Test Homogeneity of Variances.............................................................. 73 Tabel 21. Anova Perbedaan Penggunaan Strategi Coping BerdasarkanPendidikan............................................................................................... 74
Tabel 22. Test Homogeneity of Variances.............................................................. 75 Tabel 23. Anova Perbedaan Penggunaan Strategi Coping BerdasarkanStatus Pekerjaan ...................................................................................... 76
Tabel 24. Test Homogeneity of Variances.............................................................. 77 Tabel 25. Anova Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Lama Masa Pasca Stroke........................................................................ 77DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Distribusi Subjek Penelitian Lampiran 2. Skala strategi coping uji coba Lampiran 3. Tabulasi skor skala strategi coping uji coba Lampiran 4. Uji realibilitas skala strategi coping uji coba Lampiran 5. Skala strategi coping setelah uji coba Lampiran 6. Tabulasi skor skala strategi coping setelah uji coba Lampiran 7. Uji realibilitas skala strategi coping setelah uji coba Lampiran 8. Deskripsi dan analisis statistik data penelitian secara keseluruhan
Lampiran 9. Output Uji t (Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan Jenis
KelaminLampiran 10. Output Uji Anova Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan
Latar Belakang PendidikanLampiran 11. Output Uji Anova Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan
Status Pekerjaan Lampiran 12. Output Perbedaan Penggunaan Strategi Coping Berdasarkan LamaPasca Stroke Lampiran13. Surat Ijin Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia termasuk mereka yang berusia dewasa madya pasti ingin
memiliki tubuh yang sehat. Mereka rela menjalani berbagai aktivitas yang dapat
mendukung kesehatan baik berupa olah raga maupun pemeriksaan kesehatansecara teratur. Meskipun demikian tidak semua orang mampu menghindar dari
timbulnya suatu penyakit. Cohen dan Lazarus (dalam Cohen,1987)mengemukakan pendapat bahwa menderita suatu penyakit seringkali dianggap
sebagai kondisi yang tidak hanya mengancam hidup dan keselamatan jiwa seseorang namun juga mengancam konsep diri, keyakinan, fungsi sosial dan pekerjaan, nilai, komitmen dan keseimbangan emosional. Oleh karena itu, sedapat mungkin kondisi sakit dihindari.Masa dewasa madya adalah masa di mana individu mengalami penurunan keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab (Santrock, 1995).
Menurunnya keterampilan fisik yang dialami oleh dewasa madya tampak dari
kesehatan yang mulai memburuk. Masalah kesehatan yang utama bagi dewasa
madya adalah penyakit kardiovaskuler, kanker, berat badan, hipertensi dan gangguan pencernaan.Penyakit stroke merupakan salah satu ancaman bagi dewasa madya karena
bisa menyebabkan kecacatan setelah usia 45 tahun sehingga banyak penderita
Insidensi stroke semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya umur, hal ini
merupakan salah satu karakteristik stroke (Harsono, 1994).Menurut Miscbach (2005), di Indonesia stroke merupakan penyakit nomor
tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun
2004, stroke merupakan pembunuh nomor satu di rumah sakit pemerintah di
seluruh penjuru Indonesia. Apabila tidak ada upaya penanggulangan stroke yang
lebih baik maka jumlah penderita stroke pada tahun 2020 diperkirakan akan
meningkat 2 kali lipat (Admin, 2007). Dari catatan penelitian Yayasan Stroke
Indonesia, tiap tahun setidaknya ada sekitar 180.000 orang yang mengalami
cacat ringan, 80.000 orang mengalami cacat sedang, 60.000 orang mengalami
cacat berat dan 80.000 orang meninggal dunia akibat stroke (dalam Gatra,
2001).Hal ini sangat ironis, mengingat bahwa masa dewasa madya adalah masa
dimana seseorang akan mengalami kestabilan, baik dalam bidang karir maupun
hubungan keluarga (Santrock, 1995). Kestabilan di bidang karir dan hubungan
keluarga tersebut akan menjadi tidak ada artinya ketika seseorang terserang
stroke. Erikson (dalam Santrock, 1995) mengatakan bahwa seseorang yang
berada dalam masa dewasa madya memiliki tanggung jawab untuk
meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya. Namun, tanggung jawab
tersebut akan sulit dipenuhi ketika seseorang terserang penyakit stroke.Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah dalam otak yang dapat timbul mendadak (dalam beberapa detik)
dengan daerah yang terganggu. Stroke merupakan salah satu contoh penyakit
yang termasuk dalam kelompok akut. Serangan penyakit akut bersifat cepat,
memiliki pola perjalanan yang singkat dan relatif berat serta memerlukan
pemecahan secepatnya (Kumala, 1998).Gejala stroke tergantung pada dimana lokasi pecahnya pembuluh darah.
Pecahnya pembuluh darah di otak tersebut akan berpengaruh pada semua aspek
kehidupan seseorang baik secara pribadi, sosial, pekerjaan dan fisik. Stroke akan
mengakibatkan seseorang mengalami ketidakmampuan motorik seperti
kesulitan untuk menggerakkan tangan atau kaki pada salah satu sisi tubuh yang
terserang stroke, kesulitan kognitif, gangguan otak kiri, dan gangguan emosi
(S.C Thompson dalam Taylor, 1995).Umumnya stroke berlanjut dengan depresi, sekitar 25 – 50 % pasien stroke
mengalami depresi setelah serangan stroke (Andri, 2006). Para penderita stroke
sadar, kondisinya sudah lain untuk melakukan berbagai aktivitas secara rutin,
seperti makan harus disuapi, ketika berjalan menjadi lambat dan mandi harus
dibantu.Penelitian lain (dalam Wicaksana, 1994) mengatakan bahwa depresi pasca
stroke akan mempunyai dampak negatif pada pemulihan fungsi pasien dan
memperlambat pemulihan kognitif pasien. Oleh karena itu, penanganan depresi
pasca stroke dengan cepat, tepat dan baik akan sangat membantu pemulihan
keadaan pasien, hingga lama perawatan di rumah sakit juga diperpendek.
Namun, dalam kenyataannya perhatian dokter ataupun tenaga medis terhadap
pengobatan hanya ditujukan pada penyakit fisiknya saja, sehingga gangguan-
gangguan psikis yang timbul tidak terdiagnosis dan terobati secara memadai
(Tonam, Sylvia dan Martina, 2003).Untuk mengatasi situasi stress pasca stroke dibutuhkan usaha yang disebut
coping. Coping adalah usaha-usaha pengelolaan stress yang dilakukan individu,
baik bersifat intrapsikis maupun tindakan nyata. Usaha pengelolaan stress
meliputi usaha-usaha untuk menguasai, memberi toleransi, mengurangi dan
memperkecil tuntutan eksternal maupun internal, beserta konflik-konflik yang
ada dan banyak menguras sumber daya dalam individu (Cohen, 1987). Coping
dapat berupa sikap, perasaan atau pikiran individu dalam usaha untuk
mengatasi, menahan atau menurunkan efek negatif dari situasi yang mengancam
(Baron dan Byrne dalam Nurhayati,1994). Coping akan sangat berpengaruh
pada tingkat stress yang dialami oleh seseorang termasuk penderita stroke.Lazarus (1984) membedakan strategi coping berdasarkan fungsinya
menjadi dua bentuk, yaitu problem-focused coping dan emotional-focused
coping. Problem-focused coping yaitu usaha nyata berupa perilaku individu
untuk mengatasi masalah, tekanan, tantangan dengan mengubah kesulitan
hubungan dengan lingkungan. Emotional-focused coping yaitu usaha untuk
memperoleh rasa nyaman dan memperkecil tekanan yang dirasakan, hal ini
sifatnya sementara.Ada beberapa peneliti (dalam Cohen, 1979) yang tertarik untuk melihat
bagaimana seseorang mengatasi situasi yang mengancam akibat penyakit yang
individu yang diamputasi, coping pada individu yang mengalami kebutaan dan
coping pada penderita kanker yang sedang menjalani proses perawatan.
Penelitian strategi coping pada penderita hipertensi yang dilakukan oleh Miller,
Leinbach dan Brody (1989) dan strategi coping pada penderita Rheumatoid
Arthritis yang dilakukan oleh Felton dan Revenson (1989) menunjukkan bahwa
penderita yang melakukan strategi problem-focused coping lebih mampu
menghadapi penyakit yang dialami dan mampu menjalani prosedur medis yang
diterapkan pada dirinya dengan perasaan lebih positif dibandingkan dengan
penderita yang melakukan strategi coping bentuk emotional-focused coping.
Penelitian mengenai strategi coping juga dilakukan oleh Vitaliano, Katon,
Maiuro (1989) yang meneliti coping pada penderita sakit jantung yang disertai
dengan gangguan psikiatri dan yang tidak mengalami gangguan psikiatri.
Adapun hasil dari penelitian ini menemukan bahwa problem-focused coping
digunakan oleh penderita sakit jantung yang tidak mengalami gangguan psikiatri
sedangkan bentuk coping menghindar dan lari ke angan-angan digunakan oleh
penderita sakit jantung yang mengalami gangguan psikiatri.Kebanyakkan dari penelitian mengenai strategi coping yang sudah ada
bersifat deskriptif dan meneliti keefektifan strategi coping yang digunakan pada
situasi tertentu. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui
bagaimanakah strategi coping yang digunakan oleh individu yang ada dalam
masa pasca stroke? Mengingat bahwa strategi coping memiliki peran yang
cukup penting dalam membantu pemulihan kondisi penderita pasca stroke.B. Rumusan Masalah Bagaimanakah strategi coping yang digunakan penderita pasca stroke dewasa madya?
C. Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan mengenai strategi coping yang digunakan oleh penderita pasca stroke dewasa madya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
a. Bagi dunia pendidikan : menambah kepustakaan dalam bidang psikologi kesehatan mengenai strategi coping yang digunakan penderita pasca stroke dewasa madya
b. Bagi peneliti lain : sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai strategi coping yang digunakan oleh penderita pasca stroke dewasa madya.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi penderita pasca stroke : memberi gambaran mengenai strategi coping yang telah digunakan oleh penderita pasca stroke dewasa madya sebagai bahan refleksi dan upaya peningkatan penyesuaian diri pada masa pemulihan pasca stroke.
b. Bagi praktisi kesehatan khususnya bagi dokter dan psikolog kesehatan :
memahami strategi coping yang digunakan penderita pasca stroke dewasa madya dan membantu upaya peningkatan kesehatan mental penderita pasca stroke.
c. Bagi keluarga ataupun pengasuh dari penderita pasca stroke : sumbangan
informasi bagi keluarga ataupun pengasuh sehingga dapat memahami strategi coping yang digunakan penderita pasca stroke dan dapat memberi dukungan sosial kepada anggota keluarga yang mengalami stroke.BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penderita Pasca Stroke
1. Pengertian Pasca Stroke Penderita pasca stroke adalah individu yang sudah pernah terserang stroke. Dengan kata lain, penderita pasca stroke adalah individu yang pernah mengalami gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu (Lasmiati, 1994).
Penyakit stroke merupakan salah satu penyakit akut, dikatakan akut karena serangan penyakit stroke bersifat cepat, memiliki pola perjalanan yang singkat dan relatif berat serta memerlukan pemecahan secepatnya (Kumala, 1998). Insidensi stroke semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya umur, hal ini merupakan salah satu karakteristik stroke (Harsono, 1994).
2. Kondisi Pasca Stroke Stroke menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar karena memerlukan perawatan yang cukup lama, kehilangan pekerjaan dan menurunnya produktifitas kerja sehingga permasalahan yang dialami oleh pasien atau keluarga sangatlah rumit (Widyo, 1995).
Kondisi pasca stroke dibagi dalam dua golongan yaitu :
a. Kondisi Fisik Pasca Stroke Kondisi seseorang setelah mengalami serangan stroke (pasca stroke) sangat beragam tergantung pada lokasi pecahnya pembuluh darah. Ada penderita stroke yang pulih sempurna, ada pula yang sembuh dengan cacat ringan, cacat sedang atau cacat berat. Dari catatan penelitian Yayasan Stroke Indonesia, tiap tahun setidaknya ada sekitar 180.000 orang yang mengalami cacat ringan, 80.000 orang mengalami cacat sedang, 60.000 orang mengalami cacat berat dan 80.000 orang meninggal dunia akibat stroke (dalam Gatra, 2001).
Stroke yang mengakibatkan kecacatan pada penderitanya akan mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang baik secara pribadi, sosial, pekerjaan dan fisik (S.C Thompson dalam Taylor, 1995). Cacat yang diderita dapat mengakibatkan penderitanya tidak mampu melakukan banyak hal, misalnya : tidak mampu berbicara atau
berkomunikasi, tidak dapat jalan sendiri, harus dibantu buang air besar,
harus dibantu makan, masih ngompol, harus dibantu pindah dari tempat tidur ke kursi, harus dibantu berpakaian dan mandi. Selain itu, penderita dengan cacat akibat stroke juga mengalami gangguan potensial seksual baik pada pria maupun pada wanita.b. Kondisi Psikis Pasca Stroke Hibbard & Gordon (dalam Taylor, 1995) mengatakan bahwa kira-kira enam juta orang mengalami stroke setiap tahunnya dan lebih dari dua juta penderita stroke ini mengalami gangguan kognitif dan emosional. Gangguan emosional terutama berupa kecemasan, frustasi dan depresi merupakan masalah umum dijumpai pada penderita pasca stroke. Tidak jarang pula dijumpai masalah lain yaitu : pikiran yang kaku, tidak fleksibel, tidak sabar, mudah tersinggung, impulsif, kurang memahami masalah, tidak sensitif terhadap perasaan atau pendapat orang lain, persepsi sosial yang buruk (Kriswanto, 2001). Dari hasil penelitian Hartanti (2002) ditemukan bahwa secara umum masalah yang dihadapi penderita stroke adalah perasaan malu, rendah diri, kecemasan terhadap masa depan, kekhawatiran akan mengecewakan pasangan dalam melakukan hubungan seksual, kesulitan dalam mengambil keputusan, gangguan tidur dan minat seksual yang terganggu.
Cohen dan Lazarus (dalam Cohen,1987) mengemukakan pendapat bahwa penyakit termasuk stroke seringkali dianggap sebagai kondisi yang tidak hanya mengancam hidup dan keselamatan jiwa seseorang namun juga mengancam konsep diri, keyakinan, fungsi sosial dan pekerjaan, nilai, komitmen dan keseimbangan emosional.
3. Depresi Pasca Stroke
Stroke memaksa penderita menjadi tergantung kepada orang lain, juga dalam kebutuhan dasar untuk mandiri, tentu akan menimbulkan
depresi dan berkurangnya harga diri. Sekitar 25 – 50 % pasien stroke
mengalami depresi setelah serangan stroke (Andri, 2006). Para penderita
stroke sadar, kondisinya sudah lain untuk melakukan berbagai aktivitas
secara rutin, seperti makan harus disuapi, ketika berjalan menjadi lambat
dan mandi harus dibantu.Menurut dr. Andri (2006) depresi pasca stroke terjadi karena dua faktor yaitu :
1. Depresi pasca stroke yang disebabkan faktor neurobiologik
Yaitu, depresi yang disebabkan karena adanya sumbatan atau pecahnya
pembuluh darah di otak sehingga jalur komunikasi ke daerah otak tersebut menjadi terhambat. Otak sendiri terdiri dari beberapa bagian yang tugasnya bermacam-macam. Bagian otak yang biasanya terkenadampak akibat pecahnya pembuluh darah pada penderita stroke adalah
bagian otak yang mengatur fungsi perasaan dan gerakan sehingga penderita stroke akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakanakibat lumpuhnya sebagian tubuh dan gangguan suasana perasaan serta
tingkah laku.2. Depresi pasca stroke yang disebabkan faktor psikologik Yaitu, depresi yang disebabkan karena adanya ketidakmampuan penderita stroke dalam melakukan sesuatu. Secara psikologis,
penderita stroke mengalami suatu “kehilangan” yang sangat besar dan berharga dalam hidupnya. Yakni “kehilangan” kebebasannya untuk bergerak dan bekerja, kegagahannya, kekuatan anggota tubuhnya, kemandiriannya dan ketrampilannya. Bila hal ini sangat berat, berkepanjangan, tak terduga dan diluar kemampuan individu untuk mengatasi, terjadilah suatu gangguan mental emosional yang disebut depresi (Wicaksana, 1994).
Penderita pasca stroke yang terkena depresi akan mengalami
disabilitas yang lebih berat dibandingkan yang tidak depresi. Feibel (dalam
Hartanti, 2002) mengemukakan bahwa depresi pasca stroke akan makin
memberat dan makin sering dijumpai sesudah 6 bulan sampai 2 tahun,
sedangkan menurut penelitian Amstrom, Adolfson dan Asplund (dalam
Hartanti, 2002) pada penderita stroke yang diikutinya sejak keluar rumah
sakit sampai 3 tahun, ternyata angka depresi sesudah 3 bulan meningkat
lagi pada tahun ke-3. Kepuasan hidup akan berkurang sesudah 2, 4, 5
tahun setelah serangan stroke.