ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

  ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Disusun Oleh :

  Program Studi DIII Keperawatan Sekoah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016 Ici Tri Astuti¹, Irmawan Andri Nugroho²

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN

DAN NYAMAN PADA SDR. T DI RUANG TERATAI RSUD

DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang: Masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang diperoleh

dari berbagai sumber kepustakaan yang menyatakan kebutuhan rasa dan nyaman.

  Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri.

  

Tujuan: Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan

  masalah gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien pre operasi .

  hernia.

  

Asuhan Keperawatan: Masalah utama yang muncul pada klien Sdr. T yaitu

  nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis. Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang dibuat yaitu mengkaji nyeri secara komprehensif, mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, memonitor TTV, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi (nafas dalam dan terapi musik), edukasi keluarga tentang management nyeri. Evaluasi keperawatan: masalah nyeri

  Diploma III of Nursing Program Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Nursing Care Report, August 2016 Ici Tri Astuti¹, Irmawan Andri Nugroho²

  

ABSTRACT

NURSING CARE OF INTERFERENCE SECURE AND COMFORT NEED

TO MR. T IN TERATAI WARD DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF

KEBUMEN

Background: The issue of scientific paper is based on data obtained from various

  sources of literature that states need taste and comfortable. Convenience is a basic need that is the purpose of nursing care. The concept of the convenience of having the same subjectivity of pain. Each individual has a characteristic physiological, social, spiritual, psychological, and cultural influences how they interpret and pain.

  

Objective: To provide an overview of nursing care with interference problems the

needs of safety and comfort for patients pre hernia surgery.

Nursing: The main problem that appears on the client Mr. T is acute pain

  associated with injury to biological agents. The implementation is based on the intervention made that assess pain in a comprehensive manner, observing the reaction of non-verbal discomfort, monitor vital signs, giving a comfortable position, teaches clients how to control pain with techniques non-pharmacological (deep breathing and music therapy), educating families about the management of pain , Evaluation of nursing: the problem of acute pain associated with injury to biological agents is resolved.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah irobbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T Diruang Teratai Rsud Dr.

  Soedirman Kebumen ”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep., Ns selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong yang memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

  2. Bapak Sawiji, S.Kep., Ns., M.Sc selaku ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu kesehatan di STIKes Muhammadiyah Gombong.

  3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Soedirman Kebumen yang telah memberikan ijin tempat untuk melaksanakan ujian komprehensif.

  4. Kepala dan seluruh staf bangsal Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

  7. Keluarga besarku tercinta, terutama Ibu, Bapak, Suami yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta motivasi untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.

8. Sdr. T beserta keluarga yang telah berkenan untuk bekerjasama dengan penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan.

  9. Teman - teman seperjuangan dan sahabatku tercinta yang telah memberikan semangat, bantuan tenaga, pikiran dan perhatian, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

  10. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan saran dan bantuannya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa penyusunan dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karna itu, saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan saya semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

  Gombong, 5 Agustus 2016

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................... iii ABSTRACT ........................................................................................................ iv ABSTRAK .......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................. 5 C. Manfaat ............................................................................................... 6 BAB II KONSEP DASAR A. Kebutuhan Rasa Aman & Nyaman .................................................... 7 B. Nyeri .................................................................................................. 9 1. Definisi ......................................................................................... 9 2. Fisiologi nyeri ............................................................................... 10 3. Pengkajian nyeri ........................................................................... 15 4. Penatalaksanaan nyeri................................................................... 20

  BAB IV PEMBAHASAN A. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 41 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ................. 41 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri .................. 43 3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi .. 45 B. Proses Keperawatan ............................................................................ 46 C. Analisis Inovasi Tindakan Keperawatan ............................................ 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... LAMPIRAN ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang A. Kenyaman merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

  akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan dalam sehari-hari), trasenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri), kelegaan (kebutuhan dapat terpenuhi). Kenyamanan meski dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu fisik (berhubungan dengan sensasi tubuh), sosial (berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, sosial), psikospiritual (berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan), dan lingkungan (berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya) (Potter & Perry, 2006). Secara umum nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri ialah sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.

  2 adalah suatu keadaan yang mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam merespon stimulus (Tamsuri, 2007). Kesehatan merupakan bagian penting bagi hidup kita, dimana dengan hidup sehat kita bisa menjalankan semua aktifitas dengan baik, pada zaman seperti sekarang ini dimana tantangan hidup semakin besar dan kebutuhan hidup juga semakin banyak sehingga manusia dituntut untuk bekerja keras agar kebutuhannya terpenuhi semuanya sampai mengesampingkan kesehatan, padahal semakin berat pekerjaan semakin banyak penyakit yang ditimbulkan, seperti hernia penyakit ini bisa timbul karena pekerjaan yang keras seperti mengangkat benda

  • – benda berat (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014). Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga yang bersangkutan. Di negara berkembang seperti di Indonesia ini banyak sekali kasus hernia, yang salah satunya disebabkan karena pola hidup seseorang. Diantaranya karena pola buang air besar yang kurang teratur, sering mengejan pada saat buang air besar, pola makan yang kurang berserat, serta para pekerja yang dituntut untuk mengangkat benda berat sehingga meningkatkan tekanan pada intraabdomen (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014). Kortz dan Sabiston (1994) mengemukakan bahwa hernia timbul dalam sekitar 1,5% populasi umum di Amerika Serikat. Sekitar 75% dari kasus hernia terjadi dalam regio inguinalis dan sekitar 50 persennya merupakan

  3 pasien pria dan 4.922 pasien wanita (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014). Data yang diperoleh dari rumah sakit islam (RSI) Siti Khadijah Palembang, tercatat adanya kasus hernia yang membutuhkan tindakan pembedahan, tahun 2011 tercatat sebanyak 239 kasus, tahun 2012 tercatat sebanyak 128 kasus, dan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 366 kasus (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014). Hernia dapat dijumpai pada semua usia, lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Karena pekerjaan yang dilakukan pria lebih berat dari pada wanita. Umumnya penderita dan masyarakat mengatakan bahwa penyakit hernia adalah penyakit turun berok, kelingsir, serta adanya benjolan didaerah selangkangan atau kemaluan dan sebagian besar penderita dan masyarakat tidak segera melakukan pengobatan seperti operasi (Romadhon dan Wicaturatmashudi, 2014). Masalah keperawatan yang muncul pada pasien hernia inguinalis salah satunya yaitu nyeri. Menurut Smeltzer (2006), nyeri adalah sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan (Judha, 2012). Nyeri merupakan pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan

  4 relaksasi pernafasan, teknik pernafasan, dan imajinasi terpimpin (Tamsuri, 2007). Menurut Ayudiahningsih & Maliya, (2009) selain tindakan farmakologi (analgesik) cara lain yang berperan yakni tindakan non farmakologi dalam hal ini teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan alternatif non obat-obatan dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping metode distraksi. Relaksasi merupakan suatu kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri. Tindakan lain yang dapat digunakan selain relaksasi adapun terapi musik. Terapi musik sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (Erfandi, 2009). Dari hasil penelitian Nurdiansyah (2015) tentang Pengaruh terapi musik terhadap respon nyeri pada pasien dengan post operasi di RSUD A. Dadi Tjokrodipo kota Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa rerata respon nyeri responden pada kelompok intervensi sebelum terapi musik adalah sebesar 8,35, sedangkan rerata respon nyeri responden pada kelompok kontrol

  5 Kebutuhan rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang selalu dirasakan dan diinginkan oleh masing-masing setiap individu. Nyeri adalah salah satu respon yang tidak menyenangkan baik ringan maupun berat yang dapat timbul pada seseorang yang mengalami kondisi tidak sehat. Nyeri dapat timbul karena ada susunan saraf pusat, nyeri terjadi karena terdapat gangguan pada suatu jaringan dan di jaringan itu juga dapat mengenai setiap individu. Tindakan non farmakologis dan farmakologis merupakan salah satu solusi untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry, 2006). Penulis tertarik untuk mengambil ju dul “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman“ karena penulis ingin memberikan informasi tentang cara penanganan dalam hal mengurangi rasa nyeri dengan cara non farmakologi. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Sdr. T dengan pre operasi hernia selama 3 hari, penulis banyak menemukan hal-hal yang bermanfaat dan bisa menumbuhkan wawasan bagi penulis tentang penanganan keluhan nyeri khususnya pada pasien pre operasi hernia.

B. Tujuan Penulisan 1.

  Tujuan Umum Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan

  6 c.

  Memaparkan hasil rencana keperawatan untuk mengatasi klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

  d.

  Memaparkan hasil tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan pada klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

  e.

  Memaparkan hasil evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada Sdr. T di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

C. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penulisan yaitu: 1.

  Bagi Institusi/Pendidikan Karya tulis ini diharapkan mampu menjadi referensi penulisan karya tulis baik ilmiah maupun non ilmiah, dan memberikan referensi untuk tindakan yang saat ini sedang populer untuk pembelajaran mahasiswa Prodi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong tentang penanganan nyeri pre operasi pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman dengan metode nafas dalam dan terapi musik.

  7 dalam membantu mengurangi nyeri khususnya pada pasien pre operasi.

  b.

  Bagi Klien dan Keluarga Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan kesehatan bagi klien dan keluarganya bahwa nyeri pre operasi itu merupakan respon tubuh yang normal sehingga dapat mengurangi intensitas kecemasan pada klien dan keluarganya, dan diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan tentang cara penanganan nyeri pada pasien pre operasi dengan nafas dalam dan terapi musik.

DAFTAR PUSTAKA

  Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan ; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Azizah, Nisak, Nisa (2015). Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik

  Sebagai Upaya Penurunan Intensitas Nyeri Haid. The 2td University Research Coloquium 2015. Djohan (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Galang Press. Gutgsell K. J et all. (2013). Music Therapy Reduces Pain in Palliative Care

  Patient: A Randomized Controlled Trial. Journal of Pain and Symptom Management, Vol. 45, No. 5 May 2013.

  Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosisi Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

  2012 - 2014. Jakarta : EGC

  Herdman,T. Heather. (2015). NANDA Internasional Diagnosis Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC. Indonesia Departemen pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), 2008.

  Kamus Besar Bahas Indonesia Pusat Bahasa . Jakarta : Gramedia Pustaka

  Utama Irmawaty dan Ratilasari. (2014). Manajemen Nyeri Menggunakan Terapi Musik

  Pada Pasien Post Sectio Caesarea (Studi Kasus Di Rsud Pasar Rebo Tahun 2013). Jurnal ilmiah WIDYA, Vol.2, No.3 Agustus-Oktober 2014. Muttaqin Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan . Jakarta : Salemba Medika. Muttaqin Arif & Kumala Sari. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika. Moorhead, Su., et al. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition .United States of America: Mosby Elsevier. Nilsson, U. (2009). Caring Music: Music Intervention For Improved Health. Nurdiansyah, T. E. (2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Respon Nyeri pada

  Pasien dengan Post Operasi Di Rsud A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 1 April 2015. Prabowo, H & Regina, H.S (2007). Tritmen Meta Musik untuk Menurunkan

  Stress . http://repository.gunadarma.ac.id

  Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Raha Ilmu. Price dan Wilson, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

  Jakarta : EGC. Priharjo, (2006). Perawatan nyeri. Jakarta : EGC Primadita, A (2011). Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik terhadap Stres, skripsi, Universitas Diponegoro. Suhartini, A, (2008). Prosedur Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : Rieka Cipta Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

  Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

  th Keperawatan (3 ed.) . Jakarta : EGC.

  Yuanitasari, Lena. (2008). Terapi Musik untuk Anak Balita Panduan untuk

  Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Melalui Musik, Yogyakarta : Cemerlang Publishing.

  

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS

  Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Program di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen

  Di susun oleh:

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS

A. PENGERTIAN

  Menurut Suster Nada (2007) Hernia adalah sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi di salah satu bagian tubuh yang seharusnya tidak ada. Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan atau lubang abnormal. Menurut Ester (2006) hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi..Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

  Dilihat dari macam dan jenis hernia, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan terjadinya: a.

  Hernia bawaan atau congenital Hernia yang terdapat pada waktu lahir.

b. Hernia dapatan atau akuisita

  Hernia yang disebabkan oleh pengangkatan benda berat atau peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,lalu hernia masuk ke kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,menonjol dan keluar dari anulus inguinalis eksternum.lebih banyak terjadi pada laki- laki usia muda.

2. Hernia Inguinalis Medialis (direk)

  Hernia yang melalui dinding inguinalis posteromedial dari vasa epigastrika inferior didaerah yang dibatasi segitiga Hasseibach.lebih banyak terjadi pada orang tua.

  c.

  Hernia Umbilikal Sejenis hernia abdominalis dengan sebagian usus menonjol di umbilikus dan ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan.

  d.

  Hernia Femoral Hernia gelung usus ke dalam kanalis femoralis.

  e.

  Hernia Epigastrika Hernia abdominalis melalui linea alba diatas umbilikus.

  f.

  Hernia Lumbalis Herniasi omentum atau usus di daerah pinggang melalui ruang lesshaft atau segitiga lumbal.

3. Menurut sifatnya

  diartikan hernia irreponible yang sudah disertai dengan gejala ileus yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi obstruksi jalan makan.

  d.

  Hernia Strangulata Hernia irreponible dengan gangguan vaskulerisasi mulai dari bendungan sampai nekrosis.

4. Hernia menurut terlihat atau tidaknya a.

  Hernia Externa Hernia yang menonjol keluar malalui dinding perut, pinggang atau perineum.

  b.

  Hernia Interna Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut seperti foramen winslow, ressesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesinterium. Umpamanya setelah anatomi usus. (Syamsuhidayat, 2006)

B. ANATOMI FISIOLOGI

  Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia transpersalis dan aponeurosis tranversus abdominis. Dimedial bawah, diatas tuberkulum tubkum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis moblikus eksternus. Atapnya adalah aponeurosis moblikus eksternus, dan didasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, dan ligamentum rotundum pada perempuan.

  Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari peritonium melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. (Mansjoer, 2007).

ETIOLOGI C.

  Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah: a.

  Batuk b. Mengangkat benda berat c. Adanya presesus vaginalis yang terbuka d. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.

  e.

  Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.

  f.

  Kehamilan multi para dan obesitas.

D. PATOFISIOLOGI

  Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.

  Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik.

  Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.

  Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada c. Bila menangis , mengesan dan mengangkat benda keras akan timbul benjolan kembali d. Rasa nyeri pada benjolan/ mual dan muntah bila sudah terjadi komplikasi.

  e. Benjolan tidak berwarna merah

  f. Bila di raba terdapat benjolan Sedangkan menurut Long (1996),gejala klinis yang mungkin timbul setelah dilakukan operasi : a.

  Nyeri b.

  Peradangan c. Edema d.

  Pendarahan e. Pembengkakan skrotum setelah perbaikan hernia inguinalis indirek f. Retensi urin g.

  Ekimosis pada dinding abdomen bawah atau bagian atas paha

KOMPLIKASI F.

  Komplikasi yang muncul menurut Hidayat (2006) yaitu: a.

  Hernia ireponibel (inkarserata) Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia a.

  Konservatif Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga yaitu untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi (pengembalian kembali organ pada posisi normal) .Reposisi ini tidak dilakukan pada hernia stranggulata , pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.Sebaiknya cara ini tidak dilanjutkan karena mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding di didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.

  b.

  Definitif Tindakan definitif yaitu dengan jalan operasi.cara yang paling efektif mengatasi hernia adalah pembadahan.untuk mengembalikan lagi organ dan menutup lubang hernia agar tidak terjadi lagi. Ada dua prinsip pembedaahan yaitu: 1)

  Herniorafi Perbaikan defek dengan pemasangan jaring melalui operasi terbuka atau laparoskopik

  2) Herniotomi

  Pada Herniotomy di lakukan pembedahan kantong hernia sampai

H. PEMERIKSAAN KHUSUS

  Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang terkompresi.

  a.

  Aktivitas/istirahat Tanda dan gejala:atropi otot, gangguan dalam berjalan riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.

  b.

  Eliminasi Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau retensi urine.

  c.

  Integritas ego Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.

  d.

  Neuro sensori Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.

  e.

  Nyeri atau ketidaknyamanan Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

  f.

  Keamanan Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja

  Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi.

POHON MASALAH I.

  Faktor pencetus: Hernia

  Aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan dinding abdominal, tekanan intraabdominal yang tinggi

  Hernia inguinalis Kantung hernia memasuki celah inguinal

  Dinding posterior canalis inguinal yang lemah Benjolan pada canalis inguinal

  Diatas ligamentum inguinal mengecil bila berbaring Pembedahan

  Asupan gizi kurang Insisi bedah

  Mual Peristaltik usus menurun

  Nafsu makan menurun Terputusnya Resiko

  J. DIAGNOSA KEPERAWATAN Preoperasi 1.

  Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot akibat penekakan oleh isi hernia

  2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan, spasme otot.

  3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 4.

  Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan informasi

  Pascaoperasi 1.

  Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi

  2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah 3.

  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah

  4. Resiko perdarahan 5.

  Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

  Rencana Tindakan Keperawatan K. Preoperasi No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional Hasil

1. Nyeri akut berhubungan dengan NOC a.

  a. skala nyeri Lakukan pengkajian Menentukan diskontinuitas jaringan akibat a.Pain level nyeri secara pasien tindakan operasi b.Pain control komprehensif (lokasi, c.Comfort level karakteristik,

  Kriteria Hasil durasi,frekuensi)

  a. mampu mengontrol

  b. reaksi Observasi nyeri (tahu penyebab nonverbal dari b.

  Mengetahui tingkat nyeri nyeri, mampu ketidaknyamanan pasien dari reaksi nonverbal menggunakan teknik

  c. teknik Gunakan nonfarmakologis komunikasi terapeutik c.

  Menjalin hubungan saling dalam mengurangi untuk mengetahui percaya dengan pasien dan nyeri) nyeri pasien menggali tingkat nyeri pasien

  b. melaporkan bahwa d.

  Kontrol lingkungan nyeriberkurang yang dapat d.

  Mengurangi faktor penyebab dengan menggunakan mempengaruhi nyeri nyeri manajemen nyeri seperti suhu ruangan,

  c. Mampu mengenali pencahayaan dan nyeri (skala,intensitas, kebisingan frekuensi dantanda e.

  Lakukan penanganan nyeri) nyeri non e.

  Mengontrol dan menurunkan

  d. menyatakan rasa farmakologis: nyeri pasien nyaman setelah relaksasi nafas dalam nyeri berkurang dan massage

  f. keluarga

  f. pengetahuan Ajarkan Memberikan teknik relaksasi nafas kepada keluarga dalam g.

  Menurunkan tngkat nyeri

  g. pasien secara cepat dan tepat Kolaborasikan dengan dokter pemberian penanganan nyeri farmakologis analgesic

2. Hambatan mobilitas fisik

  a. tindakan a.

  NOC

  Berikan Mengurangi resiko cidera berhubungan dengan nyeri dan a.Joint movement: pengamanan sesuai kepada pasien ketidaknyamanan, spasme otot active indikasi dengan situasi b.Mobility level yang spesifik c.Self care: ADLs b.

  b. Catat respon emosi Memberikan rasa aman dan d.Transfer performance atau perilaku pada saat nyaman kepada pasien

  Kriteria Hasil immobilisasi, berikan

  a.Klien meningkat aktivitas yang dalam aktifitas fisik disesuaikan dengan b.Mengerti tujuan dari pasien c.

  Memberikan bantuan secara peningkatan mobilitas c. total kepada pasien

  Bantu pasien dalam fisik melakukan aktivitas

c. Mengungkapkan ambulasi progresif d.

  Mengurangi kelelahan pasien perasaan dalam d. selama prosedur

  Ikuti aktivitas atau meningkatkan prosedur dengan kekuatan dan periode istirahat e.

  Mengurangi kekauan otot dan kemampuan berpindah e. sendi pasien, melancarkan

  Berikan atau bantu pasien untuk sirkulasi darah melakukan latihan rentang gerak aktif, pasif

  3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

  NOC

  a.Anxiety self-kontrol b.Anxiety level c.Coping

  Kriteria Hasil

  a.Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas b.mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas c.Vital sign dalam batas normal d.Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh menunjukkan penurunan kecemasan a.

  Identifikasi tingkat kecemasan b. Gunakan pendekatan yang menenangkan c.

  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur d. Lakukan back rub e. Kolarorasi pemberian obat a.

  Mempermudah dalam mengontrol kecemasan b.

  Memberikan perasaan yang tenang kepada pasien c.

  Penjelasan tentang prosedur merupakan hal yang harus dijelaskan d. Melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan tingkat nyeri e.

  Menurunkan nyeri secara cepat

4. Kurang pengetahuan berhubungan a.

  a.

  NOC

  Jelaskan kembali Memberikan pengetahuan dengan kesalahn informasi a.Knowledge: disease prosespenyakit dan kepada pasien process prognosis

  b. prosedur Menjelaskan b.Knowledge: health

  b. tindakan Diskusikan mengenai behavior pengobatan dan juga efek sampingnya

  c. memenuhi

  Kriteria Hasil

  Membantu a.Pasien dan keluarga

  c. kebutuhan nutrisi pasien Diskusikan mengenai menyatakan kebutuhan diet d. evaluasi

  Melakukan pemahaman tentang d. selama tindakan

  Anjurkan untuk penyakit, kondisi, melakukan evaluasi prognosis dan medis secara teratur. program pengobatan b.Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar c.Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kempabi apa yang dijelaskan

  L. Pascaoperasi No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional Hasil

1. Nyeri akut berhubungan dengan NOC a.

  a. skala nyeri Lakukan pengkajian Menentukan diskontinuitas jaringan akibat a.Pain level nyeri secara pasien tindakan operasi b.Pain control komprehensif (lokasi, c.Comfort level karakteristik,

  Kriteria Hasil durasi,frekuensi)

  a. mampu mengontrol

  b. reaksi Observasi nyeri (tahu penyebab nonverbal dari b.

  Mengetahui tingkat nyeri nyeri, mampu ketidaknyamanan pasien dari reaksi nonverbal menggunakan teknik

  c. teknik Gunakan nonfarmakologis komunikasi terapeutik c.

  Menjalin hubungan saling dalam mengurangi untuk mengetahui percaya dengan pasien dan nyeri) nyeri pasien menggali tingkat nyeri pasien

  b. melaporkan bahwa d.

  Kontrol lingkungan nyeriberkurang yang dapat d.

  Mengurangi faktor penyebab dengan menggunakan mempengaruhi nyeri nyeri manajemen nyeri seperti suhu ruangan,

  c. Mampu mengenali pencahayaan dan nyeri (skala,intensitas, kebisingan frekuensi dantanda e.

  Lakukan penanganan nyeri) nyeri non e.

  Mengontrol dan menurunkan

  d. menyatakan rasa farmakologis: nyeri pasien nyaman setelah relaksasi nafas dalam nyeri berkurang dan massage

  f. keluarga

  f. pengetahuan Ajarkan Memberikan teknik relaksasi nafas kepada keluarga dalam g.

  Menurunkan tngkat nyeri

  g. pasien secara cepat dan tepat Kolaborasikan dengan dokter pemberian penanganan nyeri farmakologis analgesik

2. Resiko infeksi berhubungan dengan NOC a.

  a. Bersihkan lingkungan Mengurangi resiko infeksi luka insisi bedah a.Immune status setelah dipakai pasien silang b.Knowledge: Infection lain control b. teknik

  Pertahankan c.Risk control isolasi b.

  Meminimalkan resiko infeksi

  Kriteria Hasil

  c. pengunjung silang Batasi a.Klien bebas dari tanda jika perlu c.

  Memberikan kenyamanan dan gejala infeksi d. pada pada pasien

  Instruksikan b.mendeskripsikan pengunjung untuk d.

  Meminimalkan resiko infeksi proses penularan cuci tangan dengan silang penyakit, factor yang sabun saat berkunjung mempengaruhi dan setelah penularan serta berkunjung penatalaksanaannya e.

  e. Monitor tanda dan Mengetahui secara cepat c.menunjukkan gejala infeksi lokal tanda-tanda infeksi kemampuan untuk dan sistemik mencegah timbulnya f.

  f. Ajarkan pasien dan Memberikan pengetahuan infeksi keluarga tentang pada keluarga tentang infeksi d.Jumlah leukosit tanda dan gejala dalam batas normal infeksi g.

  Meminimalkan

  g. dengan perkembangbiakan bakteri Kolaborasi dokter pemberian dalam tubuh antibiotik h.

  Meminimalkan resistensi

  h. bakteri terhadap antibiotik Instruksikan kepada pasien untuk minum antibiotik sesuai dengan resep

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC a.

  a. Kaji adanya alergi Mengurangi resiko keracunan dari kebutuhan tubuh berhubungan a.Nutritional status: makanan makanan dengan mual muntah food and fluid

  b. makanan b.

  Berikan Diet yang tepat membantu

  b. Nutritional status: yang terpilih sesuai proses penyembuhan penyakit nutrient intake dengan hasil c.Weight control konsultasi ahli gizi c.

  Mengotimalkan pemenuhan

  Kriteria Hasil

  c. informasi kebutuhan nutrisi pasien Berikan a.Adanya peningkatan tentang kebutuhan berat badan sesuai nutrisi d.

  Mengetahui perkembangan tujuan d. berat badan pasien

  Monitor BB pasien b.Berat badan ideal e.

  Meminimalkan resiko sesuai dengan tinggi e. dengan kesalahan pemberian nutrisi

  Kolaborasi badan ahli gizi untuk yang berlebih atau kurang c.Mampu menentukan jumlah mengidentifikasi kalori dan nutrisi kebutuhan nutrisi d.Tidak menunjukkan penurunan berat badan

  4. Defisit pengetahuan berhubungan

  a. penilaian

  a. yang baik

  NOC

  Berikan Pengetahuan dengan keterbatasan kognitif a.Knowledge: disease tentang tingkat memudahkan penyampaian process pengetahuan pasien materi pada pasien b.Knowledge: health tentang proses behavior penyakit yang spesifik b.

  b.

  Kriteria Hasil

  Jelaskan patofisiologi Penjelasan yang tepat dapat a.Pasien dan keluarga dari penyakit dan hal menurunkan kecemasan menyatakan yang berhubungan pasien pemahaman tentang dengan penyakit penyakit, kondisi, melalui cara yang prognosis dan tepat program pengobatan c. bagi c.

  Sediakan Penjelasan pada keluarga b.Pasien dan keluarga keluarga informasi merupakan hal yang sangat mampu melaksanakan tentang kondisi pasien penting untuk mengurangi prosedur yang dengan cara yang kecemasan keluarga dijelaskan secara tepat d.

  Memberikan kondisi terbaru benar d. bagi yang sedang dialami pasien

  Sediakan c.Pasien dan keluarga keluarga informasi mampu menjelaskan tentang kemajuan kempabi apa yang pasien dengan cara

  e. pengetahuan Memberikan dijelaskan yang tepat penanganan yang tepat e. penjelasan

  Beri penanganan pasien setelah pulang

  5. Resiko perdarahan NOC a.

  a. Monitor ketat tanda- Mengurangi resiko kehilangan a.Blood lose severity tanda perdarahan darah berlebih b.Blood coagulation b.

  b. Monitor TTV Mengetahui kondisi umum c. pasien

  Kriteria Hasil

  Pertahankan bed rest a.Tidak ada hematuria selama perdarahan c.

  Pergerakan yang berlebih b.Tekanan darah dalam aktif meningkatkan resiko batas normal d. perdarahan

  Monitor status cairan c.Tidak ada distensi yang meliputi intake d.

  Memenuhi kebutuhan cairan abdominal dan output yang hilang akibat perdarahan d.Hemoglobin dan e.

  e. Kolaborasi Meningkatkan volume darah hematokrit dalam dalampemberian yang hilang akibat perdarahan batas normal produk darah

  (transfusi darah)

  

Daftar Pustaka

  Herdman,T. Heather. 2012. Nanda International Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.

  Nanda International. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012- . Jakarta : EGC

  2014

  Nurarif & Kusuma. 2006. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA and NIC-NOC . Jakarta: Mediaction Publishing. Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media

  Aesculapius FK UI Smeltzer & Bare, 2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.Jakarta: EGC.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) KLIEN HERNIA

  Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Program di Ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Kebumen

  Disusun Oleh :

  Ici Tri Astuti

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

  Pokok Bahasan : Cara menangani klien hernia Penyuluh : Ici Tri Astuti Sasaran : Sdr. T dan anggota keluarga Jumlah Sasaran : 3 orang Tempat : Ruang Teratai, RSUD Dr. Soedirman Kebumen Waktu : 1 x 30 menit Hari / tanggal : Rabu, 1 Juni 2016/ pukul 08.30 WIB

  I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

  Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, di harapkan Sdr. T dan anggota keluarga dapat mengerti dan memahami tentang cara menangani klien hernia.

  II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

  Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan Sdr. T dan keluarga dapat: 1.

  Menyebutkan kembali pengertian hernia.

IV. METODE

  JAM/ WAKTU TAHAP RESPON 5 menit Orientasi a.

  Memberi Salam b. Mengingatkan Kontrak c. Menjelaskan maksud dan tujuan d.

  Menanyakan kesediaan e. Apersepsi a.

  Menjawab salam b.

  Mendengarkan c. Mengerti d.

  Bersedia e. Belum tahu tentang hernia 20 menit Kerja a.

  Menjelaskan pengertian hernia b. Menyebutkan faktor penyebab hernia c. Menyebutkan pencegahan hernia d. Menjelaskan cara pengobatan hernia

  Keluarga mendengarkan apa yang di sampaikan dan bertanya jika belum tahu

V. MEDIA 1.

  SAP (Satuan Acara Pembelajaran) 2. Lembar balik dan 3. Leaflet

SUMBER VI.

   Brunner & Sudarth, 2009. “Keperawatan medikal bedah” edisi 8, volume 2, Jakarta : EGC Doenges, Marilynn E. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC.

  Kapita Selekta Kedokteran.Edisi III. 2007.MedicaAesculaplus FK UI. Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. 2001. EGC

VII. EVALUASI 1.

  Evaluasi Persiapan a.

  Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes b.

  Media sudah siap 1 hari sebelum penkes c. Tempat dan waktu sudah ditentukan bersama keluarga d.

  SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes

VIII. MATERI 1.

  Pengertian Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).

  Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

  Sedangkan menurut Tambayong (2006), Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal.

  Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hernia inguinalis adalah suatu turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).

  b.

  Jenis Kelamin Hernia yang sering diderita oleh laki