PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Robertus Daru
NIM: 091114022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Robertus Daru
NIM: 091114022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu:
kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab
TUHAN Allahmu, menyertai engkau
kemanapun engkau pergi.

Yosua 1 : 9

Hanya karena kamu benar, bukan berarti aku salah.
-Jhonson-

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus,
Keluarga Tercinta (Orang Tua, Kakak, dan Adiku)
Prodi BK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SMP Maria Immaculata Yogyakarta
iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 TERHADAP
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Robertus Daru
Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta
2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan dikategorikan
sebagai penelitian survey. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan Konseling menurut persepsi siswa
kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 70 siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari dua kelas yaitu
kelas VIII B dan VIII E. Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner
persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan Konseling
dengan jumlah 62 item. Item kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek
kompetensi guru Bimbingan dan Konseling menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Hasil penelitian berdasarkan persentase persepsi siswa kelas VIII SMP
Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 terhadap kompetensi
kepribadian guru Bimbingan dan Konseling adalah 74,29% siswa memiliki
persepsi yang baik, dan 25,71% siswa memiliki persepsi yang cukup baik serta
tidak ada siswa memiliki persepsi yang kurang baik. Persentase setiap kategori
jawaban dari butir-butir item kuesioner persepsi siswa terhadap kompetensi

kepribadian guru Bimbingan dan Konseling adalah 79,03% butir item mendapat
skor tinggi dan 20,97% butir item mendapat skor sedang serta 0% butir item yang
tergolong rendah

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE PERCEPTION OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT
SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA IN 2013/2014 ACADEMIC
YEAR TOWARDS THE COMPETENCE OF GUIDANCE AND
COUNSELING TEACHERS’ PERSONALITY
Robertus Daru
Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta
2014
This research is a descriptive quantitative research and categorized as a
survey research. The purpose of this research is to know the competence of
guidance and counseling teachers’ personality, according to the perception of the
eighth grade students at SMP Maria Immaculata Yogyakarta in 2013/2014
academic year.
The number of subjects in this study is 70 students of the eighth graders at
SMP Maria Immaculata Yogyakarta in 2013/2014 academic year which consists
of two classes, namely class VIII B and VIII E. The research instrument used is
the students’ perception questionnaire towards the competence of guidance and
counseling teachers’ personality with a total of 62 items. The questionnaire items
were compiled based on the competency aspects of guidance and counseling
teachers according to the regulation of the Minister of National Education of the
Indonesian Republic Number 27 in 2008 about the Academic Qualification and
Competence of Counselors.
The results based on the percentage of students’ perception of the eighth
graders at SMP Maria Immaculata Yogyakarta in 2013/2014 academic year
towards the competence of guidance and counseling teachers’ personality show
that 74.29% of students have a good perception, 25.71% of students have a fairly

good perception and no students have a poor perception. The percentage of each
answer category of the questionnaire item from the students’ perception towards
the competence of guidance and counseling teachers’ personality is 79.03% items
have got the high score, 20.97% items have got medium score, and 0% items have
got low score.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala ramhat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar saarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis mendapat pengalaman banyak selama proses penyelesaian skripsi
ini. Baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan.
Semua pengalaman itu menjadi pelajaran yang amat sangat penting dalam
perkembangan diri penulis. Penulis menyadari bahwa semua pengalaman yang
dialami saat mengerjakan skripsi ini merupakan bagian dari perjalanan
pengembangan diri penulis dan tentunya atas kuasa TYME.
Skripsi ini diselesaikan dengan baik berkat bantuan, dukungan, perhatian,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ag. Krisna Indah Marhaeni, S.Pd., M.A., selaku dosen pembimbing
yang telah mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh
kesabaran dan kerja keras dalam memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan pengetahuanpengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
4. St.

Priyatmoko

atas segala bantuan administrasinya

selama

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Sr. M. Cornelia, OSF, S, Ag, selaku kepala sekolah SMP Maria
Immaculata Yogyakarta yang telah mengijinkan peneliti untuk
melakukan penelitian.
6. Ibu V. Suminah, S.Pd. selaku koordinator BK yang telah membantu
memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
7. Semua Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek dalam
penelitian ini.
8. Bapak Lasarus Edang dan ibuku Bertha Limur yang tercinta yang selalu
memberikan dukungan baik lewat doa maupun secara materi.
9. Kakaku Karolus sekeluarga, kak Bastian sekeluarga, dan adiku Beny
yang telah memberikan segalanya kepada peneliti.
10. Orang terkasih, Yosefina M.D. Tukan yang selalu memberikan kasih,
perhatian, dan motivasi sehingga skripsi ini terselesaikan.
11. Sahabat-sahabat terbaiku

mas Iren Jerahu, mas Roby Subin, mas

Luciano Moa, mas Vhyan Agung, mas Virgil Epenk, mas Frederik
Nikat, mas Yuvens Morung, mas Rio ,dan Indak Kurnia yang telah
mendukung dalam proses mengerjakan skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Teman-teman BK angkatan 2009 (khusus Sr. Bertha, Sr. Valentin) yang
telah memberikan motivasi, doa, masukan dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik dalam doa, motivasi, materi, dan lain-lain.

Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan penulis dalam
mengerjakan skripsi ini. Maka dari itu, penulis minta maaf apabila dalam
skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.

Terima kasih Tuhan Memberkati.

Penulis, 28 Januari 2014
Robertus Daru

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......….……....….…...…… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........……….....…….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………….…………......……......

1

B. Definisi Operasional ……………….…………………….....…......

5

C. Rumusan Masalah …………………………………..….….........…

6

D. Tujuan Penelitian …………………………………….....…...…....

6

E. Manfaat Penelitian ………………………..….……....……......…

6

BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi Terhadap Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan
Konselig ...…………………………….…………..............….......... 8
1. Pengertian Persepsi ......…………………….................…..….... 8
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Kompetensi
Kepribadian Bimbingan dan Konseling ............…….....……...

10

3. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Kompetensi
Kepribadian Bimbingan dan Konseling …….........….......…..… 12
B. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling ………...……........... 14
C. Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konsleing …......... 18
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian
Guru Bimbingan dan Konseling ................................................... 18
2. Ciri-ciri Kompetensi Kepribadian
Guru Bimbingan dan Konseling ..............................................… 19

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Aspek-aspek Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan
Konseling ......................................................................................... 23
D. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Kepribadian
Guru Bimbingan dan Konseling ......………………........…...….…. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………….......………………...…....…..………...

28

B. Subjek Penelitian …………………...………...…..………......….

29

C. Instrumen Penelitian ………………….………...…...............…....

30

D. Prosedur Pengumpulan Data ………..………........….....…...…....

33

1. Tahap Persiapan ……………………………......…..…..……

33

2. Tahap Pengumpulan Data ………………….…...……........…

38

Teknik Analisis Data ……..…………………………..….......

38

E.

BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………....……......…….

42

B. Pembahasan …………….……………………......…..........…

48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan ………………...…………………..............……

59

B.

Saran ……………………………..……….…....…..........…...

60

DAFTAR PUSTAKA ………….………………………………....….…….……

61

LAMPIRAN ………………….....……….....……………....….…...…………..

62

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rincian Jumlah Subjek Penelitian ……..………………….......….

30

Tabel 2 : Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban ………….…….........…..

31

Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Persepsi siswa Terhadap Kompetensi Guru BK .32
Tabel 4 : Rincian Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Instrumen …….......

36

Tabel 5 : Kriteria Guilford ……………………...............……...….……..…

37

Tabel 6 : Norma Pengolongan Kategorisasi Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Kepribadian Guru BK …………………..….............................

39

Tabel 7 : Kategori Subjek …………………………….……...........…...…… 40
Tabel 8 : Kategori Butir-butir Item ……..………………………....…..…..... 41
Tabel 9 : Pengolongan Subjek dalam Tiga Kategori …….……........…......... 43
Tabel 10 : Pengolongan Butir-butir Item dalam Tiga Kategori …….......….

45

Tabel 11 : Butir-butir Item Kategori Sedang ………...……………….........

47

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Persentase Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata
Yogyakarta TA 2013/2014 Terhadap Kompetensi Kepribadian
Guru BK ........……..…............................................................... 43
Grafik 2 : Persentase Capaian Skor Item Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Kepribadian Guru BK ..…………...………………………… 45

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data uji Coba penelitian .......................................................... 63
Lampiran 2 : Hasil Uji Validitas ................................................................... 71
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Reliabilitas ................................................. 77
Lampiran 4 : Tabulasi data penelitian .......................................................... 78
Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian ............................................................... 87
Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian ................................................................. 92

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan latar belakang masalah, definisi
operasional, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah
Tujuan umum Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakatbakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, dan
status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Bimbingan dan konseling di sini berperan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat, memiliki wawasan
yang luas, menjadi pribadi yang mandiri, mampu menerima diri sendiri dan
lingkungannya, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam
hidupnya (Prayitno, 2004: 114).
Tujuan umum bimbingan dan konseling di atas merupakan
penjabaran dari fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) berikut ini.
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Demi mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan khususnya
tujuan umum bimbingan dan konseling, tentunya terlebih dahulu sekolah
harus memiliki guru Bimbingan dan Konseling yang memiliki kompetensi
yang memadai. Sedikitnya ada dua kategori kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling. Pertama kompetensi
profesional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
tugas sebagai guru, yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi pendidikan. Kedua, kompetensi kepribadian yang meliputi etika,
moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan spiritual. Kedua kompetensi ini
perlu dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling yang perlu diwujudkan
dalam sosok utuh standar kompetensi guru bimbingan dan konseling
(Mulyasa, 2007: 10).
Sosok utuh standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru
bimbingan dan konseling mencakup kompetensi akademik dan profesional
sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah
dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi

akademik

merupakan

landasan

bagi

pengembangan

kompetensi profesional, yang meliputi: Pertama, memahami secara
mendalam konseli yang dilayani. Kedua, menguasai landasan dan
kerangka teoretik bimbingan dan konseling. Ketiga, menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan. Keempat,
mengembangkan pribadi dan profesionalitas guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Standar kompetensi guru bimbingan dan konseling di atas telah
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar

kerangka pikir

yang

menegaskan konteks tugas dan ekspetasi kinerja guru bimbingan dan
konseling. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik
sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi
akademik dan profesional guru bimbingan dan konseling dapat dipetakan
dan dirumuskan sebagai berikut. Pertama, kompetensi pedagogik meliputi
menguasai teori dan praksis pendidikan, menguasai esensensi pelayanan
BK dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor).
Kedua, kompetensi kepribadian meliputi beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukan integritas dan stabilitas
kepribadian yang

kuat, menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, dan menampilkan
kinerja

berkualitas

tinggi.

Ketiga,

kompetensi

sosial

meliputi

mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat kerja, berperan dalam
organisasi dan kegiatan profesi BK, dan mengimplentasikan kolaborasi
antarprofesi. Keempat, kompetensi profesional meliputi menguasi konsep
dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah
konseli, menguasai kerangka teoritik dan praksis BK, merancang program
BK, mengimplemtasikan program BK yang komperhensif, evaluasi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, dan
menguasai konsep dan praksis penelitian BK.
Unjuk kerja guru bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh
kualitas penguasaan ke empat kompetensi tersebut yang dilandasi oleh
sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung. Jika guru
bimbingan dan konseling menguasai ke empat kompetensi tersebut maka
tidak perlu diragukan akan kualitas keberhasilan bimbingan dan konseling
di sekolah. Namun pada kenyataannya, masalah pada proses layanan BK
di sekolah masih jauh dari kata optimal ditandai dengan kurang
berminatnya siswa dalam mengikuti layanan konseling atau layanan
bimbingan kelas, siswa merasa bosan mengikuti bimbingan dari guru BK,
masih ada anggapan bahwa guru BK hanya berurusan dengan siswa yang
bermasalah, ketakutan siswa terhadap guru BK, ketidakantusiasan siswa
dalam mengikuti bimbingan, dan guru BK yang kerapkali memperlakukan
siswa secara berbeda-beda serta guru BK cenderung menganggap siswa
yang pasif di kelas adalah siswa yang bodoh.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, peneliti berasumsi
bahwa masalah pada proses layanan bimbingan dan konseling di sekolah
muncul karena guru bimbingan dan konseling kurang menguasai standar
kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian sangat mempengaruhi
keberhasilan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu mencakup
bagaimana guru BK menampilkan dirinya, dan bagaimana tingkah laku
guru BK kepada siswa serta bagaimana guru BK memperlakukan siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Oleh karena itu, guru BK perlu memiliki kompetensi keperibadian yang
memadai demi tercapainya tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.
Kompetensi kepribadian ini, dapat dikembangkan melalui pelatihanpelatihan pengembangan kepribadian, mengikuti workshop, dan seminar
yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru BK. Guru BK
yang memiliki kompetensi kepribadian memadai akan menunjukan
perilaku yang baik dalam memperlakukan siswa sebagai pribadi,
menampilkan perilaku yang terpuji, menghargai perbedaan, serta
menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dan kebebasan
siswa untuk memilih.

B. Definisi Operasional
Kompetensi kepribadian guru bimbingan dan konseling adalah
kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam menampilkan diri yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan untuk
memilih, dan menunjukan stabilitas dan integritas yang kuat serta
menunjukan kinerja yang berkualitas tinggi seperti yang dimaksudkan
dalam

butir

item

kuesioner

penelitian

ini.

Kemampuan

dalam

menampilkan diri ini diharapkan dapat menjadi bagian dari diri guru
bimbingan dan konseling dalam mejalani kehidupan sehari-hari di dalam
dan di luar sekolah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

C. Rumusan Masalah
1. Seberapa baik kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan
Konseling menurut persepsi siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Berdasarkan analisis uji butir item kuesioner persepsi siswa
terhadap kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan Konseling,
butir-butir item mana sajakah yang terindikasi kemunculannya
rendah?

D. Tujuan
1. Mengetahui gambaran kompetensi kepribadian guru Bimbingan
dan Konseling menurut persepsi siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Mengidentifikasi butir item yang terindikasi penguasaannya kurang
baik berdasarkan analisis uji butir kuesioner persepsi siswa
terhadap kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan Konseling.

E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil

penelitian

ini

kiranya

dapat

dijadikan

bahan

untuk

mengembangkan keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Hasil penelitian ini kiranya menjadikan bahan refleksi dalam
meningkatkan penguasaan kompetensi kepribadian.
b. Peneliti
1) Mendapatkan

pengalaman

dalam

melakukan

penelitian

khususnya meneliti tentang kompetensi kepribadian guru BK.
2) Mendapat gambaran tentang persepsi siswa terhadap kompetensi
kepribadian guru BK.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan teori yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Topik-topik yang dibahas adalah pengertian persepsi, faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi, aspek-aspek persepsi, kompetensi guru BK,
kompetensi kepribadian guru BK, dan aspek-aspek kompetensi kepribadian
guru BK serta persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru BK.

A. Persepsi Terhadap Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan
Konseling.
Bagian ini menjelaskan pengertian persepsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, dan aspek-aspek yang mempengaruhi persepsi.

1. Pengertian Persepsi
Menurut Irwanto, dkk (1988: 55) persepsi adalah proses diterimanya
rangsang suatu obyek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa
sampai ransang itu disadari dan dimengerti. Pengertian tersebut senada dengan
yang diungkapkan oleh Walgito (2003: 45) bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh penginderaan. Proses yang dimaksud adalah proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indera dan dilanjutkan oleh
syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf. Stimulus yang diterima oleh
individu tersebut kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga
individu menyadari apa yang diinderanya itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
individu menerima stimulus melalui alat indera, kemudian individu tersebut

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

mengorganisasikan, menginterpretsikan sehingga stimulus yang diterima oleh
alat indera tersebut menjadi sesuatu yang bermakna.
Moskowitz dan Orgel (Walgito, 2003: 46) menjelaskan bahwa persepsi
merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan
sesuatu aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan
aktivitas yang integrated maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri
individu ikut aktif berperan dalam persepsi. Selain itu, Sarwono (2009: 25)
juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses yang berlangsung pada
diri individu untuk mengetahui dan mengevaluasi lingkungan dan orang lain.
Proses ini akan membentuk kesan tentang orang lain. Kesan yang dibentuk
berdasarkan informasi yang tersedia di lingkungan, sikap individu terdahulu
tentang rangsang-rangsang yang relevan, dan mood individu saat itu.
Contohnya, orang yang mengenakan pakaian berantakan dan bertato cenderung
dipersepsikan sebagai preman daripada orang yang berpakaian rapi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa persepsi terhadap kompetensi guru bimbingan dan konseling merupakan
proses mengorganisasikan, menginterpretasikan, dan menilai rangsanganrangsangan yang diterima oleh alat indera sehingga rangsangan tersebut
menjadi bermakna serta individu dapat memahami dan menyadari keadaan di
sekitarnya. Objek persepsi dalam penelitian ini adalah kompetensi kepribadian
guru BK, misalnya guru yang sering marah di depan kelas akan dimaknai
sebagai guru BK yang galak, dan pemarah oleh siswanya. Setiap individu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

tentunya memiliki persepsi yang berbeda-beda terutama siswa yang menjadi
subjek dalam penilitian ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya sebagai berikut. Pertama, perhatian yang selektif. Kedua,
sifat-sifat rangsang. Ketiga, nilai-nilai dan kebutuhan individu. Keempat,
pengalaman terdahulu.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Kompetensi
Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling.
Menurut Irwanto, dkk (1988) ada empat faktor yang mempengaruhi
persepsi sebagai berikut.
a. Perhatian yang selektif
Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas
mental. Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa obyek yang
hadir pada saat yang bersangkutan, kemudian pada saat yang bersamaan
pula seseorang memilih hanya satu obyek, sementara objek-objek yang lain
diabaikan. Apabila suatu rangsang mendapat perhatian dari individu, maka
rangsang tersebut akan disadari dan ditanggapi dengan cepat oleh individu
tersebut. Namun rangsang yang kurang mendapat perhatian akan kurang
disadari dan kurang ditanggapi. Semakin besar perhatian seseorang,
semakin besar kesadarannya akan rangsang itu dan semakin besar pula
kemungkianan orang yang bersangkutan menanggapinya. Semakin kecil
perhatian seseorang, semakin kecil kesadarannya akan rangsang yang
bersangkutan dan semakin kecil pula kemungkinan individu untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

menanggapinya. Contoh seorang siswa akan memahami dan mengerti
materi yang disampaikan oleh guru BK di dalam kelas jika siswa tersebut
memusatkan seluruh perhatiannya pada materi yang dijelaskan oleh guru
BK tersebut. Namun sebaliknya jika siswa tersebut tidak memusatkan
seluruh perhatian pada materi yang dijelaskan oleh guru BK tersebut maka
kecil kemungkinan siswa tersebut memahami dan mengerti materi yang
dijelaskan oleh guru.
b. Sifat-sifat rangsang
Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi seseorang
daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh perhatian pada
rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang yang ukurannya
kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian seseorang juga adalah
rangsang yang berlatar belakang kontras daripada yang berlatar belakang
biasa. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian adalah rangsang yang
intensitas rangsangnya paling kuat. Contohnya individu cenderung lebih
memperhatikan baju warna merah diantara puluhan baju warna putih
lainnya.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi
seseorang dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan kebutuhan yang
berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Walaupun rangsang yang
dihadirkan pada dua orang sama, namun persepsi yang terjadi bisa jadi
berbeda karena perbedaan nilai dan kebutuhannya. Contoh sesorang siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

sangat membutuhkan informasi cara mengatur waktu belajar. Saat itu pula
guru BK mengajarkan cara belajar yang efektif kepada siswanya. Di sini
tentunya siswa tersebut cenderung tidak menghiraukan apa yang diajarkan
oleh guru BK karena yang diajarkan tidak sesuai dengan kebutuhannya..
d. Pengalaman terdahulu
Perhatian

seseorang

terhadap

rangsang

turut

ditentukan

oleh

pengalaman akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalamanpengalaman

terdahulu

sangat

mempengaruhi

bagaimana

orang

mempersepsikan dunianya. Contoh seorang siswa SMP sering dihukum oleh
guru BK saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Pengalaman tersebut
membuat dirinya benci terhadap guru BK. Pengalaman ini pula cenderung
akan mempengaruhi persepsinya terhadap guru BK di Sekolah Menengah
Pertama.

2. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Kompetensi
Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling.
Pengertian persepsi sebagaimana dijelaskan di atas memperlihatkan
aspek-aspek

pokok persepsi.

Aspek-aspek

tersebut

berupa

rangsang,

tanggapan, dan perilaku (Walgito, 2003:54).
a. Rangsang
Rangsang dapat berasal dari luar diri individu, dapat pula berasal dari
dalam diri individu. Rangsang yang berasal dari luar individu mengenai alat
indera selaku penerima rangsang sebagai resptor, lalu meneruskan ke syaraf
penerima atau sensoris, sedangkan rangsang yaang berasal dari dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

individu langsung mengenai penerima. Contohnya guru BK marah di depan
kelas kemudian siswa menangkap kemarahan tersebut dengan panca indera
yaitu dengan melihat dan mendengarkan kemarahan tersebut. Melihat dan
mendengarkan peristiwa ini, kemudian siswa bisa menganggap guru BK
tersebut galak.
b. Tanggapan
Tanggapan terjadi dalam suatu proses yang disebut proses persepsi.
Proses persepsi bermula dari adanya objek yang menimbulkan rangsang,
lalu rangsang diterima oleh reseptor. Tahap ini disebut kelaman, karena
terjadinya secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diteruskan
ke syaraf sensori setelah mengalami penyeleksian, dan dilanjutkan oleh
syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran. Tahap ini disebut proses fisiologis ,
karena terjadi dalam diri individu. Proses terakhir terjadi di otak, yang
memungkinkan individu menyadari sepenuhnya rangsang yang diterima
melalui reseptor, tahap ini disebut tahap psikologis karena berhubungan
dengan penyadaran. Proses yang terjadi di otak juga merupakan proses
persepsi sebenarnya. Setiap rangsang yang disadari kemudian ditanggapi
oleh individu melalu syaraf motorik. Contoh pada saat melakukan konseling
guru BK sibuk sendiri dan tidak medengarkan siswa saat mengungkapkan
masalah sehingga siswa merasa tidak nyaman. Kejadian pada saat konseling
ini akan diproses dalam pikiran siswa kemudian siswa menanggapi kejadian
itu dengan mengambarkan bahwa guru BK tidak perhatian terhadap diri
siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

c. Perilaku
Proses persepsi merupakan suatu penilaian, pendapat, dan pandangan.
Setiap nilai, pendapat, dan pandangan yang dianggap penting oleh individu
menuntut individu untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, persepsi perlu
dilihat dalam rangkaian perilaku. Persepsi berfungsi sebagai persiapan
keperilaku yang konkret. Contoh guru BK selalu mengunakan metode
ceramah pada saat bimbingan di dalam kelas sehingga siswa merasa bosan
mengikuti bimbingan. Perasaan bosan ini akan membuat siswa untuk tidak
mendengarkan guru BK di dalam kelas; guru BK menjelaskan sedangkan
siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya atau siswa sering tidur
di dalam kelas.
Salah satu Objek persepsi adalah kompetensi kepribadian guru
bimbingan dan konseling. Jika guru BK menampilkan diri kepada siswa secara
dewasa, maka siswa memaknai bahwa guru BK tersebut baik atau guru BK
tersebut memiliki kepribadian yang baik. Contohnya, Guru BK yang selalu
tersenyum, selalu menyapa siswa saat bertemu, mengunakan pakaian yang rapi
akan akan dimaknai sebagai guru BK yang berkepribadian yang baik oleh
siswanya.

B. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi mengemukakan “kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

pekerjaan tertentu (Undang-Undanng, 2002). Hal yang sama diungkapkan
dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefenisikan
kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan (Undang-Undang, 2005).
Kompetensi dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang yang
dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang
ditetapkan. Mc. Asham (Mulyasa, 2007: 38) mengungkapkan bahwa
kompetensi

dapat

diartikan

sebagai

pengetahuan,

keterampilan,

dan

kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan sebaik-baiknya. Crunkilton (Mulyasa, 2007: 38) juga sependat dengan
Mc. Asham yang menyatakan bahwa kompetensi merupakan penguasaan
terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan.
Beberapa pengertian tentang kompetensi di atas mengarah pada suatu
kemampuan tertentu yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjalankan
fungsi dan tugasnya secara optimal. Kompetensi tersebut dapat berupa
karateristik, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang tampak melalui
perilaku kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang mendukung bagi
pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Beberapa pengertian kompetensi yang telah
dipaparkan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kompetensi guru

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam perangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh guru BK untuk memangku jabatan
sebagai guru BK. Selain itu, kompetensi guru BK juga dapat diartikan sebagai
keseluruhan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dikuasai oleh guru BK
dan menjadi bagian dari dirinya dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas
seperti layanan bimbingan kelas, konseling, dan lain-lain sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Standar yang dimasksud dalam hal ini adalah standar
kompetensi guru bimbingan dan konseling yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor).
Pertama, kompetensi pedagogik guru bimbingan dan konseling adalah
kemampuan mengelolah layanan bimbingan dan konseling yang meliputi
pemahaman secara mendalam siswa yang hendak dilayani, menguasai
khasanah teoretik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan
konseling, dan mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program layanan BK. Contohnya, sebelum guru BK menyampaikan informasi
bimbingan kepada siswa, terlebih dahulu guru BK perlu mengenali kebutuhan
siswa. Kedua, kompetensi kepribadian guru bimbingan dan konseling adalah
kemampuan guru BK dalam menampilkan diri secara mantap, beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

dan menunjukan kinerja yang berkualitas tinggi. Misalnya, guru BK mengajak
siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan bimbingan.
Ketiga, kompetensi sosial guru bimbingan dan konseling adalah
kemampuan guru BK sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, sesama guru
bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah serta mejalin
kerjasama dengan guru bidang studi lainya. Contohnya, guru BK bekerjasama
dengan dengan guru mata pelajaran dalam mengamati/mengobservasi keadaan
siswa. Keempat, kompetensi profesional adalah kemampuan guru BK dalam
menguasai konsep dan praksisi asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan,
dan masalah yang dialami siswa, menguasai. Contohnya, kemampuan guru
BK dalam membuat angket sosiometri atau membuat alat ungkap masalah
(AUM).
Rumusan kompetensi guru bimbingan dan konseling yang dipaparkan
di atas menunjukan bahwa demi kemajuan bimbingan dan konseling di sekolah
guru BK sangat perlu untuk menguasai keempat kompetensi tersebut. Salah
satu cara untuk mengembangkan kompetensi tersebut adalah dengan mengikuti
berbagai kegiatan pelatihan pengembangan kepribadian atau mengikuti work
shop bimbingan dan konseling. Keempat kompetensi guru BK di atas juga
terdapat kompetensi kepribadian yang meskipun kompetensi ini tidak dapat
terpisahkan dari kompetensi yang lainnya. Menurut Sudrajat (Ma’mur Asmani
2009: 116) mengatakan bahwa kompetensi kepribadian harus mendapatkan
perhatian yang lebih, karena hal ini berkaitan dengan idealisme dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

kemampuan untuk dapat memahami diri guru BK sendiri dalam kapasitas
sebagai pendidik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti hanya ingin
menekankan dan meneliti lebih jauh persespsi siswa terhadap kompetensi
kepribadian guru BK. Peneliti menyadari bahwa pekerjaan guru BK dalam
melayani siswa-siswanya tidak terlepas dari pengaruh karateristik kepribadian
yang dimiliki guru BK.

C. Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
Bagian ini akan dipaparkan pengertian kompetensi kepribadian guru
bimbingan dan konseling, ciri-ciri kompetensi kepribadian guru bimbingan dan
konseling, dan aspek-aspek kompetensi kepribadian bimbingan dan konseling.
1.

Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
Kompetensi

kepribadian

adalah

kemampuan

personal

yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia. Selain itu,
kompetensi kepribadian dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang
berkaitan dengan kemampuan individu dalam memwujudkan dirinya sebagai
pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan
pemahaman diri. Kompetensi kepribadian meliputi kemampuan untuk
mengolah diri, memahami diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri
(Kunandar, 2009:55).
Kompetensi kepribadian guru BK (personal competencies) merujuk
pada kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling yang berkenan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

kemampuan untuk membina hubungan baik antarpribadi (rapport) secara
sehat, etos kerja, dan komitmen profesional, landasan etik dan moral dalam
berperilaku, dorongan, dan semangat untuk mengembangkan diri, serta
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah.
Kompetensi kepribadian guru BK juga berupa kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.

2.

Ciri-ciri Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling.
Cavanagh (Syamsu 2010: 37-44) mengemukakan bahwa karateristik

kepribadian guru bimbingan dan konseling sebagai berikut.
a. Pemahaman diri (self-knowledge)
Pemahaman diri ini berarti guru BK memahami dirinya dengan baik,
dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan
hal itu, dan masalah apa yang harus diaselesaikan. Pemahaman diri sangat
penting, karena beberapa alasan sebagai berikut:
1) Guru BK yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung
akan memiliki persepsi yang akurat juga tentang orang lain khususnya
siswa.
2) Guru BK yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan
terampil juga memahami orang lain.
3) Guru BK yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar
cara memahami diri itu kepada orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

4) Pemahaman tentang diri memungkinkan guru BK untuk dapat merasa
dan berkomunikasi secara jujur dengan orang lain.
b. Kompeten (competent)
Kompeten di sini adalah guru BK harus memiliki kuaitas fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna.
Kompetensi sangatlah penting bagi guru BK, sebab orang lain khususnya
siswa akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi yang
diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia.
c. Kesehatan psikologis
Guru BK dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari
siswanya. Hal ini penting karena kesehatan psikologis (psychological healt)
guru

BK akan

mendasari pemahamannya

terhadap perilaku dan

keterampilannya. Guru BK yang kesehatan psikologisnya baik memiliki
kualitas sebagai berikut:
1) Memperoleh pemuas dan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan, dan
seks.
2) Dapat mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
3) Menyadari kelemahan dan keterbatasan kemampuan dirinya.
d. Dapat dipercaya (trustworthiness)
Kualitas ini berarti bahwa guru BK tidak menjadi ancaman penyebab
kecemasan bagi siswa. Guru BK yang dipercaya cenderung memiliki
kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

1) Memiliki pribadi yang konsisten
2) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.
3) Tidak pernah membuat orang lain kecewa.
4) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh,
danmampu membantu secara penuh.
e. Jujur (honesty)
Guru BK dituntut untuk bersikap transparan (terbuka), autentik, dan
asli (guine). Guru BK yang jujur memiliki karateristik sebagai berikut:
1) Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya yang dipersepsi oleh
dirinya sendiri sama seperti yang dipersepsikan oleh orang lain.
2) Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.
f. Kekuatan (strength)
Kekuatan atau kemampuan guru BK sangat penting dalam menjalin
hubungan dengan konseli, sebab dengan hal itu konseli akan merasa aman.
Siswa akan memandang guru BK sebagai orang yang tabah dalam
menghadapi masalah, dapat mendorong siswa untuk mengatasi masalahnya,
dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.
g. Bersikap hangat
Bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan
kasih sayang. Guru BK yang memiliki sikap ramah terhadap orang lain
dapat menjadi contoh bagi siswanya untuk bersikap ramah juga kepada
orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

h. Sabar (patience)
Melalui kesabaran guru BK dalam menjalin hubungan dengan siswa
dapat membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap
sabar guru BK menunjukan lebih memperhatikan diri siswa daripada
hasilnya. Sikap ramah ini diperlukan dalam membantu siswa menghadapai
masalah yang sulit untuk dipecahkan. Selain itu, sikap sabar juga perlu
ditunjukan pada saat guru BK berhadapan dengan siswa yang sering rebut di
dalam kelas saan bimbingan.
i. Kepekaan (sensitivity)
Guru BK menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang
tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersingung, baik pada diri konseli
maupun pada dirinya sendiri. Dengan mennyadari hal ini, maka guru BK
dapat memahami bahwa orang lain juga terutama siswa memiliki sifat-sifat
tersembunyi dalam dirinya.
Menjadi guru BK yang berkepribadian baik memang bukan perkara
mudah bagi guru BK, mengingat keadaan lingkungan selalu berubah-ubah
setiap waktu sehingga kepribadian juga akan terus berubah. Namun tidak ada
salahnya untuk terus belajar untuk merubah diri sendiri demi tercapainya tujuan
layanan BK yang optimal di sekolah. Jika guru BK memiliki karateristik
kepribadian seperti yang diungkapkan oleh Cavanagh di atas, maka tidak perlu
diragukan lagi akan ketercapaian tujuan BK yang optimal di sekolah dan akan
berimbas pada ketercapaian tujuan pendidikan nasional.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

Penelitian ini hanya berfokus pada kompetensi kepribadian guru
bimbingan dan konseling menurut persepsi siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Kompetensi kepribadian
guru BK yang merujuk pada kualitas pribadi guru BK yang berkenan dengan
kemampuan menampilkan diri yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha

Esa,

menghargai

dan

menjunjung

tinggi

nilai

kemanusiaan,

individualitas, dan kebebasan untuk memilih, menunjukan stabilitas dan
integritas yang kuat, dan menampilkan kinerja yang berkualitas tinggi.

3.

Aspek-aspek

Kompetensi

Kepribadian

Guru

Bimbingan

dan

Konseling
Kompetensi kepribadian guru BK merujuk pada kualitas pribadi guru
BK yang berkenan dengan kemampuan menampilakan diri yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghargai dan menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan untuk memilih, menunjukan
stabilitas dan integritas yang kuat, dan menampilkan kinerja yang berkualitas
tinggi (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor).
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karateristik ini memberikan gambaran bahwa guru bimbingan dan
konseling dituntut untuk selalu bertindak dan berperilaku sesuai nilai,
norma, dan moral yang berlaku. Ciri ini hendaknya tercermin pada diri guru
bimbingan dan konseling dalam perilaku kesehariannya maupun dalam
segala tindakan konseling yaitu dalam memperlakukan siswa, dan dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

pengambilan

keputusan

ketika

merancang

pendekatan

yang

akan

dipergunakan. Ciri ini juga hendaknya ditampilkan oleh guru BK dengan
cara menjalankan kehidupan beragama dan menghargai pemeluk agama
lain.
b. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, individualitas, dan
kebebasan untuk memilih.
Guru BK yang berkualitas akan menampilkan perilaku yang
menghargai dan mengembangkan potensi individu yaitu dalam hal ini
adalah siswa, peduli terhadap kemaslahatan siswa, dan bersikap demokratis
terhadap siswa. Guru bimbingan dan konseling

juga hendaknya

memandang siswa sebagai makhluk yang hidup dalam lingkaran dan
suasana moral yang berlaku, sehingga keputusan konseling tidak hanya
didasarkan pada pemikiran rasional semata-mata. Karateristik ini juga
memiliki makna bahwa seorang guru bimbingan dan konseling hendaknya
memperlakukan siswa sebagai individu normal yang sedang berkembang
mencapai tingakat tugas perkembangannya dengan segala kekuatan dan
kelemahannya yang hidup dalam suatu lingkungan masyarakat. Karateristik
ini juga menunjuk kepada suatu perlakuan guru bimbingan dan k