DOCRPIJM 1507774546BAB 4 PROFIL KABUPATEN

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

BAB IV. PROFIL KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR

4.1.

KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Kabupaten Indragiri Hilir terletak di sebelah Timur Provinsi Riau atau pada bagian Timur

pesisir Pulau Sumatera. Secara resmi terbentuk pada tanggal 14 Juli 1965 sesuai dengan tanggal
ditanda-tanganinya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965. Karena letak posisi Kabupaten Indragiri
Hilir di pantai Timur pesisir Pulau Sumatera, maka Kabupaten ini dapat dikategorikan sebagai
daerah pantai. Panjang garis pantai Kabupaten Indragiri Hilir adalah 339.5 Km dan luas perairan
laut meliputi 6.318 Km² atau sekitar 54.43 % dari luas wilayah. Kabupaten Indragiri Hilir yang
merupakan bagian wilayah Provinsi Riau, memiliki luas wilayah 1.367.551 Ha, dengan jumlah
pulau-pulau kecil sebanyak 25 pulau. Secara geografis terletak pada posisi 0 0 36’LU ―10 07’ LS
dan 1040 10’ ― 1020 32’ BT. Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Indragiri Hilir adalah
sebagai berikut :
❖ Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan;

❖ Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Provinsi Jambi)
❖ Sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten Indragiri Hulu; dan
❖ Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Lingga (Provinsi
Kepulauan Riau).
Berdasarkan letak dan posisinya yang startegis, keberadaan Kabupaten Indragiri Hilir di
Pantai Timur Sumatera memiliki prospek yang cukup tinggi bagi pengembangan wilayah dan
pertumbuhan ekonomi, karena posisinya yang berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan
seperti Batam dan Karimun, serta berada di wilayah perairan yang mampu mengakses berbagai
wilayah dalam maupun luar negeri. Hal ini merupakan salah satu potensi yang dapat
dikembangkan untuk menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai “Pintu gerbang Timur Sumatera
“ dalam berbagai aktifitas pembangunan. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah pantai dan
rawa pasang surut dengan penyebaran sungai hampir di seluruh kecamatan. Disamping sungai,
selat dan terusan juga terdapat parit-parit untuk mengendalikan arus air pada saat pasang surut,
kondisi ini menggambarkan karakteristik wilayah ini yang juga lebih dikenal dengan sebutan
“Negeri Seribu Parit”.
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

28 | P a g e


Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

29 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Untuk lebih jelasnya mengenai luas dan presentase wilayah menurut kecamatan di
Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV-1. Luas dan Presentase Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2011
No.

Kecamatan


Luas (Has)

Persentase (%)

1. Keritang

94.642

6,92

2. Reteh

53.183

3,89

3. Enok

44.941


3,29

4. Tanah Merah

47.660

3,49

5. Kuala Indragiri

71.495

5,23

6. Tembilahan

15.164

1,11


7. Tempuling

75.287

5,51

8. Batang Tuaka

39.118

2,86

9. Gaung Anak Serka

64.995

4,75

10. Gaung


207.617

15,18

11. Mandah

174.273

12,74

12. Kateman

48.781

3,57

13. Kemuning

104.984


7,68

14. Tembilahan Hulu

13.899

1,02

15. Pulau Burung

58.050

4,24

16. Pelangiran

85.396

6,24


17. Teluk Balengkong

42.774

3,13

18. Concong

26.348

1,93

19. Kempas

58.453

4,27

20. Sungai Batang


40.489

2,96

1.367.551

100,00

Jumlah
Sumber : Draft RTRW INHIL 2011-2031

4.2.

KONDISI TOPOGRAFI
Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan dataran rendah, yaitu daerah

endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), dan daerah hutan payau (mangrove).
Selain itu, wilayahnya juga terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil. Wilayah Kabupaten Indragiri
Hilir rata-rata memiliki ketinggian 0 – 3 Meter di atas permukaan laut. Daerah yang landai ini
sebagian besar terletak di dekat pantai atau sungai. Sedangkan sebagian kecilnya 6.69 % berupa

daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6 - 35 meter dari permukaan laut yang terdapat
dibagian selatan Sungai Reteh, Kecamatan Keritang. Daerah ini termasuk ke dalam kawasan
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

30 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

31 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

Secara fisiografinya, wilayah Kabupaten Indragiri Hilir terbelah-belah oleh beberapa
sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-pulau. Berdasarkan hasil perhitungan,
diketahui bahwa kemiringan lereng wilayah Kabupaten Indragiri Hilir di dominasi oleh kemiringan
0 – 2 %, seluas 1.298.763 Ha (94.97 %), kemiringan 3 - 5 % seluas 9.710 Ha (0.71 %), kemiringan
16 - 40% seluas 21.197 Ha (1.55 %) dan kemiringan di atas 40 % seluas 37.744 Ha (2.76 %).
Sedangkan khusus kondisi topografi untuk Kawasan Kuala Enok didominasi oleh lahan dengan
kemiringan 0 – 8 %.
4.3.

KONDISI GEOHIDROLOGI
Pada umumnya keadaan hidrologi di Kabupaten Indragiri Hilir ditentukan oleh perbedaan

topografi terutama antara perbukitan, dataran maupun perairan. Keadaan hidrologi di Kabupaten
Indragiri Hilir pada dasarnya mempunyai potensi perairan yang cukup luas serta daratan yang
dapat dikembangkan usaha budidaya perikanan, berpeluang bagi investor untuk menanamkan
investasi baik di bidang penangkapan khususnya di perairan lepas pantai dan dibidang budidaya
perikanan (tambak, keramba, budidaya kerang Anadara dan kolam).
Disamping sungai-sungai dan selat, di Kabupaten Indragiri Hilir banyak terdapat parit-parit
baik keberadaannya secara proses alami atau yang dibuat manusia, sehingga Kabupaten Indragiri
Hilir disamping terkenal dengan julukan Negeri Sri Gemilang, juga di kenal sebagai Negeri Seribu
Parit.
Untuk sumberdaya air di wilayah kabupaten Indragiri Hilir terdiri dari air permukaan dan air
tanah. Air permukaan meliputi air rawa, air sungai dan parit. Air tanah terdiri dari air tanah
bebas/unconfined ground water dan air tanah agak tertekan / semiconfined groundwater.
Penentuan potensi ditentukan berdasarkan kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas sumberdaya air
terutama ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan di samping dari data yang terhimpun dari
penelitian terdahulu. Di Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) dari
pesisir Selatan ke arah Utara, yaitu DAS Reteh Gangsal, DAS Indragiri Tuaka, DAS Gaung Anak
Serka, DAS Batangtumu, dan DAS Guntung Kateman.
Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Indragiri Hilir dapat
dilihat pada peta dibawah ini.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

32 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

33 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

4.4.

KONDISI GEOLOGI
Berdasarkan sejarah geologi, wilayah kabupaten Indragiri Hilir merupakan jalur cekungan

sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan tektonik bumi yang menyebar luas dan berbentuk
morfologi pendataran. Morfologi pendataran ini biasanya memiliki bentuk sungai berbelok-belok
dan membawa pasokan material sedimen dari hulu ke hilir. Sedimen-sedimen tersebut akhirnya
terperangkap bersama media air pada cekungan-cekungan. Tanah pada cekungan tersebut
ditumbuhi oleh mangrove (hutan bakau) sebagai sumber daya hayati pada ekosistem rawa dan
hutan dataran rendah.
Dalam jangka waktu skala geologi, cekungan-cekungan dan sumberdaya hayati di atasnya
tersebut mengalami penurunan untuk mencari keseimbangan akibat adanya gaya-gaya tektonik
dan pembebanan. Kemudian tertutup kembali oleh sedimen yang terus memasoknya dan kejadian
ini berulang terus hingga sekarang.
Sumberdaya hayati yang terperangkap dan tertutup sedimen pada masa muda akhirnya
membentuk suatu endapan rawa dari tanah gambut. Sementara proses-proses ini terus
berlangsung, endapan gambut yang sudah berumur lebih dewasa dapat disebut sebagai batubara
muda. Jadi gambut dapat dianggap sebagai tahapan awal pembentukan batubara. Endapan
batubara yang mengalami pembebanan hingga jangka waktu skala geologi sampai suatu saat
berubah menjadi lempung hitam dapat dianggap sebagai sumber minyak bumi yang mengalami
pencucian atau leaching. Hasil pencucian tersebut akhirnya terjebak dalam suatu batuan
perangkap minyak bumi. Akhirnya minyak bumi tersebut disebut sebagai bahan bakar energi fosil
karena asalnya berasal dari sumberdaya hayati yang telah terjebak menjadi fosil-fosil.
Berdasarkan hal di atas, maka unit-unit karakteristik geologi yang diterjemahkan dalam
geologi lingkungan merupakan satu kesatuan utuh yang meliputi tektonika, batuan, tanah, struktur,
bentang alam dan hidrogeologi. Keadaan geologi lingkungan tersebut sangat mempengaruhi
sistem sungai-sungai besar dan kecil, yang selanjutnya berdampak terhadap bentuk formasi
pesisir pantai, ekologi rawa, kualitas air sungai dan laut, penyebaran kenekaragaman hayati, dan
pemanfaatan sumberdaya pesisir oleh manusia.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

34 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Wilayah kabupaten Indragiri Hilir dibentuk oleh sebagian dari dataran alluvium Sumatera
Timur yang sangat luas. Dataran alluvium tersebut sebagian berupa rawa yang terbentuk sebagai
akibat kenaikan muka air laut pada zaman es. Perubahan ini merupakan awal proses pembentukan
gambut di dataran alluvium Sumatera Timur. Ketika zaman es berakhir, air laut kembali surut, tetapi
proses pembentukan gambut dan akumulasi sedimen di daerah rawa dan sepanjang pantai
wilayah kabupaten Indragiri Hilir tetap berlangsung terus.
Batuan yang tersingkap di permukaan kawasan pesisir kabupaten Indragiri Hilir
berdasarkan peneliti terdahulu (Suwarna.dkk,1991) terdiri dari jenis alluvium, endapan pantai
(Qac) dan endapan rawa (Qs) yang keduanya mempunyai umur Kuarter. Tanah dan batuan yang
tampak dipermukaan terdiri dari gambut, lumpur, lempung dan pasir. Gambut terletak di atas
lumpur dan lempung, serta pasir didapatkan sebagai sisipan pada lumpur dan lempung.
Sedangkan kedalaman batuan dasar sangat beragam, dimana ke arah pantai semakin dalam.
Tanah dan batuan di kawasan dataran pantai merupakan alluvium dan endapan pantai
(Qac) yang disusun oleh pasir, lanau, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal, sisa tumbuhan
setempat dan lapisan gambut dengan tebal mencapai 5 meter. Tanah di dataran pantai terdiri dari
lumpur berwarna abu-abu (terdapat dalam keadaan cair, sangat lunak, sangat plastik, memiliki
rekah kerut tinggi, kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10% dan nilai
unconfined strength kurang dari 0.5 kg/cm²).
Dalam keadaan kering sifat lumpur sulit dibedakan dengan lempung. Lumpur abu-abu
memiliki sifat keteknikan buruk, kurang teguh dan stabil. Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada
kedalaman lebih dari 60 meter. Karena batuan dasar, diperkirakan satu-satunya batuan keras di
wilayah kabupaten Indragiri Hilir dapat ditafsirkan sebagai lapisan keras yang mampu menahan
bangunan berat dan berada pada kedalaman lebih dari 60 meter.
Tanah dan batuan di dataran limbah banjir dan rawa tepian sungai merupakan endapan
rawa (Qs) yang disusun oleh lempung, lanau, pasir dan gambut. Tanah di kawasan ini terutama
terdiri dari lempung abu-abu atau abu-abu dengan bercak kuning. Di beberapa lokasi kadangkadang di atas lempung ditemukan gambut dengan ketebalan beragam, berkisar antara 50-300
cm.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

35 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

36 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Lempung abu-abu, terdapat dalam keadaan liat, bersifat plastis, mengotori tangan/sticky, dan
kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10%, rekah kerutnya tinggi, mudah
mencair dan memiliki nilai unconfined strength kurang dari 2 kg/cm². Selain itu, dalam keadaan
kering dapat mencapai 4 kg/cm² dan menjadi bersifat rapuh/brittle (Rajiyowiryono, 1986).
Pasir, terdapat sebagai sisipan tipis pada lempung dan lumpur. Komposisi utamanya berupa
kuarsa yang belum terikat kuat dan masih bersifat lepas.
Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada kedalaman lebih dari 40 meter.
Gambut, bersifat sangat higroskopis, mampu menghisap dan melepas air dengan cepat,
butirannya tidak terlalu kuat karena hanya terikat oleh tegangan pori dari air yang mengisi rongga
antar butiran. Dalam keadaan kering akan kehilangan tegangan pori hingga mudah lepas, tetapi
dalam kondisi kelewat jenuh air, gambut bersifat cair dan daya dukungnya bertambah lemah,
sehingga gambut memiliki sifat keteknikan yang buruk. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Indragiri Hilir (90 %) merupakan lahan dengan karakteristik tanah gambut ini.
4.5.

KONDISI KLIMATOLOGI
Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada dataran rendah atau daerah pesisir timur dengan

ketinggian < 500 meter dari permukaan laut. Hal ini mengakibatkan daerah ini menjadi rawa-rawa
yang beriklim tropis basah. Akan tetapi, terdapat beberapa desa yang merupakan dataran tinggi.
Desa-desa tersebut terdapat di Kecamatan Keritang dan Kemuning. Hal ini menyebabkan lahan
pertanian pada daerah tersebut tidak terpengaruh pada air laut.
Pada tahun 2012, rata-rata curah hujan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah 136,15 mm
dengan rata-rata hari hujan adalah 10 hari. Rata-rata curah hujan terbanyak terjadi pada bulan
Nopember yaitu 229,8 mm dengan rata-rata hari hujan adalah 14 hari.
Pada musim kemarau kadang-kadang hujan tidak turun beberapa bulan lamanya (1-2
bulan). Akibatnya air tawar terdesak oleh air asin laut menuju hulu sungai. Hal ini menimbulkan
sedikit kesulitan terhadap persediaan air bersih, pengairan persawahan, dan sebagainya.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

37 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Tabel IV-2. Rata-rata Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2012

BULAN

HARI HUJAN (Hari)

CURAH HUJAN (mm)

Januari

6

77,0

Februari

12

170,8

Maret

13

197,8

April

13

196,6

Mei

11

130,0

Juni

6

55,9

Juli

7

92,8

Agustus

5

58,1

September

6

90,1

Oktober

12

177,0

Nopember

14

229,8

Desember

15

157,9

Rata-Rata 10

136,15

Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka 2013

4.6.

KONDISI DEMOGRAFI

4.6.1. Jumlah dan Distribusi Penduduk
Berdasarkan data statistik yang ada, diketahui jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir
pada tahun 2012 adalah sebanyak 689.938 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam Angka 2013). Dari jumlah
penduduk tersebut terdiri dari 170.762 Kepala Keluarga (Rumah Tangga). Tingkat kepadatan
penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir tergolong amat rendah, yaitu 84,80 jiwa per Km² dan ratarata anggota keluarga sebanyak 4 jiwa.
Pada umumnya distribusi penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir cukup merata untuk setiap
wilayah kecamatan. Distribusi penduduk yang paling tinggi berada di Kecamatan Gaung Anak
Serak, dengan distribusi penduduk sekitar 10,50 5 atau 71.193 jiwa. Selain itu, untuk memudahkan
pergerakan, maka penduduk juga memilih untuk membangun rumah yang berada di sekitar tepi
jalan dan tepi sungai/parit.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

38 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Tabel IV-3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012

No.

Kecamatan

Luas (Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
(Jiwa)

(Jiwa/Km2)

1

Kemuning

94,642

64,029

67.65

2

Reteh

53,183

43,991

82.72

3

Enok

44,941

34,340

76.41

4

Tanah Merah

47,660

31,201

65.47

5

Kuala Indragiri

71,495

19,469

27.23

6

Tembilahan

15,164

72,446

477.75

7

Tempuling

75,287

30,768

40.87

8

Batang Tuaka

39,118

27,412

70.08

9

Gaung Anak Serka

64,995

22,237

34.21

10 Gaung

207,617

40,164

19.35

11 Mandah

174,273

40,185

23.06

12 Kateman

48,781

45,630

93.54

13 Kemuning

104,984

30,887

29.42

14 Tembilahan Hulu

13,899

44,451

319.81

15 Pulau Burung

58,050

22,474

38.71

16 Pelangiran

85,396

43,838

51.33

17 Teluk Balengkong

42,774

16,794

39.26

18 Concong

26,348

13,340

50.63

19 Kempas

58,453

33,959

58.10

20 Sungai Batang

40,489

12,323

30.44

1,367,551

689,938

84.80

Jumlah

Sumber : BPS Indragiri Hilir Dalam Angka Tahun 2013

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

39 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
4.6.2. Tingkat Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir meningkat pesat sejak tahun 1990 yang
hanya berjumlah 426.196 jiwa (RUTR Kab. Indragiri Hilir : 1992), tahun 1995 sebanyak 567.864 jiwa
(BPS Kab. Ingriri Hilir : 1994 – 1997), pada tahun 2001 sebanyak 542.226 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam
Angka 2002), tahun 2006 sebanyak 647.512 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam Angka 2007), sebanyak
658.178 jiwa pada tahun 2007 (Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2008) dan menjadi sebanyak
670.834 jiwa pada tahun 2008 (Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2009).
Bagan IV-1. Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012 (jiwa)

Sumber : Analisis data BPS, Kabupaten Dalam Angka 2013

Dari perkembangan jumlah penduduk tersebut maka laju pertumbuhan penduduk rata-rata
per tahun selama kurun waktu 13 tahun terakhir (1990-2003) adalah 10.718 jiwa per tahun, atau
sebesar 2.24 % per tahun. Jika dilihat secara periodik pertumbuhan penduduk dari hasil Sensus
Penduduk 2000 berjumlah 555.666 jiwa Jika dibandingkan dengan Sensus Penduduk 1990
sebanyak 477.276 jiwa, sehingga angka pertumbuhannya sebesar 1.58%. Pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Indragiri Hilir sedikit mengalami penurunan jika dibanding dengan pertumbahan
penduduk periode tahun 1980-1990 sebesar 1.83 %.
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

40 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2010 adalah 662.185
jiwa (RTRW 2011-2031) dan tahun 2011 sebanyak 685.698 jiwa (INHIL dalam Angka 2012)
sehingga rata-rata pertumbuhan penduduk adalah 20.361 jiwa per tahun, atau sebesar. 3.577 %
per tahun. Dari tahun 20011-2012, pertumbuhan penduduk pertahun Kabupaten Indragiri Hilir
adalah 0,618% atau meningkat sebesar 4.240 jiwa per tahun. Dari dua tahun tersebut diambil
pertumbuhan rata-rata sebesar 2.093% pertahun. Untuk lebih jelasnya tentang perkembangan
penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat tabel berikut.
Tabel IV-4. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2007-2012
JUMLAH PENDUDUK
No.

KECAMATAN

LUAS (HA)
2007

2008

2009

2010

2011

2012

KEPADATAN
(Jiwa/Km2)

1

Keritang

94,642

59,469

60,610

61,743

61,433

63,636

64,029

67.65

2

Reteh

53,183

46,883

48,054

48,952

42,111

43,722

43,991

82.72

3

Enok

44,941

36,557

37,259

37,956

32,968

34,129

34,340

76.41

4

Tanah Merah

47,660

35,007

35,679

36,346

29,948

31,009

31,201

65.47

5

Kuala Indragiri

71,495

21,379

21,550

21,953

18,688

19,349

19,469

27.23

6

Tembilahan

15,164

64,128

65,324

66,545

69,524

72,001

72,446

477.75

7

Tempuling

75,287

27,553

28,144

28,670

29,534

30,579

30,768

40.87

8

Batang Tuaka

39,118

24,570

25,140

25,610

26,317

27,244

27,412

70.08

9

Gaung Anak Serka

64,995

23,282

23,735

24,179

21,339

22,100

22,237

34.21

10 Gaung

207,617

42,422

43,359

44,170

38,559

39,918

40,164

19.35

11 Mandah

174,273

48,207

48,442

49,327

38,568

39,938

40,185

23.06

12 Kateman

48,781

46,153

47,288

48,172

43,813

45,350

45,630

93.54

13 Kemuning

104,984

14,835

15,278

15,564

29,656

30,697

30,887

29.42

14 Tembilahan Hulu

13,899

36,281

36,985

37,676

42,654

44,177

44,451

319.81

15 Pulau Burung

58,050

14,848

30,934

31,512

21,585

22,335

22,474

38.71

16 Pelangiran

85,396

30,408

31,717

32,310

42,132

43,568

43,838

51.33

17 Teluk Balengkong

42,774

31,206

15,095

15,377

16,124

16,690

16,794

39.26

18 Concong

26,348

13,302

13,620

13,875

12,804

13,258

13,340

50.63

19 Kempas

58,453

28,259

28,956

29,497

32,602

33,750

33,959

58.10

20 Sungai Batang

40,489

13,429

13,665

13,920

11,826

12,248

12,323

1,367,549

658,178

670,834

683,354

662,185

685,698

689,938

Jumlah

30.44
84.80

Sumber : INHIL DALAM ANGKA & RTRW 2011-2031

4.6.3. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dihitung berdasarkan tingkat laju pertambahan penduduk yang
dihitung berdasarkan peningkatan jumlah penduduk selama 2 tahun terakhir yang dianggap stabil.
Hal ini dikarenakan dalam 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi yang sangat bervariatif hingga
pertumbuhan minus di sebagian kecamatan yang berarti terjadi migrasi/perpindahan penduduk
dari wilayah tersebut.
Dengan memperhatikan karakter laju pertumbuhan penduduk menurut masing-masing
kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, dan jumlah penduduk tahun dasar prediksi adalah jumlah
penduduk mutakhir yang ada yaitu tahun 2012, prediksi tahun 2013 maka dihitung prediksi jumlah
penduduk sampai tahun 2018.
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

41 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Tabel IV-5. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2018 s/d 2018
Basis Data
No.

KECAMATAN

LUAS (HA)

LPP (%)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK 5TH
2013

2012

2014

2015

2016

2017

2018

1

Keritang

94.642

2,113

64.029

65.382

66.763

68.174

69.614

71.085

72.587

2

Reteh

53.183

2,232

43.991

44.973

45.977

47.003

48.052

49.125

50.222

3

Enok

44.941

2,081

34.340

35.055

35.784

36.529

37.289

38.065

38.857

4

Tanah Merah

47.660

2,092

31.201

31.854

32.520

33.200

33.895

34.604

35.328

5

Kuala Indragiri

71.495

2,090

19.469

19.876

20.291

20.715

21.148

21.590

22.041

6

Tembilahan

15.164

2,101

72.446

73.968

75.523

77.110

78.730

80.385

82.074

7

Tempuling

75.287

2,089

30.768

31.411

32.067

32.737

33.421

34.119

34.832

8

Batang Tuaka

39.118

2,080

27.412

27.982

28.564

29.159

29.765

30.385

31.017

9

Gaung Anak Serka

64.995

2,104

22.237

22.705

23.183

23.670

24.168

24.677

25.196

10

Gaung

207.617

2,081

40.164

41.000

41.853

42.724

43.613

44.521

45.448

11

Mandah

174.273

2,096

40.185

41.027

41.887

42.766

43.662

44.577

45.512

12

Kateman

48.781

2,074

45.630

46.576

47.542

48.528

49.534

50.561

51.610

13

Kemuning

104.984

2,075

30.887

31.528

32.182

32.850

33.532

34.228

34.938

14

Tembilahan Hulu

13.899

2,106

44.451

45.387

46.343

47.320

48.316

49.334

50.373

15

Pulau Burung

58.050

2,059

22.474

22.937

23.409

23.891

24.383

24.885

25.398

16

Pelangiran

85.396

2,025

43.838

44.726

45.631

46.555

47.497

48.459

49.440

17

Teluk Balengkong

42.774

2,078

16.794

17.143

17.499

17.863

18.234

18.613

18.999

18

Concong

26.348

2,093

13.340

13.619

13.904

14.195

14.492

14.796

15.105

19

Kempas

58.453

2,081

33.959

34.666

35.387

36.124

36.875

37.643

38.426

20

Sungai Batang

40.489

2,101

12.323

12.582

12.846

13.116

13.392

13.673

13.961

2,093

689.938

704.396

719.158

734.229

749.615

765.325

781.364

Jumlah

1.367.549

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

42 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)

4.7.

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
Dalam analisis kegiatan ekonomi, pembahasan akan dilakukan terhadap peran dan

pengaruh Kabupaten Indragiri Hilir pada sistem ekonomi regional, perkembangan dan struktur
ekonomi, aliran dan pola pergerakan barang dan jasa serta pengembangan kegiatan ekonomi dan
investasi.
4.7.1. Kondisi Sosial
A. Indeks Pembangunan Manusia
Paradigma pembangunan manusia dikaitkan dengan upaya untuk memanusiakan
masyarakat dalam jati diri pembangunan (people-centered development). Di sini,
penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end), sedangkan upaya
pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan
pembangunan itu sendiri.
Secara praktikal, pembangunan manusia dapat diukur dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). IPM adalah suatu indeks komposit yang digunakan untuk mengukur
tingkat pembangunan manusia. IPM terdiri atas empat komponen indikator, yaitu angka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya
beli/purchasing power parity (PPP).

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa IPM Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2012
mencapai sebesar 76.15 poin atau masih berada dibawah angka rata-rata IPM Provinsi
Riau yang pada tahun 2012 mencapai sebesar 76.90. Perincian perbandingan
komponen-komponen IPM Kabupaten Indragiri Hilir dengan angka rata-rata Provinsi
Riau selanjutnya ditampilkan pada tabel IV.6 serta diuraikan dalam poin-poin berikut ini;


Rata-rata tingkat harapan hidup pada tahun 2012 mencapai selama 71,88 tahun
atau berada diatas angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai selama 71,69
tahun



Rata-rata melek huruf pada usia dewasa pada tahun 2012 mencapai sebesar 99.18
persen atau berada diatas angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai sebesar
98,45 persen

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

42 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)


Rata-rata lama pendidikan yang dinikmati oleh penduduk pada tahun 2012
mencapai selama 7,63 tahun atau berada dibawah angka rata-rata Provinsi Riau
yang mencapai selama 8,64 tahun



Tingkat pengeluaran rata-rata penduduk pertahun pada tahun 2012 mencapai
sebesar Rp.650.91 per tahun atau berada dibawah angka rata-rata Provinsi Riau
yang mencapai selama Rp.654.48.

Jika dilihat dari posisi IPM Kabupaten Indragiri Hilir diantara kabupaten/kota di Provinsi
Riau maka terlihat posisinya berada pada urutan keempat setelah Kota Pekanbaru, Kota
Dumai dan Kabupaten Siak.
Tabel IV-6. Perbandingan IPM Kabupaten Indragiri Hilir dan Riau Tahun 2012

No

KETERANGAN

Indragiri Hilir

Riau

1

Usia harapan hidup (tahun)

71.88

71.69

2

Melek huruf dewasa (%)

99.18

98.45

3

Rata-rata lama pendidikan (tahun)

7.63

8.64

4

Pengeluaran per kapita (Rp.000,-)

650.91

654.48

5

IPM

76.15

76.90

Sumber Data : BPS Provinsi Riau,

B. Kemiskinan
Selama periode tahun 2008 sampai tahun 2012 telah terjadi penurunan angka
kemiskinan yang cukup signifikan di Kabupaten Indragiri Hilir, walaupun masih terjadi
peningkatan temporer pada golongan masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.
Pada tahun 2008, jumlah masyarakat miskin di Kabupaten mencapai sejumlah 92,390
jiwa atau 13.19 persen dari jumlah penduduk yang kemudian menurun menjadi sejumlah
53.800 jiwa atau 7,81 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2012.
Tabel IV-7 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun

Garis Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin

Persentase Kemiskinan

2008

217.031

92,390

13,19

2009

219.841

80,600

11,11

2010

238.707

62,400

9,41

2011

261.927

52,800

7,65

2012

287.406

53,800

7,81

Sumber Data : BPS Indragiri Hilir, 2013

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

43 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
C. Ketenagakerjaan
Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan
pekerjaan. Tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung dapat
menggerakan perekonomian daerah tersebut. Hal sebaliknya dapat mengakibatkan
timbulnya masalah sosial. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase
angkatan kerja yang bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam
melihat prospek ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah
benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena
pengaruh faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada
peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan
pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli).
Tabel IV-8 Penduduk yang Termasuk Angkatan Kerja, Bekerja, Tingkat Pengangguran dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2010-2013
KETERANGAN

2010

2011

2012

2013

Angkatan Kerja

310.586

320.285

312.996

334.685

Bekerja

293.791

304.919

304.792

324.506

16.795

15.366

8.204

10.179

5.41

4.8

2.62

3.04

66.40

63.52

69.39

Pengangguran
TPT
TPAK

Sumber Data : Berita Resmi Statistik Agustus 2010-2013, BPS Provinsi Riau, Diolah

Berdasarkan data BPS Provinsi Riau tahun 2009-2013, terlihat bahwa jumlah penduduk
angkatan kerja di Kabupaten Indragiri Hilir cenderung mengalami peningkatan, dari
sebesar 310.586 jiwa pada tahun 2010 menjadi sebesar 334.685 jiwa pada tahun 2013.
Demikian juga dengan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) yang memberikan
gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari
merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. TPAK mengalami peningkatan dari
sebesar 66.40 persen pada tahun 2012 menjadi sebesar 69.39 pada tahun 2013.
Sedangkan tingkat pengangguran justru mengalami fluktuasi, dari sebesar 5,41 persen
pada tahun 2010 turun menjadi sebesar 4,8 persen dan 2,62 persen pada tahun 2011
dan 2012 serta kembali meningkat menjadi sebesar 3.04 persen pada tahun 2013.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

44 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
4.7.2. Kondisi Ekonomi
A. Peran dan Pengaruh Kabupaten Indragiri Hilir pada Sistem Ekonomi Regional
Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai peran yang potensial bagi sistem ekonomi regional
di Provinsi Riau dan sekitarnya. Pengaruh ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir secara
sektoral sangat mencolok di sektor perkebunan. Tanaman perkebunan yang merupakan
tanaman perdagangan yang cukup potensial di daerah ini adalah kelapa dalam, kelapa
hibrida, kelapa sawit, karet, sagu, kopi, kakao, pinang, dan aneka tanaman. Luas
tanaman perkebunan perkebunan pada tahun 2010 adalah seluas 629.417 ha dengan
produksi 2.095.194 ton.
B. Perkembangan dan Struktur Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir
Dilihat dari kontribusi sektoral terhadap pertumbuhan PDRB Tahun 2010, maka sektor
Pertanian 48,31% atau Rp. 9.042.384,80 milyar menjadi yang terbesar kemudian diikuti
oleh industri pengolahan sebesar 24,82% atau sebesar Rp. 4.078.029,93 milyar,
kemudian sektor Perdagangan 12,13% atau sebesar Rp. 2.228.515,13 milyar dan sektor
Jasa-jasa 0,67% atau Rp. 1.249.684,25 milyar. Keempat sektor inilah yang menyumbang
lebih dari 80% terhadap PDRB Kabupaten Indragiri Hilir.
Hal ini menunjukkan kenaikan terhadap capaian PDRB pada tahun-tahun sebelumnya,
yakni pada tahun 2008 sebesar Rp. 11.835.210,77 milyar dan pada tahun 2009 sebesar
Rp. 14.968.670,58 milyar. Sektor perkebunan merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir. Berbagai komoditas tanaman perkebunan yang
telah dikembangkan selama ini adalah kelapa lokal, kelapa hibrida, kelapa sawit, karet,
kopi, coklat dan pinang. Potensi industri pengolahan kelapa sawit berserta potensi hasil
kelapa sawit merupakan sektor ekonomi strategis yang memberikan keunggulan
kompetitif dengan wilayah lain di Provinsi Riau. Pertumbuhan produktivitas kelapa sawit
di Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun 2006 hingga 2010 meningkat hingga 68,74%.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

45 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
Tabel IV-9. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 20062010 (Jutaan Rupiah

Tabel IV-10. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 20062010 (Jutaan Rupiah

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

46 | P a g e

Laporan Final
RPI2-JM KABUPATEN INHIL (2015-2019)
BAB IV.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.

4.7.

PROFIL KABUPATEN INDRAGIRI HILIR .............................................................28
Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah ..................................................... 28
Kondisi Topografi ............................................................................................... 30
Kondisi Geohidrologi .......................................................................................... 32
Kondisi Geologi .................................................................................................. 34
Kondisi Klimatologi ............................................................................................. 37
Kondisi Demografi .............................................................................................. 38
4.6.1. Jumlah dan Distribusi Penduduk ........................................................... 38
4.6.2. Tingkat Perkembangan Penduduk ........................................................ 40
4.6.3. Proyeksi Jumlah Penduduk ................................................................... 41
Kondisi Sosial dan Ekonomi ............................................................................... 42
4.7.1. Kondisi Sosial........................................................................................ 42
4.7.2. Kondisi Ekonomi ................................................................................... 45

Tabel IV-1. Luas dan Presentase Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2011 .........................................................................................................................30
Tabel IV-2. Rata-rata Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2012 ..............................................................................................................38
Tabel IV-3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012 ............39
Bagan IV-1. Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012 (jiwa) ................................40
Tabel IV-4. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2007-2012 ...41
Tabel IV-5. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2018 s/d 2018 ..42
Tabel IV-6. Perbandingan IPM Kabupaten Indragiri Hilir dan Riau Tahun 2012 .........................43
Tabel IV-7 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Indragiri Hilir .....................43
Tabel IV-8 Penduduk yang Termasuk Angkatan Kerja, Bekerja, Tingkat Pengangguran dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2010-2013 ......44
Tabel IV-9. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun
2006-2010 (Jutaan Rupiah .......................................................................................46
Tabel IV-10. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Tahun
2006-2010 (Jutaan Rupiah .......................................................................................46

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2019

47 | P a g e