HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007) - Test Repository

  Perpustakaan STAIN Salatiga

  07TD1010898.01

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP

HORMAT SISWA KEPADA GURU

(Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun

2006/2007)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Saijana (S.Pd.I)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

  

ISTILAKAH

NIM : 114 04 015

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2007

  DEPARTEM EN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEG ERI (S T A IN ) SA L A T IG A

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : ISTILAKAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114

04 015 yang berjudul : “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA

KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab.

Magelang Tahun 2006/2007)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia

ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari

: Rabu, 28 FEBRUARI 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar

1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Februari 2007 M Salatiga,

  10 Shafar 1428 H

Panitia Ujian

Penguji I Penguji II

  Drs. H.M. Zulfa, M.Ag M aslikhah. S.Ag, M.Si NIP. 150 177 821 NIP. 150 302 272

  

Pembimbing

Dra. Uwah Susilowati

  

NIP. 150 267 134

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 W ebsite :

  Mufiq, S.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara Istilakah

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalam u'alaikunu Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nam a : ISTILAKAH NIM : 114 04 015 Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISW A TENTANG

  PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di M Ts Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007).

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalam u'alaikum , wr, wb Salatiga, 28 Februari 2007 Pembimbing

  DEPARTEM EN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEG ERI (S T A IN ) SA LA TIG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 W ebsite:

  

DEKLARASI

J t \ j ^ \ \ a

  WI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

  

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 28 Februari 2007 Penulis,

  ISTILAKAH NIM : 114 04 015

  

MOTTO

  V J V •■ (j^ * pl-lu/il ^yjjraJt'n Vj

  t j s y j Artinya : ”Ketahuilah bahwa siswa tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan mendapat manfaat dengan ilmu itu kecuali dengan menghormati ilmu dan ahli ilmu dan menghormati guru serta memuliakannya.' *

  • Syaikh Az-Zamuji, Ta'lim A l-M uta’allim, Toha Putra, Semarang, him. 16

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Ayah dan ibu tercinta

  2. Kakak dan adikku tersayang

  3. Sahabat - sahabatku yang telah membantu penyusunan skripsi ini

  4. Teman - temanku satu kelas

  5. Keponakan kecilku (Faila)

  6. Calon pembimbing dan pendamping hidup di dunia dan akhirat

KATA PENGANTAR

  Semoga puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sholawat dan salam atas

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW., segenap keluarga, sahabat dan

pengikutnya.

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan (penyusunan) skripsi ini untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana strata I dalam Ilmu Pendidikan pada

Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam

penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari

berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih, terutama kepada:

  

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Salatiga.

  

2. Ibu Dra. Ulfah Susilowati selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan yang sangat besar artinya bagi penulis.

  

3. Bapak H. Bawono, BA., selaku Kepala MTs. Rohmatullah Cokro Grabag

Magelang yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  

4. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis atas terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

  

5. Dan juga kepada pihak yang telah membantu dalam proses percetakan skripsi

ini.

  Dengan iringan doa semoga amal - amal beliau diterima di sisi Allah

SWT., dan mendapat balasan yang semestinya, segala pengorbanannya semoga

menjadi amal baik dan selalu diridhoi Allah SWT., Amin ya Rabbal ‘aalamiin.

  Penulis menyadari pula bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, mengingat

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan

kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Dan semoga skripsi

yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 22 Februari 2007 Penulis,

  I S T I L A K A H

  DAFTAR TABEL

  

  2. TABEL 2 : DAFTAR MATA PELAJARAN DI

  

  3. TABEL 3: KEADAAN GURU DI

  

  4. TABEL 4 : KEADAAN MURID

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

vii

DAFTAR LAMPIRAN

  1. LAMPIRAN 1 : TABEL HASIL ANGKET TENTANG PROFESIONALISME GURU

  2. LAMPIRAN 2 : TABEL SKOR HASIL ANGKET TENTANG PROFESIONALISME GURU

  3. LAMPIRAN 3 : TABEL HASIL ANGKET TENTANG SIKAP HORMAT SISWA

  

4. LAMPIRAN 4 : SKOR TABEL HASIL ANGKET TENTANG SIKAP

HORMAT SISWA

  5. LAMPIRAN 5 : TABEL JAWABAN RESPONDEN TENTANG PROFESIONALISME GURU

  6. LAMPIRAN 6 : TABEL KLASIFIKASI RESPONDEN TENTANG PROFESIONALISME GURU

  

7. LAMPIRAN 7 : TABEL JAWABAN RESPONDEN TENTANG SIKAP

HORMAT SISWA

  

8. LAMPIRAN 8 : TABEL KLASIFIKASI TENTANG SIKAP HORMAT

SISWA

  9. LAMPIRAN 9 : DAFTAR ANGKET

  10. LAMPIRAN 10 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  11. LAMPIRAN 11 : SURAT KETERANGAN

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : STRUKTUR ORGANISASI MTs. ROHMATULLAH COKRO

  GRABAG MAGELANG.........................................................

  32 IX

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

3. Siswa atau Murid sebagai Manusia Yang

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   XI

  

  

  

  

   xii

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Keberhasilan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah guru sebagai manajer dalam pelajaran, guru bertugas merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengawasi.1 Oleh karena itu guru dituntut memiliki kecakapan-kecakapan dalam mengajar, di samping itu memiliki kepribadian keguruan yang perlu dikembangkan terus menerus agar guru terampil dalam membina suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar sehingga amat bersifat menunjang secara moral terhadap murid bagi terciptanya kepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru.*

  2 Guru adalah suatu jabatan profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional. Guru harus mempunyai kompetensi akademis sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, sehingga guru dapat menguasai materi pelajaran.3

  ^ Sebagai pengelola belajar dan pengelola kelas guru selalu memotivasi anak didiknya agar mereka dapat mengikuti proses belajar dengan baik, sehingga hasil pembelajaran anak didik sesuai dengan yang diharapkan. Hal demikian ini nampak ketika guru memberi peneguhan (ireinforcement) kepada

  

'/1 Iver.K. Davies, Pengelola Belajar, ter) Soedarsono Sudirdjo, dkk Rajawali, Jakarta, 1986, him.

  35-36 1/2 Usman Said, M etodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (cet 2) Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama /IAIN, Jakarta, 1984 / 1985, him. 206.

3 Umar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung Mandar Maju, 1991, hal 9

  

1 anak didik atas hasil belajar. Reinforcement bisa berupa perkataan seperti pujian pemberian hadiah dan lain-lain.

  Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.

  Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungngan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan peijalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.

  Semakin akurat guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri pada guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat.4

  4 Moh. Uzur Usman, Drs. Menjadi Guru Profesional, (Edisi Kedua) PT. Remaja Rosdakarya Ofset, Bandung, 1990, hlm.7

  

2

B. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dan dalam rangka membatasi ruang lingkup permasalahan terhadap judul skripsi ini, maka perlu

adanya penegasan istilah. Adapun batas-batas tersebut sebagai berikut:

  a. Profesionalisme guru Profesional berasal dari kata kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.5

  Makna profesional menurut Burhanudin Salam adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok yang menghasilkan nafkah hidup dan menghendaki suatu keahlian.6

  b. Sikap hormat Siswa Rasa yaitu apa yang dialami oleh hati atau batin (ketika panca indra

menanggapi sesuatu), keadaan hati atau batin (terhadap sesuatu).7

Hormat ialah rasa menghargai (takzim), perbuatan yang menandakan rasa khidmad atau takzim.8 5 Uzer Usman, Opcit. him. 14 - 15.

  6 Burhanudin Salam, Etika Individual, (Jakarta : Rineka Cipta : 2000), him. 137.

  7 W.J.S Purwodarminto, ibid, him. 802

  8 W.J.S Purwodarminto, ibid, him. 361

  3 Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi guru dan murid. Dalam interaksi tersebut antara guru dan murid saling mengembangkan perasaan. Perasaan murid sebagai orang yang membutuhkan hikmah pengetahuan harus menepati prinsip-prinsip adab ketika menghadapi guru, salah satunya patuh dan hormat kepada guru.9

  C. Pokok Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana variasi profesionalisme guru dengan sikap hormat siswa kepada guru di MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?

  2. Apakah ada hubungan secara positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan sikap hormat siswa terhadap guru di

MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?

D. Tujuan Penelitian

  Berangkat dari permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai adalah :

  1. Untuk mengetahui variasi tentang profesionalisme guru dan sikap hormat siswa terhadap guru di MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang berdasarkan pandangan siswa.

9 Hamzah Ya’qud Dr. H. Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah (suatu Pengantar), CV.

  Diponegoro, Bandung, 1991, him. 161

  2. Untuk mengetahui hubungan secara positif dan signifikan antara profesionalisme guru dengan sikap hormat siswa kepada guru di MTs.

  Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

  E. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang belum sepenuhnya memiliki nila: kebenaran atau masih berupa anggapan yang masih perlu dibuktikan kebenarannya, seperti yang di kemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa “Hipotesa Penelitian adalah jaw'aban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”.1

  Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan hipotesis sebagai berikut:

  1. Profesionalisme guru akan meyakinkan siswa dalam membuatnya respek dan hormat. Apabila dalam pandangan siswa guru adalah orang yang tidak mengusai materi pelajaran, maka perasaan hormat kepada guru itupun akan berkurang.

  2. Apakah profesionalisme guru mempunyai hubungan yang positif dar. signifikan dengan sikap hormat siswa?. Semakin tinggi profesionalisme guru maka sikap hormat siswa kepada guru semakin tinggi. 1

10 Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Universitas Gajah Mada. CV Rajawali. Jakarta.

  1987, him. 75.

  

5

F. Variabel Penelitian

  Dalam penelitian yang penulis ajukan, terdapat dua variabel, yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh atau variabel bebas dan variabel terikat.

  1. Variabel Independent / Bebas (x) Yaitu profesionalisme guru dengan indikator : a. Bidang studi atau mata pelajaran yang diampu.

  b. Pengetahuan agama Islam guru bukan pengampu mata pelajaran agama Islam.

  2. Variabel Dependent / Terikat (y) Yaitu sikap hormat siswa terhadap guru dengan indikator sebagai berikut: a. Hormat di dalam kelas / sekolah Siswa selalu mematuhi peraturan ketika proses belajar mengajar berlangsung

  b. Hormat di luar kelas /sekolah Siswa selalu mematuhi tata tertib di luar sekolah.

G. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.11 * n S. Margono, Drs. Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, him. 118

  

6 Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang berjumlah 40 siswa,

b. Sampel Sampel adalah individu yang diselidiki12 karena jumlah siswa MTs.

  M a'arif Cokro Grabag Kabupaten Magelang 152 orang, maka sampel yang akan dijadikan obyek penelitian diambil 10 % - 15 % dan 20 % - 25 % atau lebih.13 Karena penelitian yang diusulkan sampelnya akan melibatkan populasi yang ada tanpa ada perbedaan dalam hak menjadi responden, maka teknik pengumpulan datanya ditempuh dengan stratified random sampling, yaitu teknik pengumpulan datanya secara acak tanpa melihat perbedaan menjadi responden14 dengan cara menyebarkan angket kepada semua siswa MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang sesuai dengan jumlah sampel yaitu hanya 40 siswa yang menjadi responden.

2. Metode Pengumpulan Data

  a. Library Research Yaitu research kepustakaan15 digunakan untuk menganalisa bahan- bahan yang berkenaan dengan pembahasan skripsi yang akan digarap.

  Metode ini juga didapatkan untuk menggarap data yang bersifat teori

  12 Suharsimi Arikunto, Prof. Dr. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V), Rineka Cipta, Jakarta. 2002, hal,. 109

  13 Suharsimi Arikunto, Prof, Dr. Ibid, him. 112

  14 Sumargono, S, Drs, Opcit, him. 126

  15 Sumadi Suryabrata, Opcit, him. 72

  ' l dari berbagai buku-buku yang erat hubungannya dengan persoalan yang akan dibahas.

  b. Metode Observasi Yaitu cara memperoleh data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan peristiwa-peristiwa yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang interaksi edukasi dengan segala aktivitasnya.

  c. Metode Interview Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya jawab sepihak. Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara umum seperti apa adanya, baik sejarah, letak geografis, organisasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan yang digarap.

  d. Metode Dokumentasi Yaitu dalam pengertiannya yang sempit sebagai kumpulan verbal yang berbentuk tulisan, artifak, foto dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain-lain yang dianggap perlu.

  e. Metode Angket Yaitu suatu metode yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal dalam suatu bidang. Metode ini berfungsi untuk memperoleh data tentang identitas siswa sebagai responden, interaksi edukatif dan sebagainya, sebagai responden adalah siswa.

  8

  1

  3. Metode Analisa Data Dalam menganalisa data yang terkumpul digunakan analisa data statistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  a. Analisa Pendahuluan Tahap ini sebagai langkah awal untuk memberikan penelitian hasil angket dengan memberi bobot nilai pada setiap option jawaban responde berupa data kualitatif menjadi kuantitatif dengan pemberian skor sebagai berikut: Tabel 1

  Tabel Ketentuan Pemberian Skor No. Alternatif Jawaban Skor

  1. A

  5

  2. B

  4

  3. C

  3

  4. D

  2

  5. E

  1 Hal ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut: Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek, jelek sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3, jelek 2, dan jelek

  ✓ sekali 1.16

b. Analisa Uji Hipotesis Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

  Dalam analisa ini digunakan rumus chi kuadrat. Rumus menghitung chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

16 Suharsimi Arikunto, Prof, Dr. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV), Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 100.

  9

  (fo-fh)2 X2 = L fh Keterangan:

  X2 = chi-kuadrat f0 = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan 17

  Apabila dalam perhitungan ternyata bahwa harga X2 sama atau lebih besar dari harga kritik X" yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah ada pengaruh profesionalisme guru terhadap sikap hormat siswa di MTs.

  Rohmatullah Cokro, Grabag, Magelang. Dan sebaliknya jika dari perhitungan ternyata bahwa nilai X2 lebih kecil dari harga kritik dalam tabel menurut taraf signifikansi yang telah ditentukan, maka kesimpulannya tidak ada pengaruh profesionalisme guru terhadap sikap hormat siswa di MTs. Rohmatullah Cokro, Grabag, Magelang.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan memahami dan mencerna masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan menyusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN, yang berisi: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Tujuan Penelitian,

17 Ibid, him. 278

  

10 Hipotesis, Variabel Penelitian, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan Skripsi

Bab II LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan dibahas tentang

profesionalisme guru serta pengaruhnya dengar, sikap hormat siswa kepada guru, yang mana akar, dibahas antara lain : Profesionalisme guru, pembahasannya terdiri dari pengertian, syarat- syarat profesionalisme guru, dan guru sebagai pendidik, juga dibahas sikap hormat siswa terhadap guru, pembahasannya terdiri atas : pengertian, sikap yang perlu dikembangkan, murid sebagai manusia yang berkehendak dar berkreasi, dan proses interaksi belajar mengajar guru dengan murid.

  

Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN, bab ini akan berisi laporan-laporan

penelitian yang di dalamnya dibahas : keadaan umum sekolah MTs. Rohmatullah Cokro. Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang meliputi : letak geografis, tinjauan historis, struktur organisasi, deskripsi tugas, kurikulum, keadaan guru, karyawan dan murid, sarana dan prasarana, serta data responden., dan juga hasil penelitian tentang profesionalisme guru di MTs.

  11 Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, serta hasil penelitian tentang sikap hormat siswa MTs. Rohmatullah Cokro, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang kepada guru.

Bab IV ANALISA DATA, bab ini meliputi : Analisis Pendahuluan, Analisa Uji Hipotesis, dan Analisis Lanjutan. Bab V PENUTUP, bab ini akan disampaikan hal-hal sebagai berikut : Kesimpulan dan Saran-saran

  12

BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme Guru

  1. Pengertian Profesional berasal dari kata kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.1

  Dengan bertitik tolak dari pengertian di atas, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

  Menurut Cooper sebagaimana dikutip oleh Nana Sudjana, kompetensi guru berarti mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, 1

1 Muhamad Uzer Usman, Op.Cit., him. 14 - 15.

  

12 sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan mempunyai tehnik ketrampilan mengajar2 3 Berdasar pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi akademis adalah kecakapan guru dalam hal-

hal yang berhubungan antara mata pelajaran dengan materi pelajaran.

Hadari Nawawi memberi pengertian yang sama mengenai pengertian kompetensi guru yaitu sifat, sikap perilaku, kemampuan dan kecakapan yang harus ada padanya. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam pembagian masalah kompetensi guru, meskipun secara garis besar adalah sama. Kompetensi guru yang dimaksud antara lain mengenai kompetensi pribadi, kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan. ’ Dalam UU Guru dan Dosen pada bab II pasal 2 dijabarkan bahwa “kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab”.4 Makna profesional menurut Burhanudin Salam adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok yang menghasilkan nafkah hidup dan menghendaki suatu keahlian.5 Lebih lanjut dijelaskan bahwa ciri - ciri profesional menurutnya adalah memiliki keahlian dan pengetahuan khusus, menggunakan waktu untuk bekerja di bidang tersebut dan bukan sebagai hobi, hidup dari pekerjaan tersebut, ada kaidah atau standar moral

  2 Dr. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1998, him. 17

  

3 Dr. H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, CV Haji, Masagung, Jakarta,

1989, him. 123.

  4 Undang - undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta, Dharma Bakti: 2006) cct. II, him. 7.

  5 Burhanudin Salam, Opcit., him. 137. yang tinggi, mengabdi pada kepentingan masyarakat, dan ada izin khusus untuk melaksanakan profesi; Selanjutnya oleh para ahli pendidikan, pada umumnya memasukkan guru sebagai pekeija profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu, dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.6 Pengertian mengenai profesional dalam hal ini lebih lanjut ditegaskan dalam Undang - undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.7 8 Khususnya pembahasan mengenai guru dan dosen dalam dunia pendidikan senantiasa mendapatkan perhatian besar dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah memandang mereka sebagai media yang sangat penting bagi pembinaan dan perkembangan bangsa. Mereka adalah pengemban tugas - tugas sosio kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda sesuai dengan cita - cita bangsa.

  Sementara masyarakat memandang pekerjaan guru merupakan pekeijaan istemewa yang berbeda dari pekeijaan — pekerjaan lainnya.

  Dalam pandangan masyarakat, pekerjaan guru bukan semata - mata sebagai mata pencaharian semata, yang sejajar dengan pekerjaan jasa lainnya. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan

  6 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 1997) cet. I. him. 191.

  

7 Mengenai Prinsip profesionalitas bagi profesi guru dan dosen dapat dibaca pada Bab III pasal 7,

UU. No. 14 tahun 2005.

  8 Omar Hamalik. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: Trigenda Karya: 1991), him. 23.

  

negara dan masa depan bangsa. Masyarakat menaruh harapan besar pada

guru guna melahirkan generasi masa depan yang lebih baik. Mereka

diharapkan menjadi suri tauladan bagi anak didiknya dan mampu

membimbing mereka menuju pola hidup yang menjunjung tinggi moral

dan etika. Guru telah diposisikan sebagai faktor terpenting dalam proses

belajar mengajar.

  Kualitas dan kompetensi guru dianggap memiliki pengaruh

terbesar terhadap kualitas pendidikan, oleh sebab itu sudah sewajarnya

apabila guru dituntut untuk bertindak secara profesional dalam

melaksanakan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas

pendidikan yang mereka lakukan. Tuntutan seperti ini sejalan dengan

perkembangan masyarakat modem yang menghendaki bermacam -

macam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang

semakin lama semakin komplek, tuntutan kerja secara profesional juga

dimaksudkan agar guru berbuat dan bekerja sesuai dengan profesi yang

disandangnya.

  Berbicara tentang kerja profesional mengharuskan kita untuk

mengetahui terlebih dahulu pengertian profesi sebagai bentuk dasar dari

kata profesional tersebut. Dr. Sikum Pribadi sebagaimana dikutip oleh

Oemar Hamalik mendefinisikan mengenai profesi sebagai berikut: profesi

itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa

seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan

dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjaga

  15 pekerjaan itu.9 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa sebuah profesi mengandung sejumlah makna yang dapat disimpulkan sebagai berikut: profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan, profesi dipilih oleh seseorang atas kesadaran yang dalam, dan dalam profesi terkandung unsur pengabdian.

  Dengan demikian, bekerja secara profesional berarti bekerja secara baik dan dengan penuh pengabdian kepada satu pekerjaan tertentu yang telah menjadi pilihannya. Guru yang profesional akan bekerja di dalam bidang kependidikan secara optimal dan penuh dedikasi dengan membina anak didiknya menjadi tenaga - tenaga terdidik yang ahli dalam bidang yang menjadi spesialisasinya. Hal ini dengan sendirinya menuntut adanya kemampuan atau ketrampilan keija tertentu. Dai i sisi ini maka kctrampilan kerja merupakan salah satu syarat dari suatu profesi. Namun tidak setiap orang yang memiliki ketrampilan kerja pada satu bidang tertentu dapat disebut sebagai profesional.

  Ketrampilan kerja yang profesional didukung dengan konsep dan teori terkait. Dengan dukungan teori ini memungkinkan orang yang bersangkutan tidak saja dapat menguasai bidang tersebut, akan tetapi juga mampu memprediksi dan mengontrol suatu gejala yang dijelaskan oleh teori itu. Atas dasar inilah maka pekerjaan profesional memerlukan pendidikan dan latihan yang bertaraf tinggi yang kalau diukur dari jenjang

9 Ibid, him. 1

  pendidikan yang ditempuh memerlukan pendidikan pada tingkat perguruan tinggi.10 1

  1 Selain itu bekerja secara profesional juga menuntut kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilakukannya. Ini berarti bahwa pekerjaan tersebut dilakukan melalui pertimbangan yang matang dan pemikiran yang mendalam dengan senantiasa mempertimbangkan dinamika kehidupan masyarakat yang mengitarinya.

  Dari penjelasan di atas, Muhamad Ali memberikan batasan bahwa sebuah pekefjaan dapat dikatakan profesional apabila memiliki tolok ukur sebagai berikut: adanya ketrampilan keija yang dilandasi konsep teori dari cabang ilmu yang terkail, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang yang terkait dengan profesi yang bersangkutan, secara formal menunjuk persyaratan penyelesaian tingkat perguruan tinggi, adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan, serta memungkinkan pengembangan sejalan dengan dinamika perkembangan tuntutan dalam kehidupan.11 Dengan memperhatikan kriteria profesional tersebut, maka tuntutan agar guru bertindak secara profesional tidak dapat dilepaskan dari tugas profesi dan sosial guru. Pekerjaan guru merupakan profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.

  

10 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru: 1992) him. 22 -

23.

  11 Ibid., him. 2 3 - 2 4 .

  Menurut Usman bahwa tugas dari profesi guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan } nilai - nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan kepada anak didik. Sementara tugas sosial guru tidak hanya terbatas pada masyarakat saja, akan tetapi lebih jauh bahwa guru adalah orang yang diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan mempersiapkan manusia - manusia yang cerdas, terampil dan beradab yang akan membangun masa depan bangsa dan negara. Semakin profesional dan serius guru melaksanakan fungsinya, maka akan semakin terjamin dapat tercipta dan terbinanya sumber daya manusia yang handal dalam melakukan pembangunan bangsa.12 Tuntutan agar guru bekeija secara profesional tidak mungkin diabaikan guna mempersiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi perkembangan zaman. Tuntutan tersebut tentu saja membutuhkan kompetensi - kompetensi tertentu, kompetensi tertentu dimaksud adalah sebagaimana dijabarkan undang - undang No. 14 tahun 2005 bahwa kompetensi meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.13 Mengenai kompetensi tertentu ini Muhammad Ali lebih lanjut menjelaskan dengan beberapa indikator sebagai berikut: kompetensi ditunjang oleh latar belakang pengetahuan, kompetensi dapat dikenali dari adanya penampilan dalam melakukan pekeijaan itu sesuai dengan tuntutan, dalam melakukan kegiatan itu digunakan prosedur dan teknik yang jelas dan nalar, dan dapat dikenalinya hasil pekeijaan yang dicapai.14 Dengan melihat indikator di atas, dapat dipahami bahwa kompetensi menggambarkan adanya ketrampilan dan kecakapan khusus

  12 Usman, M.U., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1999), him. 7.

  13 Bab IV pasal 10 ayat (1) Undang - undang R I No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta, Dharma Bakti: 2006) Cet. II, him. 8.

  14 Muhammad Ali, Opcit., him. 24.

  

18

  

yang ditunjang oleh konsep dan teori. Apabila hal ini dikaitkan dengan

pekeijaan guru di lapangan, maka kita perlu mengetahui kompetensi -

kompetensi apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Pengenalan terhadap kompetensi -

kompetensi tersebut penting untuk dikaji dalam rangka memahami dan

mengukur serta mempersiapkan tenaga pengajar yang berkualitas yang

mampu melakukan keija secara efektif dan efisien dalam proses belajar

mengajar, sehingga dapat melahirkan produk dan out put yang berkualitas

pula.

  Dengan mengutip kriteria yang ditetapkan oleh Asian Institute fo r

Teacher Educators ia merumuskan perincian kompetensi seorang guru

sebagai berikut:

  

a. Kompetensi pribadi yang berkaitan dengan: pengetahuan tentang adat

istiadat (sosial dan agama), pengetahuan tentang tradisi dan budaya, pengetahuan tentang inti demokrasi, pengetahuan tentang arti demokrasi, pengetahuan tentang estetika, apresiasi dan kesadaran sosial, sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekeijaan, dan setia terhadap harkat dan martabat manusia.

  Kompetensi kepribadian sangatlah luas, jika yang dimaksud dengan kepribadian adalah totalitas atau pribadi guru secara utuh, karena kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual, wawasan, watak, sikap, hubungan dengan lingkungan dan lain-lain yang membentuk pribadi seseorang.

b. Kompetensi mata pelajaran, yaitu mempunyai pengetahuan tentang pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

  Kompetensi akademis yang hendak di kaji dalam skripsi ini sebenarnya termasuk pada kriteria kompetensi professional, tetapi kompetensi professional dianggap masih terlalu luas, karena kompetensi akademis yang dimaksud di sini adalah penguasaan materi pelajaran oleh guru yang bersangkutan.

  

c. Kompetensi profesional, mencakup kemampuan dalam hal : mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan, baik filosofis, psikologis, maupun landasan lainnya, mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku anak, mampu menangani mata pelajaran yang ditugaskan kepadanya, mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, dapat menggunakan berbagai alat pelajaran dan fasilitas belajar lain, dapat mengorganisasi dan melaksanakan program pengajaran, dan dapat melakukan evaluasi dapat menumbuhkan kepribadian anak.1' Kompetensi yang ditetapkan di atas memberikan penegasan tentang tugas dan fungsi guru yang diharapkan mampu memahami tradisi dan budaya yang berkembang dalam masyarakatnya di samping menguasai bidang ilmu yang menjadi spesialisasinya serta diharapkan memiliki kapabilitas untuk melestatarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya serta ilmu pengetahuan tersebut kemudian mentransfer dan menanamkannya pada anak didik melalui proses pendidikan yang efektif dan efisien.

  Usman Said, dkk membagi kompetensi guru menjadi kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi atas cara-cara mengajar1

  5 ini adalah masuk pada kriteria kompetensi ke dua yaitu kompetensi atas penguasaan bahan. Meskipun kompetensi atas penguasaan bahan (akademis) dalam prakteknya tidak berdiri sendiri dan sangat didukung oleh kompetensi kepribadian dan kompetensi dalam cara-cara mengajar, akan tetapi kompetensi akademis dirasa sangat penting mengingat profesinya sebagai guru.

  16. Kompetensi akademis dalam hal

15 Muhamad Ali, OpCit., him. 25-26.

  16 Usman Said, dkk., M etode Khusus Pengajaran Agam a Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Direktorat Pembinaan PT Al, 1984/1985, him. 206

2 0

  2. Syarat-Syarat Profesionalisme Guru Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleknya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain dikemukakan berikut ini: menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu, pengetahuan yang mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya, menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai, adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekeijaan yang dilaksanakannya, memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.17

  Menjadi guru sepertinya mudah, tetapi sebenarnya untuk menjadi guru tidaklah mudah, yakni ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru. Beberapa ahli mensyaratkannya, baik dari segi fisik, psikis ataupun kepribadian. Al Qalqasyandi mengajukan syarat bagi seorang pendidikan Islam :

  a. Syarat Fisik, meliputi : bagus badan, manis muka atau berseri-seri,

lebar dahinya, serta dahinya terbuka dari rambutnya (bersih)

b. Syarat-Syarat Psikis, meliputi : berakal (sehat akalnya), tajam pemahamannya, hatinya beradab, adil, bersifat perwira, lurus dada, bila bercerita artinya lebih dahulu terbayang dalam hatinya, perkataanya jelas dan mudah dipahami dan berhubungan dengan satu dan yang lain, memilih perkataan-perkataan yang mulia dan baik, serta menjauhi sesuatu yang membawa kepada perkataan yang tidak jelas.18

17 Muhamad Uzer Usman, Opcit, him. 15.

  

18 Mumi Djamal, MA., D kk F ilsafat Pendidikan Islam . Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana

Perguruan Tinggi Agama / IAIN di Jakarta, Diijen Binbaga Islam 1983 / 1984, him. 169-170

2 1

  Syarat-syarat akademis untuk menjadi seorang guru, merupakan syarat yang menuju kepada spesialisasi bidang studi dan mata pelajaran yang hendak dibinanya. Penguasaan bahan yang akan diajarkan merupakan syarat pokok bagi guru.

  Bahkan menurut Muhammad Athiyah Al Abrosy seorang guru tidak hanya menguasai mata pelajaran yang diberikannya. Serta memperdalam pengetahuannya itu sehingga janganlah pelajaran itu bersifat dangkal.19 Penguasaan bahan-bahan serta memperdalam ilmu-ilmu yang diampunya merupakan syarat yang narus ditempuh oleh guru. Oleh karenanya guru dalam pendidikan Islam mendapatkan tempat yang mulia.

  Mereka disebut orang yang alim.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XII DI MAN MALANG I

0 7 24

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDN SRENGSENG SAWAH 07 PAGI JAKARTA

0 3 123

PERSEPSI SISWA TENTANG GURU MATEMATIKA T

2 29 6

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN SEJARAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 14

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 GADINGREJO

1 11 16

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006) - Test Repository

1 1 112

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGKARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 94

HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20052006

2 7 91