HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20052006

  

HUBUNGAN ANTARA

METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ

DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU

SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI

GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

  

S K R I P S I

OLEH:

N IM : 11404058

  

SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

HUBUNGAN ANTARA

METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ

DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU

SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI

GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

  

S K R I P S I

(Diajukan untukJMemenufii Tugas

Dan MeCeng^api Syarat guna MemperoCeh

geCarSarjana cCaCam Kmu (Tar6iya/i

  

O L E H :

y r w v w r j w f

  

N I M : 11404058

SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, 27 Agustus 2006 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Kepada Yth. Ketua STAIN

  Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama ST Nuriyah N IM

  11404058 Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul

  HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARIKEDUNGJATIGROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006.

  Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.

  Wassalam ’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing,

  / f a - Drs. KH. Nasafi

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul Nama N IM Program Studi

  : HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006

  : ST Nuriyah : 11404058

  : Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 27 Agustus 2006

  Dewan Penguji,

  Drs. Badwan, M.Ag NIP.150198743 Penguji II Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd

  NIP.150284602

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya. Sholawat serta salam sejahtera, peneliti haturkan kepada Beliau Rasulullah

  SAW, selaku pembawa panji - panji Islam dan sebagai penuntun dari jalan kesesatan dan kegelapan menuju jalan kebenaran.

  Dengan pertolongan Allah SWT, Alhamdulillah peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan, dengan judul “Hubungan Antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Sikap Hormat Siswa Kepada Guru Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan

  Peneliti menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan Skripsi ini baik penyusunan kata - kata maupun isinya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi penyempumaan skripsi ini. Tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar - besamya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. K.H. Nasafi selaku dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi.

  3. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

  4. Semua pihak yang telah menyumbangkan pikirannya dalam pembuatan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Semoga amal dan budi baik mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhimya kami berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  M O T T O ^uuaJ

  s ' * (jUaJal j j ) (J ^-2k Vi ^QJ V C L ux j Ld

  Artinya: “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempumakan akhlak yang luhur” (H.R. Ahmad) Artinya: “Belajarlah karena sesungguhnya ilmu itu akan menjadikan perhiasan bagi empunya”

  s^ j 5 '£? i£lS£S ^ J j -

  Artinya : “ Niscaya Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman diantaramu dan orang - orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat”.(Al Mujadilah: 11)

  

ABSTRAK

  ST Nuriyah, 2006: Hubungan Antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan Sikap Hormat Siswa Kepada Guru, Siswa Kelas

  VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, STAIN Salatiga 2006. Pembimbing : Drs. H. Nasafi

  Kata Kunci : Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq Sikap Hormat Siswa Kepada Guru

  Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara Penggunaan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan Sikap Hormat Siswa Kepada Guru, Siswa kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

  Penelitian ini dilaksanakan pada Semester II Tahun Pelajaran 2005/2006 di MI Kentengsari Kedungjati Grobogan dengan penelitian konkret dengan siswa kelas VI sebagai obyek penelitian. Karena Jumlah siswa kurang dari 100 maka seluruh populasi menjadi obyek penelitian, dengan teknik sampling total sampling. Dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan beberapa metode angket, metode wawancara atau interview.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan Sikap Hormat Siswa

  Kepada Guru Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  1. Bapak dan Ibuku yang telah banyak berkorban demi kesuksesan pendidikan dan masa depan kami.

  2. Adik - adikku tercinta yang selalu memberi motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

  3. Semua Dosen Pengajar dan Pembimbing skripsi dari STAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmu tanpa kenal lelah.

  4. Semua teman yang telah membantu dalam segala kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang

  kondisi dan situasi dimana proses pendidikan Islam akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah direncanakan secara matang. Itulah sebabnya pendidikan disini memerlukan strategi atau metode yang menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik gangguan yang berasal dari internal maupun berasal dari ekstemal. Karena dengan penggunaan metode yang tepat maka sudah dapat dipastikan tujuan dari proses kegiatan belajar mengajar tersebut akan tercapai.

  Dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar tersebut tentu banyak tujuan yang hendak dicapai oleh seorang guru, karena kegiatan mengajar disini adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut seorang guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi murid- murid. Sehingga sangat jelas di sini bahwa peran seorang guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi direktur pengarah belajar

2. Telaah Hasil Penelitian

  35

   Bab V : KESIMPULAN DAN PENUTUP

  

  

   Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis D AFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  A. Deskripsi Data 1. Tabel I.

  

  

  2. Tabel II Daftar Hasil Angket Metode Pembelajaran Aqidah

  

  

  3. Tabel III Prosentase Hasil Angket Metode Pembelajaran

  

  4. Tabel IV

  5. Tabel V Daftar Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru

  

  6. Tabel VI Prosentase Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru

  Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan ................... 53

  B. Pengujian Hipotesis ............................................... 55

  D A F T A R IS I

  

  

  

  Bab I : PENDAHULUAN

  

  

  Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

  

  2 (director o f learning), yang mana tugas dan tanggung jawabnya menjadi

  lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai motivator belajar dan sebagai pembimbing.

  Namun tugas dan tanggung jawab seorang guru terhadap muridnya tidak hanya sebatas itu, ada tugas lain yang tidak kalah pentingnya yakni penciptaan moral perilaku murid-murid di sekolah. Karena dewasa ini tidak jarang ditemui masih banyak murid-murid yang berperilaku kurang sopan terhadap gurunya.

  Dalam ungkapan Jawa berbunyi “Guru iku wong sing kern digugu lan

  ditiru ’’(guru itu orang yang bisa dipercaya dan dicontoh)1. Jadi sebagai

  seorang guru yang harus dapat memberi contoh yang baik dalam perkataan dan perbuatan, terus-menerus bertindak sebagai pendidik moral, mengajarkan pada murid-murid tentang apa yang harus dilakukan, menilai perilaku mereka di sekolah, dan memantau relasi sosial mereka di dalam kelas.2 Karena pendidikan moral tidak hanya berasal dari lingkimgan keluarga saja, namun lingkungan sekolah juga turut berperan.

  “ ..Walaupun pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan suatu persiapan pertama yang baik sekali bagi kehidupan moral anak, namun kegunaannya cukup terbatas terutama dalam hal semangat disiplin. Hal yang

  

'Aries Muthohar, Tata Krama di rumah, sekolah dan masyarakat, Surabaya, cet.l 2001,

him. 56.

  2Lawrence Kohlberg, Tahap - tahap Perkembangan Moral, Kanisius, Jakarta, 1970, him.

  118

  3

  esensial bagi semangat disiplin yakni rasa hormat terhadap peraturan, nyaris tidak pemah berkembang dalam keluarga. Karena keluarga merupakan kelompok orang yang sangat kecil, dan seorang anak harus belajar mengeijakan tugasnya sebab itulah kewajibannya. Masa belajar inL.menjadi tanggung jawab sekolah..” 3

  Salah satu pendidikan moral yang lakukan oleh guru disekolah adalah dengan diberikaxmya pembelajaran aqidah akhlaq kepada murid-murid.

  Karena dengan adanya pembelajaran aqidah akhlaq akan menciptakan atau membentuk manusia (dalam hal ini adalah murid-murid) yang berakhlaq mulia sesuai dengan ajar an Islam.4

  Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajar an Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari.5

  Kemampuan dasar yang diberikan kepada siswa tentang ajar an Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang tidak hanya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT tetapi juga

  3Ibid, him. 120 ^Nasrun Rusli, Materi Pokok Aqidah Akhlaq I, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1992, hlm.2.

  5Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam Garis - garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah lbtidaiyah (MI), Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Jakarta, 1994, him. 43.

  4

  berakhlaq mulia sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.6 Sedangkan tujuan dari pendidikan akhlaq menurut Ibnu Maskawaih adalah tenvujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk terwujudnya sikap yang bemilai baik.7

  Maksud dari berakhlaq mulia disini adalah sikap hormat dan takzim kepada guru. Karena sebagaimana diketahui seorang guru adalah seorang yang paling beijasa dalam kehidupan kita karena telah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada kita sehingga kita lebih memiliki wawasan dan mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui ( baik IPTEK maupun IMTAQ). Selain itu guru adalah pengganti peran orang tua disekolah sehingga sudah seharusnya jika seorang murid menaruh hormat dan takzim kepada gurunya sebagaimana mereka menaruh hormat dan takzim kepada orang tuanya di rumah.

  Sehingga tidak akan lagi kita jumpai seorang murid yang bertemu gurunya di jalan mengucapkan :”Hallo Bu !”. Tetapi hati kita akan tersentuh ketika murid - murid mengucapkan :”Assalamu’alaikum Bu !, Selamat siang Bu !, Sugeng sonten Bu !, Bade tindakpundi Bu !”.

  Pandangan umum menyatakan bahwa sikap hormat dan takzim murid kepada guru disini juga dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam

  6Ibid, him 43.

  Metode Pendidikan Akhlak Ibnu Maskawaih,

  7Rindang No. 07 TH. XXX Februari 2005, CV Aneka Ilmu, Semarang, 2005, him. 22.

  5

  proses pembelajaran. Pandangan tersebut dinilai masih perlu di buktikan terlebih dahulu kebenarannya melalui penelitian yang berkesinambungan dan mencakup berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Jadi tujuan yang hendak dicapai seorang guru terhadap muridnya dalam konteks pengajaran Islam tentunya adalah menjadikan muridnya sebagai orang yang terbentuk pribadi muslim yang bertakwa serta terbentuk moral dan akhlaqnya sedari dini untuk menjamin kehidupan masa depan melalui proses tingkah laku pembelajaran baik dari lingkungan keluarga terlebih dulu, lingkungan sekolah sampai pada lingkimgan masyarakat. Penanaman dan pembiasaan ini perlu dilakukan sejak dini karena anak adalah amanat yang sangat berharga, apa yang diajarkan dan dibiasakan sejak kecil akan tertanam dan

  o

  tertancap kuat dan meresap dalam jiwanya. Hingga pada akhimya terbentuklah moral dan akhlaq bangsa yang terpuji melalui rasa hormat dan takzim yang sejak dini telah diajarkan oleh guru.

  Oleh karena itu pentingnya tujuan yang ingin dicapai guru terhadap para muridnya harus dilakukan dengan metode proses pembelajaran yang sangat rinci, maka guru hendaknya mencari suatu bahan yang berwawasan luas dan tidak keluar dari konteks pembentukan moral dan akhlak yang akan digunakan untuk proses pembelajaran yang berdaya guna dan bermanfaat bagi masa depan dan bagi generasi penerusnya. 8

  

8Syekh Mustafa A1 Ghalayini, Bimbingan Menuju Akhlak Yang Luhur, CV Toha Putra,

Semarang, 1976, hlm.314.

  6

  Dalam konteks tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah akhlaq dengan sikap hormat siswa pada guru. Siswa yang dipilih untuk dijadikan khalayak sasaran adalah siswa kelas VI MI Kentengsari Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006, alasannya adalah karena siswa kelas VI dinilai sudah memiliki kemampuan untuk menganalisa materi pelajaran khususnya mengenai aqidah akhlaq yang diberikan oleh guru.

B. Perumusan Masalah

  Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang dipakai di kelas VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 ?

  2. Bagaimanakah sikap hormat siswa kelas VI MI Kentengsari Tahun Ajaran 2005/2006 terhadap gurunya ?

  3. Bagaimanakah hubungan antara penggunaan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI Kentengsari Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun

  Pelajaran 2005/2006 ?” C. Tujuan Penelitian

  7

  Agar dapat memberikan gambaran konkret serta arah yang jelas dal am pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak di capai yakni untuk mengetahui:

  1. Mengetahui metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang di pakai di kelas VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 .

  2. Mengetahui sikap hormat siswa kelas VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006.

  3. Mengetahui tingkat hubungan antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada Guru di MI Kentengsari Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara penggunaan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa pada guru. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat teoretik mapun secara praktis, yaitu:

  1. Secara Teoretik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

  8

  2. Secara Praktis, apabila ada hubungannya, hal ini berarti bagi guru agama khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya penggunaan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang temyata mempunyai pengaruh terhadap sikap hormat siswa pada guru.

  Selanjutnya dari pemahaman tersebut guru agama dapat menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq.

E. Definisi Operasional

  Sebelum membahas tentang definisi operasional, maka perlu diketahui tentang variabel penelitian, yang dalam hal ini terdapat dua variabel, yakni variabel X dan variabel Y, untuk variabel X adalah “Metode pembelajaran Aqidah Akhlaq” sedangkan variabel Y adalah “Sikap hormat siswa pada guru ” dengan demikian bahasan tentang definisi operasionalnya didasarkan pada dua variabel tersebut.

  1. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq Metode pembelajaran Aqidah Akhlaq sebagai variabel

  X dioperasionalkan sebagai teknik atau cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlaq agar tujuan yang hendak dicapai yaitu menumbuhkan dan membiasakan sikap hormat siswa pada guru dapat terwujud.

  Metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang ajarkan oleh guru di sekolah meliputi:

  9

  a. Metode yang dipakai untuk membiasakan siswa berkata baik atau t sopan.

  b. Metode yang dipakai agar anak mematuhi perintah guru.

  c. Metode yang dipakai agar siswa berpakaian yang baik sesuai dengan peraturan.

  d. Metode yang dipakai agar siswa bertingkah laku baik di lingkungan sekolah.

  e. Metode yang dipakai agar siswa bertingkah baik di luar lingkungan sekolah.

  2. Sikap Hormat Siswa Pada Guru Sedangkan mengenai sikap hormat siswa pada guru dioperasionalkan sebagai hasil pengaruh (efek) komunikasi setelah diberikan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq oleh guru di sekolah.Adapun indikator dari sikap hormat siswa pada guru disini adalah meliputi: a. Mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan atau diperintahkan guru.

  b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang berikan oleh guru.

  c. Tidak berbicara tanpa seijin oleh guru.

  d. Tidak menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan saat berbicara dengan guru.

  e. Tidak duduk di tempat duduk guru.

  f. Tidak beijalan tanpa permisi terlebih dahulu pada guru.

  10

  g. Tidak keluar dan masuk kelas tanpa seijin guru.

  h. Mengucap salam saat bertemu dengan guru. i. Tidak melakukan perbuatan yang membuat guru marah. j . Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

  3. Siswa Kelas VI MI Kentengsari Definisi dari siswa kelas VI MI Kentengsari dalam penelitian ini adalah siswa yang bersekolah atau mengenyam pendidikan di MI Kentengsari, siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VI.Hal ini dikarenakan siswa kelas VI dinilai sudah mampu menganalisa semua pelajaran khususnya mengenai materi pelajaran Aqidah Akhlaq yang diberikan oleh guru, selain itu siswa kelas VI sudah mampu untuk berpikir secara rasional.

F. Hipotesis

  Istilah hipotesa disini sebenamya adalah kata majemuk, berasal dari kata hipo dan tesa. Hipo berasal dari kata Yunani yakni hupo yang berarti di bawah, kurang atau lemah. Sedangkan tesa berasal dari thesis, yang mempunyai arti teori atau proporsi yang disajikan sebagai bukti. Jadi yang dimaksud hipotesa adalah pemyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu untuk dibuktikan kembali kenyataan atau kebenarannya.9 Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

  1. Hipotesis Altematif (Ha) Statistik, Andi, Yogyakarta, Ed. 1, cet.18,2000, him. 257.

  ’Sutrisno Hadi,

  11

  Ada hubungan positif antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006.

  2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada hubungan antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006.

G. Metode Penelitian

  1. Populasi Penelitian Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.10 Sedangkan Sutrisno

  Hadi berpendapat yang dimaksud dengan populasi adalah “seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk di selidiki. Populasi di batasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.11

  Berdasarkan dua pendapat tersebut seluruh penduduk atau individu dal am wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai hasil penelitian.

  Adapun populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 yang beijumlah 21 siswa.

  2.Sampel Penelitian 10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, him. 115.

11 Sutrisno Hadi, op.cit, him. 220.

  12

  Menurut Suharsimi Arikimto yang maksud dengan sampel disini adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.12 1 Sedangkan menurut

  3 Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari 1 "2 populasi.

  Berdasarkan dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi semakin besar sampel yang diambil maka kesimpulan yang diambil semakin baik.

  Karena jumlah siswa kelas VI MI Kentengsari kurang dari 100 anak, maka seluruh sampel diambil sehingga merupakan penelitian populasi (total sampling).

  3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian data yang digunakan adalah :

  a. Metode Pokok 1). Metode angket

  Angket sering dikenal dengan kuisioner. Pada dasamya kuisioner adalah daftar pertanyaan yang hams diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-lain.

  12 Suharsimi Arikunto, op.cit, him. 117.

  13 Sutrisno Hadi, op.cit, him, him. 221.

  13

  Tentang jenis kuesioner,dapat ditinjau dari beberapa segi:

  a) . Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka a d a: ( 1) . Kuesioner langsung

  Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh orang yang dimintai jawaban tentang dirinya.

  ( 2) . Kuesioner tidak langsung Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.

  b) . Ditinjau dari segi cara menjawab Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas :

  (1 ). Kuesioner tertutup Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisian hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. (2 ). Kuesioner terbuka

  Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.

  Kuesioner terbuka disusim apabila macam jawaban pengisian belum terperinci dengan jelas sehingga jawaban akan beraneka

  14

  ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang disediakan.

  Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

  (3 ). Daftar cocok ( check list) Yang dimaksud dengan daftar cocok ( check list) adalah deretan pemyataan ( yang biasanya singkat - singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( V) di tempat yang sudah disediakan.

  Metode angket ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah : angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada responden dal am jumlah banyak, adanya pertanyaan yang seragam dan adanya kebebasan dalam menjawab. Sedangkan kekurangannya adalah : belum menjamin adanya jawaban yang tepat, pemberian angket terbatas pada yang bisa membaca dan menulis, serta kadang - kadang angket tidak dijawab atau dikembalikan.

  Metode angket ini yang dipakai untuk mendapatkan data tentang metode yang dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq dan bagaimana sikap hormat siswa pada guru di MI Kentengsari. Penyusunan dan penggunaan angket dalam penelitian ini menggunakan langkah - langkah sebagai berikut:

  1). Menyusun kisi - kisi item angket

  15

  Penyusunan kisi - kis item angket ini mengungkap aspek metode yang dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq dan sikap hormat siswa pada guru. Adapun metode yang dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq yang akan diungkap meliputi lima indikator yaitu : membiasakan berkata yang baik, agar anak mematuhi perintah guru, agar anak berpakaian yang baik sesuai dengan peraturan, agar anak bertingkah laku yang baik disekolah, agar anak bertingkah laku yang baik di luar sekolah. Sedangkan sikap hormat siswa pada guru yang akan diungkap ada sepuluh indikator yaitu : mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan dan diperintahkan guru, memberi jawaban atas pertanyaan guru, tidak berbicara tanpa seijin guru, tidak menggunakan kata - kata kasar dan tidak sopan saat berbicara dengan guru, tidak duduk di tempat duduk guru, tidak beijalan tanpa permisi di depan guru, tidak keluar dan masuk kelas tanpa seijin guru, mengucap salam saat bertemu dengan guru, tidak melakukan perbuatan yang membuat guru marah, mengeijakan tugas yang diberikan oleh guru. 2) . Membuat item angket

  Item angket dalam penelitian ini responden tinggal memilih dan melingkari huruf di depan jawaban yang tersedia.

  3) . Membuat skore Dari tiap - tiap angket kemudian disusun dan dibuat altematif jawabannya atau altematif tindakan yang mungkin dilakukan oleh gum dan

  16

  siswa. Dari masing - masing jawaban, lalu ditentukan skala penilaiannya atau skomya. Adapun tahapan dalam membuat skore dan penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

  a) . Menilai jawaban angket menurut ketentuan urutan skore yang telah ditentukan untuk tiga kategori jawaban adalah sebagai berikut:

  b) . Menetapkan nilai atau skore yang diperoleh untuk setiap subyek dengan cara menjumlahkan skore yang diperoleh dari masing - masing item.

  Adapun hasil yang akan diperoleh sebagai berikut:

  • Angket tentang Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq :
  • Skore minimal = 1 x 20 >Skore maksimal = 3 x 20 = 60 Jadi skore akan bergerak antara 20 - 60
  • Angket tentang Sikap Hormat Siswa Kepada G
  • Skore minimal = 1 x 20 - 20
  • Skore maksimal = 3 x 20 = 60 Jadi skore akan bergerak antara 20 - 60

  Pembagian angket atau kuisioner kepada responden setelah mendapat izin dari Kepala Sekolah. Responden terdiri dari siswa kelas VI MI Kentengsari. Angket atau kuisioner sifatnya tertutup.

  17

  2). Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menginventarisasikan dokumen yang ada. Dokumen mengandung arti sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan, penilaian terhadap peristiwa serta ditulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan tentang peristiwa tersebut.

  b. Metode Bantu 1). Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik.

  Metode Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah.

  Ada 3 macam observasi:

  a) . Obsevasi Partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dan pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi Partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika pengamat betul - betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya pura - pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang - orang dalam kelompok yang diamati.

  b) . Observasi Sistematik, yaitu observasi dimana faktor - faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam

  18

  observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan demikian maka pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

  c). Observasi Eksperimental Observasi Eksperimental teijadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini dapat mengendalikan unsur - unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.

  Metode Observasi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah : merupakan alat langsung untuk menyelidiki bermacam gejala, kemungkinan pencatatan yang serempak dengan teijadinya suatu gejala, banyak kejadian penting yang diperoleh dengan pencatatan langsung. Sedangkan kelemahannya adalah : keadaan yang sangat pribadi tidak dapat diungkap, akan teijadi manipulasi data bila respon mengetahuinya dan memakan waktu lama.

  3. Metode Wawancara Wawancara atau interviu ( interview ) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi.

  Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara:

  19

  1) . Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan - patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi. 2) . Interview terpimpin yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang - kadang bersifat sebagai yang memimpin, mengarahkan dan penjawab sudah dipimpin oleh sebuah daftar cocok, sehingga dalam menuliskan jawaban ia tinggal membubuhkan tanda cocok ditempat yang sesuai dengan keadaan responden. Metode Interview ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah pertanyaan yang kurang jelas dapat dipeijelas, bahasa yang digunakan dapat disesuaikan denagn keadaan responden. Sedangkan kekurangannya adalah : memerlukan waktu, tenaga yang banyak, membutuhkan keahlian khusus.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut: Halaman Judul

  Halaman Pengajuan Skripsi Halaman Pengesahan Kata Pengantar Lembar Motto

  Halaman Persembahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel

  Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Hasil Penelitian E. Definisi Operasional F. Hipotesis G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Bab II : TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Teoretik B. Telaah Hasil Penelitian Bab III : LAPORAN PENELITIAN Bab IV : ANALISIS DATA. Bab V : KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan

  B. Saran

  C. KataPenutup Daflar Pustaka Lampiran Daflar Riwayat Hidup Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Teoretik

  1. Konsep Tentang Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia metode diartikan sebagai cara keija yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guru untuk mencapai tujuan yang akan di tentukan.1

  Ada juga yang berpendapat metode adalah “wasilah” yang berarti sarana, lantaran. Sebagian ulama’ lain mengatakan bahwa “kaifiyah”berarti cara, sedangkan “thariqah” bermakna jalan.2

  Metode Mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara - cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa baik secara individu maupim klasikal agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.3

  Sedangkan menurut Zakiah Daradjat metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik - teknik dalam interaksi dan komunikasi antara guru

  ‘Tim Pengusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bshasa Indonesi, Balai Pustaka, Jakarta, cet ke -4, 1993, him. 580 2Rohmat, Strategi Belajar Mengajar, STAIN Surakarta, Surakarta, 2000, him. 23.

  

3Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Direktorat Jenderal Pembinaan

Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1998, hlm.142.

  23

  dan murid dalam pelaksanaan program belajar mengajar sebagai proses pendidikan.4 Metode Mengajar ialah teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicemakan oleh anak didik dengan baik.

  Metodologi Pengajaran Agama Islam adalah cara yang efektif dan efisien dengan kajian ilmiah yang sistematis dalam menyajikan materi pelajaran agama Islam agar mudah dipahami, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik dengan gembira dan menyenangkan.5

  Pengertian aqidah adalah keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung suatu peijanjian.6 Sedangkan pengertian akhlaq secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa arab ahlakun yang merupakan bentuk jama’ dari mufrod khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, tabi’at, watak, moral, etika atau budi pekerti.

  Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad A1 - Taumi A1 Syaybany, akhlaq adalah kebiasaan sikap atau sikap yang mendalam dalam jiwa sehingga timbul perbuatan - perbuatan dengan mudah .7

  Metode Perbaikan Akhlaq menurut Ibnu Maskawaih bermakna perbaikan dan menuju baik ( berasal dari buruk ). Perbaikan akhlaq antara

  4Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, him. 47.

  

5Hery Setiyatna, Pokok - pokok Umum Metodologi Pengajaran Agama Islam, STAIN

Surakarta, Surakarta, 2001, him. 1

  6Abdul Qodir Atha, 1993, him. 8.

  

7Oemar Muhammad Al- Taumi A1 Syaybany, Filsafat Pendidikan Islam, Bulan Bintang,

Jakarta, 1979, hlm.319.

  24

  remaja dan dewasa dipisahkan karena terdapat perbedaan perkembangan

  g Jiwa.

  Dari pengertian metode diatas maka diambil kesimpulan yang dimaksud dengan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah suatu teknik penyajian yang di kuasai oleh seorang guru untuk mengajar atau menyajikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok atau klasikal agar pelajaran Aqidah Akhlaq dapat dengan mudah diserap, dipahami dan dimanfaatkan dengan baik oleh siswa sekaligus dapat menyenangkan siswa. Penanaman akhlaq ini memang harus ditanamkan semenjak anak masih kecil selain daya ingat mereka yang masih bagus kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan terns dilakukan hingga dewasa.

  Artinya : “ Menanamkan akhlaq yang luhur dalam pribadi anak dan

  menyiram dengan air bimbingan dan nasehat sehingga menjadi karakter pribadinya, kemudian menumbuhkan 8

  8Rindang, op.cit, hlm.22.

  25 keutamaan, kebajikan dan cinta atau kasih beramal demi kebaikan tanah airnya”.9

  Selain itu akhlaq juga lebih mulia dari ilmu dan akal. Hal ini berdasarkan A1 - Qur’an dan A1 Hadits yang menekankan betapa pentingnya dan mulianya akhlaq, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

  Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar - benar berbudi pekerti yang

  luhur “ (Q.S. Al. Qolam : 4)10 1

  1 Sebagai seorang pendidik, guru disini perlu mempertimbangkan

  metode apa yang akan digunakan untuk menyajikan pesan pembelajaran, karena memang tidak semua metode sesuai dan dapat digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru kepada muridnya.

  Dalam pemilihan metode juga harus mempertimbangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dan keadaan siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  Adapun metode - metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran antara lain :

  1. Metode dengan menggunakan kata - kata.

  9Syekh Mustofa Al Ghulayani, Idhotun Nasiin, Beirut, him. 189.

  

10,Asjad, Al- Qur’an dan terjemahnyajuz l s / d 30, Sinar Barn Algensindo, Bandung,

1987, him. 451.

11 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2003, hlm.94 - 95.

  26

  Di dalam hal berbicara guru merupakan central komunikasi kelas, bukan saja ingin dipahami artinya oleh pebelajar, akan tetapi kata - katanya bahkan perilaku dapat ditiru oleh pebelajar. Sebagaimana diketahui bahwa pebelajar bukan saja ingin tahu apa yang dikatakan guru akan tetapi ingin pula menirukan apa dan bagaimana guru berkata, selain itu juga bagaimana perilaku/pribadi seorang pendidik.

  2. Metode Tauladan Cara - cara mengajar dengan memberikan contoh - contoh yang baik sangat diperlukan untuk dapat dilakukan oleh semua pendidik.

  Rasulullah sebagai pendidik dan pengajar memiliki predikat “pendidikan dan pengajar agung” yang diberi anugerah predikat oleh Allah SWT sebagai “uswatun hasanah”. Sebagaimana difirmankan dalam A1 - Qur’an surat A1 Ahzab ayat 21: U n ? k

  All) (jls A

  Artinya: “ Sesungguhnya, telah ada pada diri Rasulullah itu suri

  tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.

  12Asjad, op.cit, him. 336

  27

  Jika I’tiba’ pada Rasulullah SAW maka sebagai pendidik seharusnya berusaha agar dapat menjadi “uswatun hasanah”. Walaupun diakui sangat tidak mungkin seperti keadaan Nabi Muhammad SAW. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Nabi sebagai “uswatun hasanah” untuk semua manusia yang mengharapkan rahmat Allah dan mempunyai keyakinan adanya hisab dihari kiamat serta bagi mereka yang ingat kepada Allah SWT.

  Metode ini sangat tepat bila untuk mendidik akhlaq sebab mengajar akhlaq kepada pengajar sendiri haras berakhlaq supaya tujuan dari pengajaran akhlaq itu terpenuhi sasarannya, terlebih bagi pendidikan dasar, mereka masih dal am lingkup pengembangan sifat - sifat imitasinya. Maksudnya kecenderangan menira tentang yang didengar, yang dikatakan dan yang diperbuat oleh orang - orang dewasa. Maka dari itu pendidik haras menempatkan diri sebagai “uswatun hasanah”.

  3. Metode Bertanya Metode ini dapat digunakan untuk setiap anak didik dan pada setiap pelajaran/bidang studi.

  Metode ini diisyaratkan pula didalam A1 - Qur’an dimana Allah SWT pemah bertanya kepada orang yang beriman lewat Nabi Muhammad SAW, yakni mengenai perdagangan yang dapat menyelamatkan orang — orang mukmin dari siksa yang sangat pedih.

  

BABIY

AN ALISA DATA

A. Deskripsi Data

  Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul maka digunakan tehnik analisis stasistik, digunakan tehnik ini karena datanya bersifat kuantitatif.

  Adapun tehnik yang digunakan adalah tehnik korelasi Product Moment dengan rum us:

  S x v - ( Z x H S v ) N rxy

  Ex2- ( gx2) } { z y 2- (_ZyL> } N N

  Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y xy = Product perkalian antara x dan y x = Kuadrat deviasi variabel x y2 = Kuadrat deviasi variabel y

  1. Analisa Pertama

  43

  Dalam menganalisa data yang terkumpul, maka pertama kali penulis lakukan adalah analisis pendahuluan dengan langkah - langkah a). Distribusi Nilai Hasil Angket

  Untuk membuktikan hubungan antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kepada guru, penulis menyebarkan angket kepada 21 anak (responden) sebagai populasi yang terdiri dari indikator: 1) . Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq.

  2) . Sikap Hormat Siswa Kepada Guru. Dari masing - masing pertanyaan terdiri dari tiga alternative jawaban, dengan penilaian:

  1) . Memberi nilai 3 untuk jawaban berkode a. 2) . Memberi nilai 2 untuk jawaban berkode b. 3) . Memberi nilai 1 untuk jawaban berkode c.

  b). Tabulasi prosentase seluruh indikator.

  1). Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq.

  44 Tabel I

  3

  3

  3

  59

  7 Ibnu Hajir 1 3 1 3

  3 3 3 3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  56

  8 Muhamad Arivais S

  3

  3

  3

  60

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  6 Eli Fitriyah

  3

  3 3 2

  3

  3 3 3 3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  57

  10 Muh Subkan

  3 3 1 3

  3 3 1 2

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK STATIS PADA SISWA KELAS II SEMESTER I DI SMU NEGERI 1 ARJASA TAHUN PELAJARAN 2002/2003

0 4 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN SEJARAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 3 78

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN SEJARAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 4 129

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 18 77

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA DENGAN METODE BERMAIN KARTU HURUF SISWA KELAS 1 MI AR-RAHMAN WIDODAREN TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 14

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU IHSAN PADA SISWA KELAS IV MI DAKUL MUBTADIIN PUTAT PURWODADI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGKARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

0 0 94