KEBERAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA DAN AKTIFITASNYA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN DI SEKOLAH - Test Repository

  KEBERAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA DAN AKTIFITASNYA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN DI SEKOLAH (Studi Korelasi pada Siswa SD Negeri Dukuh 01 Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010)

  S K R I P S I Diajukan untuk M em peroleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh: MARSIDI

  NIM: 11408010

  JU R U SA N TARBIYAH

AGAMA ISLAM

  PROGRAM ST U D I PEN D ID IK A N SEK O LAH TING G I AGAM A ISLAM N EG ER I S A L A T I G A

  2 0 1 0

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 324433 Salatiga, 50721

Website:

  Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag Dosen STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eks Hal : Naskah skripsi Saudara Marsidi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara. Nama : Marsidi NIM : 11408010 Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : KEBERAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA DAN

  AKTIFITASNYA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN DI SEKOLAH (Studi Korelasi pada siswa SDN Dukuh 01 Kec. Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut dia tas supaya segera di munaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, /f.f. ......2010 Pembimbing — _____ l

  & , Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag NIP. 19660215 199103 1 003

  

KEM ENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl.Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga, 50721

W ebsite: Email: administrasi@,stainsalatiga.ac.id

  

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara: M arsidi dengan NIM : 11408010 Yang berjudul “

KEBERAGAM AAN ANAK DALAM KELUARGA DAN AKTIFITASNYA

DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAM AAN DI SEKOLAH “ ( Studi

Korelasi pada Siswa SDN Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun

2009-2010).

Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga, Pada hari Sabtu tanggal 25

  

September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S .P d .I).

  Salatiga, 25 September 2010 Panitia Sidang

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Marsidi NIM : 11408010 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang tersdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

  Salatiga, 18 Agustus 2010 Marsidi

  M O T T O D A N P E R S E M B A H A N M O T T O

  x £ s 9 0 * £** 0 ) ' s '

  ■j2 J d * J ! I jJ jl j j t 4i)l “....A llah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat....”

  K U PERSEM BAH KAN SKRIPSI INI UNTUK ISTRI

DAN ANAK-ANAKKU TERCINTA,

  K A T A P E N G A N T A R

  Puji syukur bagi Allah Subhanahu wa T a’a la , Rabb semesta alam, yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua,

khususnya penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tepat

waktu. Salawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta pengikut-

pengikutnya yang senantiasa beramal salih hingga hari akhir nanti amin.

  Alhamdulillah Skripsi dengan judul Keberagamaan Anak dalam Keluuarga

dan Aktifitasnya dalam mengikuti Kegiatan Keagamaan di Sekolah ( Studi

Korelasi pada Siswa SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan sidomukti Kota Salatiga

tahun 2009-2010) telah dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis menyadari

Skrtipsi ini dapat terselaikan dengan baik karena rahmat Allah semata, karena itu

dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan puji syukur dan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini

terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag Ketua STAIN Salatiga, yang telah memberikan fasilitas yang mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag sebagai pembimbing, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya sehingga skripsi dapat selesai dengan baik dan tepat waktu

  3. Bapak Drs. Sudir Kepala Sekolah dan segenap keluarga besar SD Negeri

Dukuh 01, yang telah memberikan izin dan fasilitas yang penulis

butuhkan dalam penulisan skripsi, demikian juga arahan, motivasi,

sehingga memudahkan penyelesaian penulisan ini.

  Selanjutnya penulis hanya dapat berdoa semoga amal baik Bapak-bapak

dan semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi senantiasa mendapat

imbalan dan pahala yang berlipat ganda disisi Allah Swt.

Penulis telah berusaha dengan maksimal, namun hasilnya masih banyak

kekurangan dan kesalahan jauh dari harapan, kepada yang berwenang penulis

berharap kritik dan saran demi kebaikan selanjutnya.

  Salatiga, 20 Agustus 2010 Penulis

v

  

A BSTRA K

Marsidi, 11408010, 2010. Keberagamaan Anak dalam Keluarga dan

  Aktifitasnya dalam Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Sekolah ( Studi Korelasi pada Siswa SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009-2010 ),Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing Dr. H.Muh Saerozi, M.Ag Kata K unci: Keberagamaan anak dalam keluarga dan Aktifitas keagamaan di Sekolah Penelitian ini dilakukan berdasar temuan di lapangan bahwa ada sebagian

siswa SD Negeri Dukuh 01 jika ada kegiatan keagamaan di sekolah, misalnya ,

salat beijamaah dhuhu, ada-ada saja yang mengajukan alasan, karena lupa, sarung/

celana panjangnya basah, bangun kesiangan, tergesa-gesa dan lan sebagainya.

Skripsi diangkat untuk mencari titik temu apakah ada korelasi antara

keberagamaan anak dalam keluarga dan aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah.

  Hasil angket yang penulis sampaikan kepada 61 siswa sebagai responden,

menunjukkan lebih dari 50% , anak yang keberagamaannya dalam keluarga baik

maka aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah juga baik

demikian juga sebaliknya anak yang keberagamaannya dalam keluarga tidak

baik, aktifitas keagamaannya di sekolah juga tidak baik. Mengacu temuan tersebut

penelitian ini merekomendasikan:

  1 Adanya kerjasama yang baik antara sekoalhg dan orang tua/ wali murid ,

  2.Guru Pendidikan Agama harus berperan aktif pembinaan keagamaan di masyarakat

  

3.Peran dan teladan orang tua dalam kegiatan keagamaan adalah

pendukung keberhasilan pendidikan agama di sekolah

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

   BAB III HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  9. Peran Orang Tua Siswa ( Wali sisw a) dan Komite Sekolah .... 34

  

  

  1. Hasil Angket Keberagamaan Anak di Lingkungan

  

   BAB ANALISIS DATA

1 .Daftar Jawaban Angket Keberagamaan Anak di Lingkungan

  

  2. Daftar Jawaban Angket Aktifitas kegiatan Keagamaan

   viii

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup Bahan Pustaka Lampiran-Lampiran

  

DAFTAR TABEL

TABEL 3 Daftar Nama Siswa Berprestasi SD Negeri Dukuh 01 pada

  

TABEL 6 Daftar HasilAngket Aktifitas Anak dalam Kegiatatan

  

TABEL 9 Interfal, Prosentase dan Katagori Keagamaan Anak dalam

  

TABEL 10 Daftar Nilai Angket Aktifitas Anak dalam Kegiatan Keagamaan

TABEL 11 Tabulasi Jawaban Angket Aktifitas Anak dalam Kegiatan

TABEL 12 Interfal, Prosentase dan Katagori Keagamaan Anak di Sekolah

  

x

  D A FTA R LAM PIRA N LAM PIRA N I D aftar A ngket Untuk A nak LAM PIRA N II

  R iw ayat Pendidikan Penulis

  B A B I PENDAH ULUAN

  A, Latar Belakang

  Anak yang salih atau salihah merupakan dambaan setiap keluarga dalam kehidupan berumah tangga. Kehadiran seorang anak dalam berumah tangga adalah suatu yang sangat diharapkan oleh pasangan hidup rumah tangga. Anak merupakan anugerah Allah bagaikan perhiasan dalam kehidupan di

dunia . Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Kahfi ayat 46 :

o ^ i i i D U J T harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia( QS.AI K ahfi .46)

  Untuk menciptakan anak yang salih atau salihah, peranan orang tua sangat penting Penanaman nilai-nilai agama harus ditanamkan sejak dini. Sesuai dengan ciri yang mereka miliki, sifat agama pada anak-anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outorit. Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya autoritarius, maksudnya konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor di luar diri mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan oleh orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan kemaslahatan agama. Orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan agama anak sesuai dengan prinsip eksplorasi yang mereka miliki.

  Ketaatan kepada ajaran agama merupakan kebiasaan yang mereka miliki, mereka pelajari dari orang tua maupun guru mereka. Walaupun

i

  

mereka belum sepenuhnya memahami secara penuh tentang manfaat ajaran

agama tersebut, mereka sangat mengidolakan guru atau orang tuanya

sehingga mengikuti apa saja yang mereka ajarkan tentang agama itu.

  Dari pengalaman dan latihan-latihan beragama dalam keluarga yang

dibiasakan sejak kecil akan tampak pada pergaulan di luar atau di

lingkungan masyarakat. Misalnya mau menghormati orang yang lebih tua,

juga menyayangi kepada yang lebih muda, suka menolong, berkata jujur,

disiplin tertib dan lain sebagainya. Demikian juga dengan kegiatan agama

yang bersifat ibadah khusus seperti misalnya; salat beijamaah di masjid,

puasa di bulan Ramadan, mengikuti pengajian dan lain sebagainya.

  Sesuai dengan hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa: ” Anak yang

dilahirkan itu dalam keadaan fitrah ( suci ), maka orang tuanyalah yang

menjadikan Yahudi, atau Nasrani ataupun Majusi ( al Hadits ). Menilik

dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan, baik-buruknya anak

tergantung pada pendidikan atau bimbingan orang tua juga pengaruh

lingkungan mereka berada.

  Sebagai contoh pendidikan dalam lingkungan keluarga Allah SWT

menerangkan dalam surat Luqman ayat 13 - 19. Yang pertama-tama

ditanamkan pada anak yaitu tentang ketauhidan, dan keburukan syirik yakni

menserikatkan Allah dengan sesuatu.

  Hal itu digambarkan dengan firman-Nya ketika Luqman memberikan pengajaran kepada putranya:

  2

  j, s- s x V }

  SL, 'j /4L u > j (jy-«-2J J 15 i|3

  . dan (ingatlahj ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia m emberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezalim an yang besar". ( QS Luqman 13 )

  Penanaman ketauhidan merupakan hal pokok dalam Islam, sebagai pondasi sebelum memperoleh pengetahuan atau ilmu-ilmu yang lain. Ilmu yang tidak dilandasi iman akan berbahaya dan membahayakan baik untuk dirinya maupun orang lain.

  Tahaban berikutnya birrul walidain yaitu berbakti kepada kedua orang tua. Mentaati dan menghormati orang adalah suatu kewjiban yang harus dilaksanakan selagi masih dalam kebenaran yang tidak menyimpang dari syareat agama Islam, tetapi apabila perintah orang tua itu sudah keluar dari syareat agama Islam tidak wajib diikuti, namun demikian anak tetap harus menghormati orang tua, sebatas dalam urusan didunia saja.1 Kemudian soal ibadah terutama Salat lima waktu, amar m a’ r u f nahi munkar dan selanjutnya tentang akhlak atau buku pekerti.

  Dari uraian di atas tampak jelas bahwa peran orang tua dalam pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak- anaknya. Melalui pembiasaan dan contoh-contoh kongkrit dari orang tua

1 QS.Luqman ayat 15

  

3

  

maupun anggota keluarga yang lain akan menjadi pelajaran bagi anak-anak

yang senatiasa melihat dan mendengar ucapan dan perbuatan orang tuanya.

  Keberagamaan anak dalam keluarga yang telah dibina dengan baik

akan tampak beda dengan anak-anak yang dilingkungan keagamaan kurang

baik. Pada umumnya anak dalam berbagai hal kaitannya dengan ketaatan

terhadap orang tua karena takut dimarahi tidak diberi uang saku dan lain

sebagainya. Artinya pengamalan ibadah itu dilakukan untuk menyenangkan

orang tua. Mungkin kalau orang sedang tidak ada di rumah iapun tidak

shalat. Demikian juga yang mereka lakukan di sekolah, mereka mengikuti

kegiatan sekolah ini belum merasa butuh, hanya mengikuti tata tertib

sekolah atau karena takut kepada guru dan dinilai jelek. Hal inilah yang

ingin penulis ketahui bagaimana sebenarnya keadaan keberagamaan anak-

anak itu.

  Karena boleh jadi anak yang kalau di rumah atau dalam keluarga

kelihatan baik, tetapi karena di luar mereka bergaul dengan orang-orang

yang tidak baik dia menjadi tidak baik. Kepatuhan mereka terhadap perintah

orang tua mungkin hanya karena takut, atau memang sudah menjadi adat

kebiasaan yang sudah sudah berlaku turun temurun, sehingga mereka

beribadah seperti shalat, puasa, sedekah dan lain-lain sebagainya itu

dilakukan sebagai rutinitas tanpa makna, artinya ya sekedar melaksanakan

saja. Sehingga tidak mustahil anak orang baik-baik menjadi anak nakal.

  Ada juga sebaliknya anak yang di rumah kurang mendapat perhatian

dari orang tua atau keluarga, karena orang tua sibuk, atau memang

  4

  

pengetahuan agamanya kurang, namun di luar dia bergaul dengan orang-

orang baik dalam pengetahuan dan pengamalan agamanya baik sehingga dia

terbawa menjadi orang baik-baik. Sebagai gambaran dan sekaligus sebagai

ilustrasi pengalaman penulis, setiap mengadakan kegiatan terutama praktek

salat jamaah dhuhur setelah jam pelajaran di sekolah masih ada saja anak

yang tidak mengikuti kegiatan dengan berbagai alasan: karena lupa,

sarungnya basah, bangun kesiangan dan lain-lain sebagainya.

  Dengan dasar temuan masalah di atas penulis ingin mengadakan

penelitian pada siswa SDN Dukuh 01 dengan ju d u l: Keberagamaan dalam

  Keluarga dan Aktifitasnya dalam Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Sekolah. ( Studi Korelasi pada Siswa SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2009-2010)

  B. Rumusan Masalah

  Mengacu pada latar belakang masalah yang disampaikan di atas, pokok masalah yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

  

1. Bagaimanakah keberagamaan siswa SD Negeri Dukuh 01 dalam

keluarga ?

  

2. Bagaimana aktifitas siswa SD Negeri Dukuh 01 dalam mengikuti

kegiatan keagamaan di sekolah ?

  

3. Adakah hubungan antara keberagamaan siswa dalam keluarga dan

aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah ?

  5 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui sejauh mana keberagamaan siswa SD Negeri Dukuh 01 dalam keluarga.

  2. Untuk mengetahui aktifitas siswa SD Negeri Dukuh 01 dalam mengikuti kegiatan keagamaan di Sekolah.

  3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara keberagamaan anak dalam keluarga dan aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris2. Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat ( teori, proposisi, dsb) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan3,

  Adapun hipotesis yang penulis kemukakan sebagai berikut : “ Bahwa aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah ada hubungannya dengan keberagamaan anak dalam keluarga. “ Namun demikian kebenarannya masih harus dibuktikan.

  2 Sumadi Suryo Subroto, Metodologi penlitian, Raja Grafmdo. Jakarta, 2004, hal.21

  

3 Tim Redaksi Hasan Alwi, Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka,Jakarta, 2002,hal 404

  

6 E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau manfaat penelitian ini sebagai berikut:

  1. Menambah wawasan khusus bagi penulis , tentang karakter siswa terutama dalam aktifitas keagamaannya.

  2. Memperoleh arah solusi baru dalam pembinaan kegiatan agama di sekolah.

  F. D efinisi Operasional

  Untuk menghindari salah pengertian dalam penelitian ini penulis sampaikan, sesuai judul penelitian ini ada dua variabel yang ingin penulis jelaskan.

  a. Keberagamaan anak dalam keluarga Kata keberagamaan, berasal dari dasar agama mendapat imbuhan keber- ... -an sehingga menjadi kata jadian keberagamaan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia agama berarti ajaran, sitem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.4 Beragama berarti menganut ( memeluk ) agama.

  Adapun yang dimaksud keberagamaan adalah perihal beragama. Yakni aktualisasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik yang merupakan ibadah yang bersifat vertikal, berhubungan langsung kepada

4 Ibid,

   hal 12

  

7 Allah SWT, maupun ibadah yang bersifat horisontal, hubungan kepada sesama atau perilaku sehari- hari.

  

Indikator keberagamaan siswa dalam keluarga meliputi:

  1. Anak melaksanakan salat lima waktu dengan tertip 2. Anak rajin mengikuti salat jamaah .

  3. Anak rajin mengaji

  4. Anak melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik

  5. Anak berbakti kepada kedua orang tua

  6. Anak suka bersedekah

Untuk dapat mengetahui tingkat keberagamaan anak di lingkungan

keluarga dapat dikata gorikan sebagai berikut:

  A. Tinggi

  B. Sedang

  C. Kurang

  b. Aktifitas keagamaan di sekolah Aktifitas berarti keaktifan, kegiatan.3 Keagamaan berarti yang berhubungan dengan agama. Keaktifan keagamaan yang dimaksud adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan agama, dalam hal ini adalah agama Islam.

  Untuk mengetahui keaktifan keagamaan anak di sekolah dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut:

  1. Anak mengikuti shalat jamaah di sekolah

  5 Ib id

   23

  

8

  2. Anak aktif mengikuti kegiatan ekstra BTA

  3. Anak bersikap j uj ur

  4. Anak aktif mengikuti kegiatan pesantren Ramadhan

  5. Anak berbakti kepada guru

  6. Anak menjadi dermawan

Untuk mengukur tingkat keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah dapat di dikata gorikan sebagai berikut:

  A. Tinggi

  B. Sedang C. Kurang.

  G. M etode Penelitian

  Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi adalah kesluruhan subyek penelitian Sedangkan menurut Sutrisno Hadi populasi adalah “ semua individu untuksiapa kenyataan - kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak d^ generalisasi,disebut populsi atau universe.” Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa populasi adalah jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-cri yng sama. Adapun populasi yang penulis dalam penelitian ini adalah seluruh siswa muslim SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota

  Salatiga Tahun Pelajaran 2009-2010. Sejumlah 194 orang.

  

9

  2. Sampel Sampel menururt Suharsimi Arikunto adalah : sebagian atau wakil populasi yang diselidiki “6 Sutrisna Hadi berpendapat : “ Sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari pupulasi.”

  Mengenai sampel yang diambil tidak ada ketentuan, namun perlu diingat semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang di peroleh semakin baik Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar memberi ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi.

  Sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20- 25% atau lebih, sesuai kemampuan.7 Sebagai subyek dan sampel penelitian yaitu Siswa SD Negeri Dukuh 01 Tahun Pelajaran 2009 / 2010 .

  Siswa muslim SDN Dukuh 01 Tahun Pelajaran 2009 /2010 sebanyak 192 siswa , sebagai sampel diambil 30 % = 30 % x 192 = 57,6 dibulatkan menjadi 57 siswa.

  3. Variabel Penelitian Pada penelitian ini akan mengkaji dua Variabel, yaitu keberagamaan anak dalam keluarga sebagai variabel pertama ( X) dan

  6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktiek,Rineka Cipta,Edisi Revisi

  IV,Jakarta,1999, hal. 67

  7 Ibid. hal. 120

  

10 keaktifannya dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah sebagai variabel kedua ( Y ). Asumsi yang melandasi berpikir penulis dalam penelitian ini bahwa keberagamaan siswa dalam keluarga sebagai variabel pertama diduga mempunyai hubungan terhadap variabel kedua yaitu keatifan siswa mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah.

  4. Metode pengumpulan data Data adalah komponen pokok sebagai dasar yang memuat keterangan-kererangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatu yang di ketahui atau dianggap , suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbul, atau kode dan lainnya.

  Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa -peristiwa atau keterangan-keterangan, karakteristik-karakteristik sebagian atau keseluruhan elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

  Untuk memperoleh data-data tersebut penulis menggunakan metode koesioner atau sering disebut dengan angket. Metode angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dijawab atau dikeijakan oleh orang yang menjadi

subyek penelitian . Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian

  a. Bagian yang berisi identitas

  b. Bagian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban.

  11 Cara memberikan angkat dapat dibedakan menjadi dua jenis, angket langsung dan angket tidak langsung. Angket langsung yaitu angket langsung diberikan kepada subyek penelitian tanpa menggunakan perantara. Dengan demikian penyelidik langsung mendapat bahan dari sumber pertama( first resource). Dalam hal anak yang yang menjadi sasaran penelitian sehingga angket diberikan kepada anak. Sedangkan angket tidak langsung yaitu angket yang menggunakan perantara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Sehingga peneliti tidak memperoleh jawaban dari sumber pertama. Dalam hal ini penulis menggunakan angket langsung. Penulis memberikan daftar pertanyaan yang telah disertai dengan alternatif jawaban kepada siswa ( responden) . Siswa tinggal memilih jawaban yang dianggap tepat dengan memberikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, atau c yang tersedia.

  5. Analisis Data Teknis analisis data yang penulis pergunakan yaitu dengan rumus sebagai berikut; Rumus :

  P = - | r X100% N

  12 Keterangan : P = Persentasi F = Frekuensi

N = Jumlah Individu

y „

^ A

  V r » M ] N A

  V ^

  H . Sistem atika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: BAB. I Berisi pendahuluan yang memuat, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Defenisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistem Penilaian BAB. II Memuat tentang keberagamaan anak dalam keluarga, kegiatan agama anak dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, serta keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, dan hubungannya antara keberagamaan anak dalam keluarga dan aktifitasnya mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah BAB.III Dalam bab ini membahas tentang, keadaan umum SDN Dukuh 01 yang meliputi, letak geografis, keadaan guru, siswa, sarana

  

13 Prasarana, Kegiatan keagamaan, dukungan orang tua/ wali murid komite sekolah, dan penyajian data.

  

BAB. IV Dalam bab ini memuat hasil angket kedua variabel yang telah

Diijraikan

bab IIJ yang sudah dianalisjs atau (jiinterpreta

  pada sikan dalam bentuk angka berdasar norma yang tejah ditentukan. variabel tersebut dianalisis untuk mencari

  Selanjutnya kedua presentasi kedw Yafiabej ejan mencarj hubungan vaiabpl yariasi membuktikan variabel itu ada terssebnt. Uptyk apakah kedua hubungannya atau tidak.

  

PAf}. y Pada bab ini berisi kesimpulan dari data kedua variabel di

atas yang sudah dianalisis. Selanjutnya dari kesimpulan di atas akan muncul hal-hal yang perlu disarankan.

  14

  

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

  A. Keberagam aan A nak dalam Keluarga

  Memahami konsep keagamaan pada anak berarti memahami sifat agama pada anak. Sifat agama pada anak-anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority. Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya autoritarius yakni konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Sejak dini mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa yang dikeijakan dan diajarkan oleh orang dewasa dan orang tua tentang sesuatu yang berhunbungan dengan kemaslahatan agama. Orang tua

mempunyai pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsip eksplorasi.

Dengan demikian ketaatan kepada ajaran agama bagi anak merupakan kebiasaan-kebiasaan yang menjadi milik mereka yang mereka peroleh dari para orang tua maupun guru mereka. Apa yang mereka lihat dan dengar akan terekam dalam ingatan mereka dan akan terbawa di mana saja mereka berada.

  Disadari atau tidak, semua prilaku, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan orang tua merupakan pengajaran bagi anak maupun keluarga secara tidak langsung.

  Untuk menciptakan keluarga yang religius harus dimulai dari lingkungan keluarga terutama orang tua harus memberikan keteledanan

dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syari’at agama secara benar.

  

15 Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda : 4_J b j _£ j o lj_ j La 3 j_ k a l 1 Ls_lc. ^_1 j _ j jj_ J j_-a ( *i\ j ikjll j Aji wiy A ) j t AM j ^jl nl<a J (_5 L— ” Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuat m enjadi Yahudi, N asrani atau M ajusi ( HR Bukhari dan M uslim /

  Juga Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya : Ahl Q j^aJU Jp^Lp 4^jiLa

. H ai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah m anusia dan batu; penjaganya m alaikat-

m alaikat yang kasar, keras, dan tidak m endurhakai A llah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu m engerjakan apa yang

diperintahkan. ( QS A t Tahrim , 6 ) .1

2 Dari al Hadis dan ayat Al Quran di atas jelas bahwa peranan orang tua sangat besar dalam menciptakan keluarga yang baik, berakhlakul karimah.

  Dengan demikian sifat keagamaan pada diri anak tergantung bagaimana orang tua dalam membimbing atau mengarahkannya.

  

1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosyda Karya, Bandung, 1992,

hal. 34

2 QS. Tahrim, 6

  

16 P endidikan dalam keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Itulah tugas utama keluarga. Secara lengkap penjelasan tersebut telah diungkapkan dalam Al Quran surat Luqman ayat 13-19 sebagai berikut : menanamkan iman dan tauhid, menumbuhkan sikap hormat dan bakti pada orang tua, menumbuhkan semangat bekeija dengan penuh kejujuran, mendorong anak untuk taat beribadah ( terutama shalat ), menanamkan cinta kebenaran^m a’ru f) dan menjahui yang buruk ( m unkar), menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan, menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh atau sombong dalam pergaulan, dan menanamkan sikap hidup sederhana.3 Apabila sikap hidup dan perilaku seperti tersebut di atas dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini akan sangat membekas pada diri anak dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya pribadi muslim, kepribadian manusia seutuhnya. Hal demikian

perlu adanya bimbingan yang secara kontinyu terus menerus dari orang tua.

  Dalam hal ini Ibnu Sina mengingatkan bahwa pendidikan dan pengajaran pada usia dini ( masa kanak-kanak) ibarat mengukir di atas batu, membekas sehingga tidak mudah terhapus.4 Selanjutnya dia menganjurkan: Apabila anak telah disapih, telah fasih lidahnya dan telah jelas

pendengarannya hendaklan diajarkan Al Quran dengan huruf hijaiyyah.5

  3 Ahmadi, Islam Sebagai paradigma Ilmu Pendidikan, Adtya Media. H a l. 94

  4 Ibid

  5 Ibid

  

17 Kebiasaan sikap keberagamaan anak di rumah atau di lingkungan keluarga biasanya ju g a akan mempengaruhi aktifitas keagamaan di luar rumah misalnya di sekolah Kebiasaan keberagamaan anak yang harus dijaga dan dikembangkan diantara : 1. A kidah.

  Penanaman akidah sangat penting ditanamkan sejak dini, akidah keyakinan adanya Tuhan Yang Maha E s a , Allah SWT dan meliputi rukun iman yang lain, merupakan pondasi yang harus dibangun dengan kuat bagi seorang muslin.

  Pendidikan tentang akidah / tauhid seperti telah dicontohkan Luqman ketika memberikan pengajaran kepada putranya sebagaimana disebut dalam Al Quran surat Luqman ayat 13 sebagai b erik u t: i£sJi (Jti

  Z u l 4 /* 'i 3 # lij . dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS.Luqm an, 13 ).6 2. Ibadah.

  Ibadah merupakan perbuatan yang dilakukan dalam rangka pernyataan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengeijakan

6 QS. Luqman, 13

  

18 p erintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya7. Ibadah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ibadah khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah khusus maksudnya ibadah yang segala aturan , tata cara dan waktu pelaksanaan telah diatur dan ditentukan oleh Allah Swt. Misalnya, Shalat, puasa, zakat dan haji. Adapun ibadah yang bersifat umum yaitu suatu ibadah yang tidak diatur secara khusus baik waktu ataupu cara pelaksanaannya.Kebiasaan anak ibadah dalam lingkungan keluarga bukti keteladanan orang tua. lj.Shalat Shalat adalah tiang agama, maka barangsiapa menegakkan shalat maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat maka sungguh ia telah merobohkan agamanya. ( al Hadis ). Shalat harus sejak dini dibiasakan dengan beijamaah. Shalat yang dilaksanakan dengan baik ( khusyu’) akan dapat mencegah/ menghindarkan dari perbuatan keji dan munkar. Shalat merupakan ciri orang yang beriman. Apabila shalat sudah dikeijakan dengan baik akan berpengaruh kepada ibadah -ibadah yang lain. Zakat, puasa, dan lainnya. Shalat harus dilaksanakan dengan benar, syarat dan rukunnya harus terpenuhi juga tepat waktu. Dengan shalat yang tertib akan melatih disiplin pada diri anak itu sendiri. Demikian juga shalat yang dilakukan dengan beijamaah di masjid / mushalla akan teijalin silaturrahmi diantara

7 Depdiknas ,Kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002 hal 415

  

19 jamaah . P embiasaan yang diterapkan sejak dini, akan berpengaruh terhadap perkembangan seterusnya. 2.) Puasa Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam, wajib

hukumnya seorang muslim yang telah akil baligh . Namun demikian bagi

orang tua berkewajiban mendidik atau melatih putra-putrinya untuk

melaksanakan ibadah puasa itu.

  Ibadah puasa mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi

manusia. Di antara melatih disiplin waktu, menumbuhkan rasa kasih-

sayang terhadap sesama karena dengan puasa anak dapat merasakan

sedihnya orang yang lapar; sehingga timbul pada diri anak sifat suka

memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

  Puasa juga melatih kejujuran, walupun tidak ada orang yang

melihat dia tidak berani makan atau minum sebelum saat berbuka tiba. Hal

ini penting ditanamkan pada anak sedini mungkin. Anak yang sudah

terbiasa berlaku jujur di lingkungan keluarga juga akan mempengaruhi

keberadaannya dalam pergaulan di luar rumah. 3). Membaca Al Quran Telah kita ketahui bahwa Al Quran sumber petunjuk bagi

manusia, khususnya umat Islam.Untuk itu sebagai orang tua merupakan

kewajiban mendidik, mengajarkan Al Quran kepada putra putrinya.

Mereka harus dibiasakan membaca setiap saat, lebih -lebih setelah shalat

wajib walaupun hanya beberapa ayat.

  20 M ereka harus ditanamkan kecintaan terhadap al Quran dengan dasar sabda Rasulullah Saw : ‘Calc, j (j 1 1 flsU ^ jii.

  ( L5 J '— M ' 0 ' J J ) “ Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya” ( HR Bukhari )8

  Orang tua harus dapat mendorong putra putrinya untuk rajin mengaji mengikuti kegiatan di TPA. Penulis menyadari pendidikan agama Islam khususnya Baca Tulis Al Quran tanpa ada peran serta orang tua hasilnya tidak akan maksimal. Yang jelas waktu di sekolah sangatlah terbatas, sedang materi yang harus diajarkan sangat luas. Untuk memahami bacaan Al Quran tidaklah mudah butuh waktu cukup banyak. Disamping itu contoh atau teladan orang tua sangat diperlukan, bagaiamana orang tua dalam keseharian akan menjadi acuan anak Bagaimana sikap keagamaan anak, tergantung bagaimana keberagamaan orang tua atau lingkungan di mana anak berada. Anak yang berada dilingkungan yang agamis mereka akan menyesuaikan dengan lingkungannya mereka takut diasingkan dalam pergaulan di masyarakat.

  Orang tua harus peduli terhadap keberagamaan anak-anaknya dan selalu control kepada siapa ia berteman karena mungkin ijin mengaji tetapi tidak sampai ditempat ngaji tapi ke tempat yang lain untuk bermain dan sebagainya.

  

8 Imam Nawawi, penterjemah Ahmad Sunarto, Terjemah Riyadhus Shalihin jilid 2, Pustaka amani

Jakarta, 1996 Hal. 116

  

21 Anak yang m engikuti kegiatan di TPA dengan rajin dan tekun, sangat membantu dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah terutama pada materi al Quran.

2. Akhlak / budi pekerti.

  Dalam pembahasan ini penulis menfokuskan kepada pokok : 1). Berbakti kepada kedua orang tua.

  Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua telah ditetapkan oleh Allah Swt; sebagaimana firman-Nya:

C f - J i' ji

j o I p T j j bj lili Hit i sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,

  ... ( QS An Nisa ’ 36 J. Juga dalam firman-Nya yang lain : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua- duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali- kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. ( QS A l Israa, 23 f 9

9 QS. Al Isra’ 23

  

22 B erbakti kepada kedua orang adalah kewajiban anak terhadap orang tua, bagi orang tua hal itu menjadi hak yang harus diterima dari anak- anak mereka. Namun demikian sebelum menerima hak nya orang tua juga mempunyai kewajiban terhadap anak-anak mereka.

  Hak-hak anak yang merupakan kewajiban orang tua yang paling penting diantaranya ialah memahiminya, berempati kepadanya dan memberikan nasehat kepadanya. Orang tua harus memahami keberadaan mereka dan manaruh perhatian secara sungguh-sungguh . Ketika melihat mereka berbuat kesalahan orang tua tidak cepat-cepat marah, tidak ditanggapi dengan emosional, orang tua harus memberi nasehat dengan kata-kata yang baik dan santun.

Untuk keteladanan orangtua terhadap anak Allah berfirman :

  Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? ( QS Ash sh a f 2 ) Am at besar kebencian di sisi A llah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ( Q S Ash S h a f 3 ) w Dari ayat tersebut di atas dapat kita fahami oamg tua tidaklah hanya perintah atau menyuruh untuk melakukan suatu amalan, tetapi harus

10 QS Ash Shaffat 2-3

  

23 m emberikan contoh yang nyata baik berupa perbuatan ataupun ucapan, yang benar menurut syareat agama.

  2 .) - Besikap jujur Jujur berarti berkata apa adanya, sesuai dengan kenyataan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud R a .: Beliau bersabda: iS u ' j cr" ^ <j' J ‘ ' j ' i 5 ^ 1 _ £ j j a i l l ^ 1 (. c j i£Jl ( j l j UL Jk-a aft I kic. l u j ( j v ^»jl

  MSic. c _ j j l j jU li ^ si ( j i j f 4 ( jiL > ^ j 3 c

  “ Sesungguhnya berkata benar itu membawa kepada kebajikan( amal shalih yang bersih dari dosa ) dan kebajikan bias m enyampaikan ke surga. Sungguh orang yang benar itu dicatat d i sisi Allah shiddiq

  (pem benar ). Dan dusta itu m engarah kepada tindak kejahatan, dan tindak kejahatan bias membawa ke neraka. Sesungguhnya orang yang berdusta pada akhirnya akan dicatat di sisi Allah sebagai pem bohong

  “ ( HR Bukhori dan Muslim ).n B. Aktifitas Keagam aan a n a k di sekolah Tujuan Pendidkan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia ), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam 1

  1

  11 Imam Nawawi,Penerjamah Ahamad Sunarto, Riyadhush Shalihin, Pustaka Amani,Jakarta, 1996, hal 433

  

24 dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.12 Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang betaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.13 Maka dari itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya menekankan pada penguasaan kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik.