KORELASI ANTARA AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI SEKOLAH (Pada Siswa SLTP "Jam 'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Tahun 2006-2007) - Test Repository

  07TD1010891.01

  K O R E L A S I A N TA RA A K H LA K ANAK D A LA M K EL U A R G A DENGAN K ED ISIPL IN A N B E L A JA R D I SE K O L A H (P ada Sisw a S L T P " Ja m 'iy y a tu t T h o lib in " T egalsari, W adas,

  K ecam atan K an d an g an , K ab u p aten T em anggung T a h u n 2006-2007)

  

S K R I P S I

  Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

  Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah NIM. 111 02 082 P R O G R A M PE N D ID IK A N A G A M A ISLA M JU R U SA N TA R B IY A H

  SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (STA IN ) S A L A T I G A Dr. R ahm at H aryadi, M. Pd. / Dosen STAIN Salatiga

  Jl. Stadion No. 03 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Kos 50721

  NOTA PEM BIM BING Lamp. : 3 Eksemplar

  Hal : Naskah Skripsi Sdra : T riS u silo

  NIM : 111 02 082 Kepada Yth. K e t u a

  STAIN Salatiga di - Tempat Assalam u ‘alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kirimkan naskah skripsi saudara : T R I SUSILO 111 02 082 T arbiyah/P endidikan Agama Islam

  K O R ELA SI ANTARA A K H LA K ANAK DALAM KELUARGA DENGAN K ED ISIPLIN A N BELAJA R DI SEKOLAH (P ada Siswa SM P “J a m ’iyyatut Tholibin” T egalsari Desa W adas, K ecam atan K andangan

  K abupaten Tem anggung tahun 2006-2007) Dengan ini mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dim unaqosyahkan.

  Demikian harap menjadikan perhatian.

  W assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

  Nama NIM Jurusan/Program Judul

  'Salatiga. 20 Pebruari 2007 / Pembimbing D E P A R T E M E N A G A M A SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jin. Stadion No. 03 Salatiga Telp. (0298) 323706,323444 Kode Pos 50721 Website :

  DEKLARASI Bismillahirrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temtyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 22 Pebruari 2007 Peneliti

  Tri Susilo NIM. 111 02 082

  IV D E P A R T E M E N A G A M A

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jin. Stadion No. 03 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50721 Website : E-mail : jJmiitisuirsi a suiinsakitiiui.ac.kl

  P E N G E S A H A N Skripsi saudara TRI SUSILO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 082 yang berjudul : KORELASI ANTARA AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI SEKOLAH (Pada

  Siswa SLTP "Jam iy y atu t Tholibin” Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006-2007). Telah dimunaqosahkan dalam sidang

  Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 28 Pebruari 2007 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 28 Pebruari 2007 PANITIA UJIAN M O T T O

  I j j j I j ^ Artinya: "

  .... Allah akan meninggikah orang-orang yang beriman diuhtara kamu dan "

  o rartg-orang ya n g d ib e ri ilm u pengefahuati h?berapa d e r a ja t (Q. S. A l Mujadalah : 11)

  P E R S E M B A H A N Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Ayahku (Bpk. Turidi) dan Ibuku (Ibu Jumirah) tercinta yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran dan kasih sayang yang sangat tidak mungkin penulis balas dengan apapun, serta yang memberi motivasi dan bantuan materi hingga selesainya proses pendidikan.

  2. Istri tercinta yang selalu membimbingku, mengarahkanku, dan membantuku baik dalam suka maupun duka.

  3. Artakku tersayang “Muhatfimad Wljdan Azka Al Aziz” semoga menjadi anak yang sholeh.

  4. Kakak-kakakku yang selalu mengasihiku (Iswdnto, Siti Rokhartati) serta Adikku (Hidayatui Ihsdh) yatlg sayatigl.

  saya

  5. Sahabat-sahabatku senasib ddh sbperjuarigdfi, teman-tehidh kdst* tehian-tenidn katana Kusuma Dila^d-Woro Srikahdi, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  6. Rata pembaca yang budiman.

  K A T A P E N G A N T A R Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah, rahmat, taufiq, hidayah, dan innayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbivah di STAIN Salatiga, dapat berjalan dengan lancar dan tanpa aral melintang apapun. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, Amin.

  Untuk dapat mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, blbibirtgah dan nasehat dari berbagai pihak. Urtbik itu, bersama ini penulis tlcapkan teripia kasih kepdda:

  1. Bapak Drs. Imam Sutottio, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus ikhlas, tekun dan sabar dalam membirttbirtg penulis hingga selesainya skripsi ini.

  3. Bapak Ibu dosen yang dengan tulus mengajar penulis di STAIN Salatiga.

  4. Seluruh staf dan civitas akademika StA lN Salatiga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  5. Bapak Drs. KH. Mukhtasor, selaku Kepala SLTP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung yang telah memberikan kesempatan kepada petiulis untuk melaksanakan penelitian.

  6. Bapak, Ibu Guru, Karyawan SLTP "Jam'iyydtut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung yang telah memberikan informasi, data dan bahan-bahan seperlunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  7. Istri tercinta dan anakku tersayang

  8. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu yang dengan ikhlas memberikan segalanya, sehinggga penulis Insya Allah dapat meraih gelar Sarjana, dan juga kakak- kakakku dan adikku.

  9. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan, teman-teman kost dan teman- temanku semua.

  10. Keluarga Besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah bahyak Hienlbantu terselesainya skripsi ihi. Atas budi baik dari berbagai pihak tersebut, pehulis mengucapkan terima kdsih.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam mencurahkan segala pikiran, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

  Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman, demi lebih sempurnanya skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap dan berdo'a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin Ya

  Robbed Alamin.

  Salatiga, Pebruari 2007 ttd T ri Susilo

  D A F T A R IS I

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB II LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Data Tentang Jawaban Angket Akhlak Anak Dalam Keluarga.. 112

  3. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Belajar Di

  BAB IV ANALISIS DATA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  D A F T A R T A B E L TABEL 1.3 Fasilitas Pendidikan SLTP "Jam'iyyatut Thclibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung

  TABEL 2.3 Perlengkapan SLTP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung

TABEL 3.3 Data Siswa SLTP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec.

  Kandangan, Kab. Temanggung TABEL 4.3 Data Guru SLTP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec.

  Kandangan, Kab. Temanggung TABEL 5.3

  Data Karyawan SLTP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung

TABEL 6.3 Data Nama Responden

  TABEL 7.3 Jawaban Angket Akhlak Anak Dalam Keluarga

TABEL 8.3 Jawaban Angket Kedisiplinan Belajar Di SekolahTABEL 9.4 Nilai Angket Akhlak Anak Dalam KeluargaTABEL 10.4 Interval Akhlak Anak Dalam KeluargaTABEL 11.4 Nilai Nominasi Akhlak Anak Dalam KeluargaTABEL 12.4 Prosentase Akhlak Anak Dalam KeluargaTABEL 13.4 Nilai Angket Kedisiplinan Belajar Di SekolahTABEL 14.4 Interval Kedisiplinan Belajar Di SekolahTABEL 15.4 Nilai Nominasi Kedisiplinan Belajar Di SekolahTABEL 16.4 TABEL 17.4

  Prosentase Kedisiplinan Belajar Di Sekolah Tabel Untuk mencari Koefisien Korelasi Antara Variabel Akhlak Anak Dalam Keluarga (X) Dan Variabel Kedisiplinan Belajar Di

  Sekolah (Y)

  &ABI PENDAHULUAN

  A. L A tA R BELAKANG AlASALAk Di era globalisasi dan informasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut dunia pendidikan untuk maju pula, pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatdh sumber daya manusia guha menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Peningkatan sultiber daya manusia ini merupakan upaya yang sangal penting dalam pgmbenttikan kepribadian individtl, pembehtukan ini dilakukan melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keltiatga, sekolah maupun masyarakat. tid ak diragukan lagi bahwa rumah adalah tempat pertama yartg melakukan pembinaan pribadi anak dan mengarahkahnya secara sempurna, hanya saja di samping rumah terdapat kesatuan-kesatuan sosial yang lain yang bertugas memainkan peran penting dalam hal ini di antaranya sekolah.

  Diketahui bahwa pendidikan di dalam keluarga atau orang tua merupakan pendidikan yang pertama sedangkan sekolah adalah yang kedua yang ikut memikul tanggung jawab anak didik. Hal itu dijelaskan oleh Zakiyah Daradjat, sebagai betikUt:

  “Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribddi pada umumnya, terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik/Pembina pertama adalah orang tua, kemudia guru, semua pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, akan merupakan unsur penting dalam pribadinya .”1 Kerjasama yang baik antara orang tua sebagai pendidik di rumah dan guru sebagai pendidik di sekolah maupun masyarakat dalam membentuk akhlak anak sangat diperlukan.

  Pada kehidupan yang modem seperti sekarang ini keluarga seakan kehilangan peran dan fungsinya serta tujuan berkeluarga yang seharusnya sebagai bingkai tumbuh dan berkembangnya moral anak, ternyata hanya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup tanpa hikmah. Setiap keluarga berlomba untuk mendapatkan biaya hidup yang lebih dibanding dengan keluarga lain secara material. Pola hidup yang selalu mengarah pada fungsi ekonomis keluarga mengakibatkan persaingan yang berlebihan di dalam mendapatkan kebutuhan hidup.

  Dari permasalahan diatas dapat kita ketahui bahwa pendidikan akhlak anak menjadi kurang diperhatikan, yang akan membuat anak akan terjerumus dalam lembah ke-dzalim-an yang sangat membahayakan. Orang akan selalu memenuhi kebutuhan otaknya dengan berbagai macam keinginan materi, orang akan beranggapan bahwa uanglah yang paling dominan, hanya kecukupan materilah yang mampu menjunjung kebutuhan materinya pada kehidupan yang lebih tinggi status sosialnya. Bila sudah demikian jauhnya penyimpangan yang dilakukan dalam manajemen keluarga, maka kita hanya bisa menunggu kapan runtuhnya ketahanan dan tatanan akhlak anak.

  Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa. Untuk itu sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Peran guru dalam sekolah mempunyai tugas sebagai profesi yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berati meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berati meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada sisw a/

  Suatu kenyataan bahwa pendidikan selalu memperhatikan tiga aspek, yaitu : aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek psikomotorik (ketrampilan), yang semua itu diwujudkan dalam berbagai aktivitas belajar.

  Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta. Dalam mengembangkan potensi manusia baik moral, intelektual, fisik, dan diri sendiri yang nanti akan dipergunakan dalam masyarakat, pendidikan secara umum dapat dipahami sebagai proses pendewasaan individu menuju tatanan yang lebih ideal.

  Rasa disiplin harus ditanamkan kepada anak didik mulai kecil, anak harus dididik mengenal hak-hak orang lain di dalam lingkungan sosial, anak didik harus dilatih untuk menguasai diri. Hal semacam itu terrmasuk 2

  2Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya. Bandung, 1991, him. 4 pembentukan kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantunya di dalarti pergaulannya nanti dengan orang lain.

  Oleh karena itu dalam pembentukan kebiasaan tingkah laku anak, keluarga memegang peranan yang sangat dominan, Zuhairini, dkk, mengatakan bahw a:

  Di dalam keluarga inilah merupakan tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak pada usia yang masih muda, karena pada usia-usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya (orang tua dan anggota keluarga lain)/ Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka berarti sikap disiplin harus dimiliki setiap anak dalam aktivitas hidupnya, baik dalam pendidikan dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Disiplin yang penulis maksud adalah perilaku belajar yang baik sehingga akan membentuk keteraturan, yang pada akhirnya akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar. Sikap disiplin itu tidak akan terwujud tanpa adanya latihan, kesadaran tinggi, dan disiplin itu tidak akan muncul tanpa adanya keteraturan.

  Dengan demikian apabila akhlak anak dalam keluarga sudah terbentuk dengan baik, maka ada korelasi yang baik dengan kedisiplinan belajar anak di sekolah.

  Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, penulis terdorong untuk mengetahui adakah korelasi antara akahlak anak dalam keluarga dengan kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SM? "Jam'iyyatut Tholibin" 3 Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung, dengan mengangkat judul sebagai berikut: “ KORELASI ANTARA AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI SEKOLAH” (Pada Siswa SMP “Jam 'iyyatut Tholibin” Tegalsari, Wadas, Kec.

  Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006-2007)

  B. POKOK MASALAH Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan beberapa pokok permasalahan atau sebagai Basic Question dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana variasi akhlak anak dalam keluarga pada siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab.

  Temanggung Tahun 2006/2007?

  2. Bagaimana variasi kedisiplinan belajar di sekolah siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006/2007?

  3. Apakah ada korelasi antara akhlak anak dalam keluarga dengan kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006/2007? C. TUttJAN PENELITIAN Melihat dari rumusan pokok masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini ddpat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Memberikan gambarari tentang variasi akhlak anak dalam keluarga pada siswa SMP "Jam'iyyatUt Tholibin" Tegalsari, WadaS, Kec. Kandangan, kab. Temanggung TahUn 2006/2007.

  2. Memberikan gambaran tentang variasi kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatUt Tholibin" Tegalsari, Wadds, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung tahun 2006/2007.

  3. UntUk mengetahui apakah ada korelasi antara akhlak ariak dalam keluarga dertgan kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatUt Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006/2007.

  I>. H I^O tE S IS Dari arti kata hipotesis Berasal dari dua kata, yaitii “hypo” yang artinya “di bawah” dan “th&sa” yang artinya “kebenarah’\ Hipdtesls Sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai tetbiikti melalui data yang terkumpul .4 Menurut Mutl. Ndzir, hipotesis adalah Jawaban sementara terhadap masalah penelitian* yang kebenarannya

  .5 *

  3 harus diuji secara empiris

  4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Edisi Revisi IV, 1998, him. 67-68

  Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung kepada hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan .6

  Berpijak dari pengertian tersebut diatas, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah : “Ada korelasi yang positif antara akhlak anak dalam keluarga dengan kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatut

  Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006/2007. Artinya semakin baik akhlak anak dalam keluarga, maka akan semakin baik pula kedisiplinan belajar di sekolah SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung Tahun 2006/2007.

  E. METODE PENELITIAN Dalatn pembicaraan metodologi penelitian ini, akan dibahas beberapa komponen yang meliputi:

  1. Populasi, Sampel, Teknik Sampling

  a. Populasi .7 Sementara

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah semua kenyataan-kenyataan .8 yang diperoleh dari sampel hendak di generalisasikan

  6Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 1995

  7Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 115

  Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab.

  Temanggung Tahun 2006/2007.

  b. Sampel Sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang di teliti

  .9 Yang dianggap mewakili, terhadap populasi yang diambil.

  Dalam masalah pengambilan sampel, tampaknya tidak ada ketentuan baku yang harus diambil oleh peneliti. Namun demikian, juga ada yang memberikan ancer-ancer terhadap masalah pengambilan sampel ini yaitu peneliti dapat berpedoman pada subyeknya. Suharsimi Arikunto mengatakan sebagai berikut:

  “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih

  .”10 Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dalam penelitian ini, pengambilan sampelnya sebesar 50% dari 104 siswa, yakni 52 siswa, yang kemudian penulis bulatkan menjadi 50 siswa. Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan KH. Drs. Mukhtasor, Kepala Sekolah SMP "Jam'iyyatut Tholibin" menyatakan bahwa jumlah siswa kelas I berjumlah 31 siswa, kelas II berjumlah 38 siswa, dan kelas III berjumlah 35 siswa.

  9Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 120 c. Teknik Sampling Adalah cara yang dipergunakan untuk pengambilan sampel.

  Adapun yang penulis gunakan adalah teknik sampling atau secara acak, yaitu memberikan hak yang sama kepada setiap subyek untuk .11 memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel

  2. Variabel Penelitian Sebelum penulis memaparkan lebih lanjut maka penulis dengan mengambil judul diatas, dibuat menjadi dua verabel, yang nantinya masing-masing variabel itu diuraikan menjadi beberapa indikator. Variabel pertama yaitu akhlak anak dalam keluarga, dan variabel kedua yaitu kedisiplinan belajar di sekolah.

  3. Definisi Operasional Setiap istilah yang termaktub dalam judul ini. Secara terperinci perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksud. Sehingga terhindar dari penafsiran-penafsiran yang kurang sesuai dengan konteks pembahasan dalam judul ini, lebih dari itu agar pembaca dapat memahami makna istilah pada setiap variabel penelitian, antara lain :

  1. Akhlak Anak Dalam Keluarga

  a. Akhlak Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa A rab___ dalam bentuk ja ,v a \ sedang mufrodnya adalah( yang dalam Kamus Bahasa Arab Indonesia karya Mahmud Yunus berarti perangai.lz Sedangkan dalam Kamus Al Muyassar karya Zaid Husein Al Hamid berarti perilaku .13 Menurut W. J. S. Poerwadarminta akhlak adalah budi pekerti, watak, tabiat .14

  b. Anak Anak adalah manusia yang masih kecil .15 Anak adalah makhluk yang senantiasa tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikisnya.

  Menurut Abu Ahmadi dan Zul Afdi Ardian mengatakan bahwa masa sebelum masa dewasa adalah masa muda, sepanjang masa mudanya bagi setiap anak mengalami banyak perkembangan baik jasmani maupu rohani .16 c. Keluarga

  Keluarga adalah sekumpulan masyarakat terkecil sekurang- kurangnya terdiri dari pasangan suami istri. Keluarga dimaksud di sini adalah keluarga yang terbentuk dari sebuah perkawinan yang syah.

  Untuk itu yang penulis maksud dengan akhlak anak dalam kelauarga adalah sejumlah prinsip dan nilai yang mengatur perangai,

  ,2Yunus Mahmud,

Kamus Arab Indonesia,

  Yayasan Penyelenggara

  • *tenteriemah/Pentafsiran Al Qur'an, PT. Hidakarya Agung, Cetakan VIII, Jakarta, 1990. him. 120 ,3A1 Hamid Zeid Husein, Kamus A l Muyassar, Raja Murah, Pekalongan, 1982, him. 200 ,4W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 25 l5W. J. S. Poerwadarminta, op. cit., him. 38 l6Abu Ahmadi dan Zul Afdi Ardian, Ilmu Jiwa Anak, CV. Armico, Bandung. 1989. him.

budi pekerti, tingkah laku, watak, tabiat, yang ada pada diri anak/manusia yang masih kecil yang hidUb dalam lingkdngan keluarga.

  Untuk mengukur akhlak anak dalam keluarga, sebagai variabel bebas, digunakan indikator-indikator sebagai berikut: a. Akhlak Anak Terhadap Orang Tua

  • Menghormati orang tua
  • Patuh terhadap perintah orang tua
  • Menuruti nasehat orang tua
  • Berbicara dengah sopan
  • Mehdo'akan orang tua
  • Membantu orang tua

  b. Akhlak Artak terhadap Kakak dan Adik (Saudara)

  • Mengtlorrtiati kakak dan adik
  • Sopan terhadajj kakak dan adik
  • Menyayartgi kakak dan adik
  • Berbuat baik memberi contoh yang baik

  dan

  c. Perilaku Keagamdati

  • Rajin sholat lima waktu
  • Rajin mengaji
  • Sholat berjama'ah
  • Melaksanakan ibadah sunat

  • Mengucapkan salam terhadap orang lain bila bertemu
  • Jujur • Minta maaf apabila berbuat salah

  2. Kedisiplinan Belajar Di Sekolah

  a. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat awalam ke- dan akhiran -an Disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (di sekolah dan sebagainya).1' Tata tertib itu sendiri berarti serangkaian harapan yang telah ditentukan sebelumnya.

  b. Belajar Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam meilienuhl kebutuhan

  .7

  18 Menurut W. J. S. Poerwadarminta, belajar adalah hidupnya berusaha supaya beroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih diri dan sebagainya) misal membaca, ilmu

  .19 pasti

  I7W. J. S. Poerwadarminta, op. cit., him. 254

  18Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, Edisi Revisi. 1995. him. Z c. Sekolah Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran .20 Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serankaian kegiatan terencana dan terorganisisr, termasuk kegiatan dalam rangka pross belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anak yang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh perubahan-perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar .21

  Yang penulis maksud dengan kedisiplinan belajar di sekolah adalah ketaatan pada peraturan atau tata tertib kaitannya dengan berusaha memperoleh kepandaian dan ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman di lembaga untuk belajar/di sekolah.

  Untuk mengukur kedisiplinan belajar di sekolah, sebagai variabel terikat, digunakan indikator-indikatir sebagai berikut:

  • Rajin masuk sekolah
  • Datang tidak terlambat
  • Pulang pada waktunya
  • Mendengarkan keterangan guru
  • Memperhatikan materi yang sedang dijelaskan

  20Ibid., him. 889

  • Aktif dalam kelas
  • Mencatat hal-hal yang penting
  • Membuat ringkasan
  • Mengerjakan tugas sekolah
  • Menggunakan waktu istirahat sebaik-bai
  • Memanfaatkan waktu kosong untuk belajar
  • Lapor kepada guru piket apabila guru tidak hadir
  • Belajar dirumah dengan rajin
  • Mengadakan latihan dan praktek
  • Mematuhi peraturan sekolah
  • Ij in j ika berhalangan 3. SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab.

  Temanggung SMP "Jam'iyyatut Tholibin" adalah lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan

  Nasioanal yang dikelola oleh Lembaga Pendidikian M a'arif NU yang beralamat di Dsn. Tegalsari, Ds. Wadas, Kec. Kandangan, Kab.

  Temanggung.

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  15

  a. Library Research/Studi Pustaka Dalam pengumpulan data yang diperoleh dari perpustakaan

  (biku-buku), penulis mengadakan penelitian terhadap buku-buku yang ada hubungannya dengan permasalahan ini.

  b. Field Research/Studi Lapangan 1) Metode Observasi

  Metode observasi adalah suatu pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan langsung .22 Menurut Sutrisno Had i, observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki .23

  Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi dan kondisi SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, . f' Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung.

  2) Metode Angket Metode angket atau questioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui .24

  Teknik ini penulis pergunakan untuk memperoleh data mengenai akhlak anak dalam keluarga dan kedisiplinan belajar di

  22Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 147 sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin" Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung.

  Berdasarkan cara menjawabnya metode angket ini terbagi mencadi dua macam yaitu : a) Metode tertutup Artinya pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya.

  b) Metode terbuka Artinya responden diberi kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

  Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode tertutup.

  3) Metode Interview Metode interview adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang

  .2

  5 itu Menurut Suharsimi Arikunto, interview yang sering disebut juga dengan wawancara/kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang

  26

  25Ibid, him. 141

  26Koentjaraninrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, Cetakan dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara .27 2

  8 Metode ini digunakan secara langsung pada sumber data untuk memperoleh data mengenai akhlak anak dalam keluarga serta kedisiplinan belajar di sekolah pada siswa SMP "Jam'iyyatut Tholibin"

  Tegalsari, Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung yang telah terwujud.

  4). Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis. Seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa, guru, dan karyawan. Penulis memilih metode ini agar penyajian data dalam penelitian ini lebih kongkrit.

  5. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan.

  Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data ini adalah sebagai berikut:

  27Suharsimi Arikunto, op. cit., him. 145 a. Analisis Pendahuluan Untuk mengetahui akhlak anak dalam keluarga dan kedisiplinan belajar di sekolah dengan menggunakan rumus :

  P = — x \ 0 0 % N

  Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden

  b. Analisis Lanjut Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi antara akhlak anak dalam keluarga dengan kedisiplinan belajar di sekolah pada Siswa SMP “Jam'iyyatut Tholibin” Tegalsari Ds. Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung dan sekaligus menguji hipotesis yang telah diajukan, digunakan teknik analisis data Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  (IXXZY)

  IX Y X = Jumlah hasil dari variabel X ZY = Jumlah hasil dari variabel Y

  I X 2 = Jumlah hasil dari variabel X dikuadratkan ZY2 = Jumlah hasil dari variabel Y dikuadratkan N = Jumlah siswa yang diselidiki.29

  F. SISTEMATIKA PENULISAN Pada bab pendahuluan ini berisi tentang : latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  Pada bab dua akan diuraikan berbagai pembahasan tentang teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu teori-teori tentang pengertian akhlak, ruang lingkup akhlak, macam-macam akhlak, urgensi akhlakul karimah, pengertian kedisiplinan, ciri-ciri siswa yang disiplin belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan keberhasilan belajar.

  Pada bab tiga berisi tentang gambaran umum SMP "Jam'iyyatut Tholobin" Tegalsari Ds. Wadas, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung, yang berisi tentang sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan sarana dan prasarana/fasilitas, keadaan siswa, keadaan guru, keadaan karyawan, struktur organisasi, daftar nama responden, penyajian data penelitian tentang jawaban

  29Hadi Sutrisno, Statistik, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Jilid 11, Yogyakarta, 1977, him. 94 angket akhlak anak dalam keluarga, dan jawaban angket tentang kedisiplinan belajar di sekolah.

  Pada bab empat berisi tentang analisis data pertama yaitu tentang data akhlak anak dalam keluarga, analisis data kedua yaitu tentang data kedisiplinan belajar di sekolah, dan analisis data ketiga yaitu analisis statistik untuk mengetahui tes signifikansi dan kesimpulan.

  Dan pada bab terakhir berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

  

B A B I I

  PENDAHULUAN

  1. AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA Anak adalah manusia yang masih kecil, yang mana ia merupakan makhluk yang senantiasa berkembang baik secara fisik maupun secara psikisnya. Oleh karena itu ia memerlukan didikan dan bimbingan dari manusia dewasa yang lain, untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.

  Orang-orang atau lingkungan pendidikan, pergaulan dan keagamaan yang ada diluar anak tersebut, sangat memberikan pengaruh, baik berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap maupun budi pekerti/akhlak keagamaan dart sebagainya.

  Berikut ini akan penulis paparkan, tiga hal yang mempengaruhi akhlak/budi pekerti/perilaku anak:

  Pertama

  Faktor Pendidikan yang meliputi pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah, a) Pendidikan di lingkungan keluarga, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertana menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia masih muda/kecil. Menurut ajaran Islam, anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan sucVfitrah, sedangkan alam sekitarnya akan memberikan corak warna nilai hidup atas pendidikan anak didik, terutama orang tua/keluarga, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh didikan orang tuanya maupun anggota keluarga yang lain, b) Pendidikan di lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan yang penting kedua setelah pendidikan keluarga, karena anak makin besar kebutuhannya, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada sekolah, sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang belum diketahui, karena tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran dalam itu di dalam keluarga. Tugas guru dan pemimpin sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik.

  Pendidikan akhlak/budi pekerti/perilaku dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah haruslah merupakan kelanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga, c)

  Pendidikan di lingkungan masyarakat, merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, pendidikan ini berlangsung beberapa jam selepas dari asuhan keluarga dan berada di luar sekolah. Corak dan ragam pendidikan yang diterima anak dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan/akhlak dan keagamaan. Pendidikan dalam masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri secara sadaratau tidak sadar mendidik dirinya sendiri dalam sebuah lingkungan masyarakat, serta mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan dalam masyarakat.

  Kedua

  Faktor Pergaulan, pergaulan anak di luar keluarga dan di luar sekolah ataupun dengan kata lain pergaulan dengan masyarakat juga turut mempengaruhi akhlak anak. Pergaulan anak dengan anak-anak yang lain, apabila anak-anak baik maka akan baik pula anak tersebut, begitu juga sebaliknya. Tetapi walaupun lingkungan pergaulannya tidak baik, namun ia punya prinsip, tidak akan terpengaruh dan ikut arus, maka iapun akan baik pula.

  Ketiga

  Faktor Keagamaan, pengetahuan dan pengalaman keagamaan anak turut pula mempengaruhi akhlak anak. Anak yang tahu tentang agama misalnya, bahwa tiang agama adalah sholat, dia tahu bagaimana bacaan an cara sholat yang benar, maka kemudian ia akan mengamalkannya dengan cara selalu rajin sholat lima waktu dan sebagainya.

  Dari yang telah dikemukakan diatas, kita tahu begitu banyak faktor yang mempengaruhi akhlak anak. Oleh karena itu disirti penulis menyoroti bagaimana pendidikan di lingkungan keluarga itu dalam mempengaruhi akhlak anak. Karena pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat dominan, di sana tempat meletakkan dasar-dasar kepribadidn anak didik. Maka untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan secara rinci sebagai berikut:

1. Pengertian Akhlak Anak Dalam Keluarga

  Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab

  1 ? \

  dalam bentuk jam a', sedang mufrodnya adalah < ' , yang dalam Kamus Bahasa Arab Indonesia karya Mahmud Yunus berarti perangai.1 Sedangkan dalam Kamus Al Muyassar karya Zaid Husein Al Hamid berarti perilaku.2 Menurut W. J. S. Poerwadarminta akhlak adalah budi pekerti, watak, tabiat.3

  Menurut Rachmat Djatnika, menyebutkan bahwa akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Etika dan moral berasal dari bahasa latin, yakni etos dan mores yang memiliki arti sama yaitu kebiasaan. Sedang budi pekerti dalam bahasa Indonesia merupakan kata mejemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti yang sadar, pekerti berasal dari bahasa Indonesia sendiri yang berarti kelakuan.4

  Secara terminologis, akhlak merupakan perilaku manusia yang didasari oleh kesadaran berbuat baik yang di dorong keinginan hati dan

  'Yunus Mahmud,

Kamus Arab Indonesia,

  Yayasan Penyelenggara

Asmteriemah/Pentafsiran Al Qur'ah, PT. Hidakarya Agung, Cetakan VIII, Jakarta, 1990. him. 120

2 Zaid Husein Al Hamid, Kamus A l Muyassar, Raja Murah, Pekalongan, 1982, him. 200 3 W. J. S. Poerwadarmintd, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta. 1982.

  him. 25

  4Rahmat Djatnika, Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia), Pustaka Panjimas, Jakarta, selaras dengan pertimbangan akal.3 Pengertian ini berseberangan dengan konsep khuluk dari Al Ghazali. Menurut Al Ghazali dalam Ihya'

  Ulumuddin

  yakni: Akhlak (budi oekerti) adalah menerangkan tentang keadaan dalam jiwa yang menetap di dalamnya. Dan daripadanyalnh terbit serttUa perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan kepada pemikiranj dan penelitian.5 6

  Selanjutnya Ibnu Miskawaih yang dikutip oleh Aunur Rahim Fakih dan Artitr Mu'allim menjelaskan bahwa keadaan gerak jiwa tersebut meliputi dua hal. Yatig pertama, alamiah dan bertolak dari watak, seperti adanya orang mudah marah hahya karfetia masalah yatig sangat sepele, atau tertawa berlebihan hanya kdretta suatu hal yang biasa saja, atau sedih berlebihan hdtlya karena mendengar berita yang tidak terlalu memprihatinkan. Yang kedua, tercipta melalui kebiasaan atau latihan.

  Pada awalnya keadaan tersebut terjadi karena dipertimbangkan dan dipikirkan, nartiuh kemudian menjadi karakter yang melekat tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahvVa akhlak merupakan manivestasi Iman, Islam dan Ihsan yang merupakan rfefieksi sifat dan jiw a secara spontan yang terpola pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan mendasar interest tertentu.

  5Aunur Rahim Fakih dan Amir Mu'allim, Ibadah dan Akahlak dalam Islam, UII Press, Yogyakarta, 1998, him. 109

  Sifat dan jiwa yang melekat dalam diri seseorang menjadi pribadi yang utuh dan menyatu dalam diri orang tersebut, sehingga akhirnya tercermin melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari bahkan menjadi adat kebiasaan.

  Rachmat Djatnika mendukung dari pendapat-pendapat tersebut diatas, yang saling bertentangan itu, dan beliau membuat suatu alternatif yang akhirnya menjadi suatu kesimpulan dengan jalan memadukan pendapat-pendapat tersebut dengan penjelasan secara lebih rinci tentang pembiasaan kehendak tersebut, beliau mengutip dari Ahmad Amin dalam bukunya Al Akhlak mengatakan :

  Artinya : “Khuluk ialah membiasakan kehendak.” Rachmat Djatnika menjelaskan apa yang dimaksud dengan 'adah dan iradah. Yang dimaksud dengan kata 'adah adalah perbuatan itu selalu diulang-ulang sedang mengerjakannya dengan syarat:

  Pertama : ada kecenderungan hati kepadanya Kedua : ada pehgulangan yang cukup banyak, sehingga mudah mengerjakannya tanpa memerlukan pikiran lagi.

  Sedangkan yang yang dimaksud dengan iradah, adalah menangnya keinginan martusia setelah dia bimbang. Proses terjadinya iradah itu adalah sebagai berikut: Pertama : timbul keinginan-keinginan setelah ada stimulan-stimulan melalui indra-indranya.

  Kedua : timbul kebimbangan, mana yang harus ia pilih diantara keinginan-keinginan yang banyak itu, padahal harus memilih hanya satu saja diantara yang banyak itu. Dengan lain perkataan, mana yang harus didahulukan, karena tidak mungkin mengerjakan semua keinginan dalam satu waktu yang sama.

  Ketiga : mengambil keputusan menentukan keinginan yang dipilih diantara keinginan yang bariyak itu.

  Apabila iradah ini dibiasakan, diulang-ulang dengan cukup banyak, sehingga setiap ada kasus yang demikian, tanpa memikirkan dan mempertimbangkan lagi ia telah memilih yang terbiasa tersebut, maka

  iradah

  yang telah terbiasa itulah yang disebut akhlak.' Sedangkan pengertian akhlak menurut Ali Abdul Halim Mahmud yaitu: a. Secara garis besar, pengertian akhlak menurut ajaran Islam ialah kata

  “akhlak” menunjukkan sejumlah sifat tabiat asli (fitri) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan sehingga seolah-olah fitrah.

  Akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan), dan yang kedua bersifat zahiriyah yang terwujud dalam perilaku. 7

  28

  b. Secara lebih khusus akhlak diartikan sebagai sejumlah prinsip (mabda') dan nilai yang mengatur seorang muslim, yang dibatasi oleh wahyu untuk mengatur kehidupan manusia dan menetapkan pedoman baginya demi merealisasikan tujuan keberadaannya di muka bumi, yaitu beribadah kepada Allah SWT, untuk meraih kebahagiaan di o dunia dan akhirat.

  Sedangkan pengertian akhlak merturut W. J. S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah budi pekerti, watak, tabiat.8 9 *

  Anak adalah manusia yang masih kecil.'0 Yang mana anak tersebut akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikisnya.

  Lingkungan keluarga adalah lingkungan rumah tangga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dan keluarga lain yang hidup dalam lingkungan keluarga tersebut, dimana dalam keluarga tersebut terjalin sebuah hubungan lahir dan batin yang saling mendukung satu dettgan yang lain sehingga dirasakan ada kewenangan dan hak untuk saling rilemberi dan menerima.

  8Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Umat Terbaik (Telaah Manhaj, Aqidah, dan Harakah).

  Gema Insani Press. Jakarta. Cetakan I. 1996. hlm_^

  9W. J. S. Poerwadarminta, op. cit., him. 25

  Menurut Sutjipto Wirovvidjojo yang dikutip oleh Slameto mengatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama."