Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS : penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung.
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN ECOLITERACY SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS
(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
oleh : Ahmad Wahyudi
1103263
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
(2)
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN ECOLITERACY SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS
(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung)
Oleh :
AHMAD WAHYUDI 1103263
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© AHMAD WAHYUDI 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN ECOLITERACY SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS
(Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII-E SMPN 29 Bandung) Skripsi diajukan oleh:
Ahmad Wahyudi 1103263
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing Pembimbing I
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 196005151988051002
Pembimbing II
Dr. Hj. Siti Nurbayani, M.Si NIP. 197007111994032
Mengetahui,
Mengetahui Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 196110141986011001
(4)
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ahmad Wahyudi (1103263)
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Penelitian
Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Penyebabnya dikarenakan masih ada siswa yang membuang sampah sembarangan, kebanyakan sampah-sampah tersebut berasal dari aktivitas siswayang membeli jajanan di halaman depan sekolah maupun dikantin sekolah. Kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan juga terlihat di dalam kelas. Ketika pembelajaran IPS berlangsung, terlihat ada beberapa sampah kertas dan plastik yang berada dibawah meja dan seakan tidak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan ini maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran IPS yang mampu mengembangkan keterampilan atau pemahaman siswa akan pentingnya kesadaran lingkungan hidup salah satunya yaitu pemahaman ecoliteracy. Meninjau permasalahan yang diteliti, maka peneliti memilih penelitian eksperimen dengan desain penelitian kuasi eksperimen. Model pembelajaran yang dianggap tepat untuk mengembangkan pemahaman ecoliteracy siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian dilakukan pada anggota populasi kelas VII SMP Negeri 29 Bandung dengan sampel penelitian mengambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas eksperimen mengalami perubahan yang signifikan terhadap pemahaman ecoliteracy siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman ecoliteracy siswa dilihat dari hasil pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dan (2) hasil analisis angket juga membuktikan bahwa kelas eksperimen lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menunjukan bahwa Ha peneliti diterima, yakni penerapan model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap pemahaman ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS.
(5)
Ahmad Wahyudi (1103263)
Effectiviness of the Implementation of Problem Based Learning Model on the Social Science Course Learning Process in Improving Students’ Undertanding Of Ecoliteracy (Quasi-Experimental Observation Towards Students of Class of
VII-E SMP Negeri 29 Bandung) ABSTRACT
The main background of the study is the fact that there are still a lot of trashes remain sctattered all around the school area. The reason to this is that because many of the students are careless about throwing away the rubbish they have made that the majority of the mess are wastes that students make from buying foods inside and outside of the school area. The tendendy of being careless about cleanliness is also well reflected during classes. During the social science course, for instance, many students apparently found some paper and plastic wastes under tables yet they seem not to care about the trash. Considering this sort of tendency that grows among the students, it is extremely important to create a new concept—in the social sience learning process—that can improve students’ skills as well comprehension about the importance of the environmental concoiousness. One of the conventional concepts being the understanding of ecoliteracy. Considering the whole framework of the problem, the quasi-experimental design was used by the observer during the entire process of the study. Observer believes that Problem Based Learning method is very appropriate to be implemented in the process of developing the understanding of ecoliteracy. The study was conducted towards some of the 7th graders of SMP Negeri 29 Bandung with two classes as the objects of the observation—one is experimental sample and the other is control sample. It was found out that social science learning process using the Problem Based Learning
model has signicantly improved the students’ understanding of ecoliteracy. The
result of the study shows that: (1) There is a very signicant difference in the
students’ undertsanding of ecoliteracy between experimental sample and control
sample which is very well reflected by the results of the pre-test and post-test of each sample; and (2) the result of the final quizioner has also showed that the students of the experimental sample class are more aware of their environment. The
results confirms that observer’s hypothesis is valid, which is Problem Based
Learning is effective to improve students’ understanding of ecoliteracy during the social science learning process.
(6)
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Isi
A. BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah 1
2. Rumusan Masalah 4
3. Batasan Masalah 4
4. Tujuan Penelitian 4
5. Manfaat Penelitian 5
6. Struktur Organisasi 6
B. BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS
a. Pengertian Pembelajaran IPS 8
b. Tujuan Pembelajaran IPS 9
c. Hakikat Pembelajaran IPS 11
d. Karakteristik Pembelajaran IPS 12
e. Konsep Pembelajaran IPS 14
2. Tinjauan tentang Model Pembelajaran PBL
a. Pengertian Model Pembelajaran PBL 15
b. Karakteristik Model Pembelajaran PBL 16
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBL 19
d. Manfaat Model Pembelajaran PBL 21
e. Kelebihan Model Pembelajaran PBL 22
f. Kelemahan Model Pembelajaran PBL 23
g. Model Pembelajaran PBL dalam Pembelajaran IPS 24 3. Tinjauan tentang Ecoliteracy
a. Pengertian Ecoliteracy 25
b. Karakteristik Pemahaman Ecoliteracy 27
c. Indikator Pemahaman Ecoliteracy 28
d. Manfaat Memahami Ecoliteracy Bagi Siswa 30
e. Strategi Melatih Pemahan Ecoliteracy Bagi siswa 32
4. Hubungan Antara PBL dengan Ecoliteracy 34
5. Peran Ecoliteracy dalam Pembelajaran IPS 37
6. Penelitian Terdahulu 40
(7)
8. Hipotesis Penelitian 43 C. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian 44
2. Populasi dan Sampel Penelitian 44
3. Metode Penelitian 45
4. Rancangan Desain Penelitian 46
5. Instrumen Penelian 47
6. Teknik Pengumpulan Data 48
7. Teknik Pengolahan Data 49
D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian 53
a. Deskripsi Data Kelas Eksperimen 54
b. Deskripsi Data Kelas Kontrol 55
c. Deskripsi Pengolahan Data 57
2. Analisis Data 57
a. Analisis Data Jawaban Essay Pre-Test 58
b. Analisis Data Jawaban Essay Post-Test 82
3. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pre-Test dan Post-Test
a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pre-Test Kelas Eksperimen 104 b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Post-Test Kelas Eksperimen 107 c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pre-Test Kelas Kontrol 110 d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Post-Test Kelas Kontrol 113 4. Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test
a. Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Eksperimen 116 b. Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Eksperimen 120 c. Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol 124 d. Uji Normalitas Data Post-Test Kelas Kontrol 128 5. Uji Homogenitas Antarpenimbang Data
a. Uji Homogenitas Antarpenimbang Data Kelas Eksperimen 132 b. Uji Homogenitas Antarpenimbang Data Kelas Kontrol 133
6. Uji Hipotesis 134
7. Analisis Hasil Angket 137
(8)
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Pembahasan Hasil Penelitian 151
E. BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan 154
2. Implikasi dan Rekomendasi 155
(9)
Daftar Tabel dan Diagram
Tabel
Tabel 3.1 Pre-Test dan Post-TestGroup Design 47
Tabel 3.2 Tabel Guilford 51
Tabel 4.1 Skor Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen 54 Tabel 4.2 Skor Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol 56 Tabel 4.3 Penilaian Jawaban Kategori Rendah Pre-Test Kelas Eksperimen 61 Tabel 4.4 Penilaian Jawaban Kategori Sedang Pre-Test Kelas Eksperimen 65 Tabel 4.5 Penliaian Jawaban Kategori Tinggi Pre-Test Kelas Eksperimen 70 Tabel 4.6 Penilaian Jawaban Kategori Rendah Pre-Test Kelas Kontrol 73 Tabel 4.7 Penilaian Jawaban Kategori Sedang Pre-Test Kelas Eksperimen 77 Tabel 4.8 Penilaian Jawaban Kategori Tinggi Pre-Test Kelas Kontrol 81 Tabel 4.9 Penilaian Jawaban Kategori Rendah Post-Test Kelas Eksperimen 85 Tabel 4.10 Penilaian Jawaban Kategori Sedang Post-Test Kelas Eksperimen 88 Tabel 4.11 Penilaian Jawaban Kategori Tinggi Post-Test Kelas Eksperimen 92 Tabel 4.12 Penilaian Jawaban Kategori Rendah Post-Test Kelas Kontrol 96 Tabel 4.13 Penilaian Jawaban Kategori Sedang Post-Test Kelas Kontrol 99 Tabel 4.14 Penilaian Jawaban Kategori Tinggi Post-Test Kelas Kontrol 103 Tabel 4.15 Data Uji Penimbang Pre-Test Kelas Eksperimen 104 Tabel 4.16 Format ANAVA Data Pre-Test Kelas Eksperimen 106 Tabel 4.17 Data Uji Penimbang Post-Test Kelas Eksperimen 107 Tabel 4.18 Format ANAVA Data Post-Test Kelas Eksperimen 109 Tabel 4.19 Data Uji Penimbang Pre-Test Kelas Kontrol 110 Tabel 4.20 Format ANAVA Data Pre-Test Kelas Kontrol 112 Tabel 4.21 Data Uji Penimbang Post-Test Kelas Kontrol 113 Tabel 4.22 Format ANAVA Data Post-Test Kelas Kontrol 115 Tabel 4.23 Distribusi Data Pre-Test Kelas Eksperimen 116 Tabel 4.24 Distribusi Mean Pre-Test Kelas Eksperimen 118 Tabel 4.25 Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen 119 Tabel 4.26 Distribusi Data Post-Test Kelas Eksperimen 120 Tabel 4.27 Distribusi Mean Post-Test Kelas Eksperimen 122
(10)
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.28 Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen 123 Tabel 4.29 Distribusi Data Pre-Test Kelas Kontrol 124 Tabel 4.30 Distribusi Mean Pre-Test Kelas Kontrol 126 Tabel 4.31 Uji Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol 127 Tabel 4.32 Distribusi Data Post-Test Kelas Kontrol 128 Tabel 4.33 Distribusi Mean Post-Test Kelas Kontrol 130 Tabel 4.34 Uji Normalitas Post-Test Kelas Kontrol 131 Tabel 4.35 Perbedaan Nilai Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 134
Tabel 4.36 Keabsahan Angket 138
Tabel 4.37-4.51 Crosstabulation 139
Diagram
(11)
Daftar Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Surat Izin dan Kegiatan Bimbingan
Surat Keputusan
Surat keterangan sekolah
Permohonan izin ke sekolah
Buku bimbingan
2. Lampiran Nama, Silabus dan RPP
Daftar nama kelas VII-B dan VII-E
Silabus pembelajaran
RPP
3. Lampiran Instrumen Penelitian
Format pedoman wawancara untuk guru IPS
Hasil angket
Hasil pre-test dan post-test kelas kontrol
Hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen 4. Lampiran Foto dan Riwayat Hidup
Lampiran foto
(12)
1
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar bagi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Merujuk pada sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menurut Mulyasana (2011, hlm. 2) adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak boleh menjadikan manusia asing terhadap dirinya dan asing terhadap hati nuraninya, pendidikan tidak boleh menjadikan manusia berada diluar dirinya. Pendidikan harus mampu menyatukan sikap, pemikiran, perilaku, hati nurani dan keimanann menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan menjadi sesuatu yang bisa dibilang wajib bagi semua orang agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan menjadi dirinya seutuhnya sehingga menjadi pribadi yang berguna bagi orang sekitar.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivas siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, serta kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat serta perkembangan fisik psikologis siswa. Untuk itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Salah satu kompetensi lulusan SMP adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
(13)
2
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan salah satu mata pelajaran di jenjang SMP adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan sosial yang dituangkan dalan konsep-konsep ilmu sosial untuk kegiatan pembelajaran. Sapriya (2008, hlm. 9) mengemukakan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humonaria, serta kegiatan dasar manusia yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pengajaran IPS perlu adanya pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran IPS yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model IPS, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya (Depdiknas, 2006 hlm. 93).
Salah satu kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran IPS adalah siswa mampu memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Memahami usaha manusia yang dimaksud adalah usaha untuk menjaga, memelihara, menyadari, memahami, bersikap dan melestarikan lingkungannya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan oleh siswa jika siswa mempunyai pemahaman tentang ecoliteracy, karena sejatinya ecoliteracy menggabungkan pemahaman-pemahaman tentang kelingkungan dan mengaplikasikannya dengan suatu tindakan berupa sikap, contoh, dan gagasan dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Pemahaman tentang konsep ecoliteracy inilah yang ingin peneliti fokuskan kepada siswa ketika mempelajari IPS.
Berdasarkan pengamatan awal di lingkungan sekolah SMPN 29 Bandung, ditemukan masih banyaknya sampah yang berserakan. Kebanyakan sampah-sampah tersebut berasal dari aktivitas siswa yang membeli jajanan di halaman depan sekolah maupun dikantin sekolah.
(14)
3
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banyaknya sampah yang berserakan tersebut menjadi salah satu contoh dari masih kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya menjaga lingkungan dan itu artinya pemahaman ecoliteracy siswa masih rendah. Masalah sampah merupakan satu contoh dari beberapa masalah lingkungan yang ada disekolah. Pemahaman yang dilakukan sejak dini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam bagi siswa sehingga dapat menghasilkan warga negara yang mempunyai perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.
Menurut Uno (dalam Nurlaela, 2013, hlm. 11) pemanfaatan lingkungan tidak hanya untuk mempelajari konsep tentang lingkungan tetapi lingkungan juga dapat menjadi salah satu sumber belajar. Lingkungan sekolah atau lingkungan tempat tinggal siswa merupakan tempat yang paling penting untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS.
Dalam upaya memberikan pemahaman akan konsep ecoliteracy kepada peserta didik, maka dalam pembelajaran IPS nantinya akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning yaitu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai topik utamanya. Pembelajaran dimulai dengan memberikan suatu masalah sehari-hari yang dialami oleh siswa dan diharapkan merangsang siswa untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi.
Terkait masih kurangnya pemahaman siswa akan konsep ecoliteracy maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektifkah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman ecoliteracy yang dimiliki siswa sehingga peneliti melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan
judul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 29 Bandung)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut: “Seberapa Efektifkah penerapan model
(15)
4
ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VII-E SMPN 29 Bandung?”
Untuk lebih mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah diatas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman konsep ecoliteracy siswa kelas VII- B dan VII – E SMP Negeri 29 Bandung?
2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung?
3. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap pemahaman ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan memahami konsep ecoliteracy di kelas eksperimen sebelum dan sesudah digunakan model pembelajaran Problem Based Learning ? C. Batasan Masalah
1. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecoliteracy yang didasarkan pada pemahaman dalam materi IPS.
2. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk memberikan pemahaman akan ecoliteracy.
3. Peningkatan ecoliteracy siswa dapat dilihat dari muculnya kesadaran ekologis siswa dan mengurangi penggunaan barang-barang yang dapat merusak lingkungan sekitar.
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian adalah untuk meningkatkan ecoliteracy siswa dengan cara melalui model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS. Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu dengan baik mengetahui pemahaman konsep ecoliteracy sisiwa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
(16)
5
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mampu memperbaiki kendala saat dilaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya memahami konsep ecoliteracy siswa.
3. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman konsep ecoliteracy siswa di kelas eksperimen SMP Negeri 29 Bandung.
4. Memperoleh hasil kemampuan siswa memahami konsep ecoliteracy sebelum dan sesudah digunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
E. Manfaat Penelitian
Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara:
1. Teoritis
a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru dalam pembelajaran IPS.
2. Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai dalam upaya mengatasi banyaknya masalah yang ada dilingkungan sekitar dengan mengaplikasikan pemahaman ecoliteracy menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembelajaran IPS, selain itu manfaat lainnya diperuntuk sebagai berikut:
a. Untuk Sekolah
Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS disekolah agar mampu berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan turut berperan aktif mengatasi masalah lingkungan hidup.
b. Untuk Guru
Untuk bahan masukan bagi guru dalam pengembangan kreativitasannya dalam pemanfaatan pembelajaran IPS di SMP serta meningkatkan kemampuan guru sebagai guru profesional.
(17)
6
c. Untuk Siswa
Siswa dapat lebih mudah dalam memahami pembelajaran IPS serta aktif dan kreatif selama mengikuti proses pembelajaran. serta memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi masa depan.
d. Untuk Peneliti
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri, sebagai bekal dalam menghadapi siswa dalam meningkatkan keterampilan pembuatan media pembelajaran IPS.
F. Struktur Organisasi
Penelitian ini terdiri dari lima bab yang berisi segala hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Lebih rincinya kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.
1. BAB 1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang hal-hal yang mendasari penelitian ini. Pada dasarnya bab ini mengandung informasi yang merupakan sekilas mengenai seluruh bab pada penelitian ini.
2. BAB 2 Landasan Teori
Bab ini berisi landasan teoretis dan kajian pustaka mengenai konsep ecoliteracy dan model pembelajaran Problem Based Learning yang mendukung penelitian ini. Di bab ini juga dijelaskan mengenai variabel-variabel yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Teori-teori pada bab ini merupakan landasan dasar untuk melakukan analisis data yang akan disampaikan di bab selanjutnya.
3. BAB 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana proses pengumpulan data, penentuan sampel dari populasi, penentuan sampel sebagai subjek pengumpulan data, serta instrumen-instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data.
(18)
7
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab ini mengandung informasi mengenai penganalisisan data yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitiannya. Informasi mengenai hasil temuan peneliti yang diambil dari hasil analisis data yang dilakukan.
5. BAB 5 Penutup
Bab ini mengandung simpulan secara menyeluruh mengenai penelitian ini. Simpulan ini juga termasuk hasil yang didapat dari penelitian ini. Impliaksi dan rekomendasi yang ada pada bab ini ditujukan untuk para pembaca hasil penelitian dan para calon peneliti di masa yang akan datang.
(19)
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandung yang beralamat di Jl. Geger Arum No. 11 A Kota Bandung. Alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut dikarenakan peneliti berperan sebagai guru praktikan di SMP Negeri 29 Bandung. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dari bulan April sampai bulan Mei 2015. B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Heriati (2005, hlm. 2) mendefinisikan populasi sebagai suatu kesatuan manusia, objek, gejala, nilai-nilai, ukuran-ukuran atau kesatuan lainnya yanga ada dalam ruang lingkup yang lebih luas dan memiliki karakteristik umum yang dapat diobservasi. Sejalan dengan pengertian Heriati, Sugiyono (2013, hlm. 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dapat diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini di ambil dari salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 39 Bandung berjumlah 351 siswa yang terdiri dari Kelas A, B, C, D, E, F, G, H, dan I.
2. Sampel Penelitian
Menurut Heriati (2005, hlm. 2) menjelaskan bahwa sampel adalah suatu kesatuan sebagai bagian dari populasi yang mewakili karakteristik populasi dan dijadikan sumber data untuk analisis statistik. Kemudian Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Menemui pihak sekolah untuk meminta data kelas VII dan nilai
(20)
45
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menentukan dua kelas yang memiliki selisih nilai rata-rata yang lebih kecil. Dari hasil seleksi dipilih kelas VII-B dan VII-E untuk dijadikan sampel penelitian dan sekaligus peneliti bertindak sebagai guru praktikan di dua kelas tersebut. Kelas VII-B berjumlah 37 orang dan kelas VII-E berjumlah 39 orang. Dikarenakan ada siswa yang sakit saat dilakukan pretest dan juga ada satu siswa yang pindah sekolah maka peneliti mengambil sampel di kelas VII-B sebanyak 35 siswa dan VII-E sebanyak 35 siswa sehingga total sampel ada 70 siswa.
c. Sampel yang diambil dari populasi yang ditentukan peneliti adalah siswa-siswa kelas VII-E dan VII-B. Siswa kelas VII-E berjumlah 35 siswa yang terdiri dari siswa perempuan berjumlah 19 orang dan siswa laki-laki berjumlah 16 orang. Untuk siswa kelas VII-B berjumlah 35 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 20 orang dan siswa perempuan berjumlah 15 orang. Sampel ini dipilih penulis karena variabel terikat pada penelitian ini merupakan materi pembelajaran kelas VII. Sampel yang berperan sebagai subjek perlakuan adalah kelas VII E, sedangkan kelas VII B digunakan sebagai kelompok kontrol dari subjek. Selain itu sampel ini dipilih dengan memperhitungkan faktor nilai semester sebelumnya, kelompok kelas di sekolah tersebut (kelas reguler) dan pemaparan langsung dari guru mata pelajaran. Sehingga peneliti berkesimpulan kedua kelompok sampel ini yang berjumlah 70 orang bisa merepresentasikan populasi.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian jenis eksperimen dirancang untuk menjawab sebuah hipotesis yang mengacu dari sebuah percobaan yang dilakukan. Seperti dijelaskan oleh Syamsuddin dan Damaianti (2011, hlm 10) menjelaskan bahwa penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: ”Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Lebih lagi dijelaskan oleh Sugiyono
(21)
46
(2013, hlm. 107) bahwa metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang sistemis dan logis untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Metode eksperimental ini dibagi menjadi menjadi dua jenis, yaitu (a) metode eksperimental murni; (b) metode pra-eksperimental. Dalam penelitian ini objek penelitian merupakan manusia atau makhluk dinamis, sehingga banyak variabel-variabel ekstra yang sulit untuk dikontrol. Maka metode penelitian yang cocok untuk digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu atau biasa disebut quasi experiment. Karena metode penelitian ini hanya mengamati dan meneliti variabel dependent dan independent, di luar variabel tersebut tidak menjadi hal yang diperhatikan dalam penelitian ini.
D. Rancangan Desain Penelitian
Peneliti menggunakan rancangan eksperimen semu dengan subjek random. Rancangan eksperimen semu dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 29 Bandung. Dalam subjek random desain pre-test dan post-test grup terdapat dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembeda antara dua kelas tersebut terletak pada adanya perlakuan atau treatment (X). Pada kelas eksperimen terdapat perlakuan pada variabel terikat dengan menggunakan varibel bebas yang telah ditentukan oleh peneliti. Sedangkan, pada kelas kontrol variabel terikat tidak diberikan perlakuan. Selain itu, akan terdapat dua nilai dari masing-masing kelas ekperimen dan kelas kontrol, yaitu nilai tes awal atau pretes (Y1) dan nilai tes akhir atau postes (Y2).
Sukardi (2013, hlm. 185) merincikan dalam sebuah tabel rancangan Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup (Randomized Subjects, Pretest-Posttest Control Group Design) seperti berikut ini.
Grup Pretes Variabel
Terikat
Postes
(22)
47
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(R) Kontrol Y1 - Y2
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa instrumen wawancara yaitu berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada guru dan angket tertutup untuk mengetahui karakteristik dari siswa. Kemudian peneliti menggunakan instrumen perlakuan perkembangan (treatment) dimana peneliti akan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang akan diterapkan di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung.
Pada proses perlakuan perkembangan tersebut, peneliti menggunakan tes untuk mengetahui perbedaan antara model pembelajaran PBL dengan model pembelajaran konvensional. Di dalam tes ini terdapat tes awal ( pre-test) dan juga tes akhir (post-test). Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum digunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas eksperimen. Sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar setelah digunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi yang berisi data yang dikumpulkan langsung dalam penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, dan foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian perlu adanya gambaran tentang bagaimana peneliti memperoleh dan mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri atas beberapa teknik, yaitu wawancara, angket, perlakuan perkembangan (treatment), dan tes. Adapun rincian dari masing-masing teknik tersebut sebagai berikut.
(23)
48
Pedoman wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam memahami konsep ecoliteracy. Adapun pedoman wawancara guru seperti berikut ini.
b. Angket
Angket menurut Suherman (dalam Amelia, 2003, hlm. 77) adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang dievaluasi (responden), angket berfungsi sebagai pengambilan data. Data tersebut dapat berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, dan pendapat mengenau suatu hal. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terkait pemahaman ecoliteracy.
Arikunto (2006, hlm. 152) menjelaskan bahwa angket memiliki keuntungan yaitu dapat dibagikan secara serempak kepada banyak responden, dan juga dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama sehingga diharapkan mendapatakan data yang akurat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan kemamuannya. Jika dilihat dari jenisnya, penelitian ini menggunakan
Narasumber: Hari, tanggal:
1) Bagaimana kemampuan belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
2) Bagaimana keterampilan siswa dalam memahami lingkungan sekitarnya?
3) Hambatan apa saja yang sering muncul ketika siswa ditugaskan untuk memahami masalah lingkungan sekitarnya?
4) Metode pembelajaran apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
5) Pernahkan Bapak/Ibu menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dalam pembelajaran IPS?
(24)
49
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket dengan skala Likert, yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “ragu -ragu”, “tidak setuju”, dan“sangat tidak setuju”.
c. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam memahami konsep ecoliteracy. Tes yang digunakan merupakan tes tertulis. Tes tersebut berdasarkan proses yang penelitian dan penyelidikan siswa yang dihasilkan dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya memberikan pemahaman akan konsep ecolietracy. Tes tertulis yang nantinya akan dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda dan essay yang mencakup parameter-parameter tingkat keterpahaman siswa terhadap ecoliteracy. Selain instrumen tes, peneliti pun akan membuat instrumen penilaian dengan beberapa indikator yang akan digunakan pada tes awal dan tes akhir dalam penelitian.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Pengolahan data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. Data didapat akan diolah melalui rumus-rumus statistik. Adapun langkah-langkah pengolahan data penelitian adalah sebagai berikut.
a. Penilaian Hasil Tes
Dalam penilaian hasil tes, pengolahan data yang dilakukan peneliti melalui beberapa teknik sebagai berikut.
1) Membaca hasil tes awal dan akhir yang telah dikerjakan oleh siswa.
2) Memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah dipaparkan di atas.
b. Uji Reabilitas Tes
Uji reabilitas tes dilakukan oleh beberapa penimbang. Uji reabilitas tes digunakan untuk mengetahui tingkat reabilitas antar
(25)
50
penguji. Uji reabilitas dilakukan dengan mencari nilai reabilitas melalui rumus
1) Jumlah jumlah kuadrat siswa �� ∑�� = ∑��� − ∑� ,� 2) Jumlah kuadrat penguji
�� ∑�� � = ∑�� − ∑�� 3) Jumlah Kuadrat total
�� ∑�� � = ∑� − ∑�� 4) Jumlah kuadrat kekeliruan
�� ∑� �� = ∑� � − ∑�� − ∑��
Selanjutnya, hasil penghitungan di atas, dimasukan ke dalam format ANAVA (Analisys Of Varian). Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
� = �� − ����� Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan
Kemudian, hasil dari penghitungan reabilitas yang diperoleh, disesuaikan dengan tabel Guilford seperti berikut ini.
Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80-1,00 Korelasi reliabilitas sangat tinggi 0,60-0,80 Korelasi reliabilitas tinggi
(26)
51
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20-0,40 Korelasi reliabilitas rendah
0,00-0,20 Korelasi reliabilitas sangat rendah
c. Uji Normalitas Nilai Hasil Prates dan Postes
Dalam melakukan uji normalitas nilai hasil pre-test dan post-test, yakni dengan rumus berikut ini.
X2= ∑ − ℎ2
ℎ
Keterangan :
fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan d. Uji Homogenitas
Dalam melakukan uji homogenitas varian rata-rata pre-test dan post-test pada kemampuan siswa menggunakan rumus berikut ini.
� = ���� Keterangan:
�ℎ� = nilai yang dicari
Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil
Data yang dinyatakan homogen jika �ℎ� < � e. Uji Hipotesis
Dalam penghitungan uji hipotesis menggunakan signifikansi perbedaan dua variabel dengan kritertia jika thitung < ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima. Hal itu artinya tidak ada perbedaan siginifikan antar skor pre-test dan skor post-test. Sebaliknya, jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal itu artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor pre-test dan skor post-test.
1) Mencari mean dari perbedaan pre-test dan post-test dengan rumus sebagai berikut.
(27)
52
Md = ∑ Keterangan :
∑ � =jumlah selisih tes awal dan tes akhir � = Jumlah data
2) Mencari thitung dengan rumus berikut.
� = −
√∑ � − ∑ �� � − 1
Keterangan: t = Uji t
M2 = Perbedaan mean data tes awal dan tes akhir kelas kontrol M1 = Perbedaan mean data tes awal dan tes akhir kelas
eksperimen
∑ � = Jumlah kuadrat deviasi kelas ekperimen
∑ � = Jumlah kuadrat deviasi kelas kontrol = Jumlah data
(28)
154
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, ditemukan beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran kesimpulan tentang efektifitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS. Kesimpulan-kesimpulan ini akan dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan yang signifikan antara pemahaman ecoliteracy siswa dilihat dari hasil pre-test dan hasil post-test pada kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Peningkatan ini terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dengan nilai gain sebesar 19 poin. Pada kelas kontrol juga terdapat peningkatan terkait pemahaman ecoliteracy siswa dilihat dari rata-rata hasil pre-test dan post-test yang menggunakan model pembelajaran konvensional meskipun tidak diberikan treatment dengan nilai gain sebesar 7 poin. Peningkatan yang diperoleh juga lebih kecil dibandingkan dengan kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
2. Pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, pembelajaran IPS menggunakan masalah-masalah lingkungan seperti banjir, rusaknya lapisan ozon, pencemaran sungai, tanah dan lain-lain. Untuk menumbuhkan ecoliteracy siswa di kelas eksperimen, maka digunakan bahan-bahan bekas yang dapat dikreasikan menjadi sesuatu yang lebih berguna di dalam pembelajaran IPS.
3. Model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap pemahaman ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = 68.
(29)
155
Ahmad Wahyudi, 2015
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pemahaman ecoliteracy sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terbukti dari uji hipotesis di dapatkan thitung = 14,04 dan ttabel = 1,998 maka thitung > ttabel Hal ini menunjukan bahwa Ha penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari jawaban essay siswa dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan dibuktikan dengan angket sikap yang dibagikan.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi dan rekomendasi dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut.
1. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk mengenalkan para siswa terkait pemahaman ecoliteracy. Disarankan bagi para guru untuk mengaikan permasalahan-permasalahan lingkungan sekitar didalam pembelajaran IPS.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang berbasis masalah-masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS dapat menjadikan siswa peka terhadap lingkungan hidupnya sehingga siswa menjadi lebih peduli dan sadar lingkungan (ecoliteracy).
3. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS menjadikan siswa menjadi lebih peka terhadap lingkungan hidupnya. Kesadaran ecoliteracy siswa terlibah perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
4. Peneliti juga merekomendasikan di dalam pembelajaran IPS, guru agar lebih banyak memberikan masalah-masalah lingkungan disekitar tempat tinggal siswa atau lingkungan sekolah agar agar siswa memahami bahwa menjaga dan melindungi lingkungan hidupnya
(30)
156
Ahmad Wahyudi, 2015
Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Ecoliteracy Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sangat penting sehingga diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna.
5. Bagi penelitian selanjutnya tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning, peneliti merekomendasikan untuk melakukan penelitian terhadap variabel terikat yang berbeda atau terhadap jenis sampel yang berbeda. Jika peneliti memfokuskan penelitian antara model pembelajaran Problem Based Learning dengan Pemahaman Ecoliteracy siswa, maka peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya antara model pembelajaran Problem Based Learning dengan sikap siswa atau perilaku siswa terkait ecoliteracy. Sehingga diharapkan terdapat temuan-temuan baru dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.
(1)
penguji. Uji reabilitas dilakukan dengan mencari nilai reabilitas melalui rumus
1) Jumlah jumlah kuadrat siswa �� ∑�� = ∑��� − ∑� ,� 2) Jumlah kuadrat penguji
�� ∑�� � = ∑�� − ∑��
3) Jumlah Kuadrat total
�� ∑�� � = ∑� − ∑��
4) Jumlah kuadrat kekeliruan
�� ∑� �� = ∑� � − ∑�� − ∑��
Selanjutnya, hasil penghitungan di atas, dimasukan ke dalam format ANAVA (Analisys Of Varian). Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
� = �� − ����� Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan
Kemudian, hasil dari penghitungan reabilitas yang diperoleh, disesuaikan dengan tabel Guilford seperti berikut ini.
Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80-1,00 Korelasi reliabilitas sangat tinggi 0,60-0,80 Korelasi reliabilitas tinggi
(2)
0,20-0,40 Korelasi reliabilitas rendah
0,00-0,20 Korelasi reliabilitas sangat rendah
c. Uji Normalitas Nilai Hasil Prates dan Postes
Dalam melakukan uji normalitas nilai hasil pre-test dan post-test, yakni dengan rumus berikut ini.
X2= ∑ − ℎ2 ℎ
Keterangan :
fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan d. Uji Homogenitas
Dalam melakukan uji homogenitas varian rata-rata pre-test dan
post-test pada kemampuan siswa menggunakan rumus berikut ini.
� = ���� Keterangan:
�ℎ� = nilai yang dicari Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil
Data yang dinyatakan homogen jika �ℎ� < � e. Uji Hipotesis
Dalam penghitungan uji hipotesis menggunakan signifikansi perbedaan dua variabel dengan kritertia jika thitung < ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima. Hal itu artinya tidak ada perbedaan siginifikan antar skor pre-test dan skor post-test. Sebaliknya, jika thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal itu artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor pre-test dan skor post-test.
(3)
Md = ∑ Keterangan :
∑ � =jumlah selisih tes awal dan tes akhir � = Jumlah data
2) Mencari thitung dengan rumus berikut.
� = −
√∑ � − ∑ �� � − 1
Keterangan: t = Uji t
M2 = Perbedaan mean data tes awal dan tes akhir kelas kontrol M1 = Perbedaan mean data tes awal dan tes akhir kelas
eksperimen
∑ � = Jumlah kuadrat deviasi kelas ekperimen
∑ � = Jumlah kuadrat deviasi kelas kontrol = Jumlah data
(4)
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, ditemukan beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran kesimpulan tentang efektifitas penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap pemahaman
ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS. Kesimpulan-kesimpulan ini akan dijelaskan dalam beberapa poin sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan yang signifikan antara pemahaman ecoliteracy
siswa dilihat dari hasil pre-test dan hasil post-test pada kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning. Peningkatan ini terlihat pada nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dengan nilai gain sebesar 19 poin. Pada kelas kontrol juga terdapat peningkatan terkait pemahaman
ecoliteracy siswa dilihat dari rata-rata hasil pre-test dan post-test yang menggunakan model pembelajaran konvensional meskipun tidak diberikan treatment dengan nilai gain sebesar 7 poin. Peningkatan yang diperoleh juga lebih kecil dibandingkan dengan kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.
2. Pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning, pembelajaran IPS menggunakan masalah-masalah lingkungan seperti banjir, rusaknya lapisan ozon, pencemaran sungai, tanah dan lain-lain. Untuk menumbuhkan ecoliteracy siswa di kelas eksperimen, maka digunakan bahan-bahan bekas yang dapat dikreasikan menjadi sesuatu yang lebih berguna di dalam pembelajaran IPS.
3. Model pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap pemahaman ecoliteracy siswa pada mata pelajaran IPS pada taraf
(5)
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pemahaman ecoliteracy sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terbukti dari uji hipotesis di dapatkan thitung = 14,04 dan ttabel = 1,998 maka thitung > ttabel Hal ini menunjukan bahwa Ha penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari jawaban essay siswa dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dan dibuktikan dengan angket sikap yang dibagikan.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi dan rekomendasi dalam penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning sebagai berikut.
1. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk mengenalkan para siswa terkait pemahaman
ecoliteracy. Disarankan bagi para guru untuk mengaikan permasalahan-permasalahan lingkungan sekitar didalam pembelajaran IPS.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang berbasis masalah-masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS dapat menjadikan siswa peka terhadap lingkungan hidupnya sehingga siswa menjadi lebih peduli dan sadar lingkungan (ecoliteracy).
3. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS menjadikan siswa menjadi lebih peka terhadap lingkungan hidupnya. Kesadaran ecoliteracy siswa terlibah perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
4. Peneliti juga merekomendasikan di dalam pembelajaran IPS, guru agar lebih banyak memberikan masalah-masalah lingkungan disekitar tempat tinggal siswa atau lingkungan sekolah agar agar siswa memahami bahwa menjaga dan melindungi lingkungan hidupnya
(6)
sangat penting sehingga diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna.
5. Bagi penelitian selanjutnya tentang penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning, peneliti merekomendasikan untuk melakukan penelitian terhadap variabel terikat yang berbeda atau terhadap jenis sampel yang berbeda. Jika peneliti memfokuskan penelitian antara model pembelajaran Problem Based Learning
dengan Pemahaman Ecoliteracy siswa, maka peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya antara model pembelajaran
Problem Based Learning dengan sikap siswa atau perilaku siswa terkait ecoliteracy. Sehingga diharapkan terdapat temuan-temuan baru dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning